2. Dicaeum sp
Dicaeum sp adalah spesies burung dari keluarga Dicaeidae, dari genus Dicaeum.
Burung ini merupakan jenis burung pemakan buah benalu, biji, serangga keci dan
memiliki habitat di pekarangan, perkotaan, habitat terbuka, pantai, hutan mangrove.
Memiliki tubuh berukuran sangat kecil (8 cm).
Burung jantan memiliki ciri-ciri warna pada kepala, punggung, tunggir, dada
merah padam atau agak kejinggaan. Sayap dan ujung ekor hitam. Perut putih keabu-
abuan. Ada bercak putih pada lengkung sayap. Burung betina memiliki ciri Tunggir
merah. Tubuh bagian atas lainnya coklat, tersapu merah pada kepala dan mantel.
Tubuh bagian bawah putih buram. Burung muda memiliki warna tubuh bagian atas
coklat kehijauan. Bercak jingga pada tunggir. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.
Bersifat aktif terbang hilir mudik dengan cepat. Sering mengunjungi benalu untuk
memakan buahnya
3. Pycnonotus goiavier
Burung berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh
hingga ujung ekor) sekitar 20 cm. Mahkota cokelat gelap kehitaman, alis dan sekitar
mata putih, dengan kekang (garis di depan mata) hitam. Sisi atas tubuh (punggung,
ekor) berwarna coklat, sisi bawah (tenggorokan, dada dan perut) putih. Sisi lambung
dengan coretan-coretan coklat pucat, dan penutup pantat berwarna kuning. Iris mata
berwarna coklat, paruh hitam dan kaki abu-abu merah jambu.
Sumber : Pycnonotus goiavier pada IUCN Red List Database, diakses pada
Walet sapi (Collocalia esculenta) adalah sejenis burung anggota suku Apodidae.
Burung ini menyebar luas di Australia, Brunei, Burma, Christmas
Island, Filipina, India, Indonesia, Kaledonia, Baru, Malaysia, Papua
Nugini, Singapura, Kepulauan Solomon, Thailand, dan Vanuatu.
Walet ini berbulu hitam kebiru-biruan dengan warna mengilap. Bulu bagian
bawah kelabu gelap dan bagian perut agak putih. Ekornya sedikit bercelah. Walet
sapi merupakan jenis walet yang berukuran paling kecil, panjang tubuhnya hanya
sekitar 10 cm. Matanya berwarna cokelat gelap, paruh hitam. Suaranya melengking
tinggi.Di Indonesia, walet jenis ini banyak ditemukan di Jawa dan Bali. Habitatnya
meliputi semua ketinggian, baik di padang rumput berpohon terbuka maupun hutan.
Walet sapi terbang berkelompok, tidak beraturan. Walet ini tidak kuat terbang
jauh. Biasanya terbang rendah hanya berputar-putar di dekat permukaan tanah atau
sungai untuk mandi dan minum. Jika mencari makan, sering mengitari pohon-pohon
besar dan tinggi yang banyak serangganya, terutama tawon kecil.Sarangnya
berbentuk tidak beraturan, terdiri dari campuran lumut dan rumput yang direkatkan
dengan air liurnya. Pada celah gua yang terang, celah batu, atau sudut bangunan,
walet sapi dapat bersarang. Jika bertelur biasanya hanya 2 butir. Telurnyaberwarna
putih dan agak lonjong. Walet sapi bersarang tidak tergantung pada musim kawin
sehingga bisa bersarang sepanjang tahun.
Sumber : ^ BirdLife International 2009 dalam IUCN 2010. IUCN Red List of
Threatened Species. Version 2010.1. iucnredlist.org - Collocalia esculenta
5. Motacilla cinerea
Tubuh berukuran sedang (19 cm), ekor panjang. Tungging hijau kekuningan.
Tubuh bagian bawah kuning (dewasa) atau putih (remaja). Perbedaan dengan Kicuit
kerbau: mantel abu-abu, garis sayap putih, tunggir kekuningan, ekor lebih panjang.
Iris coklat, paruh hitam kecoklatan, kaki abu-abu kemerahjambuan. Terbang sangat
cepat, melompat-lompat di bebatuan, bertengger atau berjalan sambil mejentik-
jentikkan ekor. Kicuit batu memiliki habitat di aliran sungai kecil berbatu, padang
rumput alpin. Makanan: serangga kecil, krustasea.