Anda di halaman 1dari 14

I.

HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun hasil pengamatan langsung dilapangan dan melalui penggunaan trap, hama yang ada diareal pertanaman jagung, tembakau serta ubi jalar dan hama yang tertangkap oleh trap meliputi : Anjing tanah atau orong-orong (Ubi Jalar) Merupakan serangga yang hidup di tanah dengan ciri khas sepasang tungkai depan yang termodifikasi menyerupai cangkul bergerigi. Bagi anjing tanah (orongorong), tungkai ini berfungsi untuk menggali tanah atau berenang..

anjing tanah (orong-orong). Anjing tanah ini adalah sebangsa serangga dari famili Gryllotalpidae yang dalam bahasa Jawa lebih sering disebut sebagai orong-orong atau keredek. Orang Sunda menyebutnya sebagai gaang, dan dalam bahasa Toba lebih dikenal sebagai singke. Binatang yang sering dinamai juga sebagai gangsir tanah ini dalam bahasa inggris dikenal sebagai mole cricket. Selain sepasang tungkai depannya yang besar dan bergerigi, anjing tanah mempunyai bentuk kepala khas yang besar dan bercangkang keras. Hewan ini juga memiliki sepasang sayap kecil. Warna tubuhnya mulai dari kecoklatan hingga hitam dengan panjang tubuh berkisar antara 27-35 mm. Sekilas tampang serangga ini memang menakutkan dan primitif. Tidak menherankan, karena diperkirakan anjing tanah (mole cricket) telah ada sejak 35 juta tahun silam. Orong-orong atau anjing tanah merupakan hewan nokturnal yang beraktifitas di malam hari. Hewan ini juga mampu mengeluarkan suara melalui organ stridulasi seperti jangkrik, meskipun suaranya terdengan lebih monoton ketimbang jangkrik.

Anjing tanah mengeluarkan suaranya dari dalam lubang persembunyian atau rumah yang berupa terowongan di dalam tanah. Binatang yang sering ditemukan di pemukiman ini ternyata mempunyai kemampuan terbang yang jauh. Orong-orong mampu terbang sejauh 8 km ketika sedang berusaha mencari pasangan kawin. Anjing tanah merupakan binatang karnivora yang memakan larva-larva serangga lain dan cacing tanah. Namun sering kali orong-orong juga memakan akar, tunas-tunas tanaman, dan rerumputan. Pemangsa alami orong-orong bermacam-macam, mulai dari burung, ayam, tikus, sigung, hingga rubah. Diperkirakan ada sekitar 60 jenis anjing tanah di seluruh dunia. Spesies orong-orong ini terkelompokkan dalam tiga genus yaitu Gryllotalpa, Scapteriscus, dan Neocultilla. Di Indonesia terdapat beberapa spesies orong-orong diantaranya adalah Gryllotalpa orientalis, G. hirsuta, G. africana, G. hexadactyla, dan G. brachyptera. Serangga bernama anjing tanah ini ternyata dapat ditemui di hampir seluruh wilayah di bumi kecuali di darah kutub. Orong-orong mendiami habitat ladang yang kering, pekarangan rumah, dan lapangan perut. Binatang ini membuat lubang di tanah sebagai tempat tinggal. Bagi manusia, orong-orong dianggap kurang bermanfaat bahkan sering kali mnjadi hama pertanian. Mereka sering memakan tunas-tunas padi dan sistem perakaran berbagai tanaman pertanian. Namun di kawasan Asia Timur, anjing tanah terkadang disantap manusia. Di China, sekresi orong-orong dimanfaatkan sebagai campuran obat. Selain itu binatang bertungkai besar ini sering dijadikan pakan burung.

Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan Filum Kelas Ordo Upaordo Superfamili Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : Insecta : Orthoptera : Ensifera : Grylloidea : Gryllotalpidae : Gryllotalpa, Scapteriscus, dan Neocultilla. : Gryllotalpa hirsute, Neocurtilla hexadactyla, Gryllotalpa gryllotalpa, Gryllotalpa orientalis, Scapteriscus borellii, dll.

Lalat buah

Bactrocera dorsalis Kingdom Phylum Class Order Family : Animalia : Arthropoda : Insecta : Diptera : Tephritidae

Genus Subgenus Species Semut

: Bactrocera : Bactrocera : B. dorsalis

Klasifikasi ilmiah Kerajaan : Filum Kelas Ordo Upaordo : : : : Animalia Artropoda Insekta Hymenoptera Apokrita Vespoidea Formicidae

Superfamili: Famili :

Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarangsarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni

dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan kolonikoloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan. Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat seperti di Islandia,Greenland dan Hawaii, mereka tidak menguasai daerah tesebut. Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat membnetuk sekitar 15 - 20% jumlah biomassa hewan-hewan besar. Rayap, terkadang disebut semut putih, tidak memiliki hubungan yang erat dengan semut, walaupun mereka memiliki struktur sosial yang sama. Semut beludru, walaupun menyerupai semut besar, tapi mereka merupakan tawon betina yang tidak bersayap. Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif sangat kecil, semut adalah hewan terkuat kedua didunia. Semut jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat badannya sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya sendiri. Posisi pertama adalah Kumbang Badak dengan kemampuan menopang beban dengan berat 850 kali dari berat badannya sendiri. Belalang daun

Klasifikasi Kingdom Phylum Class Order Family

: (Barnes, 2008) : Animalia : Arthropoda : Insecta : Orthoptera : Tettigoniidae

Belalang daun suka berdiam di daun mahkota dari tanaman. Berwarna hijau menyerupai daun dan tidak agresif. Perutnya besar dan pada betina memiliki ovipositor panjang dan melengkung. Antena di bagian kepala, panjang berjumlah 1 pasang. Bentuk tubuhnya poligonal. Belalang daun sangat suka berdiam di daun mahkota dari tanaman. Belalang daun berwarna hijau dan panjang berkisar 1,5-2,5 inci. Sayap belakang lebih pendek daripada kulit, cembung, dan inflasi sayap depan, yang bertindak sebagai penutup yang dikenal sebagai tegmina. Tegmina hijau memiliki vena yang menonjol sangat menyerupai daun, termasuk pelepah, tempat melampirkan perut. Jantan dapat memanggil hewan betina dipohon sekitarnya. Ovipositor pada belalang daun hampir sepanjang perut, dan menyerupai pisau melengkung. Di bawah kondisi alam, telur mungkin dimasukkan ke dalam kulit di dekat puncak pohon. Telur berwarna abu-abu, seperempat inci atau lebih panjang, lebih dari tiga kali dari lebar, datar pada masing-masing ujung, dengan ujung miring. Belalang daun muda memakan daun dan mungkin jarang atau tidak pernah meninggalkan pohon di mana mereka memulai hidup. Pada bulan juli kelimpahanya akan sangat tinggi. Bunyi yang dikeluarkan jantan dewasa dapat menjangkau area sengan radius 23-30 meter.

Jangkrik

Klasifikasi Kingdom Phylum Class Order Suborder Superfamily Family : Animalia : Arthropoda : Insecta : Orthoptera : Ensifera : Grylloidea : Gryllidae

Ukuran tubuh kecil, berwarna coklat pudar. Memiliki sepasang antena dan kaki belakang yang kokoh berdiam di dasar rumput. Jangkrik adalah keluarga Gryllidae serangga merupakan kerabat dekat belalang. Jangkrik memiliki tubuh agak rata dan antena panjang. Ada sekitar 900 spesies jangkrik. Jangkrik aktif di malam hari. Jangkrik diketahui membawa sejumlah besar penyakit, sebagian besar yang menyebabkan luka menyakitkan tetapi tidak fatal bagi manusia. Penyakit dapat ditularkan melalui kotoran mereka, menggigit, atau kontak fisik. Sayap depan jantan sebelah kiri memiliki tulang rusuk yang tebal (modifikasi vena). Kerikan (yang hanya dapat dilakukan jangkrik laki-laki) yang dihasilkan dengan menaikkan kaki belakang ke kiri 45 derajat dan menggosok melawan tepi kanan kaki belakang, yang memiliki pengikis tebal. Tindakan memproduksi bunyi ini disebut stridulation. Jangkrik mengerik dengan kecepatan yang berbeda tergantung pada spesies dan suhu

lingkungan mereka. Kebanyakan spesies mengerik di tingkat yang lebih tinggi semakin tinggi suhu (kira-kira 62 getaran satu menit pada suhu 13C dalam satu spesies umum; setiap spesies memiliki tingkat sendiri). Jangkrik, seperti semua serangga lain, adalah hewan berdarah dingin. Mereka mengambil suhu lingkungan mereka. Banyak ciri-ciri hewan berdarah dingin, seperti tingkat di mana jangkrik mengerik, atau kecepatan semut berjalan, mengikuti sebuah persamaan yang disebut persamaan Arrhenius. Persamaan ini menjelaskan energi aktivasi atau ambang batas energi yang dibutuhkan untuk menimbulkan reaksi kimia. Sebagai contoh, jangkrik, seperti semua organisme lain, memiliki banyak reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh mereka. Ketika suhu naik, menjadi lebih mudah untuk mencapai batas tertentu atau energi aktivasi, dan reaksi kimia, seperti yang terjadi selama kontraksi otot yang digunakan untuk menghasilkan kicau, terjadi lebih cepat. Saat suhu turun, laju reaksi kimia dalam jangkrik tubuh melambat, menyebabkan karakteristik, seperti kerikan, untuk juga diperlambat. Jangkrik memiliki membran timpani terletak persis di bawah bagian tengah dari masing-masing sendi kaki depan (atau lutut). Hal ini memungkinkan mereka untuk mendengar lagu kriket lain. Jangkrik adalah omnivora dan pemulung makan bahan organik, serta bahan tanaman yang membusuk, jamur, dan beberapa bibit tanaman. Jangkrik juga telah dikenal untuk makan mati mereka sendiri ketika tidak ada sumber makanan lain yang tersedia, dan bahkan menunjukkan perilaku predatorial melemah lain atau jangkrik mati. Rahang jangkrik relatif kuat, telur menetas pada musim semi dan telah diperkirakan jumlah setinggi 2.000 per subur betina. Betina mampu bertelur setidaknya dua kali sebulan. Jangkrik betina memiliki jarum panjang disebut ovipositor. Jangkrik sangat populer sebagai sumber makanan untuk hewan peliharaan karnivora seperti katak, kadal, kura-kura, salamander, dan laba-laba.

Laba-laba

Klasifikasi Kingdom Phylum Class Order Superfamily Family

: (Lise, 2005) : Animalia : Arthropoda : Arachnida : Araneae : Thomisoidea : Thomisida

Laba-laba berwarna coklat dan memiliki garis pada tubuhnya. Memiliki rahang yang besar. Tidak berjaring, dan berambut jarang. Suka berada di daun dan bunga dari tanaman. Laba-laba atau keluarga Thomisidae dengan dua pasang kaki depan miring ke luar dan badan-badan yang rata dan menyudut, Thomisidae dapat bergerak ke samping atau ke belakang. Laba-laba tidak membangun jaring untuk menjebak mangsanya, tetapi merupakan pemburu handal. Beberapa spesies hidup di antara bunga-bunga, kulit kayu, buah atau daun di mana mereka ambil mengunjungi serangga. Dalam setiap kasus, Laba-laba menggunakan kaki depan mereka yang kuat untuk merebut dan memegang mangsa sementara itu dengan gigitan berbisa akan melumpuhkan mangsanya. Laba-laba dari Thomisidae tidak diketahui berbahaya bagi manusia.

Dari hasil diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hama utama diareal pertanaman jagung, tembakau, dan ubi jalar tidak terdapat dilapangan. Serangga yang terdapat dilapangan/ areal pertanaman jagung, ubi jalar, dan tembakau adalah serangga yang berperan sebagai parasitoid dan serangga yang bukan hama utama. Seperti pada tanaman ubi jalar dimana hama utamanya adalah hama boleng (Cylas formicarius) dan penggerek batang ubi (Omphisa anastomatalis), namun yang terdapat diareal pertanaman ubi pada saaat pengamatan adalah serangga yang bukan termasuk hama utama.

Kepik

Kerajaan: Animalia Filum: Kelas: Ordo: Arthropoda Insecta Hemiptera Linnaeus, 1758 Subordo : Auchenorrhyncha Coleorrhyncha

Heteroptera Sternorrhyncha Ciri khas utama serangga anggota Hemiptera adalah struktur mulutnya yang berbentuk seperti jarum. Mereka menggunakan struktur mulut ini untuk menusuk jaringan dari makannya dan kemudian menghisap cairan di dalamnya. Hemiptera sendiri adalah omnivora yang berarti mereka mengonsumsi hampir segala jenis makanan mulai dari cairan tumbuhan, biji-bijian, serangga lain, hingga hewan-hewan kecil seperti ikan. Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa. Nimfa Hemiptera ini kemudian melakukan pergantian kulit berkali-kali hingga akhirnya menjadi dewasa tanpa melalui fase kepompong. Serangga anggota Hemiptera perlu melakukan perkawinan agar betinanya bisa membuahi telurnya dan berkembang biak, namun kutu daun atau afid yang juga merupakan anggota Hemiptera bisa melakukan partenogenesis (melahirkan tanpa kawin) sehingga mereka tetap bisa berkembang biak tanpa harus kawin lebih dulu. Hemiptera tersebar di seluruh dunia, kecuali di daerah-daerah yang terlampau dingin seperti wilayah kutub. Cara hidup mereka yang beragam membuat persebaran mereka begitu luas. Beberapa anggota Hemiptera seperti walang sangit dan tonggeret hidup pada tanaman dan menghisap sarinya. Kepik pembunuh juga hidup di antara tanaman, namun mereka memburu hewan-hewan kecil. Sebagian kecil dari Hemiptera seperti kutu busuk diketahui hidup sebagai parasit dan menghisap darah hewan yang lebih besar. Anggota Hemiptera lainnya juga diketahui hidup di air, misalnya anggang-anggang dan kepik air raksasa. Salah satu anggang-anggang dari genus Halobes bahkan diketahui hidup di air asin.

Intensitas Serangan Pada Areal Pertanaman Ubi Intensitas serangan bertingkat (Kerusakan tidak mutlak) Itensitas serangan = Keterangan : n= Jumlah sampel yang mempunyai nilai skor sama z = Nilai skor N = jumlah total sampel yang diamati Z = Nilai skor tertinggi Titik I Skoring kerusakan pada titik I tanaman Ubi jalar 1 = 8 rumpun 2 = 2 rumpun Itensitas serangan = = =
( ) ( )

x 100%

x 100%

( ) ( )

x 100%

x 100%

= 0,24 x 100% = 24 % Titik II Skoring kerusakan pada titik II tanaman Ubi jalar 1 =9 rumpun 2 = 2 rumpun Itensitas serangan = =
( ) ( )

x 100%

( ) ( )

x 100%

x 100%

= 0,2363 x 100% = 23,63 %

Titik III Skoring kerusakan pada titik III tanaman Ubi jalar 1 = 6 rumpun 2 = 3 rumpun Itensitas serangan = = =
( ) ( )

x 100%

( ) ( )

x 100%

x 100%

= 0,266 x 100% = 26,66 %

Titik IV Skoring kerusakan pada titik IV tanaman Ubi jalar 2 = 8 rumpun Itensitas serangan = =
( )

x 100%

x 100%

= 0,40 x 100% = 40 %

Titik V Skoring kerusakan pada titik V tanaman Ubi jalar 2 = 8 rumpun Itensitas serangan = =
( )

x 100%

x 100%

= 0,40 x 100% = 40 %

Jadi Intensitas kerusakan pada rumpun ubi jalar yang kita amati adalah sebagai berikut :
( )

= 30.859 %

Kesimpulan scoring ubi jalar Kerusakan yang terjadi pada tanaman ubi jalar adalah 30.86 %, hal ini menandakan bahwa tingkat kerusakan pada tanaman ubi jalar ini tergolong rendah, ini terbukti bahwa pada saat pengamatan langsung terlihat bahwa tingkat kerusakan pada daun tidak begitu parah.

Anda mungkin juga menyukai