Dalam kerajaan serangga, memang cukup banyak serangga yang dikenal sebagai predator atau golongan
karnivora. Tercatat bahwa serangga predator ada di hampir semua ordo serangga, tetapi selama ini
hanya beberapa ordo yang anggotanya merupakan predator yang digunakan dalam pengendalian hayati.
Ordo-ordo itu adalah Coleoptera famili Carabidae dan Coccinellidae, Orthoptera famili Mantidae, Diptera
famili Asilidae dan Syrphidae, Odonata famili Coenagrionidae dan Aeshnidae, Hemiptera famili Miridae,
Reduviidae, Pentatomidae dan Mesoveliidae, Neuroptera famili Chrysopidae, Hymenoptera famili
Formicidae.
Dari sekian banyak entomofaga, baru sekitar 15-16% yang telah teridentifikasi sebagai agen pengendali
hayati (An introduction to Anthropod Pes Control, J.R.M. Thacker, Dept of Biological Sciences University
of Paisley, UK dan laman tentang serangga predator).
Robber fly dari famili Asilidae, salah satu jenis lalat predator yang agresif. Foto : Anton
Wisuda/Mongabay Indonesia
Dan serangga predator yang ini, tidak pandang bulu dalam berburu mangsanya. Serangga ini akan
menyergap secara tiba-tiba mangsanya, tidak peduli itu serangga hama ataupun bukan. Merampok
nyawa serangga lainnya adalah kegiatan utama yang dilakukannya dalam kehidupannya sehari-hari. Ini
sesuai dengan namanya, yaitu lalat perampok atau robber fly.
Cara berburunya pun cukup luar biasa. Robber fly tidak menyergap mangsanya di daratan atau di
dedaunan, melainkan ketika serangga yang menjadi mangsa itu sedang terbang. Lalat Perampok adalah
salah satu lalat predator yang sangat kuat dan mematikan. Walaupun menyandang nama lalat, tetapi
lalat perampok sangat berbeda dengan lalat yang lainnya.
Selain memiliki penglihatan yang tajam, dapat terbang dengan kecepatan tinggi, dan menangkap
mangsanya di udara. Lalat ini juga akan menyuntikkan racun saraf dan cairan pencerna lewat mulutnya
terhadap mangsanya, untuk kemudian ia hisap cairan tubuh mangsanya hingga kering (Insects, Martin
Walters).
Robberfly / Lalat (Asilidae) adalah serangga sejenis lalat yaitu lalat perompak atau lalat pemangsa.
Seperti namanya robber fly, serangga ini dapat menyergap serangga lain yang terbang di dekatnya
dengat sangat cepat. serangga ini termasuk keluarga diptera (di = dua, ptera=sayap). lalat pembunuh
yang saya jumpai ini berukuran sedang untuk ukuran serangga, bertubuh ramping dan berbulu dengan
panjang 3-5cm, punggung bungkuk, kaki berduri, dua mata yang besar, memiliki bulu-bulu cukup lebat di
bagian kepala, kaki berjumlah enam, dua kaki belakang panjang dan empat kaki depan berukuran lebih
pendek dari kaki belakang yang berguna untuk menangkap mangsa dan ada antena pendek. Lalat
perampok Robber Fly memangsa dengan menusukkan paruh mereka, kemudian menyuntikkan combo
ampuh enzimyang melumpuhkan korban dari dalam, mangsa favoritnya yaitu lalat lain, ngengat, capung
dan bahkan laba-laba.
Lalat Asilidae memiliki kaki yang kuat serta berduri, dan mereka memiliki tiga mata tunggal (ocelli) dalam
suatu lekukan khusus di atas kepala mereka di antara dua mata majemuk besar. Mereka juga nmemiliki
bulu-bulu kaku yang rapat di wajah yang disebut mystax, suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani
mystakos yang artinya "kumis" atau "bibir atas". Mystax diduga merupakan upaya perlindungan bagi
kepala dan wajah ketika lalat menangani mangsa; beberapa Asilidae memangsa spesies-spesies tangguh
termasuk Hymenoptera penyengat, belalang yang kuat, capung, dan bahkan Asilidae lain, dalam
kenyataannya semua spesies yang ukurannya sesuai. Beberapa Asilidae mengkhususkan diri dalam
memangsa spesies yang lebih kecil.
KLASIFIKASI ILMIAH
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Diptera
Subordo: Brachycera
Infraordo: Asilomorpha
Superfamili: Asiloidea
Famili: Asilidae
Hingga saat ini, ada sekitar 7.003 spesies yang dideskripsikan dari penyebaran ke seluruh dunia (Geller-
Grimm 2008). Ada hampir 1.000 spesies lalat perampok di Amerika Utara, dengan lebih dari 100 spesies
terjadi di Florida. Loew mungkin yang paling berpengaruh dalam mempelajari lalat perampok, ia
menggambarkan beberapa spesies dan lebih dari 80 genera. Kontributor pertengahan abad kesembilan
belas lainnya termasuk Macquart, Walker, Rondani, dan Bigot. Kemudian, dipteris pada tahun 1900
menjadi spesialis lalat perampok di lokasi tertentu, terutama Curran dan Bromley di Amerika Utara.
Semua lalat perampok memiliki ciri khas divot di atas kepalanya, yang terletak di antara mata mereka
yang menonjol. Secara umum, Asilidae dewasa memiliki tubuh yang memanjang dengan perut yang
meruncing. Namun, beberapa spesies gemuk dan berbulu, meniru lebah, dan yang lain mungkin lebih
ramping dan memiliki penampilan seperti betis. Ukuran dewasa berkisar dari kecil (3 mm) hingga sangat
besar (lebih dari 50 mm), rata-rata 9 hingga 15 mm panjangnya (Wood 1981). Lalat perampok memiliki
kaki yang panjang dan kuat dan juga berbulu untuk membantu menangkap mangsa. Dimorfisme seksual
tidak ekstrim, meskipun betinanya cenderung memiliki perut yang sedikit lebih luas daripada laki-laki.
Kebanyakan lalat perampok memiliki warna coklat, abu-abu, atau hitam.
Mayoritas spesies lalat perampok ditemukan dalam kondisi kering, berpasir, seperti yang dikonfirmasi
oleh keragaman spesies yang ditemukan di lokal tersebut. Beberapa spesies beradaptasi dengan baik
untuk gurun iklim, di mana mereka dikenal termoregulasi dalam menanggapi variasi suhu sepanjang hari
(O'Neill et al. 1988, Morgan dan Shelly 1988, O'Neill dan Kemp 1990). Beberapa spesies ditemukan di
daerah hutan, dan mereka yang cenderung berkumpul di sepanjang tepi, dekat padang rumput. Di
Florida, keempat subfamili Asilidae (Asilinae, Dasypogoninae, Laphriinae, dan Leptogastrinae) hadir. Di
dalam subfamilies ini, genera berikut diketahui ada di Florida:
Dari pengalam Admin Robber Fly, cenderung banyak ditemui saat pagi dan sore hari, namun itupun
jumlahnya hanya 1-2 dengan corak agak kehitaman. Waktu terbaik untuk hunting seranga ini, ialah pagi
hari.
Lalat buah (Bactrocera sp.) adalah hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran, termasuk
tanaman cabai.[1] Serangan lalat buah diperkirakan mencapai 4.790 ha dengan kerugian Rp 21, 99 miliar.
[2] Lalat buah merupakan salah satu hama penyebab gagalnya panen buah.[3]
Morfologi Sunting
Lalat buah dewasa ukurannya sedang dan berwarna kuning dan sayapnya datar. Pada tepi ujung sayap
ada bercak-bercak coklat kekuningan.[4] Abdomennya ada pita-pita hitam, sedangkan thoraxnya ada
bercak-bercak kekuningan.[4] Ovipositornya terdiri dari tiga ruas dengan bahan seperti tanduk yang
keras.[4]
Dengan ovipositornya, lalat ini menusuk kulit buah.[4] Jumlah telur sekitar 100-120 butir.[4] Setelah 2-3
hari, telur akan menetas dan menjadi berenga.[4] Berenga tersebut akan membuat terowongan di dalam
buah dan memakan dagingnya selama lebih kurang 2 minggu.[4] Berenga yang telah dewasa
meninggalkan buah dan jatuh diatas tanah, kemudian membuat terowongan 2-5 cm dan berpupa.[4].
Lama masa pupa 7-8 hari.[4]Total daur hidupnya antara 23-34 hari, tergantung keadaan udara. Dalam
satu tahun lalat ini kira-kira menghasilkan 8-10 generasi.[4]
Serangan Sunting
Lalat buah merupakan hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran.[butuh rujukan]
Lalat betina dengan ovipositornya menusuk buah dan meletakkan telurnya dalam lapisan epidermis.[4]
Pada waktu menetas, larvanya akan memakan daging buah hingga warna buah menjadi jelek dan tidak
dapat dimakan.[butuh rujukan] Biasanya serangan lalat ini diikuti hama lain.[butuh rujukan] Telur kadang
diletakkan tidak hanya di dalam buah, tetapi juga pada bunga dan batang.[4] Batang yang terserang akan
menjadi bisul.[4] Sementara itu buahnya akan menjadi kecil dan berwarna kuning.[4]
Akibat seranganSunting
Misalnya pada tanaman cabai, Ciri dari cabai yang terkena serangan hama lalat buah adalah warna
kulitnya menjadi hitam mengeras, busuk sehingga mengurangi kuantitas dan kualitas hasil produksinya,
dan menyebabkan cabai akan gugur sebelum waktunya.[5] Akibat serangan lalat buah, buah akan gugur
sebelum waktunya, hitam mengeras, dan busuk sehingga mengurangi kuantitas dan kualitas hasil
produksinya.[5]
Lalat buah adalah hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran, termasuk tanaman cabai.
Serangan lalat buah diperkirakan mencapai 4.790 ha dengan kerugian Rp 21, 99 miliar. Lalat buah
merupakan salah satu hama penyebab gagalnya panen buah. Wikipedia
Ordo: Lalat
Erionota thrax yang umumnya diketahui dengan nama ulat penggulung daun pisang adalah termasuk
anggota kupu-kupu yang terdapat dalam familia Hesperiidae. Ia ditemukan dari India, Asia Tenggara
hingga Papua New Guinea. Lalu, ke arah China Selatan. Wikipedia
Kingdom: Animalia
Spesies: E. thrax
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Hesperiidae
Gejala Serangan
Daun yang diserang ulat biasanya digulung, sehingga menyerupai tabung dan apabila dibuka akan
ditemukan ulat di dalamnya. Ulat yang masih muda memotong tepi daun secara miring, lalu digulung
hingga membentuk tabung kecil. Di dalam gulungan tersebut ulat akan memakan daun.
Apabila daun dalam gulungan tersebut sudah habis, maka ulat akan pindah ke tempat lain dan membuat
gulungan yang lebih besar. Apabila terjadi serangan berat, daun bisa habis dan tinggal pelepah daun yang
penuh dengan gulungan daun.
Morfologi/Bioekologi
Kupu-kupu mengisap madu bunga pisang dan melakukan kopulasi sambil berterbangan pada waktu sore
dan pagi hari serta bertelur pada malam hari.
Telur diletakkan berkelompok sebanyak ± 25 butir pada daun pisang yang masih utuh.
Ulat yang masih muda warnanya sedikit kehijauan, tubuhnya tidak dilapisi lilin. Sedangkan ulat yang
lebih besar berwarna putih kekuningan dan tubuhnya dilapisi lilin.
Pupa berada di dalam gulungan daun, berwarna kehijauan dan dilapisi lilin. Panjang pupa lebih kurang 6
cm dan mempunyai belalai (probosis). Siklus hidup di Bogor berkisar antara 5 – 6 minggu.
Pengendalian
Cara mekanis
Daun pisang yang tergulung diambil, kemudian ulat yang ada di dalamnya dimusnahkan
Cara biologi
Pemanfaatan predator seperti burung gagak dan kutilang
Pemanfaatan parasitoid telur (tabuhan Oencyrtus erionotae Ferr), parasitoid larva muda (Cotesia
(Apanteles) erionotae Wkl), dan parasitoid pupa (tabuhan Xanthopimpla gampsara Kr.). Parasitoid
lainnya: Agiommatus spp., Anastatus sp.. Brachymeria sp., dan Pediobius erionatae.
Comments
Anotia adalah genus wereng derbid dalam keluarga Derbidae . Setidaknya ada 20 spesies yang dijelaskan
di Anotia . [1] [2]
Kerajaan:
Animalia
Divisi:
Arthropoda
Kelas:
Insecta
Memesan:
Hemiptera
Infraorder:
Fulgoromorpha
Keluarga:
Derbidae
Suku:
Otiocerini
Marga:
Anotia
Kirby, 1821
Keluarga: Derbidae
Panjang: biasanya 5,5 - 6,0 mm
Anotia bonnetii yang ditampilkan di sini difoto di lampu pada pertengahan September.
Perhatikan kepala yang berbentuk tidak biasa, dan antena aneh yang lebih tebal dari kaki depan.
Anotia bonnetii memiliki mata merah yang berwarna-warni tetapi tidak memiliki ocelli.