Anda di halaman 1dari 8

KLASIFIKASI BURUNG PIPIT

Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Aves
Order: Passeriformes
Family: Estrildidae
Genus: Lonchura
Species: Lonchura punctulata
Asal: India, Cina, Asia Tenggara, Afrika
Harapan hidup: 6-8 tahun

Burung pipit adalah burung kecil berparuh pendek pemakan biji-bijian. Nama latin burung pipit
adalah Lonchura punctulata.Sekilas nampak kemiripan fisik antara burung pipit dengan burung
gereja/house sparrow, karena burung gereja (Passer domesticus) dan burung pipit tergabung
dalam satu ordo yang sama: Passeriformes, meskipun berbeda family. Nama lain burung pipit di
Indonesia adalah Emprit atau Bondol. Sedangkan di luar negeri, burung pipit dikenal dengan
nama Munia (spesies burung pipit dari Asia),  Mannikin (spesies burung pipit dari Afrika) atau
Silverbills.

JENIS BURUNG PIPIT

Terdapat lebih dari 40 spesies burung pipit, beberapa di antaranya:

scaly breasted munia

Spesies: Lonchura punctulata
Nama Lain: Bondol Peking, Scaly-breasted Munia
chestnut munia

Spesies: Lonchura atricapilla
Nama Lain: Bondol Coklat, Chestnut Munia

Bondol Coklat adalah jenis burung pipit dengan penampilan paling menarik dan cukup
bersahabat dengan manusia.

white-headed munia

Spesies: Lonchura maja
Nama Lain: Emprit Haji, White-headed Munia
Daerah Penyebaran: Sumatera, Jawa, Bali

Tidak seperti bondol coklat, emprit haji lebih galak terhadap manusia dan suka mematuk.
javan munia

Spesies: Lonchura leucogastroides
Nama lain: Bondol jawa, Javan Munia

java sparrow

Spesies: Lonchura oryzivora
Nama Lain: Java Sparrow

MORFOLOGI BURUNG PIPIT

Burung pipit bertubuh kecil, dengan panjang tubuh antara 10-12 cm dan berat 10-14 gram. Kuku
burung pipit tumbuh sangat cepat. Burung pipit jantan memiliki kepala yang sedikit lebih lebar
dibanding burung pipit betina.

HABITAT

Burung pipit tinggal di area terbuka di dekat sumber makanan mereka dimana terdapat banyak
tanaman rumput berbiji seperti sawah atau padang rumput. Burung pipit membuat sarang untuk
berlindung dari panas dan hujan di atas pohon pada ketinggian lebih dari 4 meter. Pohon-pohon
yang biasanya dipilih sebagai tempat membuat sarang adalah pohon pinang, kelapa atau pohon
jambu yang rimbun.

Burung pipit hidup dalam kelompok. Di dalam satu kelompok sering ditemukan adanya variasi
jenis/spesies pipit yang berbeda. Kelompok pipit dalam jumlah besar merupakan hama padi yang
sangat merugikan. VIDEO: Kelompok Burung Pipit

MAKANAN

Makanan utama burung pipit adalah biji-bijian (seed) seperti padi dan millet. Saat musim kawin,
burung pipit akan memakan dedaunan hijau dan serangga sebagai tambahan nutrisi. Untuk
burung pipit peliharaan, makanan lebih bervariasi tergantung selera: beras, remahan roti, pupa
semut, tauge, bayam, parutan wortel, ulat hongkong, hingga tulang sotong.

telur burung pipit

SIKLUS HIDUP

Burung pipit akan siap kawin setelah usia 7 bulan. Musim kawin burung pipit biasanya terjadi
pada musim hujan. Burung pipit akan membuat sarang yang terbuat dari rumput kering dan sabut
kelapa. Sarang mereka berbentuk bulat seperti bola dengan lubang di satu sisinya untuk tempat
induk keluar masuk. Burung pipit akan bertelur sebanyak 4-8 butir dan telur mulai dierami
setelah telur ketiga dikeluarkan. Selama pengeraman, jantan dan betina akan bergantian
mengerami, namun betina yang akan lebih sering mengeram karena sifat keibuan mereka. Lama
pengeraman adalah 13-14 hari. Setelah menetas, anak burung pipit akan mulai belajar terbang
saat berusia 21-25 hari. Anak burung pipit muda memiliki warna bulu coklat muda polos, dan
baru akan mendapatkan pola warna bulu spesies mereka setelah benar-benar dewasa.

Ciri-ciri Perkutut Betina


Perkutut betina mempunyai raut muka sayu. Kulit yang melingkari mata tampak tidak tebal
hingga sorot matanya terkesan sayu. Tubuhnya lebih kedl dari yang jantan. Disamping itu, pupur
tak kian lebih separuh sisi kepala (hingga warna bulu kepalanya terkesan gelap), kepala kecil
serta bundar, paruh lurus, dan ekor pendek. Bila dipandang dengan cara total, ukuran tubuhnya
terlihat lebih kecil dari pada perkutut jantan.
Jenis-jenis Burung Perkutut
Perkutut (Geopelia striata) biasanya banyak hidup di hutan-hutan dataran rendah. Sbg burung
yang masuk dlm suku Columbidae, perkutut memiliki banyak kerabat dekat, seperti peragam
serta punai yang menyebar luas di semua dunia. Tetapi, spesial type perkutut penyebarannya
cuma terbatas dari Semenanjung Malaya hingga Australia.

Di Indonesia type perkutut cukup banyak. Penghobi membedakan perkutut yang ada cocok
dengan daerah aslinya, contohnya perkutut Sumatera, perkutut Jawa, perkutut Bali, serta perkutut
Nusa Tenggara. Spesial untuk di Jawa, tetap dibedakan lagi cocok dengan asal daerah yang
sepanjang ini di kenal sbg daerah penghasil perkutut berkwalitas, contohnya perkutut Pajajaran,
perkutut Mataram, perkutut Majapahit, perkutut Tuban, serta perkutut Madura.

Di Jawa dulunya perkutut banyak didapati di daerah bersemak terbuka yang kering atau di tepian
rimba yang berdekatan dengan pemukiman masyarakat. Apalagi, dahulu perkutut juga kerap
didapati melacak makan di ladang atau persawahan.

Biasanya perkutut hidup serta melacak makan dengan cara berpasangan atau dlm grup kecil.
Burung-burung ini umumnya makan diatas permukaan tanah. Sering ditemukan perkutut yang
tengah minum dengan cara berbarengan pd sumber air.

Di karenakan tak gampang terganggu dengan hadirnya manusia serta dapat didekati dlm jarak
sebagian mtr., perkutut di kenal sbg burung yang agak jinak. Apabila merasa terancam, burung
ini dapat terbang cepat serta berhenti dlm jarak yang pendek atau bertengger diatas pohon yang
tak jauh dari area aslinya.

Di alam bebas perkembang biakan perkutut tak sebaik di breeding farm. Di alam bebas perkutut
cuma bertelur dua hingga tiga kali 1 tahun yang berlangsung pd bln. Januari-September. Musim
berbiak ditandai dengan pembuatan sarang oleh sepasang perkutut yang tengah berahi. Wujud
sarang agak datar serta tidak tebal. Sisi bawah sarang di buat dari himpunan ranting yang agak
kasar, namun sisi atasnya dilapisi daun rerumputan kering atau serabut yang lebih halus. sarang
biasanya ditempatkan pd pohon atau semak yang tak terlampau tinggi dari permukaan tanah.
Sekian hari sesudah sarang jadi, perkutut betina dapat bertelur sejumlah dua butir. Telur ini
berwarna putih dengan wujud oval. Ukuran telur lebih kurang 22 Kali 17mm. Telur dapat
dierami dengan cara bergantian oleh ke-2 induk sepanjang lebih kurang dua minggu, sesudah itu
telur menetas. Anak perkutut yang baru menetas terlihat berwarna merah, tak memiliki bulu,
serta matanya tetap tertutup. Pada waktu seperti ini anakan tetap membutuhkan kehangatan dari
tubuh induknya. Oleh karenanya, induk dapat mengeraminya hingga tumbuhnya bulu (lebih
kurang usia dua minggu).

Anakan perkutut yang baru menetas oleh induknya di beri makan berbentuk susu yang dihasilkan
oleh tembolok induknya. Sistem penyusuan ini jalan cocok dengan naluri alamiah burung. Anak
yang belum dapat lihat tersebut menyentuh-nyentuhkan paruhnya ke arah mulut induknya.
Sesudah mengena, anakan tersebut dapat memasukkan kepalanya di tenggorokan induknya.
Sistem inilah yang diberi nama menyusu. Berbarengan masuknya kepala si anak ke tenggorokan
induk, si induk dapat memuntahkan isi tembolok yang berbentuk cairan serta segera masuk ke
mulut si anak. Sistem penyusuan ini umumnya berjalan hingga si anak keluar bulu atau telah
dapat terbang.

Perkutut tangkapan rimba yang sudah lama dipelihara orang umum dimaksud perkutut lokal.
Perkutut tersebut umumnya telah pintar manggung, namun sayang sukar diternak. Kendalanya
perkutut lokal amat lamban atau tak gampang berkembang biak. Usaha menyilangkan induk
jantan perkutut lokal dengan induk betina perkutut Bangkok juga lambat atau tak selancar
perkutut Bangkok murni. Selanjutnya banyak yang menentukan indukan jantan ataupun betina
perkutut Bangkok murni di karenakan lebih efisien.

Perkutut-perkutut lokal tersebut sesungguhnya dlm hal suara tak terlampau tidak sama jauh
meskipun tiap-tiap memiliki ciri khas. Perkutut dari satu daerah memiliki perbedaan dengan
perkutut dari daerah lain, namun perbedaannya tak demikian mencolok. Apalagi, dlm hal ukuran
atau berat badan hampir tak tidak sama. Perkutut tergolong dlm grup burung kecil (betina 19-21
cm serta jantan 20-24 cm) dengan berat pada 60-70 gram.

Warna tubuh didominasi dengan warna cokelat dengan ekor agak panjang. Warna di bagian
kepala abu-abu dengan sisi belakang kecokelatan. Leher serta sisi sisinya bergaris halus. Sisi
punggung berwarna cokelat dengan pinggir-tepi bulu berwarna hitam. Bulu segi terluar pd ekor
berwarna agak kehitaman serta di bagian ujungnya putih.
Iris (selaput pelangi mata) abu-abu agak kebiruan, paruh abu-abu, serta kaki merah jambu.
Warna lain sebagai ciri khas perkutut yaitu bulu pd punggung sayap, segi leher, dada, serta sisi
segi badan berwarna cokelat agak keabu-abuan.

Type perkutut lokal makin hari makin kurang diminati oleh pengagum perkutut pada suara yang
makin meningkat. Saat ini ini pengagum perkutut menuntut suara yang semakin bagus. Berarti,
pengagum perkutut saat ini tidak cuma berpatokan pd timbulnya suara depan, sedang, serta
belakang saja, tetapi lebih berkembang lagi pd tarikan suara depan yang panjang, tekanan suara,
bersihnya suara, dsb. Tambahan tuntutan tersebut jelas tak dapat di dapatkan dari burung
tangkapan alam atau lokal, karena biasanya suara burung lokal mudah serta datar. Oleh
karenanya, tanpa disadari orang mesti berpindah pd perkutut hasil silangan. Cuma dengan
langkah silangan pengagum dapat beroleh suara perkutut cocok dengan yang diinginkan.

Dengan langkah silangan inilah selanjutnya pengagum perkutut di tanah air minded dengan
perkutut keturunan asal Bangkok (silsilah keturunan). Perkutut asal Bangkok tersebut umunya
memiliki mutu suara yang dapat dihandalkan, baik pd irama serta tekanan suara (depan, sedang,
serta belakang) ataupun powernya. Hal semacam itu tak terlepas dari kepiawaian dari penangkar
disana yang memanglah dianggap cukup pakar dlm masalah silang-menyilang perkutut.
Klasifikasi Ilmiah Burung Perkutut
Status konservasi

Risiko Rendah (IUCN 3.1)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Columbiformes
Famili: Columbidae
Genus: Geopelia
Spesies: G. striata

Nama binomial
Menurut Jasin (1989) klasifikasi Burung Merpati (
Columba domestica
) adalahsebagai
berikut :Phylum : ChordataSubphylum : VertebrataClassis : AvesOrdo : ColombiformesFamilia 
: ColumbidaeGenus : ColumbaSpesies :
Columba domestica
 Tubuh burung merpati (
Columba domestica
) di bedakan atas caput, cervix,truncus dan cauda. Sepasang extrimitas exterior merupakan sayap
yang terlipat sepertihuruf Z saat tidak terbang. Extrimitas posterior berupa kaki, otot,
daging, dan pahayang kuat, sedangkan bagian bawahnya bersisik dan bercakar (Jasin,
1989).Bulu-bulu yang menutupi cauda adalah retrices. Cauda berfungsi sebagai pengemudi
dan sebagai suatu permukaan penyokong pada waktu
terbang. Urophygium bagian dorsal burung merpati terdapat kelenjar minyak yang disebut gland
ulaurophygialis yang berfungsi meminyaki bulu-bulu burung merpati. Bulu-bulu yangmenutupi
sayap, ekor, dan tubuh adalah plumae. Bulu burung merpati menurut susunananatominya dibagi
atas plumae, plumulae, dan filoplumae. Menurut letaknya bulu-
bulu burung merpati dapat digolongkan atas remiges, retrices dan tertrices. Endoskeletondari
burung merpati diantaranya vertebrae, costae, sternum, cingulum, membri
 
anterioris, cingulum membri posterioris, skeleton membri anterioris liberi dan skeletonmembri
posterioris liberi (Radiopoetro, 1977).Sistem pencernaan pada burung merpati terdiri dari mulut,
oesophagus,empedal, gastrum, usus halus, usus besar, rectum, dan cloaca. Menurut
Hildebrand(1983), truncus digesus dari burung merpati (
Columba domestica
) terdiri dari cavumoris, dilanjutkan ke faring yang pendek, kemudian oesophagus yang panjang
dan terjadi perluasan disebut crop, yaitu tempat sementara dari lambung yang akan dilanjutkan
olehintestinum yang terbagi atas bagian yang halus dan yang terakhir adalah rectum dancloaca
(Fingarman, 1969).

Anda mungkin juga menyukai