Anda di halaman 1dari 3

Tekukur Biasa (Streptopelia chinensis)

Burung tekukur biasa atau dalam bahasa inggris mempunyai nama spotted dove, burung
ini diberi nama tekukur atau derkuku karena mengeluarkan suara kicauan yang merdu yang
diulang-ulang dan terdengar seperti ter-kuk-kuratau derkuk-ku. Burung tekukur merupakan salah
satu jenis burung yang banyak dipelihara karena memiliki suara kicauan yang unik. Burung
tekukur termasuk burung berukuran tubuh medium, panjang badan sekitar 30 cm - 35 cm dan
berat badan sekitar 130 g. Burung tekukur biasa terlihat mirip dengan burung merpati dengan
bagian dada dan perutnya yang berukuran sedikit besar. Bulu burung tekukur memiliki beberapa
macam warna diantaranya berwarna cokelat kemerahjambuan, abu-abu kehitaman, hitam, putih,
dan merah jambu. Warna abu-abu kehitaman terdapat pada area atas tubuhnya yang meliputi
bagian mahkota kepala, tengkuk, punggung, sayap, dan ekornya. Sedangkan, warna hitam
terdapat pada bagian tengkuk, ujung sayap, serta bagian pinggir ekornya. Lalu untuk warna putih
tampak menutupi area tepian sayap serta berupa bintik-bintik kecil yang ada pada sekitar
tengkuknya. Kemudian, untuk warna merah jambu juga terlihat pada area bawah tubuhnya mulai
dari sisi wajah, tenggorokan, perut, serta pada bagian tunggirnya. Memiliki ekor yang berwarna
abu-abu kehitaman, berukuran panjang dan terdiri dari beberapa helai bulu yang lebar. Bulu ekor
terluar memiliki tepian berwarna putih dan tebal. Bulu yang terdapat pada sayap berwarna lebih
gelap dari pada bulu tubuh serta terdapat garis-garis hitam pada sisi-sisi leher dan berbintik
putih halus. Memiliki iris mata yang berwarna jingga serta matanya berwarna hitam kecokelatan
berukuran sedang dan berbentuk bulat. (MacKinnon et al,1998)
Burung jantan dapat dikenali dengan tengkuknya berwarna hitam dan berbintik-bintik
putih kecil. Burung betina berukuran tubuh lebih kecil dari jantan dan iris matanya berwarna
kuning. Burung tekukur biasa memiliki paruh berwarna hitam keabuan yang berukuran sedang
dan tampak agak tebal. Paruh tersebut digunakan untuk memakan benih rumput, biji-
bijian(jagung dan gabah), serta buah-buahan yang jatuh dari atas pohon. Paruh spesies pemakan
biji biasanya berbentuk kerucut, kokoh, dan meruncing tajam atau conus sehingga mudah untuk
mengumpulkan dan menguliti biji. Kaki burung tekukur berwarna merah keunguan. Pada burung
jantan kakinya lebih kekar, kasar, dan sisiknya terlihat lebih jelas. Sedangkan pada burung betina
kakinya lebih halus. Setiap kaki burung tekukur terdiri dari 4 jari dimana 1 jari ada di belakang
sedangkan 3 jari lainnya ada di depan. Jumlah keseluruhan jari dari burung ini adalah 8 jari . Tipe
kaki burung tekukur biasa yakni bertengger (perching), hal tersebut disesuaikan dengan
habitanya yakni burung tekukur biasanya bertengger di ranting pepohonan yang tinggi atau
berjalan di tanah sambil mencari makanan. Burung ini juga sering bertengger dikabel listrik yang
ditemukan pada pemukiman dan perkebunan. (MacKinnon et al,1998)
Klasifikasi burung terkukur biasa (Streptopelia chinensis) menurut (Soejoedono, 2001)
adalah sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Phylum : Chordata
Class:Aves
Ordo:Columbiformes
Family:Columbidae
Genus : Streptopelia
Species: Streptopelia chinensis
Habitat burung tekukur berupa lahan, hutan, agroforest, perkebunan, permukiman, dan
persawahan. Untuk wilayah lahan yang menjadi tempat tinggal burung Tekukur Biasa ini
biasanya di taman, lahan terbuka yang banyak ditumbuhi pepohonannya, perkebunan, serta area
lahan terbuka lainnya. Burung ini biasa hidup di sekitar permukiman dan mencari makan di atas
permukaan tanah. Burung tekukur termasuk kedalam family Columbinae yang tersebar hampir di
seluruh permukaan bumi, meliputi daerah India sampai Asia Tenggara, Afrika, Australia, dan
Karibia. Burung tekukur tersebar luas dan umum (secara global) di Asia Tenggara. Penyebaran
secara lokal pada umumnya ditemukan di seluruh Sunda besar terutama di daerah terbuka dan
perkampungan. Secara global burung tekukur tersebar di Filipina, Jawa, Bali, dan Nusa
Tenggara. Di DIY tersebar di seluruh wilayah, terutama daerah-daerah pertanian dan ladang
(Soejoedono, 2001).
Daerah penyebaran derkuku atau tekukur cukup luas mencakup seluruh wilayah
Wallacea, mulai dari kepulauan Talaud, Sangihe, Siau, Sulawesi, sampai Flores, Komodo,
Sumbawa, Solor, Timor, Selayar, Tidore,Seram, Ambon. Burung Tekukur sering ditemukan di
dataran rendah, daerah terbuka dan perkampungan. Habitatnya adalah sekitar daerah
persawahan, di pinggiran kota, ladang, tepi sungai, taman dan sering makan di lantai (tanah)
( Coates dan Bishops, 1997).
Burung tekukur memiliki suara yang khas sehingga menjadikan hewan ini disukai oleh
masyarakat dan dijadikan hewan peliharaan. Selain menjadi hewan peliharaan burung ini juga
dapat dijadikan sebagai pemikat atau pancingan untuk melatih suara kicauan burung tekukur
lainnya. Manfaat Ekologi dari burung tekukur yakni membantu mengendalikan populasi rumput.
Hal tersebut dikarenakan makanan dari burung tekukur yakni benih rumput, buah – buahan, dan
biji – bijian yang jatuh ketanah dari atas pohon. Sehingga dengan adanaya burung tekukur yang
memakan benih rumpy maka akan membantu mengendalikan populasi rumput agar tidak tumbuh
secara berlebihan dan membuat lingkungan agar tampak bersih(Zaini, 1997)

Ayam Kampung(Gallusgallusdomesticus)
Ayam kampung merupakan ayam asli Indonesia yang telah lama dipelihara. Ayam
kampung merupakan keturunan ayam hutan yang awalnya ditangkap untuk dijadikan ayam
aduan. Ayam hutan ini memiliki 4 macam spesies yaitu Gallus gallus (Ayam hutan merah),
gallus sonnerati (ayam hutan abu – abu ), gallus lafayetti (ayam hutan ceylon) dan gallus varius
(ayam hutan hijau atau jawa). Ayam kampung memiliki genetik yang lebih dekat dengan ayam
hutan merah (Gallus gallus gallus) dan ayam hutan merah Jawa (Gallus gallus javanicus)
dibandingkan ayam hutan hijau (Gallus varius).
Ayam kampung ini memiliki bentuk dan ukuran yang jauh relatif lebih kecil
dibandingkan  dengan ayam lainnya, yakni memiliki berat sekitar 1,4 kg. Ayam kampung
memiliki bulu yang terdiri dari beberapa warna diantaranya warna bulu putih, hitam, kemerahan,
kekuningan dan juga warna kombinasi lainnya. Ayam kampung pada jantan memiliki jengger
berwarna merah, bergerigi dan berdiri tegak, sedangkan pada betina memiliki jengger kecil dan
juga tebal serta memiliki warna merah cerah.
Namun, pada bagian kulit ayam tersebut memiliki warna kuning pucat, memiliki kaki panjang
dan juga kuat. Selain itu, ayam kampung ini tidak dapat dibedakan kedalam penghasil daging
dan juga telur sebagaimana layaknya ayam ras umur empat bulan. Oleh karena itu, ayam
kampung ini tidak dapat di patokan untuk menghasilkan produktivitas telur dan daging dengan
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai