Anda di halaman 1dari 5

ORDO HEMIPTERA

Pengertian

Nama "Hemiptera" berasal dari bahasa Yunani hemi (setengah) dan pteron

(sayap) sehingga jika diartikan secara keseluruhan, Hemiptera berarti "yang

bersayap setengah". Nama itu diberikan karena serangga dari ordo ini memiliki

sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian

belakangnya tipis seperti membran. Sayap depan ini pada sebagian anggota

Hemiptera bisa dilipat di atas tubuhnya dan menutupi sayap belakangnya yang

seluruhnya tipis dan transparan, sementara pada anggota Hemiptera lain sayapnya

tidak dilipat sekalipun sedang tidak terbang (Jumar. 2000).

Hemiptera terdiri dari 4 subordo berbeda: Auchenorrhyncha,

Coleorrhyncha, Heteroptera, dan Sternorrhyncha. Subordo penyusun Hemiptera

sendiri pada awalnya dipisahkan ke dalam 2 ordo berbeda, ordo Homoptera dan

ordo Heteroptera/Hemiptera dengan melihat perbedaan pada kedua sayap

serangga anggota penyusun kedua ordo tersebut. Kedua ordo tersebut akhirnya

dikombinasikan menjadi satu ordo, yaitu ordo Hemiptera yang terdiri dari 4

subordo seperti yang dikenal sekarang dengan subordo Heteroptera memiliki

anggota penyusun terbanyak (mencapai 25.000 spesies) di mana anggotanya

umumnya adalah kepik-kepik sejati besar seperti walang sangit dan kepik

pembunuh (Jumar. 2000).

Ciri-Ciri Umum

Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya

yang berbentuk seperti jarum.Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk

menusuk jaringan dari makannya dan kemudian menghisap cairan di


dalamnya.Hemiptera sendiri adalah omnivora yang berarti mereka mengonsumsi

hampir segala jenis makanan mulai dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga

lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan (Jumar. 2000).

Contoh :

Wereng Hijau Empoasca sp. (Hemiptera : Cicadellidae)

Menurut Backus dan Hunter (1989) hama ini diklasifikasikan dalam :

Kingdom : Animalia; Filum : Arthropoda; Kelas : Insecta; Ordo : Hemiptera;

Famili : Ciccadelidae; Genus : Empoasca; Spesies : Empoasca sp.

Gambar. Empoasca sp.

Gejala Serangan

Seperti halnya kutu daun, Empoasca sp. juga menyerang tanaman dengan

cara menghisap cairan tanaman (daun). Bekas luka yang ditimbulkan berupa

bercak-bercak putih yang mengelompok pada permukaan daun. Serangan berat

mengakibatkan daun menguning, mengeriting, dan mati mirip dengan kerusakan

yang diakibatkan oleh kutu daun. Relung dan perilaku makan serta kebutuhan

akan pakan yang sama menjadikan Empoasca sp. dan kutu daun bersaing ketat

untuk mempertahankan hidup masing-masing (Tenrirawe & Talanca 2008).

Pengendalian

Pengendalian Empoasca sp dapat dilakukan dengan cara :

 Pergiliran tanaman bukan inang


 Pemanfaatan musuh alami yaitu predator seperti laba-laba

 Pengumpulan imago wereng atau nimfa lalu dimusnahkan

 Menjaga kebersihan lahan dari gulma atau tanaman pengganggu lainnya

 Menggunakan pestisida apabila serangan telah melampaui batas

Penghisap Polong Riptortus linearis Fabr. (Hemiptera: Alydidae)

Gambar. Riptortus linearis Fabr.

Menurut (Borror et al., 1992) R. linearis diklasifikasikan dalam

Kingdom : Animalia; Filum : Arthropoda; Kelas : Insecta; Ordo : Hemiptera;

Famili : Alydidae; Genus : Riptortus; Spesies : Riptortus linearis Fabr.

Gejala Serangan

Imago dan nimfa sama-sama merusak polong dengan cara menusuk

mengisap biji pada polong muda maupun polong tua. Serangan pada polong muda

mengakibatkan biji menjadi kempis dan kering dan pada polong yang bijinya

belum mengeras mengakibatkan biji menjadi hitam dan tidak berisi. Serangan

pada polong tua mengakibatkan biji keriput dan terlihat adanya bintik atau bercak

hitam pada biji atau pada kulit polong bagian dalam yang merupakan bekas

tusukan serangga (Dixon, 2000).

Pengendalian

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara :

 Tanaman serempak dalam tidak boleh lebih dari 10 hari


 Pergiliran tanaman bukan inang

 Penggunaan cendawan entomopatogen

 Menjaga kebersihan lahan dari gulma atau tanaman pengganggu lainnya

 Menggunakan pestisida apabila serangan telah melampaui batas

Kepik Hijau (Nezara viridula)

Menurut Kalshoven (1981), kepik hijau diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia; Filum : Arthropoda; Kelas : Insekta Ordo : Hemiptera

Famili : Pentatomidae; Genus : Nezara; Spesies : Nezara viridula L.

Gambar. Nezara viridula

Gejala Serangan

Nimfa dan serangga dewasa merusak tanaman dengan cara menghisap

polong kedelai. Pada polong yang masih muda dan terserang kepik hijau

menyebabkan polong tersebut menjadi kosong karena biji tidak terbentuk dan

polong gugur. Pada polong tua menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik

hitam yang pada akhirnya menyebabkan biji menjadi busuk.

Pengendalian

Pengendalian Kepik hijau penghisap polong dapat dilakukan dengan cara :

 Tanaman serempak dalam tidak boleh lebih dari 10 hari

 Pergiliran tanaman bukan inang


 Pengumpulan kepik dewasa atau nimfa lalu dimusnahkan

 Menjaga kebersihan lahan dari gulma atau tanaman pengganggu lainnya

 Menggunakan pestisida apabila serangan telah melampaui batas

Anda mungkin juga menyukai