Oleh
Kartika Hikmahniar F
1314121096
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
primer manusia disamping sandang dan papan, kebutuhan akan pangan menjadi
penting untuk diperhatikan.
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percoban ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis hama penting pada tanaman jagung dan kedelai.
2. Mengetahui gejala kerusakan, bioekologi dan cara pengendaliaany hama
tanaman jagung dan kedelai.
II.1
Adapun alat yang digunakan yaitu alat tulis, kertas HVS, dan kamera. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu hama-hama pada tanaman jagung dan kedela, antara
lain penggerek tongkol jagung, penggerek batang jagung, ulat grayak, ulat
penggerek polong, kepik hijau, kutu daun, lalat bibit kacang, werng jagung,
sitophylus zeamais, dan kepik penghisap polong.
II.2
Prosedur Percobaan
Adapun prosedur yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
2. Diamati beberapa spesimen diatas, kemudian
3. Digambar dan difoto sebagai dokumentasi.
3.2 Pembahasan
3.2.1
silk dan diteruskan (1-2 hari) hingga jambul berwarna coklat. Untuk itu
dibutuhkan biaya yang cukup cukup mahal .
3.2.2
3.2.3
: Lepidoptera
Famili
: Noctuidae
Genus
: Spodoptera
Spesies
: Spodoptera litura
Serangga ini sangat aktif pada malam hari, sementara pada siang hari serangga
dewasa ini diam ditempat yang gelap dan bersembunyi. Serangga dewasa jenis
Spodoptera litura, memiliki ukuran panjang 20 - 25 mm, berumur 5 - 10 hari dan
untuk seekor serangga betina jenis ini dapat bertelur 1.500 butir dalam kelompokkelompok 300 butir. Ciri khas ulat grayak ini adalah terdapat bintik-bintik segitiga
berwarna hitam dan bergaris-garis kekuningan pada sisinya. Sedangkan ulat
dewasa berwarna abu-abu gelap atau cokelat. Stadium yang membahayakan dari
hama Spodoptera litura adalah larva karena menyerang secara bersama-sama
dalam jumlah yang sangat banyak untuk menunjang metamorfosisnya. Siklus
hidup serangga ini yaitu telur-larva-ngengat. Larva akan menjadi pupa yang
dibentuk di bawah permukaan tanah. Daur hidup dari telur menjadi kupu-kupu
berkisar antara 30 hari hingga 61 hari (Siregar,2003).
Gejala yang ditimbulakan serangan hama ini yaitu ditandai dengan daun-daun
yang terlihat berwarna agak putih, karena yang tertinggal hanya selaput daun
bagian atas. Bagian daging daun sebelah bawah telah dimakan oleh ulat ini. Pada
awal serangan daun terlihat berlubang-lubang, lama kelamaan hanya tertinggal
tulang-tulang daun. Serangan berat dapat mengakibatkan tanaman menjadi
gundul. Hama ini selain menyerang tanaman padi, hama ini juga menyerang
tanaman cabai
Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu :
1. Pengendalian secara mekanis, dengan cara mengumpulkan telur dan larva
nya kemudian memebunuhnya, dapat pula dilakukan pemangkasan pada
sarang telur.
2. Pengendalian secara kultur teknis, dengan cara tanaman harus bersih dari
gulma agar tidak dapat digunakan sebagai sarang bertelurnya serangga dan
dapat pula dilukukan sistem rotasi tanam.
3. Pengendalian hayati atau biologi, menyemprotkan Bacillus thuringienis.
3.2.4
: Lepidoptera
Family
: Pyralidae
Subfamily
: Phycitinae
Genus
: Etiella
Species
: Etiella zinckenella
Hama ini merupakan hama utama pada kedelai, selain kumbang kedelai. Ngengat
berwarna kuning keabu-abuan dengan ukuran 1.7-2.5 cm, dan aktif pada malam
hari serta sangat menyukai cahaya. Ngengat betina dapat bertelur sekitar 73-204
butir yang diletakkan pada bagian bawah kelopak bunga dan polong kedelai,
berbentuk lonjong dan berukuran 0,6 mm. Telur muda berwarna putih mengkilap
dan setelah tua menjadi jingga berbintik-bintik merah. Telur menetas pada umur
kurang lebih 3-4 hari. Ulat yang baru menetas berjalan-jalan di permukaan polong
selama beberapa waktu, kemudian menggerek ke dalam polong dan memangsa
biji kedelai. Ulat berwarna hijau kekuningan sampai merah muda dengan bagian
punggung bergaris hitam. Lama stadium ulat kurang lebih 12-19 hari, dengan ratarata 15 hari Pupa atau kepompong berada dalam tanah dengan kedalaman 2-3 cm,
berwarna cokelat, berbentuk bulat lonjong dengan ukuran 1.5 cm. Lama stadium
kepompong kurang lebih 8-13 hari dengan rata-rata 11 hari.
Ulat menggerek polong kedelai kemudian hidup dan tinggal di dalam polong dan
memakan biji kedelai yang masih utuh. Ulat menyebabkan kerusakan pada polong
muda dan tua. Ulat juga sering merusak bunga, yang pada akhirnya menyebabkan
kegagaln pembentukan buah atau polong. Kerusakan polong muda mengakibatkan
biji kedelai tidak berkembang dan polong rontok. Pada tingkat serangan tinggi,
kerugian hasil dapat mencapai lebih dari 90% (Tjahjono, 2009).
Hama ini mempunyai panjang tubuhnya antara 8-11 mm, panjang sayapnyaantara
19-27 mm,sayapnya lebih panjang daripada abdomen. Perkembangantelurnya
antara 4-21 hari , larvanya antara 19-40 hari,sedangkan perkembangan pupany
antara 12-18 hari, umur imago lebih kurang 20 hari, rata-rataimagonya bertelur
antara 100-600 butir telur dan perkembangannya tergantung pada suhu
lingkungan. Ngengat hama ini berwarna keabu-abuan pada bagian tepi sayap
ada pembatas berwarna kuning muda, rentangan sayapnya antara 24-27 mm. Telur
berwarna putih mengilap dan berubah menjadi kemerah-merahan larvanya
berwarna putihkekuningan. Kepala lebih besar dari pada badan dan berwarna
coklat sampai hitam.
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik atau
lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva kedalam
biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran kering yang
berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa bijiterbalut benang
pintal.Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan kemudian masuk
sertamenggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas menutupi dirinyaden
gan selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk hama
tersebut (Tjahjono, 2009).
Pengendalian hama penggerek polong sebaiknya dilakukan secara terpadu atau
PHT yaitu suatu cara pengendalian hama yang didasarkan pada pertimbangan
ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan ekosistem yang
berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Penggunaan pestisida merupakan
alternative terakhir yang apabila serangan hama penggerek polong telah
melampaui batas ambang kendali yaitu bila telah ditemukan kerusakan polong
sekitar 2,5% atau terdapat 2 ekor ulat per tanaman saat tanaman kedelai berumur
lebih dari 45 hari (Tjahjono, 2009).
3.2.5
: Eukaryota
Order
: Hemiptera
Family
: Pentatomidae
Genus
: Nezara
Spesies
: Nezara viridula
Kepik hijau memiliki morfologi sepasang sungut yang beruas. Serangga ini
memiliki sepasang sungut beruas. Sayapnya dengan bagian depan menebal, kepik
ini memiliki kaki yang pendek dibanding sayap depan. Bentuk tubuhnya yang
pipih dan membungkuk ke bawah. Pada Sayap belakang membranus dan sedikit
lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala kepik ini memiliki
sepasang antena. Tipe mulut kepik ini yaitu menusuk dan menghisap yang muncul
dari depan kepala (Hidayat,2000).
Siklus hidup kepik ini adalah telur nimfa dewasa. Telur diletakkan dibawah daun.
Telur menetas kurang lebih selama satu minggu. Nimfa memiliki bentuk yang
tidak sempurna dan ukuran sayap lebih kecil dari dewasanya. Imago datang pada
saat pembentukkan bunga. Kepik ini berperan sebagai hama tumbuhan. Yang
menyerang biji dan biji tersebut menjadi busuk, berwarna hitam dan bercakbercak coklat pada kulit biji (Hidayat,2000).
Kepik hijau memiliki ciri yaitu memiliki warna hijau, memiliki sepasang
antena,memiliki sepasang sayap yang berbentuk segitiga, memiliki tiga pasang
tungkai dan mata serangga ini yaitu fasek.
Gejala yang ditimbulkan yaitu pada batang terdapat bekas tusukan dan bekas
hisapan. Sedangkan pada buah tanaman padi terdapat bekas noda tusukan dan
hisapan. Hama kepik ini dapat dikendalikan dengan cara menggunakan insektisida
yang efektif dan dapat dengan cara mengumpulkan dan memusnahkan telurtelurnya (Kartasapoetra, 2002).
Pengendalian yang dilakukan menggunakan musuh alami: jenis tabuhan
Ooencyrtus malayensis Ferr. dan Telenomus sp. merupakan parasit pada telur
kepik hijau. pergiliran tanaman, penanaman serempak, dan pengamatan secara
intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida.
3.2.6
Gejala yang ditimbulkan yaitu misal pada tanaman kentang serangan kutu daun
ini menimbulkan daun berkeriput,menggulung dan daun berubah warna menjadi
pucat (Siregar,2003).
3.2.7
insektisida sistemik pada saat tanaman atau bibit yang ditanam berumur 7 hari
(Siregar,2003).
3.2.8
:Hemiptera
Famili
: Delphacidae
Spesies
: Peregrinus maidis
Siklus hidup 25 hari, termasuk masa inkubasi telur selama 8 hari. Imago terbagi
atas dua karakter yaitu imago sayap panjang (penuh) dan bersayap pendek.
Kelompok makroptera memiliki spot diujung sayapnya dan garis kuning tua
dibagian belakang. Pada kelompok brachyptera sayap tereduksi dan berbercak
hitam (Kartasapoetra, 2002).
Bentuk dan ukuran serangga dewasa mirip dengan hama wereng coklat dewasa
yang meyerang padi. Siklus hidup 25 hari, masa telur 8 hari, telurnya berbentuk
bulat panjang dan agak membengkok (seperti buah pisang), warna putih bening
yang diletakkan pada jaringan pelepah daun secara terpisah atau berkelompok.
Nimpa mengalami 5 instar, instar pertama berwarna kemerah-merahan kemudian
berangsur-angsur berubah menjadi putih kekuning-kuningan.
Disepanjang permukaan atas badannya terdapat bintik-bintik kecil berwarna.
Instar pertama menyukai daun-daun yang baru tebuka, pelepah daun, kelopak
daun dan bunga jantan yang masih muda dan lunak. Tubuh wereng dewasa
berwarna kuning kecoklatan, sayap bening dan kedua mata berwarna hitam.
Terdapat duri pada tibia belakang yang dapat berputar. Serangga dewasa ada yang
mempunyai sayap panjang dan ada pula bersayap pendek. Mempunyai bintik pada
ujung sayap dan bergaris kuning pada belakangnya. Sedangkan pada yang
bersayap pendek mempunyai sayap transparan dengan bintik warna gelap.
Keduanya mempunyai karakteristik dengan corak warna hitam dan putih pada
bagian ventral abdomen. Berkembang pada musim hujan lebih dari 500 ekor
pertanaman pada umur jagung 2 bulan, sedangkan pada musim kemarau
populasi relatif rendah hanya 1 23 ekor pertanaman. Gejala serangan pada daun
tampak bercak bergaris kuning, garis- garis pendek terputus-putus sampai
bersambung terutama pada tulang daun kedua dan ketiga. Daun tampak bergaris
kuning panjang, begitu pula pada pelepah daun. Pertumbuhan tanaman akan
terhambat, menjadi kerdil, tanaman menjadi layu dan kering (hopper burn)
(Kartasapoetra, 2002).
Pengendalian waktu tanam serempak, waktu tanam dilakukan pada akhir musim
hujan dan bila menggunakan insektisida gunakan insektisida Carbofuran 3%
(Kartasapoetra, 2002).
3.2.9
rendah mudah terinfeksi busuk tongkol, sehingga mudah pula terserang hama
kumbang bubuk. Panen yang tepat pada saat jagung mencapai masak fisiologis
yang ditandai oleh adanya lapisan hitam pada ujung biji bagian dalam dapat
mengurangi serangan kumbang bubuk. Panen yang tertunda dapat menyebabkan
meningkatnya kerusakan biji di penyimpanan (Susnihati,2000).
3.2. 10 Kepik Penghisap Polong - Ripthortus linearis (Hemiptera:Alydidae)
Ordo
: Hemiptera
Family
: Coreoidae
Genus
: Riptortus
Spesies
: Riptortus linearis
Imago kepik coklat memiliki bentuk seperti walang sangit dengan ciri khas, yakni
adanya duri-duri (spiny) pada paha belakang dan garis putih-kekuningan pada
bagian lateral dari tubuhnya. Panjang tubuh imago betina 13-14 mm dan imago
jantan 11-13 mm. Abdomen imago betina membesar dan menggembung,
sedangkan abdomen imago jantan meramping. Umur imago 4-47 hari. Seekor
imago betina memproduksi telur rata-rata 70 butir dalam 14 hari. Telur berwarna
coklat tua, berbentuk silindris dengan bagian tengah agak cekung. Telur
diletakkan secara berkelompok dalam dua deretan pada permukaan bawah daun
dengan 3-5 butir/kelompok. Telur menetas setelah berumur seminggu. Nimfa
berlangsung 19 hari, terdiri atas lima instar. Nimfa muda (instar I-III) mirip
semut. Nimfa instar I berwarna kemerah-merahan hingga coklat kekuningkuningan, umurnya 1-3 hari dan panjang badannya 2,6 mm. Nimfa instar II
berwarna coklat kekuning-kuningan hingga coklat tua, umurnya 2-4 hari dan
panjang badannya 3,4 mm. Nimfa instar III berwarna kemerah-merahan hingga
coklat, umurnya 2-6 hari dan panjang badannya 6,0 mm. Nimfa instar IV
berwarna kemerah-merahan hingga hitam agak abu-abu, umurnya 5-8 hari dan
panjang badannya 9,9 mm. Perkembangan dari telur sampai imago berlangsung
29 hari. Kepik coklat tersebar luas di Asia Tenggara. Selain kedelai, tanaman
inang kepik coklat juga berbagai jenis kacang-kacangan, seperti
1V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil diatas sebagai berikut :
1. Hama-hama penting pada tanaman jagung yaitu penggerek tongkol
jagung, ulat grayak, penggerek batang jagung, wereng jagung dan
2.
kumbang jagung.
Sedangkan untuk hama-hama pada tanaman kedelai yaitu ukat penggerek
polong, kepik hijau, kutu daun, lalat bibit kacang, dan kepik penghisap
polong.
3. Gejala dari serangan hama kepik hijau tanaman kedelai yaitu pada batang
terdapat bekas tusukan dan bekas hisapan. Sedangkan pada buah tanaman
padi terdapat bekas noda tusukan dan hisapan.
4. Gejala serangan hama penggerek batang jagung pada tanaman jagung
yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan,
atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, tumpukan
tassel yang rusak.
5. Pengendalian yang dapat dilakukan untuk hama tanaman jagung dan
kedelai yaitu pengendalian hayati, kultur teknis dan pengendalian kimiawi.
DAFTAR PUSTAKA
LAM PI R AN