Anda di halaman 1dari 23

PENGENALAN

MORFOLOGI dan
BIOLOGI HAMA (
Ordo Lepidoptera,
Tysanoptera dan
Isoptera)
Kelompok 4
MULTI SARI DEWI (2204031)
ZUDEVIN HASIBUAN ( 2204046)
ZULFA JA’FAR SIDIQ (2204047)
YURIANT0 ADRIAN P (2204045)

2
Ordo
Lepidopter
Lepidoptera berasal dari kata lepidos (sisik) dan pteron (sayap),
serangga ini sayapnya terdiri dari sisik-sisik kecil yang akan
menempel di tangan apabila kita pegang. Imago serangga ini
disebut kupu-kupu jika aktifnya pada siang hari, dan disebut
ngengat jika aktifnya pada malam hari

3
KLASIFIKASI LEPIDOPTERA

Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda

1
Kelas : Insecta
Superordo: Endopterygota
Ordo :Lepidoptera
MORFOLOGI Ordo Lepidoptera

● Antenna memiliki ukuran agak panjang. Tipe mulut pada fase larva adalah
● penggigit pengunyah, sedangkan pada fase dewasa berubah menjadi tipe
● penghisap. Serangga dalam ordo ini memiliki ukuran tubuh yang kecil
hingga
● besar. Memiliki 2 pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik. Ngengat
memiliki
● sayap yang tidak begitu menarik, hal ini berbeda dengan kupu-kupu yang
● memiliki sayap yang menarik. Fase larva pada ordo ini biasa disebut larva.
● Habitat serangga dalam ordo ini adalah di areal pertanaman. Alat mulut
● larva bersifat menggigit-mengunyah, sedangkan alat mulut imagonya bertipe
● mengisap.

5
Struktur tubuh kupu-kupu terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala (
caput
),
dada (thoraks), dan perut (abdomen) dengan 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap
di bagian torak. Alat kelamin Lepidoptera terdapat pada bagian ujung ruas
abdomen
nya. Tubuh Lepidoptera dilapisi oleh eksoskeleton atau rangka luar
berupa lapisan kitin dan tersusun dalam segmen-segmen seragam yang
dipisahkan oleh membran fleksibel. Ketiga bagian tubuh Lepidoptera memiliki
struktur yang berbeda-beda dengan fungsinya masing-masing.

6
METAMORFOSIS Ordo
Lepidoptera

7
SPESIES YANG MENJADI HAMA
PENTING
Ulat Tanah

Telur berwarna cream, berbentuk bulat, permukaan bergaris,


diameter 1/5 inchi dan sering ditemukan di bagian bawah tanah.
Larva hidup di bawah permukaan tanah, larva yang baru lahir
panjang nya 1/25 inchi dan larva dewasa mendekati 2 inchi. Larva
gemuk, berbentuk silinder, dan berwarna coklat gelap hingga
abu-abu. Kepala berwarna cokelat tua dengan dua titik putih. Larva
berkembang selama 28-34 hari. – Pupa: berwarna cokelat gelap,
panjangnya sekitar � inchi. Pupa berkembang selama 10-30 hari.
Imago sayapnya sepanjang 1-5 atau 8 hingga 2 inchi. Sayap depan
berwarna abu-abu dengan tanda hitam. Tubuhnya berwarna
abu-abu. Betin

8
GEJALA PENYERANGAN

9
Ostrinia furnacalis

adalah salah satu hama utama


pertanaman jagung yang
menyerang bagian batang maupun
pangkal tongkolnya. Larvanya
membuat saluran-saluran di dalam
batang selagi menggerogoti
jaringan untuk makanannya,
sehingga ia disebut juga penggerek
batang jagung atau Asian corn
borer. Penyebutan "asia" digunakan
untuk membedakannya dari
penggerek batang jagung di
kawasan beriklim sedang,
European corn borer (O. nubilalis).

10
E. zinckenella
Serangan E. zinckenella berwarna
keabu-abuan dan mempunyai
garis putih pada sayap depan,
sedangkan E.hobsoni tidak ada
garis putih di sayapnya. Telur
diletakkan secara berkelompok
4-15 butir di bagian bawah daun,
kelopak bunga atau pada polong.

Gejala Serangan

Tanda serangan berupa lubang


gerek berbentuk bundar pada
kulit polong. Apabila terdapat 2
lubang gerek pada polong berarti
ulat sudah meninggalkan polong.
11
Hama Penggerek Batang Padi Putih
(Scirpophaga innotata) merupakan
ngengat yang termasuk dalam suku
Crambidae. Serangga ini menyebar di
kawasan oriental seperti Papua Nugini,
India, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan
Australia. Larva hewan ini merupakan
hama utama yang menyerang tanaman
padi. Hama ini menyerang tanaman padi
pada semua fase pertumbuhan tanaman
mulai dari persemaian hingga menjelang
panen. Gejala yang ditemukan sebelum
padi berbunga disebut sebagai sundep dan
gejala serangan yang dilakukan setelah
malai keluar dikenal sebagai beluk.

12
Adapun gejala serangan hama
penggerek batang padi adalah; (1)
pada tanaman fase vegetatif, larva
memotong bagian tengah anakan
menyebabkan pucuk layu,
mengering dan pada akhirnya
mati, (2) pada fase generatif,
menyebabkan malai muncul
putih.

13
Ordo Thyasanoptera
Thyasanoptera berasal dari kata
Thysanos artinya "rumbai" dan
pteron berarti "sayap". Golongan
serangga ini berukuran amat
kecil. Sayapnya berjumlah dua
pasang dengan bentuk
memanjang, sempit, membranus,
dan pada bagian tepinya terdapat
rambut-rambut halus berumbai.

14
KLASIFIKASI Thyasanoptera

Kerajaan Animalia

Filum Arthropoda

Kelas Insecta

Ordo Thysanoptera

15
MORFOLOGI Thyasanoptera

Find more maps at slidescarnival.com/extra-free-resources-icons-and-maps


16
SIKLUS HIDUP

17
POLA PENYERANGAN

Tipe alat mulut nimfa dan imago


bersifat menusuk-mengisap atau
memarut-mengisap. Golongan
hama ini dapat merusak daun,
bunga, dan buah tanaman. Daun
yang terserang hama menjadi
keriting atau salah bentuk. Bunga
yang terserang menjadi salah
bentuk atau gugur, sedangkan
serangan pada buah
menyebabkan bercak-bercak atau
gugur.

18
ISOPTERA

Rayap merupakan serangga sosial dengan sistem kasta polimorfik, pemakan


selulosa dan tinggal di dalam sarang atau termitarium yang dibangunnya. Serangga
ini memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil (Borror, Triplehorn & Johnson, 1992),
sepintas mirip dengan semut, dijumpai di banyak tempat, di hutan, pekarangan,
kebun, dan bahkan di dalam rumah. Sarang rayap terdapat di tempat lembab di
dalam tanah dan batang kayu basah, tetapi ada juga yang hidup di dalam kayu
kering. Makanan utamanya adalah kayu dan bahan-bahan dari selulosa lain serta
jamur (Amir, 2003).
19
KLASIFIKASI ISOPTERA

Kerajaan : Animalia

Filum: Arthropoda

KelasInsecta

Ordo Blattodea

Epifamilia : Isoptera

20
GEJALA PENYERANGAN
Serangan ringan ditandai dengan
adanya terowongan pada
permukaan batang. Tanaman
kelapa sawit dikategorikan
terserang berat apabila serangan
rayap sudah mencapai titik tumbuh
yang dapat mengakibatkan
tanaman mati. Gejala serangan
rayap ini terjadi karena pembukaan
areal dengan sistem bakar ringan
(light burning) yang meninggalkan
banyak kayu yang tidak habis
terbakar. Sisa bakaran dan tunggul
kayu tersebut merupakan bahan
pakan dan sarang yang cocok
untuk rayap.
22
THANKS!
Any questions?

23

Anda mungkin juga menyukai