Anda di halaman 1dari 17

ENTOMOLOGI

MODUL 7
SERANGGA DAN TUMBUHAN

DR. SIPRI RADHO TOLY, PGD. MSc.

Semester Genap 2019/2020

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Interaksi Serangga-Tumbuhan  mutualistik maupun saling


merugikan.

Mutualistik: interaksi pollinator-tumbuhan, seed predator dan


seed dispersal, dan makro dekomposer.

Saling merugikan: efek herbivory  serangga herbivor 


kerusakan daun (defoliasi) pada berbagai jenis tumbuhan.

Defoliasi Hutan Tropis 3%-10%/tahun (Lowman, 1987)

Defoliasi hutan Eucalyptus di Australia Barat 5%-10% (Radho


Toly, et al. 2001)
INTERAKSI KO-EVOLUSI SERANGGA-TUMBUHAN

Serangga herbivor atau seranga phytophagus (phyto = Tumbuhan; phagus =


makan) a t a u fitofag

Interaksi resiprokal seranga phytophagus-tumbuhan (sumber makanan) telah terjadi


ratusan juta tahun  ko-evolusi dan ko-adaptasi antar serangga-tumbuhan

Serangga herbivor sangat berperanan dalam evolusi tumbuhan, dimana dari efek
herbivory oleh serangga  memacu tumbuhan untuk menghasilkan berbagai macam
cara tumbuhan untuk pertahanan diri baik pertahanan kimia maupun pertahanan
fisika.

Sifat pertahanan diri tumbuhan  dibawa oleh gen-gen tertentu, di mana suatu jenis
tumbuhan mempunyai gen-gen ketahanan yang sangat kaya dan bervariasi.

Pertahanan Kimia:
Tumbuhan membentuk metabolit sekunder berupa senyawa biokimia (sering disebut:
allelokhemi atau alkaloida) yang tidak disukai oleh serangga herbivor  sehingga
mengurangi palatabilitas atau kelezatan tumbuhan, atau dapat menyebabkan efek
toksik pada serangga pemakan (herbivor).
INTERAKSI KO-EVOLUSI SERANGGA-TUMBUHAN

Contoh:
Tumbuhan dari familia Papaveraceae, Solanaceae, Rubiaceae, dan
Amaryllidaceae dikenal sebagai tumbuhan yang kaya akan senyawa
allelokhemi (alkaloida/Alelopati) ← Senyawa Metabolit Sekunder

Pertahanan Fisika:
Tumbuhan mengembangkan sifat-sifat fisik dan morfologi (seperti:
bentuk kulit yang keras, duri, rambut/bulu panjang, dll) yang dapat
mengurangi efek memakan serangga.

Pertahanan diri tumbuhan  respons pada serangga herbivor  seleksi


alam akan muncul populasi “spesies baru serangga herbivor (Mutan)”
dg sifat baru yang dapat menyesuaikan diri dengan sifat tumbuhan yang
telah memiliki senyawa allelokhemi atau sifat fisik dan morfologi
pertahanan.
INTERAKSI KO-EVOLUSI SERANGGA-TUMBUHAN

Hasilnya:
Allelokhemi yang semula sebagai senyawa penolak, akan berubah menjadi senayawa
penarik, yang dampak lajutannya: Serangga bisa juga hidup dan hanya memakan
tanaman tertentu saja  serangga polifag berubah menjadi serangga monofag.

Bahkan serangga lain dapat memenfaatkan senayawa allelokhemi (toksisitas)


tumbuhan yang dimakannya  sebagai zat toksik untuk mempertahankan dirinya
sendiri terhadap pemangsaan hewan lain (predatornya).

Contoh 1:
Larva/ulat kupu-kupu Danaida chryssipus (famili Danaidae)  makan daun tumbuhan
Asclepias curassavica (famili Asclepiadaceae) yang mengandung “glukosida kardiak”,
(alkoloid/senyawa metobolit sekunder)  tubuh kupu-kupu tersebut mengandung
“glukosida kardiak”  terhindar dari dampak predasi burung-burung insektivor.

Di mana “glukosida kardiak” bila dalam kadar rendah akan menyebabkan emetik
(mual dan muntah-muntah), namun bila dalam kadar tinggi bisa membawa efek letal
(mati) pada burung-burung insektivor.
INTERAKSI KO-EVOLUSI SERANGGA-TUMBUHAN

Contoh 2:
- Pada mentimun (famili Cucurbitaceae) mengandung senyawa
kukurbitasin (rasa pahit) dalam jaringan daun dan batang, untuk
mempertahankan diri dari tekanan serangga herbivor. Senyawa
kukurbitasin awalnya  mempengaruhi jenis kumbang Diabrotica, sp.
(ordo Coleoptera) menghindar a t a u tidak memakan mentimun.

- Namun dalam proses ko-evolusi yang panjang, maka jenis kumbang


Diabrotica, sp. (ordo Coleoptera) mampu memakan mentimun yang
mengandung senyawa kukurbitasin, karena senyawa kukurbitasin
sudah diubah menjadi zat penggairah makanan (feeding excitant).

- Efek lanjutannya, kumbang Diabrotica, sp. yang semula bersifat


polifag secara evolusioner berubah menjadi serangga yang monofag.
INTERAKSI KO-EVOLUSI SERANGGA-TUMBUHAN

Gambar. Skema Interaksi Ko-evolusi antara Populasi Tumbuhan dengan Populasi


Serangga Herbivor (Kramadibrata, 1996).
POLA PEMENFAATAN TUMBUHAN OLEH SERANGGA

Jenis-jenis serangga herbivor (fitofag) mencapai ¼ dari semua hewan


herbivor makroskopis lainnya.

Tiap jenis tumbuhan hijau mempunyai jenis serangga pemakan yang


spesifik.

Serangga herbivor dalam pemenfaatan tumbuhan sebagai makanan, ada


yang hanya memakan 1 (satu) jenis tumbuhan saja, ada pula yang
menfaatkan berbagai spesies dari banyak family tumbuhan sebagai
sumber makanan.

Sehingga serangga dapat dikelompokkan berdasarkan banyaknnya jenis


tumbuhan yang digunakan sebagai sumber pakan/makanan.
POLA PEMENFAATAN TUMBUHAN OLEH SERANGGA

Berdasarka banyaknya spesies tumbuhan yang dimakan, maka serangga


dikelompokkan menjadi:

1. Monophagus (monofag) yaitu serangga yang memakan hanya satu


jenis tumbuhan atau memakan jenis-jenis tumbuhan dari genus yang
sama;

2. Oligophagus (oligofag) yaitu serangga yang memakan tumbuhan dari


beberapa genus tetapi dalam satu family, namun ada juga serangga
yang lebih banyak memakan tumbuhan dalam satu famili (famili yang
sama);

3. Polyphagus (polifag) yaitu serangga yang memakan banyak jenis


tumbuhan dari famili berbeda atau ordo berbeda.
CARA SERANGGA MEMAKAN TUMBUHAN

Serangga memenfaatkan tumbuhan sebagai sumber makan dengan berbagai cara,


yaitu:

a. Menambang (Mining)
- Serangga leaf-miner meletakan telurnya dalam jaringan daun, lalu telur
berkembang menjadi larva yang hidup dan aktif memakan jaringan internal di
antara 2 lapisan epidermis (epidermis atas dan epidermis bawah) daun tumbuhan.
- Jaringan daun yang sudah mati dan meninggalkan alur-alur tambang atau
terowongan dan bahkan menghasilkan lubang pada daun.
- Perkembangan larva terjadi dalam daun, sehingga meninggalkan material-material
ekskresi pada alur tambang yang disebut “frass” yang berwarna hitam atau coklat.
- Serangga leaf-miner lebih banyak dari 4 ordo serangga (keempatnya holometabol),
yaitu Diptera, Lepidoptera, Coleoptera, dan Hymenoptera
CARA SERANGGA MEMAKAN TUMBUHAN

Cara Serangga memenfaatkan tumbuhan sebagai sumber


makan dengan berbagai cara, yaitu:

a. Menambang (Mining)
- Serangga leaf-miner meletakan telurnya dalam
jaringan daun, lalu telur berkembang menjadi larva
yang hidup dan aktif memakan jaringan internal di
antara 2 lapisan epidermis (epidermis atas dan
epidermis bawah) daun tumbuhan.

- Jaringan daun yang sudah mati dan meninggalkan


alur-alur tambang atau terowongan dan bahkan
menghasilkan lubang pada daun.

- Perkembangan larva terjadi dalam daun, sehingga


meninggalkan material-material ekskresi pada alur Gambar. Leaf Miners pada berbagai jenis daun tumbuhan:
tambang yang disebut “frass” yang berwarna hitam a.linear-bloth mine: Agromyza aristata (Diptera: Agromyzidae); b.
linear mine: Chromatomyia primulae (Diptera: Agromyzidae); c.
atau coklat.
linear-bloth mine: Chromatomyia gentianella (Diptera:
Agromyzidae); d. linear mine: Phytomyza senecionis (Diptera:
- Serangga leaf-miner lebih banyak dari 4 ordo Agromyzidae); e. blotch mine daun apel: Lyonetia speculella
serangga (keempatnya holometabol), yaitu (Lepidoptera: Lyonetiidae); f. linear mine: Phyllocnistis populiella
(lepidoptera: Gracillariidae); g. blotch mine: Perthida glyphopa
Diptera, Lepidoptera, Coleoptera, dan (Lepidoptera: Incurvariidae) pada daun jarrah (Eucalyptus
Hymenoptera marginata) (Gullan & Cranston, 1994).
CARA SERANGGA MEMAKAN TUMBUHAN
b. Mengunyah daun (Leaf Chewing)
- Kerusakan daun akibat aktifitas serangga memakan dengan cara
mengunyah dapat terlihat dengan jelas bila daun kehilangan massa
jaringan

- Kelompok serangga leaf chewing (pengunyah daun) kebanyakan larva


dari odro Lepidoptera (disebut: Caterpillar), Coleoptera, Orthoptera,
waps atau keluarga tabuhan (ordo Hymenoptera), dan sedikit dari ordo
Psocoptera.

- Aktifitas mengunyah bukan hanya pada daun tumbuhan, namun juga pada akar,
ranting dan batang muda, bunga dan buah.

- Di Australia, kumbang Anoplognathus, sp. (Coleoptera: Scarabaeidae) yang sering


disebut kumbang Christmas (Christmas beetle) paling banyak menyebabkan
kerusakan daun (defoliasi) eucalyptus (kayu putih).

- Banyak metode yang digunakan untuk estimasi kerusakan daun (leaf


area lost) akibat leaf-chewing oleh serangga, antara lain :

1. Secara langsung:

Pengukuran pada daun: Luas total daun – luas daun utuh x 100%), spot
sampling yaitu penandaan ranting untuk koleksi daun-daun yang rusak;

2. Secara tidak langsung:


Gambar. Leaf-chewing oleh Christmas beetles:
Anoplognathus, sp. (Coleoptera: Scarabaeidae)
Mengukur produksi frass atau faeces serangga yg ditinggalkan pada
daun. pada daun eucalyptus (Gullan & Cranston, 1994).
CARA SERANGGA MEMAKAN TUMBUHAN
c. Pemboran (Boring)
- Pemboran = aktivitas memakan larva serangga
dengan cara membor pada pucuk/tunas, buah, biji,
polong/kacang, akar, cabang, dan batang atau kayu.

- Hasil reproduksi beberapa jenis tumbuhan seperti


buah, biji, dan polong banyak mengalami kerusakan
akibat pemboran oleh jenis-jenis serangga pembor.

- Seperti serangga pembor buah apel, oleh


Rhagoletis pomonella (Diptera: Tephritidae) dan
Cydia pomonella (Lepidoptera: Tortricidae), dan
serangga pembor tongkol jagung muda yaitu
Ostrinia nubilalis (Lepidoptera: Pyralidae)

- Ada pula larva kumbang penggerek Conotrachelus


nenuphar (Coleoptera) menggerek hasil panen Gambar. Larva Pembor tongkol jagung muda
buah atau biji dan polong/kacang yang disimpan (a)Oetrinia nubilalis (Lepidoptera: Pyralidae); dan
pada tempat penyimpanan (gudang/lumbung)  pembor buah apel (b)Cydia pomonella
Hama Gudang (Lepidoptera: Tortricidae) (Gullan & Cranston,
1994).
CARA SERANGGA MEMAKAN TUMBUHAN
d. Mengisap cairan tumbuhan (Sap Sucking)

- Sap-sucking = cara serangga memakan


tumbuhan dengan cara menusukan
Stylet-nya ke dalam jaringan organ-
organ tumbuhan lalu mengisap carian
(juice) tumbuhan untuk masuk ke
saluran pencernaan serangga. Tipe
mulut serangga jenis ini yaitu menusuk-
mengisap

- Gejala atau kerusakan pada tumbuhan


sebagai akibat aktifitas sap-sucking
serangga yaitu terjadi nekrose, bercak-
bercak pucat, daun menjadi keriting.
Gambar. Penetrasi Stylet ke dalam jaringan tumbuhan
(a&c) dan Irisan transversal pada daun Eucalyptus(b)
- Ordo Thysanoptera, Diptera, dan (Gullan & Cranston, 1994).
Hymenoptera juga termasuk kelompok
serangga sap-sucking
CARA SERANGGA MEMAKAN TUMBUHAN

e. Pembentukan Gall (Gall Forming)


- Aktifitas herbivory serangga dapat berakibat pada distorsi yaitu abnormalitas
morfologi pada organ-organ tumbuhan, berupa terbentuknya bisul-bisul atau
kantung-kantung abnormal, sehingga pertumbuhan abnormal itu disebut gall, dalam
bentuk kantung-kantung atau bisul-bisul pada tumbuhan.

- Secara umum gall didefenisikan sebagai perubahan patologis yang terjadi pada sel,
jaringan, atau organ-organ tumbuhan dalam bentuk hypertrophy (peningkatan
ukuran sel atau sel membesar), hyperplasia (peningkatan jumlah sel) sebagai akibat
dari stimulasi organisme asing.

- Ilmu yang mempelajari tentang gall pada tumbuhan disebut “Cecidology”, sehingga
penyebab gall (gall formers) dari hewan berupa serangga dan nematoda disebut
“Cecidozoa”. Pembentukan gall hanya terjadi pada jaringan-jaringan meristematis
tumbuhan seperti pada pucuk, tunas, daun muda, bunga, batang muda, dan ujung akar.
CARA SERANGGA MEMAKAN TUMBUHAN
e. Pembentukan Gall (Gall Forming)…….Lajutan.
Telah diidentifikasi macam-macam gall formation pada
tumbuhan yang disebabkan oleh serangga, yaitu:

1. Covering galls: serangga tertutup dalam lipatan gall, baik


dengan salah satu ujung terbuka (ostiole) ke luar (gbr. a dan
b), atau tanpa ostiole (gbr. c).
2. Filz galls: dicirikan oleh terbentuknya rambut-rambut
epidermis (gbr. d).
3. Roll and fold galls: pertumbuhan diferensiasi pada daun,
tunas, pucuk, ranting, atau batang yang membentuk
gulungan dan terpilin/bergelombang (gbr. e).
4. Pouch galls atau kantung gall: berbentuk tonjolan/benjol
atau kantung pada tepi atau permukaan helai daun (gbr. 7.6
f).
5. Mark galls: serangga meletakkan telur pada batang atau
daun, lalu larva mengalami metamorfosis menjadi serangga
dewasa, dan meniggalkan tanda/bekas berupa tonjolan pada
batang atau daun (gbr. g).
6. Pit galls: bintil-bintil tonjolan daging daun atau organ lain
yang berbetuk pilinanan atau bergelombang.
7. Bud and rosette galls: pembesaran yang terjadi pada pucuk,
tunas, dan kadang-kadang berupa multiplikasi pada daun Gambar. Macam-macam bentuk gall pada
muda, yang bentuknya menyerupai susunan buah cemara. tumbuhan (Gullan & Cranston, 1994). Cranston,
1994).
TUGAS INDIVIDU

1. Tulis dan jelaskan cara serangga memenfaatkan tumbuhan sebagai sumber


makanan
2. Jelaskan Interaksi Ko-evolusi antara Populasi Tumbuhan dengan Populasi
Serangga Herbivor dengan menggunakan skema Kramadibrata (1996)
3. Berdasarkan banyaknya spesies tumbuhan yang dimakan oleh serangga,
maka akan terbentuk 3 kelompok serangga. Tulis dan jelaskan 3 kelomppk
serangga tersebut.
4. Tulis dan jelaskan 5 (lima) cara serangga memenfaatkan tumbuhan sebagai
makanan
5. Jelaskan system Pertahanan Kimia tumbuhan agar tidak dimakan oleh
serangga herbivore, serta berikan contoh.
6. Jelaskan system Pertahanan Fisika tumbuhan agar tidak dimakan oleh
serangga herbivore.
7. Pertahanan diri pada tumbuhan (baik secara kimia maupun secara Fisika)
akan menyebabkan respons pada serangga herbivore. Jelaskan bagaimana
respons serangga herbivore tersebut.

KERJAKAN DENGAN CARA SEPERTI BIASA LALU KIRIM KE ALAMAT EMAIL


BAPAK, PALING LAMBAT JAM 6 SORE HARI INI

Anda mungkin juga menyukai