Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Serangga tergolong philum arthopoda dan merupakan hewan invetebrata


penghuni terbesar di bumi. Jumlah serangga menduduki ¾dari seluruh hewan
yang ada. 750.000 spesies dari serangga sudah diketahui dan mempunyai nama serta
80% dari jumlah keseluruhan (Falahudin et al, 2015).

Berdasarkan jenis atau tipe sayapnya maka telah di ketahui terdapat


lebih dari 10 ordo serangga. Ordo serangga yang paling banyak mendominasi ialah
ordo coleoptera yaitu serangga dengan tipe mulut penggigit pengunyah. Berikutnya
terdapat ordo lepidoptera yaitu ordo yang mempunyai karakteristik besayap
lebar dan mempunyai tipe mulut penghisap Ngengat ialah serangga yang
mendominasi dari ordo lepidoptera yang mana 90% lebih termasuk ngengat dan
sisanya kupu kupu (Darmawan et al, 2013).

Serangan serangga menyebabkan peninggalan bekas secara fisik terhadap


tanaman padi. Tanda yang ditinggalkan serangga pada saat sesudah memakan cairan
dalam bulir padi yaitu terdapat bercak berwana hitam pada bulir dan menyebabkan
padi menjadi kopong. Selain itu, serangga menyebabkan batang padi mengalami
kekeringan dan mati. Hal inilah yang menyebabkan hasil produksi tanaman padi akan
mengalami penurunan secara signifikan. Musuh alami pada tanaman padi mulai
hilang dikarenakan petani sering menggunakan insektisida pada padi. Insektisida
akan mematikan semua serangga yang berada di sekitar lahan dan beberapa serangga
akan menjadi resisten terhadap pestisida. Salah satu serangga predator yang akan
memakan serangga antagonis padi yaitu laba-laba. Populasi laba-laba mengalami
fluktuatif pada tingkat jumlah di sekitar lahan padi yang menyebabkan OPT akan
merusak tanaman padi (Gunawan et al, 2015).

Serangga mempunyai banyak keragaman dalam jenisnya. Tempat yang paling


banyak ditemui berbagai ordo dari serangga yaitu pada ekosistem sawah. Serangga
yang ditemui terdiri dari bermacam ordo dan famili, antara lain Hemiptera (Veliidae
dan Pentatomidae), Lepidoptera (Noctuidae), Homoptera (Delphacidae), Coleoptera
(Sstaphylinidae, Cicindelidae, Carabidae), Orthoptera (Gryllidae, Gryllotalpidae),
Blattaria (Blattidae), Hymenoptera (Formicidae), Diptera (Muscidae, Asilidae,
Ceratopogonidae) (Hadi dan Aminah, 2013). Serangga pada umumnya berkembang
biak di tanah, sehingga pH tanah memiliki pengaruh yang penting bagi kehidupan
serangga (Rachmasari et al., 2016)

Hama merupakan salah satu Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)


yang dapat merusak bagian tanaman padi dan menurunkan hasil produksi.
Berdasarkan jenis hama yang menyerang tanaman padi, ada salah satu hama yang
paling dominan menyerang tanaman padi yaitu ordo hemiptera (walang sangit, kepik
hijau, dan lainnya), ordo coleoptera (kumbang), orthoptera (belalang, jangkrik, dan
lainnya), dan masih banyak lainnya. Namun, juga ada beberapa serangga yang
sifatnya sebagai polinasi yaitu ordo Lepidoptera (kupu-kupu) dan hymenoptera (lebah
dan tawon). Berdasarkan jenis ordo serangga diatas, maka hama yang sifatnya
antagonis terhadap tanaman padi sangatlah besar. Pemberantasan hama secara alami
bisa dilakukan dengan pemberian musuh alami pada hama tersebut (Damayanti et al,
2015)

Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu tanaman,merusak


tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomi,membuat produksi suatu
tanaman berkurang dan dapat juga menimbulkan kematian pada
tanaman,serangga hama mempunyai bagian tubuh yang utama yaitu caput,
abdomen ,dan thorax.Serangga hama merupakan organisme yang dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian
ekonomi. Hama dari jenis serangga dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi
oleh setiap para petani yang selalu mengganggu perkembangan tanaman budidaya
dan hasil produksi pertanian. Hama dan penyakit tersebut merusak bagian
suatu tanaman, sehingga tanaman akan layu dan bahkan mati (Harianto, 2017).

Hama menyerang tanaman bergantung pada iklim yang mendukung mereka,


seperti pada kutu putih yang menyerang tanaman tomat pada bulan Juni. Serangga
dewasa dan nimfa kutu putih merusak dengan menghisap cairan dari daun, batang,
akar dan buah tanaman tomat, sehingga terlihat gejala kerusakan bagian tanaman
yang mengerut keriput (Ibrahim et al.,2015).
Ordo : Lepidoptera

Filum : Artropoda

Tipe alat mulut : Penusuk-penghisap

Tipe alat mulut : Kupu-kupu dewasa


tidak merusak, tapi larvanya yang
memakan daun.

Keterangan gambar :

1. Sayap atas
2. Pembuluh sayap
3. Sayap bawah
4. Perut
5. Kaki panjang
6. Kaki pendek
7. Belalai
8. Mata facet
9. Antena

4.2 Pembahasan

Dari keempat hama tersebut, 2 di antaranya memiliki tipe mulut yang sama.
Tipe mulut yang sama adalah thrips dan kupu-kupu, dimana tipe mulutnya ialah
penusuk-penghisap. Namun berbeda dengan belalang kayu yang tipe mulutnya adalah
menggigit-mengunyah dan kepik hijau tipe mulutnya penusuk-penghisap. Keempat
hama tersebut lebih banyak membuat kerusakan pada daun, sehingga daun yang
dimakan menjadi bolong-bolong atau membuat fotosintesis tidak berjalan dengan
baik.
Keempat hama tersebut memiliki famili,ordo dan tipe mulut yang berbeda.
Tapi, ada kesamaan dari empat hama tersebut yaitu memiliki filum yang sama. Filum
keempat hama ini ialah artopoda. Cara pengendalian keempat hama

Anda mungkin juga menyukai