Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BIODIVERSITAS HEWAN

(Identifikasi Aves di Sekitar Perum Citarum Probolinggo)

Nama : Yuan Ilham R

Nim : 19620090

Kelas : Biologi A

1. Kutilang (Pycnonotus aurigaster)


Identifikasi bentuk tubuh :
Burung berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur
dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 20 cm. Sisi atas tubuh
(punggung, ekor) berwarna coklat kelabu, sisi bawah
(tenggorokan, leher, dada dan perut) putih keabu-abuan. Bagian
atas kepala, mulai dari dahi, topi dan jambul, berwarna hitam.
Tungging (di muka ekor) tampak jelas berwarna putih,
serta penutup pantat berwarna jingga. Iris mata berwarna merah,
paruh dan kaki hitam.
Morfologi dan persebaran :
Cucak kutilang kerap mengunjungi tempat-tempat
terbuka, tepi jalan, kebun, pekarangan, semak belukar dan hutan
sekunder, sampai dengan ketinggian sekitar 1.600 m dpl. Sering
pula ditemukan hidup meliar di taman dan halaman-halaman
rumah di perkotaan. Burung ketilang acapkali berkelompok, baik
ketika mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya
sendiri maupun dengan jenis merbah yang lain, atau bahkan
dengan jenis burung yang lain.
Seperti umumnya merbah, makanan burung ini terutama
adalah buah-buahan yang lunak. Cucak kutilang sering
menjengkelkan petani karena kerap melubangi
buah pepaya dan pisang yang telah masak di kebun. Namun
sebaliknya burung ini menguntungkan petani karena juga
memangsa pelbagai jenis serangga, ulat dan aneka hewan kecil
lainnya yang menjadi hama tanaman.
Burung ketilang menyebar luas di Tiongkok selatan dan Asia
Tenggara (kecuali Malaysia), Jawa serta Bali. Diintroduksi
ke Sumatra dan Sulawesi, beberapa tahun yang silam burung ini
juga mulai didapati di Kalimantan.
2. Gagak ( Corvus corax )
Identifikasi :
Gagak adalah anggota burung pengicau (Passeriformes) yang
termasuk dalam marga Corvus, suku Corvidae. Hampir semua jenis burung ini
berukuran relatif besar dan berwarna bulu dominan hitam. Daerah sebarannya
ada di seluruh benua dan kepulauan, dengan perkecualian di Amerika Selatan.
Di antara jenis-jenis unggas, gagak diketahui mempunyai tingkat kecerdasan
tertinggi di antara para burung.[1] Kualitas ini sudah sejak lama diketahui
manusia, khususnya dalam keterampilannya mencuri berbagai alat bantu
manusia. Hewan ini mempunyai kemampuan belajar dan dapat memecahkan
permasalahan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya. Di
beberapa kebudayaan dan mitologi, burung gagak kerap dikaitkan dengan
sesuatu yang buruk. Di Eropa, gagak dipercaya sebagai burung peliharaan
penyihir. Di Indonesia, gagak di hutan dianggap dapat menjadi pertanda
kesulitan yang bakal timbul. Ada pula kepercayaan yang mengaitkan sate
gagak untuk memanggil genderuwa. Memiliki warna gelap, memiliki suara
serak nyaring dan menusuk telinga, membuat Gagak kerap dikait-katikan
dengan hal-hal mitos, banyak yang membenci kemunculan sang gagak yang
identik dengan ilmu hitam, dan magis.

3. Merbah Cerucuk (Pycnonotus goiavier)

Identifikasi :

Merbah cerukcuk Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total


(diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 19 sampai 20,5 cm.
dengan berat tubuh sekitar 24 sampai 37 g.
Mahkota cokelat gelap kehitaman, alis dan sekitar mata putih,
dengan kekang (garis di depan mata) hitam. Sisi atas tubuh (punggung,
ekor) berwarna coklat, sisi bawah (tenggorokan, dada dan perut) putih. Sisi
lambung dengan coretan-coretan coklat pucat, dan penutup pantat berwarna
kuning.
Habitat dan Persebaran:
Burung ini menyebar luas di Asia Tenggara, Semenanjung Malaya,
Sunda Besar dan Filipina. Di Indonesia didapati di Sumatra dan pulau-pulau
di bagian timurnya, Kalimantan, Jawa dan Bali. Diduga diintroduksi ke
Lombok dan Sulawesi Selatan. Umum terdapat sampai ketinggian 1.500
mdpl.
4. Elang laut Dada Putih

Identifikasi :

Burung ini mempunyai panjang tubuh 70–85 cm, rentang sayap 178–218 cm
dengan berat tubuh jantan 1,8 – 2,9 kg dan betina 2,5 – 3,9 kg. Bagian atas
berwarna abu-abu kebiruan, sedangkan bagian bawah, kepala dan leher
berwarna putih. Iris coklat. Kuku, paruh dan sera berwarna abu-abu. Tungkai
tanpa bulu dan kaki berwarna abu-abu. Saat terbang, ekornya yang pendek
tampak berbentuk baji dan sayapnya terangangkat ke atas membentuk huruf
V. Saat masih muda atau juvenile, berwarna coklat seperti elang bondol
muda. Biasanya elang ini bertelur 1 - 2 butir

Habitat dan persebaran :

Di Dunia: India, Asia Tenggara, Filipina, Indonesia dan tersebar luas


di Australia

Di Indonesia: Karimunjawa, Simeulue, Nias, Musala, Banyak, Batu dan


Kepulauan Mentawai, Sumatra, Riau dan Kepulauan Lingga, Bangka,
Belitung, Kalimantan, Kepulauan Maratua, Panaitan, Laut, Tinjil, Deli,
Panaitan, Jawa, Bawean, Kepulauan Seribu Kepualauan Kangean, Bali,
Lombok, Moyo, Sumbawa, Komodo, Padar, Rinca, Palu, Flores, Ende,
Besar, Lomblen, Alor, Sumba, Roti, Timor, Lucipara, Kisar, Romang, Leti,
Sermata dan Kepulauan Tanimbar, Tanahjampea, Selayar, Kepualauan
Kalaotoa, Sulawesi, Lembeh, Muna, Buton, Banggai, Sula, dan Kepulauan
Talaud, Ternate, Halmahera, Rau, Muor, Morotai, Bacan, Obi, Buru,
Kelang, Ambon, Seram, Manuk, Banda, Watubela, Tayandu, Kai,
Kepulauan Aru, Waigeo dan Irian Jaya.

5. Burung Tengkek / Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris)

Identifikasi :

Burung cekakak berukuran sedang (25 cm) dengan warna sangat


gelap. Burung dewasa dengan kepala berwarna cokelat tua. Tenggorokan
dan kerah cokelat. Perut dan punggung biru ungu. Penutup sayap hitam dan
bulu terbang biru terang. Bercak putih besar pada sayap terlihat jelas saat
terbang. Burung remaja dengan tenggorokan keputih-putihan. Iris coklat tua,
paruh merah, dan kaki merah.

Habitat dan Persebaran :


Cekakak jawa menyebar terbatas (endemik) di Jawa dan Bali. Burung ini
acap didapati di lahan-lahan terbuka dan di dekat sumber air bersih, hingga
ketinggian 1.000 m dpl. Di samping itu, cekakak jawa juga sering
mengunjungi persawahan, kolam ikan, paya yang mengering, padang
penggembalaan, padang semak dan lain-lain.
Mangsanya adalah serangga dan hewan-hewan kecil, termasuk pula larva
kumbang air. Burung ini juga tercatat memangsa ikan, udang, dan katak.
Berburu di lahan rerumputan terbuka, dan jarang di atas air, cekakak jawa
kerap terlihat bertengger di atas tonggak atau di cabang rendah pohon yang
menyendiri. Burung ini lebih banyak diam daripada cekakak sungai
(Todirhamphus chloris), tetapi suaranya yang khas sering terdengar.

6. Kuntul Sawah / Kuntul besar (Egretta alba)


Identifikasi :
Kuntul besar memiliki tubuh berukuran besar (95 cm). Jauh lebih
besar dari kuntul putih lain. Paruh lebih berat, leher bersimpul khas.
Perbedaan dengan Kuntul perak: Garis paruh melewati belakang mata.
Berbiak: Kulit muka hijau biru tidak berbulu. Bulu-bulu halus di tubuh.
Paruh hitam. Paha merah tidak berbulu. Kaki hitam. Tidak berbiak: Kulit
muka kekuningan. Paruh kuning biasanya berujung hitam. Kaki dan tungkai
hitam. Iris kuning. Hidup sendiri atau berkelompok. Berdiri agak tegak,
mematuk mangsa dari atas. Percumbuan, pasangan saling menari dan
mengejar. Terbang dengan kepakan sayap pelan dan anggun, penuh tenaga.
Bersarang dalam koloni bersama burung air lain. Sarang dari ranting-ranting
yang dangkal, pada pucuk pohon. Telur berwarna pucat kebiru-biruan,
jumlah 2-4 butir. Berbiak bulan Desember-Maret, Februari-Juli.
Persebaran :

Tersebar hampir diseluruh dunia. Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali,


Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua.

7. Merpati (Columba domestica)


Identifikasi :

Burung merpati atau nama saintifiknya Columba domestica


merupakan burung yang paling dikenali dari keluarga Columbidae yang
merangkumi sekitar 310 spesies. Ia dicirikan badan gempal dengan leher
pendek dan halus, paruh langsing dengan cere pangkal paruh berisi. Mereka
makan biji benih, buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan.

Habitat dan persebaran :

Keluarga ini terdapat di seluruh dunia, tetapi pelbagai yang paling


besar adalah di ekozon-ekozon Indomalaya dan ekozon Australasia.
8. Burung Tekukur (Spilopelia chinensis)
Identifikasi :
Tubuh berukuran sedang (30 cm).Warnanya coklat
kemerahjambuan. Ekor burung ini tampak panjang. Bulu ekor terluar dengan
tepi putih tebal. Bulu sayap lebih gelap dibanding tubuh. Ada bercak-bercak
hitam putih khas pada leher.Iris jingga, paruh hitam, kaki merah.Hidup dekat
dengan manusia. Mencari makan di permukaan tanah. Sering duduk
berpasangan di tempat terbuka. Bila terganggu terbang rendah di permukaan
tanah, dengan kepakan sayap pelan
Persebaran :
Jenis ini umum terdapat mulai dari India dan Cina ke selatan sampai
Jawa, tetapi juga merupakan burung sangkar yang terkenal dan telah
diintroduksi secara luas di mana-mana

9. Burung Bentet Kelabu (Lanius schach)


Identifikasi :
Bentet kelabu memiliki tubuh berukuran agak besar (25 cm). Warna
hitam, coklat, putih. Ekor panjang. Dewasa: Dahi, topeng, ekor hitam. Sayap
hitam berbintik putih. Mahkota dan tengkuk abu-abu. Punggung, tunggir, sisi
tubuh coklat kemerahan. Dagu, tenggorokan, dada, perut tengah putih.
Remaja: Warna lebih suram. Garis di sisi tubuh dan punggung. Kepala dan
tengkuk lebih abu-abu. Iris coklat, paruh dan kaki hitam. Duduk pada
tenggeran, mendadak menyambar serangga terbang atau di atas tanah. Sarang
berbentuk cawan kuat, agak tidak rapih, dari batang rumput, serat dan akar
halus. Telur berwarna putih, berbercak abu-abu dan coklat, jumlah 2-3 butir.
Berbiak bulan Mei-Agustus, Mei-Juli.
Persebaran :

Iran, Cina, India, Asia tenggara, Malaysia, Filipina, Sunda Besar. Sumatra,
Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Papua.
10. Burung Jalak suren ()

Identifikasi :

Jalak ini berukuran sedang, berwarna hitam dan putih. Adapun


perbedaan jantan dan betina terdapat pada panjang badan, kulit di sekeliling
mata, bulu, ekor, dan jari-jari kaki. Untuk jalak suren jantan dengan setidaknya
minimal berumur 7 bulan atau mulai nyisik, maka terdapat warna biru
melingkar dibagian kloaka.[4] Seperti burung pengicau lainnya, jalak suren
memiliki kaki berjenis anisodaktil di mana tiga jari menghadap ke depan dan
satu jari menghadap ke belakang. Ia memilih tempat tinggal di dekat air, yakni
di lubang pohon dan biasa mencari makan di tanah. Tak jarang burung ini
turun ke air untuk mencari makan. Dalam sebuah sarang, biasanya diisi empat
sampai enam telur biru mengkilap yang polos. Telur menetas setelah 14-
15 hari. Mereka menghasilkan berbagai kicauan dengan suara yang jernih.
Inilah sebab burung ini banyak dicari pecinta burung. Lain halnya
dengan Sema Naga, sebuah suku Naga Besar di India. Mereka percaya burung
ini reinkarnasi manusia, sehingga mereka tidak mau memakan burung ini.
Namun, burung ini juga dijadikan perlambang burung jinak penjaga rumah.
Diketahui, jika ada orang yang datang ke rumah, ia akan berkicau dengan
nyaring dan bervariasi. Agar burung ini tetap rajin berkicau, hendaknya burung
ini dipelihara bersama jalak hitam.

Persebaran :

Anak benua asia dan Asia tenggara

Anda mungkin juga menyukai