Anda di halaman 1dari 9

LEPIDOPTERA

Pengertian dan Ciri-ciri

Kata Lepidoptera berasal dari bahasa Yunani, yaitu lepidos (sisik) dan

ptera (sayap). Jadi, artinya sayap serangga yang bersisik. Ukuran serangga ini ada

yang kecil dan ada yang besar. Jumlah sayapnya ada empat buah dan tertutup

dengan sisik. Antenanya ada yang seperti sikat dan ada yang seperti benang.

Bagian mulutnya saling berhubungan membentuk tabung. Bagian mulutnya

dilengkapi alat untuk mengigit. Selain itu, serangga ini memiliki alat penghisap

yang berbentuk spiral (Pracaya, 2008).

Ordo Lepidoptera mencakup ngengat (moth) dan kupu-kupu (butterfly).

Perbedaan kupu-kupu dan ngengat yaitu berdasarkan waktu aktifnya dan ciri

morfologinya. Umumnya, kupu-kupu aktif di siang hari (diurnal), sedangkan

ngengat aktif di malam hari (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap

dengan cara menegakkan sayapnya, sehingga tampak permukaan bawah dari

sayapnya. Ngengat hinggap dengan sayap terlipat horizontal diatas tubuh. Kupu-

kupu biasanya memiliki warna yang indah dan cerah sedangkan ngengat

cenderung gelap (cokelat dan abu-abu). Antena kupu-kupu berbentuk benang

(filiform) dan membesar di ujungnya, sedangkan hampir semua ngengat memiliki

antena seperti bulu burung atau seperti sisir (Triplehorn dan Johnson, 2005).

Ordo lepidoptera termasuk dalam kelompok Holometabola yaitu serangga

yang mengalami metamorfosis sempurna. Berawal dari telur puru buah berukuran

0,1-0,2 mm, warna transparan, kuning diletakkan induknya malam hari pada

kuncup bunga dan pada kulit buah muda. Kemudian menetas menjadi larva/ulat

yang berwarna hijau muda dengan kepala coklat panjang 5 mm. Larva masuk ke
dalam kulit buah dan tetap tinggal sampai pupa stadium ulat berlangsung selama 3

minggu. Pupa berwarna coklat berukuran 5-5,5 mm, berada dalam bunga, kulit

bunga atau bagian-bagian tanaman yang tersembunyi. Stadium dewasa berupa

kupu, keluar dari pupa dengan meninggalkan bekas lubang pada puru-puru di

bagian tanaman tempat pupa tinggal. Kepompong berwarna merah abu-abu,

panjang 4,5-5 mm. Siklus hidup dari telur hingga menjadi kupu-kupu dewasa

berlangsung selama 29 hari.

Ciri-ciri ordo lepidoptera yaitu ketika fase larva memiliki tipe mulut

pengunyah, sedangkan ketika imago memiliki tipe mulut penghisapdengan alat

penghisap berupa belalai yang dapat dijulurkan, mempunyai 2 pasang sayap yang

dilapisi sisik.Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut

proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus

labialis berkembang sempurna. Adapun habitat dapat dijumpai di pepohonan,

beberapa jenisnya antara lain, Penggerek  batang padi kuning(Tryporiza

incertulasWlk), Kupu gajah (Attacus atlasL.), Ulat grayak pada tembakau

(Spodoptera litura) (Harianto, 2009).

Gambar. Tipe mulut Gambar. Tipe antena


Pembagian klasifikasi Lepidoptera di bagi menjadi lima subordo yaitu

Zeuloptera (Jugatae atau Homoneura, sebagian), Dacnonypha (Dacnonypha,

Jugatae atau Homoneura, sebagian), Exoparia (Jugatae atau Homoneura,

sebagian), Monotrysia (Frenatae atau Heteroneura, sebagian) dan Ditrysia

(Frenatae atau Heteroneura, sebagian).

Famili Penting Sebagai Hama

 Famili Plutellidae

Contoh dari famili ini yakni Plutella xylostella. Gejala serangan yang khas

adalah daun berlubang-lubang seperti jendela yang menerawang dan tinggal urat-

urat daunnya saja. Akibat serangan hama ini, kehilangan hasil dapat mencapai

58%-100%, terutama di musim kemarau.

Larva P. xylostella Imago P. xylostella

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Famili : Plutellidae

Genus : Plutella

Spesies : Plutella xylostella L.


Pengendalian ulat kubis dapat dilakukan dengan cara mekanis, kimiawi

dengan insektisida kimia sintetik selektif maupun insektisida nabati, pola

bercocok tanam (tumpangsari, rotasi, irigasi, penanaman yang bersih),

penggunaan tanaman tahan, pemakaian feromon, pengendalian hayati

menggunakan predator, parasitoid (misalnya dengan Diadegma semiclausum

Helen, Cotesia plutellae Kurdj., dll.), patogen (misalnya pemakaian bakteriB.

thuringiensis, jamur Beauveria bassiana, dsb.) serta aplikasi program PHT.

 Famili Zygaenidae

Ukuran ulatnya kecil, kerap kali warnanya mencolok. Pada badan terdapat

bintik-bintik, menyukai daun yang pertumbuhannya telah selesai dan kaku. Biasa

hidup pada pohon-pohon tinggi yang termasuk monokotil (kelapa dan bambu).

Contoh Artona cartoxantha.

Gambar. Stadia larva A. cartoxantha.

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Lepidoptera

Family : Aididae

Genus : Artona

Spesies : Artona catoxantha


Gejala serangan larva Artona biasanya merusak daun kelapa tua,

sedangkan larva yang baru menetas akan merusak daun dari permukaan bawah,

sehingga timbul bintik-bintik luka. Larva melukai daun hanya sampai batas

lapisan epidermis atas, sehingga lapisan yang ditinggalkan mudah kering dan

selanjutnya dengan gejala berbentuk garis yang semakin lama semakin luas.

Serangan yang berat menyebabkan helaian daun habis, bahkan dalam keadaan

tertentu tinggal lidinya saja.

Upaya pengendalian yang perlu dilakukan untuk menurunkan populasi

serangan hama A. catoxantha dapat dilakukan dengan cara yaitu :

1. Secara mekanis yaitu melakukan pemangkasan semua daun kelapa

dengan hanya meninggalkan 3 – 4 lembar daun muda. Cara ini dilakukan jika

pada 200 – 300 sampel pohon ditemukan bahwa dua pelepah dalam pohon kelapa

terdapat larva Artona dari 4 stadium. Pemangkasan dilakukan setelah larva Artona

mencapai panjang 8 mm untuk memberi kesempatan kepada parasit untuk

berkembang biak terlebih dahulu. Larva Artona akan menjadi kupu-kupu dalam

waktu 2 minggu sehingga pemangkasan harus sudah selesai dalam jangka waktu

tersebut.

2. Secara biologis / hayati yaitu dengan musuh alami seperti Apanteles sp.

(tawon kemit), Cadursia leefmansia, dan Euplectromorpha viridiceps (tabuhan

parasit).

3. Secara kimiawi yaitu dilakukan dengan memberikan insektisida

sistemik melalui pengeboran batang atau pemotongan akar, untuk tanaman yang

masih rendah dilakukan penyemprotan tajuk.


 Familia Psychidae

Ulat membuat kantung untuk berlindung.Seluruh tubuh ulat terbungkus

atau terlindung dalam kantung. Untuk aktivitas hidupnya hanya mengeluarkan

kepala dari bagian depan dan toraks yang dikeluarkan.ContohMahasena corbetti.

Mahasena corbetti

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Family : psychidae

Genus : Mahasena

Species : Mahasena corbetti

Ulat yang sangat muda hanya memakan permukaan bawah daun. Ulat

dewasa menghabiskan daun dan pinggir sampai ke lidi. Serangan berawal dari

pelepah daun yang lebih tua mengarah ke pelepah daun yang lebih muda.Daun

yang terserang menjadi rusak, berlubang dan tidak utuh lagi kemudian daun

menjadi kering dan berwarna abu-abu Serangan hama menyebabkan daun

berlubang-lubang.
Pengendalian hama ini antara lain dengan cara mekanik yaitu dengan

mengutip ulat kantong yang ada pada areal penanaman kelapa sawit, dan juga

dapat dilakukan dengan cara biologi yaitu dengan memanfaatkan musuh alami

dari ulat kantong  seperti  Chalcidid sp (lalat Parasit), Bracymeria sp dan juga

Exorista psychidarum Bar. Penggunaan insektisida dalam mengendalikan hama

ulat kantong merupakan cara terakhir yang dapat ditempuh. Hal ini sesuai dengan

konsep PHT dimana pengendalian dengan pestisida merupakan alternatif terakhir

yang dapat dilakukan dalam mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT) sasaran.

 Famili Hesperiidae

Daun yang diserang ulat biasanya digulung, sehingga menyerupai tabung

dan apabila dibuka akan ditemukan ulat di dalamnya. Ulat yang masih muda

memotong tepi daun secara miring, lalu digulung hingga membentuk tabung kecil.

Di dalam gulungan tersebut ulat akan memakan daun.

Apabila daun dalam gulungan tersebut sudah habis, maka ulat akan pindah

ke tempat lain dan membuat gulungan yang lebih besar. Apabila terjadi serangan

berat, daun bisa habis dan tinggal pelepah daun yang penuh dengan gulungan

daun.

Erionota thrax
Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Lepidoptera

Family : Hesperiidae

Genus : Erionota

Species: E. thrax

Pada daerah endemik, pengendalian hamasecara biologi yaitu dengan

memanfaatkan parasitoid dapat menjaga populasi hama tetap rendah.

Pengendalian hama penggulung daun pisang E. thrax dengan menggunakan

parasitoidlarva, Cotesia erionota Wilikinson telah pernah dilakukan di Papua New

Guinea dan berhasil dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Harianto. 2009. Pengenalan dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kakao.


Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. Jember.

Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Jakarta.

Triplehorn CA, Johnson NF. 2005. Borror and Delong’s Introduction To The
Study of Insects. 7th Edition. Graphic World. USA.

Anda mungkin juga menyukai