Anda di halaman 1dari 26

Oleh : Antonius Prima Kiswara II / 10

SD K SANTA MARIA MAGELANG 2013

HEWAN YANG ADA DI TAMAN KYAI LANGGENG MAGELANG 1. SIAMANG

Siamang adalah kera hitam yang berlengan panjang, dan hidup pada pohonpohon. Pada umumnya, siamang sangat tangkas saat bergerak di atas pohon, sehingga tidak ada predator yang bisa menangkap mereka. Siamang merupakan spesies terancam, karena deforestasi habitatnya cepat. Siamang tidak memliki ekor dan memiliki postur tubuh yang kurang tegak. Siamang juga memiliki perkembangan otak yang tinggi. Siamang berwarna hitam agak cokelat kemerahan. Kera ini memiliki anyaman antara jari kedua dan ketiga.

Pengamatan (terlampir):

Bulunya berwarna hitam

Mempunyai kantung suara di leher

Berkembang biak dengan melahirkan

Makanannya buah buahan

Suka berteriak Suka bergelantungan

2. BURUNG MERAK HIJAU

Merak Hijau atau yang sering disebut juga dengan Merak Jawa memiliki nama ilmiah Pavo muticus. Merak Jawa adalah salah satu burung dari tiga spesies merak yang ada. Merak jenis ini juga memiliki bulu-bulu yang indah hijau keemasan. Burung jantan dewasa berukuran sangat besar, panjangnya dapat mencapai 300cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak. jambul dan warna yang mengkilap tersebut dimaksudkan untuk menarik perhatian lawan jenis. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya kurang mengilap, berwarna hijau keabu-abuan dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor. Populasi Merak Jawa tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di Republik Rakyat Cina, Indocina dan Jawa, Indonesia. Sebelumnya Merak Hijau ditemukan juga di India, Bangladesh dan Malaysia, namun sekarang telah punah di sana. Walaupun berukuran sangat besar, Merak Hijau adalah burung yang pandai terbang. Pada musim kawin, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata. Burung betina menetaskan tiga sampai enam telur.

Pakan burung Merak Hijau terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti laba-laba, cacing dan kadal kecil

Pengamatan (asli terlampir): Mempunyai paruh Mempunyai jambul di atas kepala Burung merak jantan memiliki ekor panjang, untuk menarik burung merak betina

3. BURUNG KASUARI

Casuarius adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku Casuariidae. Genus ini terdiri dari tiga spesies kasuari yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang.

Daerah sebaran ketiga spesies ini adalah di hutan tropis dan pegunungan di pulau Irian. Kasuari Gelambir-ganda adalah satu-satunya spesies burung kasuari yang terdapat di Australia. Kasuari diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu burung ini sewaktu berjalan di habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk dikepalanya, kasuari mempunyai kaki yang sangat kuat dan berkuku tajam. Burung kasuari betina biasanya berukuran lebih besar dan berwarna lebih terang daripada jantan. Pengamatan (asli terlampir) : Bulunya berwarna hitam Dileher ada jengger berwarna merah Mempunyai cakar di kaki Jari kakinya ada 3 buah

4. BERUK

Macaca nemestrina
Ciri Khas:

Ekor pendek seperti ekor babi, rambut coklat sampai coklat kekuningan, rambut di mahkotakepala lebih gelap. Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Serawak dan Sabah.

Pengamatan (asli terlampir) : Berbulu halus Berpantat merah Suka bergelantungan Memakan buah buahan Jari tangannya seperti manusia

5. BURUNG BANGAU TONGTONG

Bangau tongtong, Leptoptilos javanicus, adalah spesies burung dari familia bangau atau Ciconiidae. Tersebar di selatan Asia mulai dari India timur sampai Pulau Jawa. Tingginya sekitar 110-120 cm, berat 5 kg dan rentang sayap 210 cm. Spesies ini adalah yang terkecil dalam genus Leptoptilos. Bagian atas tubuhnya dan sayapnya berwarna hitam, namun perut, kalung leher dan bagian bawah ekor berwarna putih. Kepala dan lehernya botak, dengan bulu kapas putih halus pada mahkota. Paruhnya berwarna pucat, panjang, dan tebal. Burung muda warnanya lebih kusam daripada burung dewasa. Bangau ini, seperti jenis-jenis bangau lainnya, memangsa ikan, kodok, kadal, serangga besar, dan invertebrata lainnya.

Pengamatan (asli terlampir) : Memiliki kaki yang panjang Berparuh panjang Pemakan ikan kecil Bisa berdiri dengan 1 kakinya

6. BURUNG CANGAK AWU

Cangak Abu atau dalam nama ilmiahnya Ardea cinerea merupakan salah satu burung jenis Kuntul-kuntulan. Burung ini umumnya berwarna abu-abu pucat, kepala (burung) dan leher (burung)nya berwarna putih, serta memiliki kedok hitam di belakang mata (burung) yang memanjang ke belakang membentuk guratan lengkung yang halus. Burung ini banyak terdapat di kawasan pesisir {jenis lainnya, Cangak Merah (Ardea purpurea)}, yang berwarna merah kecoklatan tua, mencari ikan di air tawar}. Kedua burung ini mempunyai daerah penyebaran dari Afrika, Eropa, Asia sampai Indonesia bagian barat (khususnya pulau Dua). Pengamatan (asli terlampir) : Bisa terbang Memakan ikan kecil Berleher panjang

Memiliki 2 kaki dan panjang Paruhnya berwarna kuning

7. KEPITING AIR TAWAR (YUYU)

Yuyu adalah sejenis kepiting air tawar. Kata ini diambil dari bahasa Jawa. Ketam air tawar ini ada banyak jenisnya, dan kerap didapati di sungai-sungai, danau, dan persawahan; termasuk di parit-parit dan tanah bencah di sekitarnya. Dalam ilmu zoologi, jenis-jenis yuyu biasanya tergolong ke dalam suku Parathelphusidae atau

Gecarcinucidae, superfamilia Gecarcinucoidea.


Yuyu tidak jarang terlihat di luar air. Berbeda dengan kepiting laut yang sepasang kaki belakangnya berbentuk pipih, kaki yuyu semuanya memiliki ujung lancip. Tempurung punggung yuyu umumnya berwarna kecoklatan, kehitaman, hingga ungu gelap; kerap memiliki lekukan seperti bekas terinjak tapak kaki kuda. Tepi tempurungnya kadang-kadang ada yang memiliki beberapa duri kecil. Pengamatan (asli terlampir) : Seperti kepiting

Berkaki 8 dan memiliki capit Hidupnya di air tawar Memiliki 2 mata

8. SEMUT MERAH

Semut adalah semua serangga anggota suku Formicidae, bangsa Hymenoptera. Semut memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar hidup di kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per koloni. Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut kadangkala disebut

"superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.

Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, semut termasuk hewan terkuat di dunia. Semut jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat badannya sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya sendiri. Semut hanya tersaingi oleh kumbang badak yang mampu menopang beban dengan berat 850 kali berat badannya sendiri. Asam format disebut juga "asam semut" karena semut menghasilkan asam ini sebagai alat pertahanan diri. Pengamatan (asli terlampir) : Lebih besar daripada semut hitam Berwarna merah Berkembang biak dengan bertelur Berkaki 6 Cara hidup berkoloni

9. ULAT BULU

Ulat adalah tahap larva dari spesies dalam ordo Lepidoptera, yang mencakup kupu-kupu dan ngengat. Kebanyakan adalah pemakan tumbuhan walaupun beberapa

spesies merupakan pemakan serangga. Kebanyakan ulat dianggap sebagai hama dalam pertanian. Banyak spesies ngengat dikenal karena tahap ulatnya menyebabkan kerusakan pada buah dan produk pertanian lainnya. Morfologi ulat: 1. Kepala 2. Dada 3. Perut 4. Spirakulum 5. Kait anal 6. Tungkai perut (abdominal) 7. Segmen 8. Tungkai dada (thoracis) 9. Antena Kebanyakan ulat memiliki badan panjang dan berbentuk gilig (silinder). Ulat memiliki tiga pasang tungkai yang sejati pada tiga segmen dada, ditambah

dengan empat pasang tungkai semu yang disebut tungkai perut pada segmen tengah perut dan sering sepasang tungkai perut pada segmen perut terakhir. Ulat mempunyai sepuluh segmen perut.

Pengamatan (asli terlampir) : Berbulu Memakan daun Berkembang biak dengan bertelur

10. KUPU KUPU

Kupu-kupu dan ngengat (rama-rama) merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap). Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaanperbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti. Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini belum pernah dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis. Kupu-kupu pun menjadi salah satu dari sedikit jenis serangga yang tidak berbahaya bagi manusia. Kupu-kupu bisa bertelur sekali atau banyak kali setiap tahun. Jumlah keturunan setahun berbeda pada pengaruh iklim, yang mana kupu-kupu yang tinggal di daerah tropis mampu bertelur lebih sekali dalam setahun. Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/ sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buahbuahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah. Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama dengan memakan daundaunan. Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya masing-masing jenis ulat berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan yang tertentu saja. Sehingga

kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu tempat, juga ditentukan oleh ketersediaan tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya. Pengamatan (asli terlampir) : Bisa terbang Memiliki sayap Menghisap nektar bunga Memiliki antena

TUMBUHAN YANG ADA DI TAMAN KYAI LANGGENG MAGELANG 1. POHON PINUS

Tusam atau pinus adalah sebutan bagi sekelompok tumbuhan yang semuanya tergabung dalam marga Pinus. Di Indonesia penyebutan tusam atau pinus biasanya ditujukan pada tusam Sumatera. Tusam kebanyakan bersifat berumah satu (monoecious), yaitu dalam satu tumbuhan terdapat organ jantan dan betina namun terpisah, meskipun beberapa spesies bersifat setengah berumah dua (sub-dioecious). Pinus memiliki empat jenis daun : Daun biji ( kotiledon ) pada bibit , ditanggung dalam lingkaran dari 4-24 . Daun Juvenile, yang segera mengikuti pada bibit dan tanaman muda , panjang 2-6 cm , tunggal, hijau atau sering biru-hijau , dan diatur spiral pada tunas. Ini diproduksi selama enam bulan sampai lima tahun , jarang lebih .

Daun skala , mirip dengan sisik tunas , kecil , coklat dan non - fotosintesis , dan mengatur spiral seperti daun remaja .

Jarum , daun dewasa , yaitu hijau ( fotosintesis ) , dibundel dalam kelompok ( fasikula ) dari 1-6 , biasanya 2-5 , jarum bersama-sama , masing-masing jilid dihasilkan dari tunas kecil di kerdil menembak di ketiak dari daun skala . Ini skala bud sering tetap pada jilid sebagai selubung basal . Jarum bertahan selama 1,5-40 tahun , tergantung pada spesies. Jika menembak rusak ( misalnya dimakan oleh hewan ) , jarum fasikula tepat di bawah kerusakan akan menghasilkan tunas yang kemudian dapat menggantikan daun hilang .

2. POHON SAPU TANGAN

Pohon pelindung ini (Maniiltoa gemmipara) dikenal juga dengan nama Pohon Saputangan karena bunganya yang indah seperti saputangan bila dilihat dari kejauhan, bunganya lemas menggantung ke bawah menjuntai seperti lipatan saputangan berwarna putih kekuningan atau tunas menggantung dalam kelompok pada ujung

ranting. Dari dekat, rumbai daun remaja terlihat seperti kertas yang disusun tumpang tindih satu sama lain. Rumbai baru daun pertama yang berkembang dalam kuncup besar ditutupi oleh sisik coklat tipis. Pohon pelindung berdaun lebat serta berbatang cukup tinggi, fungsinya selain untuk dijadikan sebagai pohon peneduh juga dimaksudkan untuk menyerap polutan, daun mudanya menjuntai ke bawah merupakan nilai tambah tersendiri bagi keindahan tanaman ini.Daun muda ini perlahan-lahan akan berubah menjadi warna hijau tua panjang yang mengkilat, bersamaan dengan munculnya kuncup-kuncup bunga yang berwarna putih dalam bentuk tandan sepanjang lebih dari 30 cm. Buahnya berwarna coklat sebesar kacang dan hanya berisi satu biji kecil. terbuka dan penuh dengan cahaya matahari. Nama lain pohon yang berasal dari Papua Nugini ini yaitu Maniltoa grandiflora, Maniltoa browneoides, adalah tanaman lindung yang dapat tumbuh dengan ketinggian sekitar 5 meter hingga 25 meter. Pohon yang memiliki potensi sebagai pohon hias atau teduh ini biasanya ditanam sebagai tempat teduh untuk taman lansekap umum, tempat rekreasi, lapangan golf dan area parkir. Tanaman ini merupakan penyerap karbondioksida (CO2) di udara. Sebagaimana diketahui, tumbuhan melakukan fotosistesis untuk membentuk zat makanan atau energi yang dibutuhkan tanaman tersebut. Dalam fotosintesis tersebut tumbuhan Pohon ini senang di tempat

menyerap karbondioksida (CO2) dan air yang kemudian diubah menjadi glukosa dan oksigen dengan bantuan sinar matahari.

3. POHON BELIMBING WULUH

Belimbing sayur, belimbing wuluh, belimbing buluh, atau belimbing asam adalah sejenis pohon kecil yang diperkirakan berasal dari Kepulauan Maluku, dan

dikembangbiakkan serta tumbuh bebas di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, Myanmar, dan Malaysia. Tumbuhan ini biasa ditanam di pekarangan untuk diambil buahnya. Buahnya yang memiliki rasa asam sering digunakan sebagai bumbu masakan dan campuran ramuan jamu. Belimbing adalah pohon buah yang tingginya mencapai 15 m. Batangnya tak begitu besar, bergaris tengah 30 cm. Ia kasar dan berbenjol-benjol, percabangannya sedikit, dan condong ke atas. Cabang mudanya berambut halus, seperti beledu dan berwarna cokelat muda.Daunnya tersusun dalam bentuk ganda. Bentuknya kecil, berbentuk telur, dan jumlahnya 21-45 cm. Daunnya termasuk majemuk, menyirip, dan ganjil. Anak daunnya bertangkai pendek, berbentuk bulat telur sampai jorong, ujungnya runcing, pangkalnya membulat, tepinya rata. Ukuran daunnya adalah: 2-10 cm 1-3 cm. Ia berwarna hijau, dan permukaan bawahnya berwarna hijau muda. Perbungaannya majemuk, dan tersusun dalam malai (panjangnya 5-20 cm).

Berkelompok, keluar dari percabangan yang besar, kecil-kecil berbentuk bintang dan berwarna ungu kemerahan / merah saja. Buahnya termasuk buah buni, berbentuk bulat lonjong bersegi, panjangnya 4-6,5 cm, berwarna hijau kekuningan, berair banyak jika sudah masajm dan rasanya asam. Bentuk biji bulat telur, gepeng.

4. POHON KANTIL / CEMPAKA PUTIH

Cempaka wangi (Magnolia champaca syn. Michelia champaca) adalah pohon hijau abadi besar yang bunga putih atau kuningnya dikenal luas sebagai sumber wewangian. Tumbuhan asal anak benua India dan Asia Tenggara ini juga berguna kayunya dan berfungsi pula sebagai penghias taman. Bijinya terbungkus oleh salut biji yang disukai burung. Cempaka wangi adalah flora identitas untuk Provinsi Aceh; di sana dikenal sebagai Bungng Jeumpa Gadng. Dalam percakapan sehari-hari, yang dimaksud dengan cempaka biasanya adalah cempaka wangi ini. Nama "cempaka" dipinjam dari bahasa Sanskerta. Bunga cempaka wangi melepaskan aroma yang harum. Bunga yang masih kuncup biasa menjadi hiasan rambut atau diletakkan pada mangkuk berisi air sebagai pengharum ruangan. Aromanya menjadi komponen utama salah satu parfum dari Prancis, Joy. Pohon cempaka biasa ditanam di pekarangan rumah, kuil, atau pekuburan. Karena asosiasi dengan tempat-tempat suci, pohon cempaka wangi sering dianggap sebagai pohon keramat. Cempaka wangi dapat diperbanyak dengan cangkok atau dengan menumbuhkan bijinya. Hasil persilangan dengan M. montana menghasilkan cempaka putih atau kantil (Michelia xalba).

5. POHON SAWO IJO / BLUDRU

Sawo Bludru merupakan kelompok tanaman yang tergolong dalam suku Sapotaceae (sawo-sawoan). Merupakan tanaman buah-buahan tahunan. Semua jenis Sawo buahnya enak dimakan, sehingga jenis buah Sawo ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman buah dan buah sawo ini mempunyai beberapa jenis yaitu: Sawo Bludru, Sawo Manila dan Sawo Kecik. Dari ketiganya yang terkenal hanyalah Sawo Manila dan dua diantaranya mungkin sudah langka. Sawo Bludru selain pohonnya langka buahnya pun jarang dijual di pasar. Buahnya sebesar buah apel, berbentuk bulat hingga bulat telur sungsang, berdiameter 5-10 cm, dengan kulit buah licin mengkilap, coklat keunguan atau hijau kekuningan sampai keputihan. Kulit agak tebal, liat, banyak mengandung lateks dan tak dapat dimakan. Daging buah putih atau keunguan, lembut dan banyak mengandung sari buah, manis, membungkus endokarp berwarna putih yang terdiri dari 4-11 ruang yang bentuknya mirip bintang jika dipotong melintang bulat, warna hijau keputih-putihan bila masak di pohon rasanya manis. Biji 3-10 butir, pipih agak bulat telur, panjang sekitar 1 cm , coklat muda sampai hitam keunguan, keras berkilap. Pohon Sawo Bludru ini selalu hijau dan tumbuh cepat, dapat mencapai tinggi 30 m, berumur menahun (perenial). Termasuk tumbuhan hermaphroditic (self-fertile) dengan akar tunggang yang kuat mencekeram tanah. Batang berkayu, silindris, tegak, permukaan bergaris kasar, Kulit batang abu-abu gelap sampai keputihan, dengan banyak bagian pohon yang mengeluarkan lateks, getah putih yang pekat, apabila dilukai. Daunnya berbulu halus berwarna cokelat kemerahan, sedangkan bagian atasnya berwarna hijau mengkilat. Daun tunggal, warna permukaan atas hijau - bawah cokelat, panjang 9 - 14 cm, lebar 3 - 5 cm, helaian daun agak tebal, kaku, bentuk lonjong (elliptica), ujung runcing (acutus), pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), tidak pernah meluruh. Daun tunggal berwarna coklatkeemasan (chrysophyllum berarti daun yang berwarna keemasan), karena bulu-bulu

halus yang tumbuh terutama di sisi bawah daun dan di rerantingan; permukaan atasnya lekas gundul dan berwarna hijau cerah. Duduk daun berseling, memencar, bentuk lonjong sampai bundar telur terbalik, 3-6 x 5-16 cm, seperti kulit, bertangkai 0,6-1,7 cm panjangnya. Perbungaan terletak di ketiak daun, berupa kelompok 5-35 kuntum bunga kecil-kecil bertangkai panjang, kekuningan sampai putih lembayung, harum manis. Kelopak 5 helai, bundar sampai bundar telur; mahkota bentuk tabung bercuping 5, bundar telur, panjang sampai 4 mm.

6. POHON JAMBU BIJI

Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung banyak vitamin C. Daun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk batuk dan diare. Jus jambu biji "bangkok" juga dianggap berkasiat untuk membantu penyembuhan penderita demam berdarah dengue. Daun jambu biji sudah dikenal sejak dahulu sebagai pencegah dan mengurangi diare. 3 helai jambu biji direbus dengan 2 gelas air putih lalu direbus,lalu disaring dan diminumkan pada orang yang terkena diare. Buah jambu biji mengandung banyak vitamin dan serat, sehingga sangat cocok sekali dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Warna daging jambu biji yang merah

mengidikasikan jambu biji kaya akan vitamin A untuk kesehatan mata dan antioksidan. Buah jambu biji sangat cocok sekali dikonsumsi di siang hari karena buahnya yang segar dan mendinginkan badan.

7. POHON JAMBU AIR

Jambu air adalah tumbuhan dalam suku jambu-jambuan atau Myrtaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Jambu air sebetulnya berbeda dengan jambu semarang (Syzygium samarangense), kerabat dekatnya yang memiliki pohon dan buah hampir serupa. Beberapa kultivarnya bahkan sukar dibedakan, sehingga kedua-duanya kerap dinamai dengan nama umum jambu air atau jambu saja. Umumnya bagian-bagian tumbuhan jambu air berukuran lebih kecil dan kurang berbau aromatis apabila dibandingkan dengan jambu semarang. Perhatikan uraian bagian-bagian yang ditulis miring, terutama bunga dan buahnya. Jambu air umumnya

berupa perdu, dengan tinggi 3-10 m. Sering dengan batang bengkak-bengkok dan bercabang mulai dari pangkal pohon, kadang-kadang gemangnya mencapai 50 cm. Daun tunggal terletak berhadapan, bertangkai 0,5-1,5 cm. Helaian daun berbentuk jantung jorong sampai bundar telur terbalik lonjong, 7-25 x 2,5-16 cm, tidak atau sedikit berbau aromatis apabila diremas. Karangan bunga dalam malai di ujung ranting (terminal) atau muncul di ketiak daun yang telah gugur (aksial), berisi 37 kuntum. Bunga kuning keputihan, dengan tabung kelopak lk. 1 cm panjangnya; daun mahkota bundar sampai menyegitiga, 5-7 mm; benang sari antara 0,75-2 cm dan tangkai putik yang mencapai 17 mm. Buah bertipe buah buni, berbentuk gasing dengan pangkal kecil dan ujung yang sangat melebar (sering dengan lekukan sisi yang memisahkan antara bagian pangkal dengan ujung); 1,5-2 x 2,5-3,5 cm; bermahkota kelopak yang berdaging dan melengkung; sisi luar berwarna putih sampai merah. Daging buah putih, banyak berair, hampir tidak beraroma; berasa asam atau asam manis, kadang-kadang agak sepat. Biji berukuran kecil, 1-2(-6) butir. Jambu air, seperti halnya jambu semarang dan jambu bol, biasa disajikan sebagai buah meja. Ketiga jenis jambu ini memiliki pemanfaatan yang kurang lebih serupa dan dapat saling menggantikan. Buah-buah ini umumnya dimakan segar, atau dijadikan sebagai salah satu bahan rujak. Aneka jenis jambu ini juga dapat disetup atau dijadikan asinan. Kayunya yang keras dan berwarna kemerahan cukup baik sebagai bahan bangunan, asalkan tidak kena tanah. Hanya biasanya ukurannya terlalu kecil. Baik pula digunakan sebagai kayu bakar. Di daerah Kuningan, daun jambu air biasa digunakan sebagai pembungkus tape ketan. Tape Kuningan terkenal manis dan banyak berair.

8. POHON KUNTO BIMO

Kigelia adalah genus tumbuhan berbunga dalam family Bignoniaceae. Kigelia africana adalah media untuk pohon besar,hingga 25 m di ketinggian, dengan mahkota bulat padat, kulit abu-abu, umumnya halus dalam spesimen besar, mengelupas dalam tipis, patch bulat. Daun berlawanan, ramai dekat ujung cabang, majemuk, dengan 3-5 pasang selebaran ditambah selebaran terminal, selebaran oblong, hingga 6 x 10 cm, kasar, kasar berbulu pada kedua permukaan, agak kekuningan - hijau di atas, pucat hijau bawah, puncak luas meruncing ke bulat, dasar persegi, asimetris dalam selebaran lateral, simetris dalam leaflet terminal, marjin seluruh, kadang-kadang samar-samar bergigi, bergelombang, selebaran rendah lama petiolulate,pasangan terminal tanpa petiolules, tangkai panjang sampai 15 cm . Bunga mencolok , merah marun gelap dengan urat kuning berat di luar, berbentuk cangkir , asimetris, hingga 15 cm di mulut , menyenangkan berbau , dalam 6 - sampai 12 - bunga , longgar, semprotan gantung sampai panjang 90 cm . Kelopak lama tubular dengan 2-5 lobus bergaris , corolla luas cangkir berbentuk dengan 5 lobus menyebar luas, benang sari 4 , sedikit menonjol di luar mulut tabung corolla , ovarium 1 -bilik . Buah sangat tidak biasa , sosis berbentuk , hingga 1 mx 18 cm , coklat keabu-abuan , sangat dihiasi dengan lentisel , tidak

merekah atau pecah , berat, beratnya mencapai 12 kg , mengandung pulp berserat yang tertanam banyak biji . Nama umum ' sosis pohon ' berasal dari bentuk silinder buah . Kigelia adalah versi Latin nama Mozambik dan ' africana ' hanya berarti ' dari Afrika '

9. POHON PALEM

Suku banyak

pinang-pinangan memiliki

atau nilai

Arecaceae dalam

merupakan sekelompok tumbuhan berbunga yang anggotanya penting kehidupan manusia. Kelapa dikenal seluruh penduduk kepulauan tropika sebagai tumbuhan serba guna. Demikian pula enau dan pinang. Pemanfaatannya mencakup hampir semua bagian tumbuhan, namun terutama adalah buahnya. Masyarakat Indonesia, khususnya di Maluku, memanfaatkan tanaman ini sebagai makanan pokok yaitu sagu yang diambil dari batangnya jenis Metroxylon sago, hal ini merupakan keunikan tersendiri dalam hal makanan pokok masyarakat di dunia.Suwardi Hagani Suku ini dulu dikenal sebagai Palmae dan mencakup semua tumbuhan yang biasa disebut palma atau palem. Anggota suku ini relatif mudah dikenali oleh orang awam. Biasanya berbentuk pohon, semak atau perdu dengan batang yang jarang bercabang dan tumbuh tegak ke atas. Tumbuh secara berbatang tunggal (umpamanya kelapa) dan juga ada yang berumpun (umpamanya salak). Beberapa anggotanya setengah merambat atau memanjat (umpamanya rotan). Akarnya tumbuh dari pangkal batang, berbentuk silinder, kurang bercabang tetapi biasanya tumbuh banyak dan masif (padat). Akar palem biasanya menghunjam dalam ke tanah, sehingga mampu menopang batang yang tumbuh menjulang tinggi (hingga 20m atau bahkan lebih). Batangnya beruas-ruas dan tidak memiliki kambium sejati. Bila diiris melintang, batangnya memperlihatkan saluran pembuluh yang menyebar di bagian dalamnya. Luka batang ini cenderung tidak tertutup kembali, justru malah membesar atau malah membusuk. Daun majemuk dan tersusun menyirip tunggal yang khas dan menjadi tanda pengenal yang paling mudah. Pada beberapa kelompok ditumbuhi duri. Tangkai daun dilengkapi pelepah daun yang membungkus batang. Bunga tersusun dalam karangan yang bila masih muda terlindung oleh seludang bunga. Karangan bunga palem ini disebut mayang. Tangkai mayang ini bila dilukai akan mengeluarkan cairan manis yang disebut nira. Dalam karangan bunga ini terdapat

bunga betina dan/atau bunga jantan. Jika keduanya ditemukan bunga betina terletak di bagian lebih pangkal. Orang Jawa menyebut bunga betina sebagai bluluk. Penyerbukan dilakukan oleh serangga atau burung. Buahnya biasanya memiliki kulit luar yang relatif tebal, yang menutupi bagian dalam (mesokarpium) yang berair atau berserat. Biji dilindungi oleh lapisan buah bagian dalam (endokarpium) yang keras dan berkayu. Pada kelapa, lapisan ini disebut sebagai batok. Serat buah dikenal juga sebagai sabut. Di dalam batok terdapat biji yang ketika buah masih muda relatif cair dan berangsur-angsur membentuk endapan yang semakin lama mengeras. Endapan ini biasanya mengandung banyak lemak dan protein. Beberapa jenis masih menyisakan cairan di dalamnya. Cairan ini dapat diminum sebagai minuman penyegar (seperti pada kelapa dan siwalan).

10. POHON PINISIUM

Filicium decipiens , yang nama umum adalah Pohon Fern Jepang , diberi nama karena daun seperti pakis besar . ( Meskipun itu adalah teka-teki di mana " Jepang" bagian dari nama datang , dari sejak pohon asli ke India dan Tropical Afrika Timur . ) Daunnya majemuk dan sangat besar . Setiap daun terdiri dari 12 sampai 16 selebaran . Setiap selebaran adalah 4 sampai 6 inci panjang dan relatif sempit . Hasilnya adalah daun panjang yang memiliki kemiripan luar biasa untuk pakis .

Pohon ini sangat diinginkan karena dua alasan : Pertama simetri yang hampir sempurna , dan kedua, kepadatan daun membuat pohon rindang besar. Simetri alami , dan membutuhkan hampir tidak ada pemangkasan untuk mempertahankan . Satusatunya pemangkasan bahwa seseorang mungkin ingin lakukan adalah untuk menghapus beberapa cabang yang lebih rendah . Tujuannya akan menciptakan ruang

di

bawah

pohon

dengan

cukup

tinggi

untuk

menempatkan

kursi

taman

memungkinkan Anda untuk mengambil keuntungan dari luar biasa , teduh pohon menyediakan .

Pohon Fern Jepang adalah penumbuh cukup lambat , mencapai ukuran atas 35 kaki dengan 35 kaki . Ini adalah hijau, dan akan mentolerir hampir semua kondisi tanah . Persyaratan kelembaban rata-rata , dan itu adalah rancangan toleran setelah menjadi didirikan . Ini adalah pohon tropis , yang artinya adalah sensitif dingin . Tidak ada masalah telah diamati pada suhu sampai rendah 30-an . Apa pun yang lebih rendah dari itu akan menyebabkan beberapa kerusakan embun beku. Bunga berwarna putih , tapi sangat kecil dan tidak signifikan . Pohon menghasilkan bunga jantan dan betina . Buah yang ukuran zaitun dan bentuk dalam cluster .

Di sisi lain , juga digunakan sebagai pohon tubbed karena spesimen tumbuh lambat . Hal ini dapat musim dingin dalam selama sebagai sumber cahaya terang dapat disediakan.

Anda mungkin juga menyukai