PENDAHULUAN
Latar Belakang
hal yang kurang menguntungkan seperti rendahnya mutu biji dan produktivitas
C. cramerella adalah hama yang sangat merusak pada tanaman kakao dan
(16,3%), Jawa (5,3%), Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali
(4,0%), Kalimantan (3,6%), Maluku dan Papua (7,1%). Berdasarkan data sebaran
Penggerek Buah Kakao (PBK) merupakan salah satu hama utama tanaman
sangat besar bagi petani. Serangan PBK dapat mengakibatkan kuantitas hasil
panen menurun. Kualitas hasil panen juga menurun akibat menurunnya mutu
menurunnya rendemen dan berat jenis biji kakao. Serangan PBK juga
kerusakan dengan cara menusuk dan mengisap cairan buah maupun tunas-
tunas muda. Serangan pada buah muda umumnya menyebabkan matinya buah
buah yang abnormal. Akibatnya daya hasil dan mutu kakao menurun
(Nugrahaeni, 2011).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui daya predasi
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan laporan sebagai salah satu syarat untuk
TINJAUAN PUSTAKA
Telur berbentuk oval dan berwarna kuning oranye pada saat baru
diletakkan. Larva yang baru keluar dari telur berwarna putih transparan dengan
7-8 mm dan lebar 1mm. Ngengat (serangga dewasa) memiliki panjang tubuh
7 mm dan lebar 2 mm, dengan panjang rentang sayap 12 mm. Warna dasar
ngengat adalah cokelat dengan warna putih berpola zig-zag sepanjang sayap
Gejala Serangan
lain diduga melalui peredaran buah-buah kakao atau bahan tanaman lainnya
yang mengandung telur atau pupa hama ini (Maya et al., 2006).
biji tidak dapat berkembang sempurna dan lengket. Serangan pada buah
4
muda mengakibatkan kehilangan hasil yang lebih besar sebab buah akan
mengalami masak dini sehingga buah tidak dapat dipanen (Fahlevi, 2010).
Pengendalian
Pengendalian PBK yang akhir - akhir ini dilakukan di luar negeri adalah
nimfa dan imago.Telur berbentuk lonjong, berwarna putih, pada salah satu
ujungnya terdapat sepasang benang yang tidak sama panjangnya. Telur diletakkan
pada permukaan buah atau pucuk dengan cara diselipkan di dalam jaringan kulit
buah ataupucuk dengan bagian ujung telur yang ada benangnya menyembul
Nimfa mempunyai bentuk yang sama dengan imago tetapi tidak bersayap,
terdiri dari 5instar dengan 4 kali ganti kulit. Stadium nimfaberkisar antara 10-11
hari .Imago berupa kepik dengan panjang tubuh kurang lebih 10 mm. Seekor
imago betina mampu meletakkan telur hingga 200 butir selama hidupnya
Gejala Serangan
5
kakao dengan cara menghisap cairan bagian tanaman tersebut. Serangan pada
buah tua tidak terlalu merugikan, sedangkan serangan pada buah muda dan pucuk
dapat menyebabkan kematian pucuk dan buah muda tersebut. Perkembangan dari
telur hingga menjadi dewasa 21-24 hari. Telur berwarna putih berbentuk lonjong,
diletakkan pada tangkai buah, jaringan kulit buah, tangkai daun, buah atau ranting.
umumnya bagian yang diserang adalah bagian buah. Hama ini bertubuh kecil
ramping, betina dewasa meletakkan telur 67-229 butir. Haina ini merusak daun
muda, tangkai daun, pucuk, dan buah yang mendekati matang. Gejala berupa
bekas tusukan berwarna hitam, kulit buah mengeras dan kering, serangan pada
buah muda, buah kering dan mudah rontok. Buah kakao yang terserang tampak
kecil (2-3 mm) dan letaknya cenderung di ujung buah. Serangan pada buah muda
menyebabkan buah kering dan mati, tetapi jika buah tumbuh terus, permukaan
kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk. Bila serangan pada pucuk atau
ranting menyebabkan daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering dan
Pengendalian
jenis OPT. Namun karena racun yang dihasilkan sangat cepat terurai dan
6
(Nugrahaeni, 2011).
Biologi Predator
bersayap atau tanpa sayap, aktif pada malam hari, pada siang hari bersembunyi
dalam tanah atau dalam bagian tanaman. Semut rangrang memangsa telur, larva
dan nimfa serta imago serangga yang badannya lembut (Deptan, 2008).
smaragdina F.
panjang 1,5 mm, diletakan di atas permukaan tanah pada seresah sisa-sisa
tanaman. Stadia telur selama 10 hari, betina akan menjaga telur-telur didalam
Nimfa instar 1 dan 2 menghabiskan waktu di atas permukaan tanah dan masih
dalam pengawasan semut rangrang dewasa. Pada instar 3 dan 4 mulai menyebar
sayap (satu pasang seperti berkulit, dan satu pasang membran). Mengalami
7
metamorfosis tidak sempurna. Tipe mulut menggigit lamanya siklus hidup 1 tahun
(Choate, 2001).
1. Habitat
Faktor iklim, seperti curah hujan, suhu, angin yang tidak mendukung.
serangga hama.
Pengaruh pestisida.
2. Inang
3. Musuh alami
yang tajam hal ini dikarenakan mangsa yang terlalu jarang dimangsa, hingga
sampai pada suatu titik yang menggambarkan keadaan predator yang telah jenuh
predator tergantung pada kualitas mangsa dan energi yang dikeluarkan untuk
16:00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Hama Dan Penyakit Tanaman
cramerella, buah kakao sebagai inang hama kakao, label sebagai penanda
perlakuan, kain kasa sebagai penutup toples, karet gelang sebagai pengikat kain
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah 6 buah toples
Prosedur Praktikum
1. Disiapkan 6 buah toples, kain kasa dan buah kakao sesuai kebutuhan.
4. Diamati tingkat mortalitas hama dan gejala yang ditimbulkan hama setiap hari
selama 3 hari.
Hasil
1 77.78 % 94.45 %
2 100 % 94.45 %
3 100 % 94.45 %
Pembahasan
predator Oecophylla smaragdina lebih tinggi pada hama PBK (94,45%) dibanding
hama penghisap buah kakao (77,78%). Daya predasi semut rang-rang pada kedua
hama ini dapat dikatakan berhasil karena dalam waktu satu hari mortalitas hama
telah mencapai lebih dari 50%. Hal ini sesuai dengan literatur (Hall dan Ehler
1979 dalam Hagen et al., 1999) yang menyatakan bahwa predator tidak hanya
memangsa satu stadia perkembangan hama seperti larva, pupa dan imago dan
capit yang terdapat dibagian mulut semut rang-rang. Kemudian mulai memakan
tubuh larva. Hal ini sesuai dengan literatur Fitriani (2011) yang menyatakan
beberapa kali.
Dari hasil pengamatan larva instar 2 pada umumnya habis dimakan oleh
semut rang-rang karena tubuh yang masih lunak. Bahkan semut rang-rang telah
menghabiskan larva PBK pada hari kedua (100%). Hal ini sesuai dengan
pernyataan Flinn et al. (1985) yang menyatakan bahwa waktu yang dibutuhkan
hama sebab predator membutuhkan waktu lebih lama untuk memakan inang yang
membutuhkan waktu lebih lama untuk istrahat sebelum memangsa mangsa lain
akibat kekenyangan.
cramerella terjadi tak begitu lama. Daya makan semut rang-rang yang cukup baik,
terutama imago betina nya mampu menghabiskan larva ham. Hal ini sesuai dengan
literatur (Untung 2001 dalam Adnan dan Handayani 2010) yang menyatakan bahwa
keunggulan sifat predator antara lain terlihat pada kecepatan bergerak, kekuatan yang
lebih besar dan ukuran tubuh yang lebih besar dari mangsanya.
hama PBK. Dikarenakan semut rang-rang lebih tertarik pada kondisi fisik larva
instar dua. Hal ini sesuai dengan literatur dari Edy et al., (2008) yang menyatakan
11
bahwa faktor fisik yang lain yang mempengaruhi predatisme adalah warna
mangsa, warna telur orange, pupa coklat kehitaman dan larva putih kultur,
Kesimpulan
1. Daya predasi semut rang-rang lebih besar pada hama penghisap buah
kakao.
2. Daya predasi semut rang-rang mencapai 100% pada penghisap buah kakao
5. Semut rang-rang lebih menyukai larva PBK karena fisiknya yang lunak.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Atmadja, W.R. 2003. Status Helopeltis antonii sebagai Hama pada Beberapa
Tanaman Perkebunan dan Pengendaliannya. Jurnal Litbang Pertanian
22 (2) 2003.
Choate, P.M,. 2001. The earwigs (Dermaptera) of Florida and eastern United
States.