Ringkasan Materi Webinar Identifikasi Hama Baru Pada Tanaman Jagung
Identifikasi Hama Asing Invasif Ulat Grayak Frugiperda (Spodoptera frugiperda) Dan Gejala Serangan Pada Tanaman Jagung
Oleh : Sulaeha Thamrin
a. Klasifikasi dan Morfologi
Klasifikasi dari Ulat Grayak Frugiperda adalah sebagai berikut : Class : Insecta Subclass : Pterygota Order : Lepidoptera Family : Noctuidae Subfamily : Noctuinae Genus : Spodoptera Species : Spodoptera frugiperda Nama Umum : FAW / UGJ / UGF Ciri morfologi secara umum dari Spodoptera frugiperda adalah sbb : 1. Terdapat corak pada kepala membentuk huruf “Y” terbalik (instar 3-6) 2. Terdapat 4 titik hitam (penicula) pada bag.ujung abdomen membentuk segi empat 3. Terdapat 4 titik hitam (penicula) pada tubuh segmen 1-7 berbentuk trapesium 4. Terdapat pita tebal berwarna kuning pada bag.lateral tubuh 5. Terdapat garis berwarna kuning pucat pada bagian dorsal tubuh Perbedaan antara imagao jantan dan betina dapat dilihat dari warna sayap. Sayap betina Lebih gelap dari sayap jantan. Warna sayap jantan buram kecoklatan, ujung sayap terdapat garis berwarna putih dan spot hitam b. Gejala Kerusakan Telur diletakkan pada daun bawah dekat dasar tanaman, dekat batas antara daun dan batang. Telur biasanya dilindungi oleh sejenis lapisan pelindung yang berasal dari bagian tubuh ngengat setelah bertelur. S. frugiperda merusak tanaman jagung dengan cara larva mengerek daun. Larva instar 1 awalnya memakan jaringan daun dan meninggalkan lapisan epidermis yang transparan. Larva instar 2 dan 3 membuat lubang gerekan pada daun dan memakan daun dari tepi hingga ke bagian dalam. c. Pencegahan/Pengendalian Pengendalian hama ini dapat dilakuakn dengan beberapa macam metode sebagai berikut : 1. Penanaman Secara Serempak Pada Skala luas Hal ini bertujuan untuk mengatur agar ketersedian makanan ulat tidak senantiasa ada dan siklus perkembangan ulat grayak akan dapat ditekan. Di lapangan, tingkat serangan tinggi umumnya terjadi di lokasi pertanaman jagung yang terlambat tanam dari tanaman sekitar, sehingga tanaman yang terlambat tanam memiliki umur yang masih muda dibandingkan sekitarnya dan menjadi sumber makanan. 2. Benih dan Varietas Benih yang digunakan hendaknya memiliki daya kecambah yang baik, bebas dari penyakit. Varietas tahan bisa menjadi solusi, akan tetapi pengembangannya membutuhkan waktu yang agak lama untuk pengembangannya. 3. Keanekaragaman Jenis Tanaman Ngengat FAW memiliki kecenderungan untuk bertelur di tanaman jagung, dengan adanya tumpangsari tanaman jagung dengan tanaman lain yang tidak disukai oleh ngengat FAW maka tanaman jagung bisa terhindar dari FAW. Keanekaragaman tanaman yang tinggi dapat memfasilitasi musuh alami (predator dan parasitoid) untuk mengontrol FAW. Jumlah predator dan parasitoid dapat meningkat seiring dengan tingginya keanekaragaman tanaman sekitar. Tumpangsari dapat meningkatkan kandungan senyawa organik tanah (kacang- kacangan dapat meningkatkan kandungan N) sehingga dapat meningkatkan kesehatan tanaman untuk menghadapi serangan FAW. 4. Monitoring secara Teratur Monitoring serangan ulat grayak hendaknya dilakukan sejak tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam. Pada periode ini ngengat mulai meletakkan telur pada daun jagung yang masih muda. Lakukan pengamatan pada daun ke-1 sampai ke-3 dari pucuk, dimana kelompok telur biasa diletakkan. Jika menemukan kelompok telur, maka kelompok telur dikumpulkan dan dimusnahkan karena 1 kelompok telur ratarata 100-200 butir. Ulat grayak yang masih instar 1-2 akan sulit ditemukan di lapangan dikarenakan ukurannya yang sangat kecil yaitu kurang dari 5 mm. Cara yang tepat untuk mendeteksi keberadaan ulat grayak di pertanaman adalah dengan mengenal gejala serangannya. 5. Pengendalian Mekanis Cara paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan cara mencari dan membunuh larva dan telur FAW secara mekanis (dihancurkan dengan tangan). Petani hendaknya mengunjungi lahan setidaknya dua kali seminggu saat fase vegetatif terutama pada saat tingginya peletakkan telur. 6. Pengendalian Hayati Beberapa parasitoid di bawah ini, merupakan jenis parasitoid yang diketahui berasosiasi dengan FAW Telenomus remus Nixon (Hymenoptera: Platygastridae), Chelonus insularis Cresson (Hymenoptera: Braconidae), Cotesia marginiventris Cresson (Hymenoptera: Braconidae), Trichogramma spp. (Hymenoptera: Trichogrammadae). Predator alami: Cecopet (Dermaptera: Forficulidae, Carcinophoridae), Kumbang kepik (Coleoptera: Coccinellidae), Kumbang (Coleoptera: Carabidae), Serangga Lain : ada beberapa spesies serangga lain yang teramati memangsa FAW. Beberapa yang paling dikenal adalah dari genera Zelus (Reduviidae), Podisus (Pentatomidae), Nabis (Nabidae), Geocoris (Lygaeidae), Orius dan Anthocoris (Anthocoridae), semut, burung. Virus, khususnya Nuclear Polyhedrosis Virus (NPVs) seperti Spodoptera Frugiperda Multicapsid Nucleopolyhedrovirus (SFMNPV). Cendawan, khususnya Metarhizium anisopliae, Metarhizium rileyi, dan Beauveria bassiana. Bakteri, seperti Bacillus thuringiensis (Bt). 7. Pengendalian Insetisida Ada beberapa bahan aktif insektisida yang disarankan yaitu emamektin benzoat, klorantraniliprol, spinetoram, tiomektosam dan siantraniliprol. d. Update Terbaru Tentang