Anda di halaman 1dari 7

ORDO HYMENOPTERA

Semut Hitam (Delichoderus biturberculatius)

Semut hitam biasanya bersarang di tempat teduh pada pohon. Semut ini

berguna sekali karena mengusir/ mengusik banyak hama di pohon kakao

terutama mengusir pengisap buah Helopeltis.

Makanan pokok semut hitam adalah kotoran dari kutu putih. Kotoran kutu

putih mengandung banyak gula. Kutu putih mengisap getah dari tanaman yang

terdapat banyak gula di dalamnya, dan sebagian gula yang dihisap keluar bersama

kotorannya.

Kelompok semut hitam bisa diperbanyak dan dipelihara di pohon kakao

dengan memakai daun kelapa (dan gula merah) dalam sepotong bambu atau ikatan

daun kelapa yang telah kering sebagai sarang.

Metode perbanyakan tersebut juga dapat dipakai untuk memindahkan

kelompok semut dari pohon kepohon. Setelah semut sudah menempati sarang,

selanjutnya dapat dipindahkan ke pohon baru. Jika kutu putih sudah ada di pohon,

lebih memungkinkan kelompok semut hitam akan menetap di pohon tersebut. Jika

belum ada kutu putih, bisa dicoba memindahkan kutu putih ke pohon sebagai

pancingan.
Semut pekerja panjang badannya 3,6- 4,1 mm. Semut hitam memiliki

perangai yang khas yaitu kadang berdiri hanya pada kaki belakang dan “duduk”

dengan ekor di bawah badannya.

Semut Rang-Rang (Oesophylla smaragdina)

Semut rangrang (Oecophylla) termasuk serangga dalam ordo

Hymenoptera, family Formicidae. Terdapat dua spesies semut rangrang yaitu O.

smaragdina yang tersebar di India, Asia Tenggara sampai Australia dan O.

Longinodayang tersebar di benua Afrika. Oecophylla dicirikan dengan ukuran

tubuh yang besar memanjang, berwarna cokelat kemerahan atau hijau, dan tidak

memiliki sengat. Ratu dan jantan merupakan anggota kasta reproduktif. Ratu

berukuran 15-16 mm dan jantan berukuran 8-10 mm, keduanya memiliki sayap.

Pekerja merupakan betina kasta nonreproduktif, tidak bersayap dan berukuran 5

mm. Semut ini bersifat predator dan agresif,karena sifatnya iniOecophylla sering

digunakansebagai agens pengendali hayati.

Aktivitas pencarian makan dipengaruhioleh tiga faktor yaitu kebutuhan

internal,sumber makanan dan lingkungan fisik.Kebutuhan internal dipengaruhi

oleh faktorlapar dan produksi larva, sedangkan lingkungan fisikdipengaruhi oleh

perubahan kelembapan,temperatur dan panjang hari.Makanan Oecophylladapat

berupa seranggadan cairan gula. Cairan gula ini didapatkan Oecophylla melalui


simbiosis dengan kutu daun.Oecophylla tidakmemiliki pola aktivitas harian yang

jelas antaradiurnal dan nokturnal.Tetapi, aktivitasdiurnal O. longinoda lebih besar

dibandingkandengan aktivitas nokturnalnya. yaitu antarapukul 15.00 dan 19.00

merupakan waktu yangpaling banyak digunakan Oecophylla untukpencarian

makan.

Pengisap Polong (Riptortus linearis)

Kepik polong dewasa mirip dengan walang sangit, berwarna kuning coklat

dengan garis putih kekuningan di sepanjang sisi badannya. Kepik betina dan

jantan dapat dibedakan dari perutnya. Perut kepik betina membesar dan kembung

pada bagian tengahnya, sedangkan perut kepik jantan lurus dan ramping. Panjang

tubuh kepik betina 13-14 mm dan yang jantan 11-13 mm. Telur diletakkan

berkelompok pada permukaan atas atau bawah daun serta pada polong, berderet 3-

5 butir. Telur berbentuk bulat dengan bagian tengah agak cekung, berdiameter 1,2

mm. Telur berwarna biru keabu-abuan kemudian berubah menjadi coklat suram.

Setelah 6-7 hari, telur menetas dan keluar kepik muda (nimfa). Dalam

perkembangannya, kepik muda mengalami lima kali pergantian kulit. Tiap

pergantian kulit terdapat perbedaan bentuk, warna, ukuran dan umurnya. Kepik

muda mirip semut hitam. Rata-rata panjang tubuh nimfa pertama sampai kelima
berturut-turut adalah 2,6 mm; 4,2 mm, 6,0 mm; 7,0 mm, dan 9,9 mm. Di Nusa

Tenggara Barat ditemukan jenis Riptortus yang lain, kadang-kadang populasinya

bercampur dengan Riptortus linearis. Garis kuning yang terdapat pada badannya

tidak memanjang sepanjang badannya, tetapi terputus oleh adanya warna putih

pada satu segmen antenanya.

Kepik muda dan dewasa mengisap cairan polong dan biji. Cara

menyerangnya dengan menusukkan stilet pada kulit polong dan terus ke biji

kemudian mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase perkembangan

biji dan pertumbuhan polong menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian

mengering dan polong gugur. Selain kedelai, kepik polong juga

menyerang Tephrosia spp., Acacia villosa,dadap, Desmodium, Solanaceae,

Convolvulaceae, Crotalaria, kacang panjang, dan kacang hijau.

Lebah Madu (Apis cerana)

Lebah maduApis ceranaatau seringkali dikenal dengan lebah lokal atau

dalam bahasa Inggris dinamakan oriental honeybees. Lebah ini dalam Bahasa

Jawa dinamakan tawon madu atau dalam Bahasa Sunda nyiruan. Jenis lebah ini

sangat dikenal oleh masyarakat luas karena seringnya ditemukan di bunga-bunga

sekitar rumah kita atau tidak jarang bersarang di atap rumahmkita.


Lebah madu Apis cerana biasanya dapat menghasilkan madu lebih kurang

10 Kg per koloni per tahun. Tetapi hal tersebut sangat tergantung pada pakan

lebah yang ada, maksudnya jika pakan lebah tidak memadai maka tidak akan

menghasilkan madu yang bisa dipanen karena sudah habis dikonsumsi oleh lebah

sendiri. Hanya saja jenis lebah ini tidak menghasilkan royal jelly dan propolis

yang bisa dimanfaatkan secara komersial. Potensi yang sangat dimungkinkan dan

dimanfaatkan oleh masyarakat adalah larva lebah sebagai makananan (sup/asem-

asem larva lebah). Polennya bisa diproduksi, terutama pada daerah yang banyak

sumber polennya seperti yang tanaman kelapa, tanaman jagung dll.

Tawon

Memiliki tubuh yang mudah dikenali dibandingkan

dengan kelas seranggalainnya. Tubuhnya terbagi menjadi 3 bagian

utama: kepala, thorax, dan abdomen (beberapa literatur lain menyebutnya terdiri

dari kepala, metasoma, dan mesosoma walaupun maksudnya sama). Ciri khas

utama dari anggota Hymenoptera - termasuk tawon - adalah adanya "pinggang"

berukuran ramping yang menghubungkan bagian dada dengan perutnya (kecuali

pada lalat gergaji famili Tenthrenidae) sehingga tubuhnya bisa menekuk dengan
mudah. Beberapa jenis tawon semisal tawon sarang lumpur dari famili Spechidae

bahkan memiliki ruas pinggang yang panjang.

Di kepala tawon terdapat sepasang mata majemuk, yaitu mata yang terdiri

dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil. Selain sepasang mata majemuk tadi,

tawon juga memiliki 3 buah oselus (mata sederhana) di puncak kepalanya. Oselus

tidak digunakan untuk melihat, melainkan untuk mendeteksi intensitas cahaya di

sekitarnya sehingga mereka bisa tahu kapan harus memulai dan mengakhiri

aktivitasnya. Tawon juga memiliki sepasang rahang bawah (mandibula) yang bisa

digunakan untuk berbagai aktivitas seperti menjepit benda, mencabut serat kayu,

dan bahkan untuk membunuh serangga lain. Bagian lain yang terdapat di kepala

tawon adalah sepasang antena yang berbuku-buku untuk mendeteksi rangsangan

kimia.

Tawon sebagai anggota filum Arthropoda tidak memiliki kerangka dalam,

namun tubuhnya ditutupi oleh cangkang luar yang disebut eksoskeleton. Warna

cangkang luarnya bervariasi di mana pada tawon dari familia Vespidae, tubuhnya

berwarna mencolok kuning dan hitam sebagai peringatan bagi hewan lain agar

tidak mengganggunya bila tidak ingin disengat. Tubuh tawon juga nyaris tidak

diselubungi rambut (kebalikan dari lebah yang tubuhnya diselubungi rambut

lebat).

Semua tawon memiliki sayap (kecuali tawon betina dari famili Mutillidae)

berwarna transparan. Sayap ini jumlahnya 2 pasang dan bergerak seirama di mana

jika sayap depan naik, maka sayap belakang juga ikut bergerak naik. Tawon

sangat pandai terbang di udara karena saat terbang, ia bisa melakukan

aneka manuver seperti terbang cepat, berputar di angkasa, dan bahkan terbang


mundur. Tawon umumnya terbang dengan melipat kakinya, sementara beberapa

jenis tawon lain semisal tawon kertas membiarkan kaki belakangnya

menggantung (tidak terlipat) saat terbang.

Anda mungkin juga menyukai