Anda di halaman 1dari 4

1.

Copsychus saularis (Kucica kampung)

Copsychus saularis adalah burung pengicau kecil yang sebelumnya dikelompokkan


sebagai anggota keluarga Turdidae (murai), tetapi kini dianggap sebaagi
anggota Muscicapidae. Burung ini berwarna hitam dan putih dengan ekor yang
panjang. Ekornya terangkat ke atas jika mereka sedang mencari makanan di tanah
atau kadang ketika sedang bertengger. Burung ini banyak ditemukan di daerah Asia
Selatan dan Asia tenggara. Di Indonesia burung ini mulai langka karena
penangkapan yang berlebihan untuk dipelihara.
Nama Lain dari Kucica Kampung adalah kacer, Burung ini suka menjelajah
di berbagai lingkungan yang kecepatan terbangnya bisa mengungguli
kerabatnya murai batu. bahkan dari burung berbulu hitam,berekor panjang seperti
lidi. Burung kacer banyak mendiami dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di
atas permukaan laut. Bahkan tidak jarang ada yang terlihat di perumahan penduduk.
Di Jawa tengah dan Jawa timur, burung bertubuh gempal ini di kenal dengan
sebutan srintil. Burung kacer terbilang sangat aktif mencari makan. Mulai dari pohon
kelapa, randu, pisang atau ranting pohon kering burung ini terlihat sendiri akan tetapi
akan selalu bersama pasanganya pada saat musim kawin.
Sumber : ^ BirdLife International (2004). Copsychus saularis. 2006 IUCN Red List
of Threatened Species. IUCN 2006. Diakses

2. Dicaeum sp

Dicaeum sp adalah spesies burung dari keluarga Dicaeidae, dari genus Dicaeum.
Burung ini merupakan jenis burung pemakan buah benalu, biji, serangga keci dan
memiliki habitat di pekarangan, perkotaan, habitat terbuka, pantai, hutan mangrove.
Memiliki tubuh berukuran sangat kecil (8 cm).

Burung jantan memiliki ciri-ciri warna pada kepala, punggung, tunggir, dada
merah padam atau agak kejinggaan. Sayap dan ujung ekor hitam. Perut putih keabu-
abuan. Ada bercak putih pada lengkung sayap. Burung betina memiliki ciri Tunggir
merah. Tubuh bagian atas lainnya coklat, tersapu merah pada kepala dan mantel.
Tubuh bagian bawah putih buram. Burung muda memiliki warna tubuh bagian atas
coklat kehijauan. Bercak jingga pada tunggir. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.
Bersifat aktif terbang hilir mudik dengan cepat. Sering mengunjungi benalu untuk
memakan buahnya

Sumber : ^ BirdLife International (2012). "Dicaeum trochileum". IUCN Red List of


Threatened Species. Version 2012.1. International Union for Conservation
of Nature. Diakses tanggal

3. Pycnonotus goiavier

Pycnonotus goiavier adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae.


Orang Sunda menyebutnya cica, cucak, cerukcuk atau jogjog. Orang jawa
menyebutnya terucuk atau cerocokan, mengikuti bunyi suaranya yang khas.
Dalam bahasa Inggris disebut Yellow-vented Bulbul.

Burung berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh
hingga ujung ekor) sekitar 20 cm. Mahkota cokelat gelap kehitaman, alis dan sekitar
mata putih, dengan kekang (garis di depan mata) hitam. Sisi atas tubuh (punggung,
ekor) berwarna coklat, sisi bawah (tenggorokan, dada dan perut) putih. Sisi lambung
dengan coretan-coretan coklat pucat, dan penutup pantat berwarna kuning. Iris mata
berwarna coklat, paruh hitam dan kaki abu-abu merah jambu.

Merbah cerukcuk menyukai tempat-tempat terbuka, semak belukar, tepi


jalan, kebun, dan hutan sekunder.Burung ini sering berkelompok, baik ketika
mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya sendiri maupun dengan
jenis merbah yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang lain. Tidur
berkelompok dengan jenisnya, di ranting-ranting perdu atau pohon kecil. Seperti
umumnya merbah, makanan burung ini terutama adalah aneka serangga dan buah-
buahan yang lunak. Cerukcuk juga memangsa ulat dan hewan kecil lainnya
seperti cacing. Selain itu ia juga menghabiskan waktu lebih lama untuk mencari
makanan di atas tanah daripada jenis merbah lainnya.

Sumber : Pycnonotus goiavier pada IUCN Red List Database, diakses pada

Pycnonotus goiavier pada ITIS Database, diakses pada


4. Collocalia esculenta

Walet sapi (Collocalia esculenta) adalah sejenis burung anggota suku Apodidae.
Burung ini menyebar luas di Australia, Brunei, Burma, Christmas
Island, Filipina, India, Indonesia, Kaledonia, Baru, Malaysia, Papua
Nugini, Singapura, Kepulauan Solomon, Thailand, dan Vanuatu.

Walet ini berbulu hitam kebiru-biruan dengan warna mengilap. Bulu bagian
bawah kelabu gelap dan bagian perut agak putih. Ekornya sedikit bercelah. Walet
sapi merupakan jenis walet yang berukuran paling kecil, panjang tubuhnya hanya
sekitar 10 cm. Matanya berwarna cokelat gelap, paruh hitam. Suaranya melengking
tinggi.Di Indonesia, walet jenis ini banyak ditemukan di Jawa dan Bali. Habitatnya
meliputi semua ketinggian, baik di padang rumput berpohon terbuka maupun hutan.

Walet sapi terbang berkelompok, tidak beraturan. Walet ini tidak kuat terbang
jauh. Biasanya terbang rendah hanya berputar-putar di dekat permukaan tanah atau
sungai untuk mandi dan minum. Jika mencari makan, sering mengitari pohon-pohon
besar dan tinggi yang banyak serangganya, terutama tawon kecil.Sarangnya
berbentuk tidak beraturan, terdiri dari campuran lumut dan rumput yang direkatkan
dengan air liurnya. Pada celah gua yang terang, celah batu, atau sudut bangunan,
walet sapi dapat bersarang. Jika bertelur biasanya hanya 2 butir. Telurnyaberwarna
putih dan agak lonjong. Walet sapi bersarang tidak tergantung pada musim kawin
sehingga bisa bersarang sepanjang tahun.

Sumber : ^ BirdLife International 2009 dalam IUCN 2010. IUCN Red List of
Threatened Species. Version 2010.1. iucnredlist.org - Collocalia esculenta

5. Motacilla cinerea

Motacilla cinerea atau Kicuit batu adalah anggota kecil dari


famili kicuit, Motacillidae. Spesies ini kelihatan sama dengan Kicuit kuning, tetapi
ada warna kuning yang dibatasi pada tenggorokan sampai kloaka. Jantan saat
perkembangbiakan memiliki tenggorokan hitam. Spesies ini terdistribusi luas,
dengan beberapa populasi yang berkembang biak di Eropa dan Asia, serta bermigrasi
kewilayah tropis di Asia dan Afrika. Mereka biasanya terlihat
di tanah berawa terbuka atau padang rumput yang mana mereka berjalan sendiri-
sendiri atau berpasangan di tanah, menangkap serangga yang mengganggu. Seperti
kicuit lainnya, mereka sering menggoyangkan ekornya dan terbang rendah dengan
gerakan mengombak dan mereka memiliki panggilan yang tajam yang sering
terdengar saat terbang.

Tubuh berukuran sedang (19 cm), ekor panjang. Tungging hijau kekuningan.
Tubuh bagian bawah kuning (dewasa) atau putih (remaja). Perbedaan dengan Kicuit
kerbau: mantel abu-abu, garis sayap putih, tunggir kekuningan, ekor lebih panjang.
Iris coklat, paruh hitam kecoklatan, kaki abu-abu kemerahjambuan. Terbang sangat
cepat, melompat-lompat di bebatuan, bertengger atau berjalan sambil mejentik-
jentikkan ekor. Kicuit batu memiliki habitat di aliran sungai kecil berbatu, padang
rumput alpin. Makanan: serangga kecil, krustasea.

Sumber : ^ BirdLife International (2008). "Motacilla cinerea". IUCN Red List of


Threatened Species.

Anda mungkin juga menyukai