Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PERLINDUNGAN TANAMAN

HAMA PENYAKIT
(ORDO DIPTERA, ORTOPERA, LEPIDOPTERA, HEMIPTERA, COLEOPTERA)

UMMI ALWAQIAH AZIS


180302001

AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
TAHUN 2019
ORDO DIPTERA
Serangga dengan metamorfosis yang sempurna. Larva bentuknya seperti cacing, tanpa
kaki, tanpa kepala yang jelas (berenga). Berkepompong seringkali dalam puparium, yang
berbentuk bulat telur. Imago hanya mempunyai satu pasang sayap, sayap belakang tidak ada,
yang tinggal hanya satu pasang halteres sebagai alat keseimbangan. Mulut imago untuk
menjilat, bibirnya agak menonjol.

• Kingdom : Animalia
• Filum : Arthropoda

1. Liriomyza •

Kelas
Ordo
: Insecta
: Diptera
(Lalat penggorok • Family : Agromyzidae
daun) • Genus : Liriomyza
• Species : Liriomyza
huidobrensis

Gambar 1: Liriomyza huidobrensis


Sumber: http://balittra.litbang.deptan.go.id

Liriomyza adalah salah satu dari lima genus lalat penggorok daun (Agromyza,
Japanaromyza, Liriomyza, Phytomyza, dan Tropicomyza ) yang berasosiasi dengan tanaman
leguminosa. Genus liriomyza terdiri atas banyak spesies. Lalat dengan tipe makan polifag ini
dapat ditemukan pada berbagai jenis tanaman, sehingga memungkinkan terbentuknya banyak
spesies akibat adaptasi,mutasi, dan evolusi (Baliadi, 2010).

Telur lalat kacang berbentuk lonjong, berukuran panjang 0,31 mm, lebar 0,15 mm,
berwarna putih seperti mutiara. Telur di letakkan pada keping biji (kotiledon) serta daun
pertama tanaman. Telur ini akan menetas setelah berumur 2 - 4 hari dan keluar larva
(Soehardjan, 1987) Larva menggorok bagian jaringan palisade. Larva mengalami tiga instar,
larva instar terakhir berukuran 2-3 mm berwarna kuning. Larva dewasa jatuh ke tanah dan
membentuk pupa pada serasah tanaman. Siklus hidup dari telur sampai imago berlangsung
sekitar 21 hari (Baliadi, 2010).

Pupa berwarna kuning kecoklatan, berukuran lebih kurang 2,25-2,5 mm. pada rumah
kaca dengan suhu 27°C stadia pupa berkisar 8-9 hari tergantung pada tanaman inang. Lama
perkembangan pupa ini berkorelasi negatif terhadap suhu. Pupa terdapat di bawah daun di
ujung korokan dengan posisi menggantung atau berada di permukaan tanah (Steck, 1996).

Lalat dewasa sangat kecil berukuran sekitar 2,5 mm. Lalat dewasa berwana kuning pada
bagian kepala, berwarna hitam pada bagian dekat oceli dan mata, antena berwarna kuning
dengan 3 segmen dan membulat, terdapat rambut rambut kaku yang tegak disekitar punggung

Tanaman Inang Liriomyza

Tomat Gambas Cabe

Bawang
Bayam Seledri
Daun

Kacang
Timun Sawi
Panjang
yang berwarna kuning (Gambar 1). Warna tubuh kehitaman atau kekuningan. Bagian dorsal
berwarna gelap, namun skuletumnya kuning terang. Mesonotum berwarna hitam mengkilat,
scutelumkuning agak lancip, tungkai dengan koksa dan femur berwarna kuning, tibia dan tarsus
berwarna coklat. Lebar sayap jantan 1,5 mm dan betina 1,6 mm. Abdomen hampir keseluruhan
berwarna hitam mengkilap. Imago betina memiliki ovipositor yang berkembang sempurna, dan
alat ini yang merupakan pembeda dengan lalat jantan. Lalat betina membuat beberapa tusukan,
pada bagian atas permukaan daun yang diawali pada daun bagian atas (Malipatil, 2004).
Gejala Serangan
Gejala serangan lalat
penggorok daun pada tanaman mudah
dikenali dengan adanya liang korokan
beralur warna putih bening pada
bagian mesofil daun. Apabila liang
korokan tersebut dibuka, akan terlihat
larva yang aktif bergerak. Larva hidup
dan makan didalam liang korokan.
Pada satu helai daun dapat dijumpai
lebih dari satu liang korokan. Pada
serangan lanjut, warna liang korokan
menjadi kecoklatan, daun layu dan
gugur (Soehardjan, 1987) . Gejala
berupa liang korokan beralurwarna
Gambar 2: Gejala serangan Liriomyza huidobrensi
Sumber : Foto Lansung di Lapangan putih bening pada bagian mesofil daun,
gejala ini banyak ditemukan pada daun tanaman. Jumlah alur korokan bervariasi, bergantung
pada jumlah larva yang menetas. Pada serangan lanjut, liang korokan berubah warna menjadi
kecoklatan dan di dalamnya larva berkembang. Gejala tersebut merupakan ciri khas serangan
lalat penggorok daun, Liriomyza sp (Baliadi, 2010).

Selanjutnya larva menggerek pada keping biji atau daun akan menuju ke batang, terus
ke pangkal batang dan pangkal akar melalui jaringan epidermis kulit batang. Gejala serangan
pada kulit batang sukar dilihat tanpa menggunakan mikroskop, terutama gerekan pada batang
dekat pangkal keping biji atau pangkal tangkai daun (BPTP Sumut, 2007). Apabila liang-liang
yang disebabkan gerekan larva cukup banyak. Gejala serangan sudah tampak pada 14 hari
setelah tanam (Gambar 2).
Pengendalian
Berdasarkan komponen pengendalian yang tersedia pada tanaman hias dan sayuran,
rekomendasi PHT untuk lalat penggorok daun dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

 Tanam serentak pada hamparan kisaran waktu 14 hari


 Pergiliran tanaman dengan padi atau jagung untuk lahan sawah dan jagung ubi
 untuk lahan kering.
 Pemantauan lalat penggorok daun mulai 6-30 hari
 Pemupukan berimbang dan
 Pemasangan perangkap warna likad kuning (16 cm x 15 cm) (Baliadi, 2010).

Pengendalian hama yang paling utama dilakukan petani adalah penggunaan pestisida.
Akan tetapi apabila penggunaan bahan insektisida tersebut kurang bijaksana akan
menimbulkan dampak negatif bagi flora maupun fauna serta lingkungan dan disamping itu pula
bahan kimia atau pestisida tersebut harganya cukup mahal (Thamrin, 2008) . Di Indonesia,
untuk mengatasi lalat penggorok daun, petani sayuran umumnya melakukan aplikasi
insektisida setiap minggu, bahkan terkadang seminggu dua kali. Salah satu insektisida yang
digunakan adalah yang berbahan aktif profenopos (Baliadi, 2010).
• Kingdom : Animalia
• Filum : Arthropoda
• Kelas : Insecta
2. Lalat Buah • Ordo : Diptera
(Drozophyla.sp) • Family : Agromyzidae
• Genus : Drozophyla
• Species : Drozophyla
melanogaster

Gambar 3Lalat Buah ( Drozophyla melanogaster)


Sumber : Bambang Rahayu TP

Menurut Hadi, et. al., (2009, hlm. 141-142) ciri-ciri yang dimiliki oleh Diptera sebagai
berikut: Tubuh berukuran sangat kecil sampai sedang, sayap satu pasang yang merupakan
sayap depan, sayap belakang mereduksi menjadi halter yang berfungsi sebagai alat
keseimbangan. Anggota ordo ini cukup besar, dikenal 80.000 spesies. Selain sebagai hama
tanaman dikenal pula sebagai vektor penyakit manusia dan ternak. Ada juga yang berperan
sebagai predator, parasit maupun polinator (Gambar 3).
Tanaman Inang
Tomat Timun
Mangga Cabe
Jambu Pepaya
,

Gejala Serangan

Gambar 4. Lalat Buah ( Drozophyla melanogaster) Gambar 5: Gejala serangan lalat buah
Sumber : Bambang Rahayu TP Sumber : Foto Lansung di Lapangan

Pada buah yang terserang biasanya terdapat lubang kecil di bagian tengah kulitnya.
Serangan lalat buah ditemukan terutama pada buah yang hampir masak .Gejala awal ditandai
dengan noda/titik bekas tusukan ovipositor ( alat peletak telur) alat betina saat meletakkan telur
ke dalam buah.Selanjutnya karena aktivitas hama di dalam buah , noda tersebut berkembang
menjadi meluas. Larva makan daging buah sehingga menyebabkan buah busuk sebelum masak.
Apabila dibelah pada daging buah terdapat belatung-belatung kecil dengan ukuran antara 4-
10mm yang biasanya meloncat apabila tersentuh. Kerugian yang disebabkan oleh hama ini
mencapai 30-60%. Kerusakan yang ditimbulkan oleh larvanya akan menyebabkan gugurnya
buah sebelum mencapai kematangan yang diinginkan.
Pengendalian
Fase kritis tanaman dan saat pemantauan populasi adalah saat buah menjelang
masak . Lalat buah dapat dikendalikan dengan berbagai cara mulai dari biologi, mekanis, kultur
teknis dan kimia. Di alam lalat buah mempunyai musuh alami berupa parasitoid dari genus
Biosteres dan Opiua dan beberapa predator seperti semut, sayap jala (Chrysopidae va.(Ordo
Neuroptera), kepik Pentatomide (ordo Hemiptera) dan beberapa kumbang tanah (ordo
Coleoptera).Peran musuh alami belum banyak dimanfaat mengingat populasinya yang rendah
dan banyaknya petani yang mengendalikan hama menggunakan insektisida Parasitoid dan
predator ini lebih rentan terhadap insektisida daripada hama yang diserangnya.

Gambar 6. Pengendalian lalat buah


Sumber : Foto Lansung di Lapangan

Cara Mekanis

 Pengumpulan dan pemungutan sisa buah yang tidak dipanen terutama buah sotiran untuk
menghindarkan hama tersebut menjadi inang potensial, akan menjadi sumber serangan
berikutnya. Pengendalian mekanis jugs dapat dilakukan dengan mengumpulkan buah yang
busuk atau sudah terserang kemudian debenamkan kedalam tanah atau dibakar
 Pembungkusan buah mulai umur 1,5 bulan untuk mencengah peletakan telur (oviposisi)
merupakan cara mekanik yang paling baik untuk diterapakan sebagai antisipasi terhadap
serangan lalat buah.
Cara Kultur Teknis

 Pencacahan tanah di bawah tajuk pohon yang agak dalam dan merata agar pupa yang
terdapat di dalam tanah akan terkena sinar matahari dan akhirnya mati.
 Pembungkusan buah saat masih muda dengan kantong plastik, kertas semen, kertas koran,
atau daun pisang.

Cara Biologi
 Penggunaan perangkap yang diberi umpan atau atraktan (misalnya Methyl Eugenol)
 Menurunkan populasi lalat dengan melepas serangga jantan mandul (steril) dalam jumlah
yang banyak, agar kemungkinan berhasilnya perkawinan dengan lalat fertile di lapang
menjadi berkurang.
 Pemanfaatan musuh alami antara lain Biosteres sp., Opius sp., (Braconidae), semut
(Formicidae), laba-laba (Arachnidae), kumbang (Staphylinidae) dan cocopet
(Dermaptera).
 Penanaman tanaman selasih di sekitar kebun.

Cara Kimiawi

 Dilakukan apabila dijumpai lalat buah dalam perangkap dan diulang setiap 4–7 hari sampai
populasi turun
 Pemberian umpan semprot (bait spray), yaitu umpan protein yang mengandung ammonia
dicampur dengan insektisida khlorfirifos atau malation.
• Kingdom : Animalia
• Filum : Arthropoda
• Kelas : Insecta
3. Lalat Bibit • Ordo : Diptera
• Family : Agromyzidae
(Ophiomyia phaseoli Try) • Genus : Ophiomyia
• Species : Ophiomyia
phaseoli Try.

Sejak tumbuh ke permukaan tanah hingga tanaman tua, tanaman kedelai tidak luput
dari serangan hama. Hama yang menyerang tanaman kedelai sebanyak 111 jenis salah satunya
adalah lalat bibit. Terdapat 3 jenis lalat bibit yang menjadi hama utama pada kedelai, antara
lain Ophiomyia phaseoli Try., Melanagromyza sojae Zehn., dan Melanagromyza
dolichostigma de meij (Marwoto, 1997). Kalshoven (1981) mengatakan bahwa Ophiomyia
phaseoli Try. merupakan hama pada pembibitan pada kacang-kacangan yang paling merusak
di Indonesia. Sehingga dalam penelitian ini hanya diteliti tingkat kerusakan O. phaseoli.
Menurut Djuwarso (1998) cara termudah untuk membedakan spesies lalat adalah dengan
mengidentifikasi letak larva dan pupanya, yaitu dengan jalan membelah tanaman. Apabila letak
larva dan pupa ada di bawah kulit batang biasanya O. phaseoli

Gambar 7. Lalat Bibit


Sumber : https:mediatani.co
Tanaman Inang
Kedelai
Kacang
Jagung

Gejala Serangan
Tanaman terserang lalat kacang ditunjukkan
dari adanya bintik-bintik putih pada keping biji atau
daun pertama. Bintik-bintik tersebut merupakan luka
bekas tusukan ovipositor lalat kacang, selain alur-alur
coklat pada keping biji dan kulit batang yang
merupakan bekas gerekan larva. Tanaman yang tidak
tahan dengan serangan larva keping biji akan cepat
gugur, tanaman layu dan akhirnya mati (Djuwarso et
al. 1992).
Gambar 8. Gejala serangan Lalat bibit pada jagung
Sumber : balitkabi.litbang.pertanian .go.id Gerekan larva menyebabkan tanaman
menjadi layu, mati dan kering karena akar tidak dapat berfungsi normal untuk menghisap air
dan unsur hara. Tanda serangan awal berupa bintik-bintik putih pada kotiledon, daun pertama
atau daun kedua, yaitu bekas tusukan alat peletak telur lalat. Serangan larva sebelum umur 13
hari dapat menyebabkan kematian tanaman. Ambang kendali hama lalat bibit yaitu 1 imago
per 5 m baris atau 1 imago per 50 rumpun (Deptan, 2008). Penelitian Ginting (2009)
menunjukkan gejala serangan larva pada kotiledon mulai tampak pada umur tanaman 10 hst
(Gambar 5). Pada umur 13 hst kotiledon yang terserang larva sudah mulai menguning dan larva
sudah masuk ke dalam jaringan kulit batang. Berdasarkan hasil pengamatan gejala serangan
pada kotiledon menunjukkan pada umur kedelai 10 hst tingkat serangan mencapai 29,9% dan
menjadi 65,00% pada umur 13 hst. Pada umur 17 hst kotiledon sudah gugur dan larva sudah
masuk ke dalam jaringan kulit batang sehingga gejala serangan tidak nampak dari luar, namun
pertumbuhan kedelai tampak terhambat atau lebih kerdil dibandingkan tanaman yang tidak
terserang. Gambar 2
Pengendalian
Untuk pengendalian bisa dilakukan dengan menerapkan pola pergiliran tanaman selain
jagung dan padi. Selain itu, penggunaan varietas jagung yang memiliki ketahanan terhadap
serangan hama ini juga akan lebih memudahakan pencengahan dan pengendalian. Mengingat
siklus hidup lalat bibit hanya berlangsung selama 1-2 bulan di musim hujan , oleh karena itu ,
menggeser waktu tanam dan melakukan penanaman serempak juga menjadi siasat lain untuk
mengatasi serangan hama tersebut. Bisa juga dilakukan secara hayati dan secara kimiawi.
ORDO orthoptera
Serangga dengan metamorfosis yang tidak sempurna. Nimfa dan Imago mempunyai
mulut untuk menggigit. Orthoptera pada umumnya mempunyai kaki belakang yang besar,
untuk melompat (tetapi anjing tanah mempunyai kaki muka yang besar untuk menggali). Sayap
muka biasanya agak tebal, sayap belakang lebih lunak. Thorax ditutupi dengan pronotum, yang
bentuknya seperti semacam pelana. Yang betina sering mempunyai ovipositor yang jelas.
Acrididae : belalangTettigonidae : belalang daun, walang kerik (ovipositor seperti
pedang)Gryllidae : jangkrik, yang aktif waktu malam, makan tanaman yangpendek, siang hari
di bawah tanah (dalam lobang) atau dibawah batu, sampah dsb.Gryllotalpidae : anjing tanah,
yang hidup di bawah tanah merusak akar,umbi, tunas dsb.

• Kingdom : Animalia
• Filum : Arthropoda
• Kelas : Insecta
1. Belalang •

Ordo
Family
: Orthoptera
: Acrididae
( Valanga nigricornis) • Genus : Valanga
• Species : Valanga
nigricornis

Gambar 9. Valanga nigricornis


Sumber :
Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan
kemampuan melompat mumpuni (dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang
tubuhnya).Pada umumnya belalang berwarna hijau ataun cokelat. Belalang terkait erat
secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk dalam kelompok serangga
Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesies belalang.

Tanaman Inang
Padi Alang-Alang
Jagung Gelagah
Tebu

Gejala Serangan

Belalang menyerang dengan memakan daun-


daun tanaman sehingga mengurangi luas permukaan
daun dan mengganggu fungsi fisiologis dari
tanaman yang diserang. Kerusakan dau ini
berpengaruh terhadap produktivitas tanaman
tersebut. Jika serangan belalang ini dalam jumlah
populasi yang tinggi , daun tanaman yang diserang
akan habis dimakannya .
Gambar 10. Serangan Valanga nigricornis
Sumber :

Pengendalian
Pengendalian hama belalang bisa menggunakan bahan bahan alami seperti akar tuba
dan daun mimba sebagai pestisida organik.Kedua bahan alami ini dipercaya dapat menghambat
nafsu makan/antifedant/repellent/attractan, menghambat perkembangan serangga,
menurunkan keperidian hingga berpengaruh langsung sebagai racun.
• Kingdom : Animalia
• Filum : Arthropoda
• Kelas : Insecta
2. Anjing Tanah • Ordo : Orthoptera
• Family : Gryllotalpidae
(Gryllotalpidae )
• Genus : Gryllotalpidae
• Species :

Gambar 11. Orong Orang / Anjing Tanah


Sumber :

Tanaman Inang
Padi

GEJALA SERANGAN
Gejala serangan atau ciri-ciri serangan orong-orong pada tanaman padi, adalah sebagai berikut:

 Terdapat lubang 2-3 cm, diarea tanaman.


 Akar tanaman akan habis, di makan orong-orong.
 Tanaman layu, mengguning dan bahkan mati mendadak.
 Bukan hanya akar, diserang tetapi juga menyerang batang muda. Sehingga
batang akar bergerigi dan lama-kelamaan akan berlubang serta tanaman mati.
PENGENDALIAN

Cara Pengendalian Hama Orong-orong Lahan Sawah dan Darat

 Lahan sawah dilakukan pencegahan dengan membuat lahan rata, agar air dapat
mengenangi lahan secara merata. Cara ini dapat menekankan perkembangan dan
mengurangi resiko hama serta kerusakan tanaman padi.
 Proses penanaman padi dilakukan sebaiknya lahan digenangi selama 5-7 hari. Cara ini
dapat menekankan populasi dan penyebaran hama orong-orong.

Cara Pengendalian Hama Orong-orong Secara Mekanik

Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara menangkap dan membunuh
hama orong-orong. Cara ini dilakukan saat melakukan pengelolahan lahan, atau sebelum
melakukan penanaman tanaman padi.

Cara Pengendalian Hama Orong-orong Secara Bahan Alami dan Insektisida

Pengendalian hama orong-orong secara bahan alami, dilakukan dengan memanfaatkan


sekam padi sebagai umpan. Dilakukan dengan cara mencampurkan sekam dengan insektisida.
Kemudian diletakan dilokasi lahan. Cara ini sangat aman dan ramah lingkungan meskipun
menggunakan insektisida kimia.
• Kingdom : Animalia
• Filum : Arthropoda
• Kelas : Insecta
3. Jangkrik • Ordo : Orthoptera
• Family : Gryllotalpidae
(Gryllus mitratus )
• Genus : Gryllus
• Species : Gryllus mitratus

Gambar 12. Jangkrik


Sumber :

Tanaman Inang
Padi Alang-Alang
Jagung Gelagah
Tebu

GEJALA SERANGAN
Gryllus mitratus memakan tanaman sayuran, rumput-rumputan, gulma, dan yang
lainnya. Pinggiran daun yang dimakan oleh jangkrik akan terasa sangat kasar.
PENGENDALIAN
Dengan menggunakan lampu atau obor pada malam hari, biasanya jangkrik-jangkrik
akan berdatangan kearah cahaya. Kemudian tinggal menangkap, yang jantan dapat dijual
kepasar dan yang betina dapat dijadikan sebagai makanan ayam.
ORDO Lepidoptera
• Kingdom : Animalia
• Filum : Arthropoda
• Kelas : Insecta
1. Penggerek Buah Kakao • Ordo : Lepidoptera
• Family :
(Conopomorpha sp )
• Genus :Conopommorpha
• Species : Conomorpha.sp

Gambar 13. Penggerek Buah Kakao


Sumber : coursehero.com

Tanaman Inang
Buah Kakao

Gejala Serangan
Warna kuning yang tidak merata pada buah
kakao

Pengendalian
 Sanitasi
 Pemangkasan
Gambar 14. Gejala Serangan  Sarungisasi
Sumber : coursehero.com
 Musuh alami: Trichogramma sp
• Kingdom : Animalia
• Filum : Arthropoda
• Kelas : Insecta
2. Helopeltis.sp • Ordo : Lepidoptera
• Family :
• Genus : Helopeltis.sp
• Species :

Gambar 15. Helopeltis.sp


Sumber : Coursehero.com

Tanaman Inang
Buah Kakao

GEJALA SERANGAN
 Serangan hama penggerek buah kakao dapat dikenali dari perubahan warna kulit buah
menjadi belang hijau-kuning atau tampak seperti matang sebelum waktunya. Buah ini
bila dibuka, bagian dalamnya akan berwarna coklat kehitaman.
 Pada kulit buah yang terserang juga terdapat garis hitam yang merupakan bekas liang
gerekan larva penggerek buah kakao. Biji dari buah yang terserang biasanya berukuran
kecil dan saling berdempetan satu sama lain. Biji ini sulit dikeluarkan karena melekat
kuat pada kulit buah. Biji dari buah yang terserang penggerek buah kakao umumnya
memiliki kadar lemak yang rendah sehingga harga jualnya pun rendah.
 Buah muda mengering dan rontok,Kulit permukaan retak
• Kingdom : Animalia
• Filum : Arthropoda
3. Ulat Tanah • Kelas : Insecta
• Ordo : Lepidoptera
(Agrotis iplison) • Family :
• Genus : Agrotis
• Species : Agrotis iplison

Gambar 16. Ulat Tanah


Sumber : http.s://insektiara.blogspot.com

GEJALA SERANGAN
Larva aktif pada malam hari untuk mencari
makan dengan menggigit pangkal batang. Pangkal
batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Di
samping menggigit pangkal batang, larva yang baru
menetas, sehari kemudian juga menggigit
permukaan daun. Ulat tanah sangat cepat
pergerakannya dan dapat menempuh jarak puluhan
meter. Seekor larva dapat merusak ratusan
tanaman muda.
Gambar 17. Serangan Ulat Tanah
Sumber : http.s://insektiara.blogspot.com
Tanaman Inang lain
Tomat, tanaman jagung, padi, tembakau, tebu, bawang, kubis, kentang dan sebagainya.

PENGENDALIAN
1. Kultur teknis
 Pengolahan tanah yang baik untuk membunuh pupa yang ada di dalam
tanah.
 Sanitasi dengan membersihkan lahan dari gulma yang juga merupakan
tempat ngengat A. ipsilon meletakkan telurnya.
2. Pengendalian fisik / mekanis
 Pengendalian secara fisik dengan mengumpulkan larva dan selanjutnya
dimusnahkan. Sebaiknya dilakukan pada senja – malam hari, dan larva
biasanya dijumpai di permukaan tanah sekitar tanaman yang terserang.
3. Pengendalian hayati
 Pemanfaatan musuh alami : parasitoid larva A. ipsilon yaitu Goniophana
heterocera, Apanteles (= Cotesia) ruficrus, Cuphocera varia dan Tritaxys
braueri. Predator penting adalah Carabidae. Patogen penyakit yang sering
menyerang A. ipsilon adalah jamur Metharrizium spp. dan Botrytis sp. serta
nematoda Steinernema sp. (lihat Lampiran....).
4. Pengendalian kimiawi
 Apabila serangan ulat tanah tinggi, dapat dilakukan penyemprotan dengan
insektisida yang efektif, terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian (lihat
Lampiran....) antara lain aplikasikan Sipermetrin pada tanah di sekeliling
tanaman tomat.
ORDO HEMIptera
Ordo ini adalah ordo yang besar yang meliputi semua serangga dengan metamorfosis yang
tidak sempurna, umumnya mempunyai mulut untuk menghisap air tanaman. Ordo ini dibagi
menjadi empat subordo.

 subordo Homoptera : serangga yang mempunyai sayap muka yang homogen; pada
waktu istirahat sayap berbentuk atap.
 subordo Heteroptera : serangga yang mempunyai sayap sayap muka yang separuh lunak
dan separuh keras; pada waktu istirahat sayap saling menutupi dan mendatar. Seringkali
berbau.
 Subordo Auchenorrhyncha
 Subordo Coleorrhyncha
• Kingdom : Animalia
• Phylum : Arthropoda
• Kelas : Insecta
1. Walang Sangit • Ordo : Hemiptera
(Leptocorixa oratoriu) • Famili : Alydidae
• Genus : Leptocorixa
• Spesies : Leptocorixa
oratoriu

Gambar 18. Walang Sangit


Sumber :
Tanaman Inang
Padi
GEJALA SERANGAN
Pada daun terdapat bercak bekas isapan dari buah padi berbintik-bintik
hitam.Menyebabkan buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut berwarna coklat dan
tidak enak

PENGENDALIAN

 Membersihkan gulma di pematang, pertanaman, dan di sekeliling tanaman padi.


 Walang sangit datang di pertanaman sebelum tanaman padi berbunga, hidup pada
gulma.
 Memasang bangkai binatang karena walang sangit tertarik kepada bau bangkai.
 Menggunakan bahankimia bila populasi sudah mencapai ambang ekonomi 10 ekor/20
rumpun.(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015). Walang sangit tertarik oleh
senyawa (bebauan) yang dikandung tanaman Lycopodium sp. dan Ceratophylum sp.
Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menarik 9hama walang sangit dan kemudian secara
fisik dimatikan. Bau bangkai binatang terutama bangkai kepiting juga efektif untuk
menarik hama walang sangit
 Penggunaan Perangkap Bangkai Keong
 Penggunaan Perangkap Bangkai Ikan
 Tanam serempak untuk membatasi ketersediaan makanan yang sesuai
 Pemanfaatan tanaman perangkap
 Penanaman tanaman resisten
 Pemanfaatan musuh alami seperti Conocephalus longipenis, Gryon nixoni, Beauveria
bassiana
• Kingdom: Animalia
• Phylum: Arthropoda
• Class: Insecta
2. Bapak Pucung
• Ordo: Hemiptera
(Dysdercus cingulatus F)
• Family: Pyrrhocoridae
• Genus: Dysdercus
• Species: D. cingulatus

Bapak pucung (Dysdercus cingulatus) atau


Red Cotton Bug merupakan hama, baik serangga
muda maupun dewasa, yang menyerang tanaman
dari keluarga Malvaceae (kapas, rosela, dan okra)
serta keluarga Bombacaceae (kapuk randu).Badan
bapak pucung berwarna merah dengan panjang 11 -
17 mm dan lebar 4,5 mm. Di belakang kepala dan
perut ada garis putih dan hitam. Pada sayapnya yang
barwarna cokelat terdapat sepasang bercak
hitam.Nimfanya berwarna merah cerah dan hidup
berkelompok.
Gambar 19. Bapak Pucung
Sumber : bangniangblogspot.com

Tanaman Inang

Kapas
Rosella
Okra
GEJALA SERANGAN
Bapak pucung mudah dikenali
karenaberwarna merah dan ada belang
merah dan hitam pada punggungnya.Nimfa
memakan biji di buah kapas yang terbuka
sehingga mengurangi daya kecambah biji.
Dewasa membolongi buah kapas supaya dapat
makan biji. Serat kapas di buah yang terserang
menjadi coklat-kekuningan dan buah menjadi
busuk. Musuh alami bapak pucung termasuk
laba-laba, kepik, dan burung. Lalat tachinid juga
memarasit bapak pucung. Kelompok telur

Gambar 20. Gejala Bapak Pucung


diletakkan di tanah dibawah tanaman kapas
Sumber : bangniangblogspot.com
(Kartasapoetra, 2002).

PENGENDALIAN
• Kingdom: Animalia
• Phylum: Arthropoda
• Class: Insecta
3. Kepik Penghisap Polong
• Ordo: Hemiptera
(Riptortus linearis) • Family: Coreoidia
• Genus: Riptortus
• Species: Riptortus linearis

Tanaman Inang

Kedelai
Gambar 21. Riptortus linearis
Sumber : www.flickr.com

GEJALA SERANGAN
Kepik menyerang dengan cara menghisap polong
sehingga menjadi kosong atau kempis (biji tidak terbentuk)
dan polong muda akan gugur. Sedangkan polong tua yang
diserang kepik ini menyebabkan biji keriput dan berbintik-
bintik kecil berwarna hitam, selanjutnya biji tersebut akan
membusuk (Puput,2007).
Polong dan biji kedelai yang mendapatkan serangan larva
ini akan menunjukkan tanda-tanda adanya serangan seperti
yang disebutkan oleh Matnawy (1989) berikut:
1. Buah yang masih muda warnanya berubah menjadi gelap dan mengkilat.
2. Pada polong-polongnya terdapat lubang yang bulat dan kecil.
3. Bila polong dibuka, didalamnya terdapat ulat.
4. Pada serangan yang sudah lanjut, polong-polongnya kosong (tidak ada bijinya) tetapi
penuh sisa-sisa dan kotorannya.
5. Pada buah yang sudah tua, terdapat bercak warna hitam.

PENGENDALIAN
1. Tanam serempak dalam tidak lebih dari 10 hari.
2. Pergiliran tanaman bukan inang.
3. Pengumpulan kepik dewasa ataupun nimfa untuk dimusnahkan.
4. Menjaga kebersihan lahan dari tanaman penganggu atau gulma.
5. Menggunakan pestisida apabila serangan telah melampaui batas ambang kendali.
ORDO coleoptera
• Kingdom: Animalia
• Phylum: Arthropoda
• Class: Insecta
1. Kumbang Daun
• Ordo: Coleoptera
(Phaedonia inclusa)
• Family:
• Genus: Phaedonia
• Species: Phaedonia inclusa

Gambar 21. Riptortus linearis


Sumber : www.flickr.com

TANAMAN YANG DISERANG


Kedelai
GEJALA SERANGAN
Menyerang daun sehingga terlihat seperti tramsparan dan banyak menyerang bagian pucuk.

PENGENDALIAN
hama kumbang kedelai dapat dilakukan antara lain dengan tanam serempak dengan
selisih waktu kurang dari 10 hari, pemantauan secara rutin dan pungut apabila menemukan
hama, dan penyemprotan dengan insektisida apabila telah mencapai ambang kendali dengan
Intensitas kerusakan daun mencapai lebih dari 12,5 % atau dua ekor ulat per rumpun pada umur
lebih dari 45 HST dengan insektisida.
Penyemprotan dengan insektisida yang dapat menggunakan Alfa sipermetrin, Beta
siflutrin, BPMC, Deltametrin, Fenitrotion, Fentoat 650, Imidakloprid, Karbaril, Klorpirifos,
dan Alfasipermetrin.
• Kingdom: Animalia
• Phylum: Arthropoda
• Class: Insecta
2. Kumbang Kalajengking
• Ordo: Coleoptera
(Oryctes rhinoceros)
• Family:
• Genus: Oryctes
• Species: Oryctes rhinoceros
TANAMAN INANG
Tanaman Kelapa

Gambar 21. Kumbang Kalajengking


Sumber : antiserangga.com

GEJALA SERANGAN
Kumbang Kelapa dewasa aktif pada malam hari (nocturnal). Kumbang Kelapa
kemudian masuk ke salah satu pangkal pelepah daun yang paling atas. Titik tumbuh tanaman
inang (host) yang disukai, biasanya pada bagian ketiak (axilla) pelepah daun ke 3, 4 dan 5 dari
atas. Jika tanaman kelapa baru berumur 1 tahun atau kurang, titik masuk diperkirakan berada
pada pangkal batang dipermukaan tanah. Kumbang menyerang pucuk dan pangkal daun muda
yang belum membuka, mengakibatkan daun tergantung seperti huruf “V” bila daun membuka.
Gejala serangan yang ditimbulkan merupakan gejala khas serangan Kumbang Kelapa. Apabila
serangan sampai ke titik tumbuh maka tanaman kelapa akan mati, karena tidak dapat lagi
menghasilkan daun. Serangan Kumbang Kelapa juga mengakibatkan penurunan produksi buah
kelapa.
PENGENDALIAN

1. Kultur Teknis
 Pemusnahan tempat berkembangnya ulat, seperti kotoran hewan dan tumpukan
sampah atau pohon mati yang telah membusuk.
 Menanam tanaman penutup tanah 6 bulan sebelum menanam kelapa (bersifat
preventif).
2. Mekanis
 Mengait kumbang pada lobang gerekan.
 Menangkap ulat / kepompong dan memusnahkan.
3. Biologis
 Pengendalian hama Kumbang Kelapa secara biologis dengan menggunakan
jamur Metarhizium anisopliae yang diinfeksikan kepada larva dan media
jagung, dengan cara :
1. memasukkan 1 ekor larva mati karena terinfeksi jamur untuk 1 meter
persegi sarang, 1-2 kali setahun
2. Jamur dalam media jagung disebarkan di sarang larva, dengan dosis 20
gram / meter persegi, 1-2 kali setahun
3. Taburkan jamur sedalam 5 cm dari permukaan sarang atau 20-30 cm di
tempat penggergajian kayu. Penyebaran jamur sebaiknya pada musim
hujan.
 Pemanfaatan virus Baculovirus oryctes, dengan cara melepaskan 10-12 ekor
Kumbang Kelapa jantan yang sudah diinfeksi virus Baculovirus oryctes per
hektar / tahun, pelepasan sebaiknya dilakukan pada sore atau malam hari.
Kumbang Kelapa jantan yang terinfeksi virus ini, akan steril dan tidak
mampu membuahi Kumbang Kelapa betina.
4. Kimiawi
Insektisida yang dianjurkan untuk pengendalian Kumbang Kelapa adalah Basudin
60 EC, Basudin 10 G, Carbavin 85 WP, Curater 3 G, Diazinon 10 G, Servin 85 S, Thiodan
35 EC dan Unden 50 WP. Insektisida cairan (EC) dosis 5 cc / l air / pohon dengan cara
penyiraman pada pucuk terserang. Insektisida tepung (WP) dilarutkan dalam air, dosis 10
gr /l air perpohon dan disiramkan pada bagian tajuk. Insektisida butiran (G), dosis 20
gr/pohon langsung ditaburkan pada pucuk dan diarahkan ke titik tumbuh. Perlu diingat,
setelah pemberian insektisida, dalam waktu tiga bulan buah kelapa tidak boleh dikonsumsi.
• Kingdom: Animalia
• Phylum: Arthropoda
• Class: Insecta
2. Kumbang Klik
• Ordo: Coleoptera
(Elateridae sp)
• Family:
• Genus: Elateridae
• Species: Elateridae.sp

Gambar 21. Kumbang Klik


Sumber : bestinsectKiller.com

TANAMAN INANG
Tanaman Kacang-kacangan

GEJALA SERANGAN
Kumbang klik merupakan salah satu hama pada tanaman kacang-kacangan,
kapas, kentang, jagung, tebu, padi, tembakau, dan bunga. Beberapa jenis larva sangat
merusak akar tapi sebagian lagi aktif sebagai predator

PENGENDALIAN
Untuk pengendalian hama gudang secara alami, kita bisa menggunakan
tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai pestisida nabati, seperti daun dan biji srikaya
atau juga biji saga. Memang diakui bahwa daya bunuh pestisida nabati ini tidak sehebat
pestisida kimia tapi jika kita peduli terhadap keamanan dan kesehatan bahan pangan
maka pestisida nabati ini bisa menjadi alternatif.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Rtheses.Identifikasi Serangga.2019. http://Etheses.UIN-Malang.ac.id. Diakses pada hari


Jumat 6 Oktober 2019

Hemiptera. 2019. http://srimuliyani.blogspot.com/2014/01/hemiptera.html. Diakses pada


hari Senin 7 Oktober 2019

Ruang Pertanian. 2019. http://ruangpertanian.blogspot.com. Diakses pada hari Minggu 6


Oktober 2019

Wikipedia.Hemiptera.2008. http://id.wikipedia.org/wiki/Hemiptera. Diakses pada hari Senin


7 Oktober 2019

Wikipedia. Diptera.2019. http://if.wikipedia.org/wiki/Diptera. Diakses pada hari Senin 7


Oktober 2019

Wikipedia. Ortopera.2019. http://if.wikipedia.org/wiki/Ortoptera. Diakses pada hari Senin 7


Oktober 2019

Wikipedia. Lepidoptera.2019. http://if.wikipedia.org/wiki/Lepidoptera. Diakses pada hari


Senin 7 Oktober 2019

Wikipedia. Coleoptera.2019. http://if.wikipedia.org/wiki/Coleoptera. Diakses pada hari Senin


7 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai