Anda di halaman 1dari 25

NAMA :KRISTIANUS BENDY

NIM : 2010313000
KELAS : AGROTEKNOLOGI (A)
MAKUL : PENGELOLAAN HAMA TERPADU

MENGENAL HAMA PUTIH PALSU


(Chaphalocrosis medinalis Guen) DAN
HAMA KUTU LONCAT (Diaphorina citri)
1.KLASIFIKASI HAMA PUTIH PALSU (Chaphalocrosis medinalis
Guen)

 Hama putih palsu


 merupakan hama pada tanaman padi yang ditandai dengan gejala daun
yang terlipat akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh larva hama putih
palsu. Hama putih palsu memiliki nama latin Cnaphalocrocis
medinalis. Hama ini biasanya menyerang tanaman padi saat padi sedang
dalam fase vegetatif. Pada dasarnya, hama putih palsu ini bukanlah hama
utama yang membahayakan namun serangannya tetap akan memberikan
dampak dan juga kerugian bagi petani. Meski banyak kasus serangan hama
putih palsu terjadi di fase vegetatif, tidak menutup kemungkinan serangan
juga terjadi saat sudah keluar malai (sekumpulan bunga padi yang keluar
dari buku paling atas).
2.Morfologi hama putih palsu

 Hama putih palsu merupakan hama pada tanaman padi yang


ditandai dengan gejala daun yang terlipat akibat kerusakan
yang ditimbulkan oleh larva hama putih palsu. Hama putih
palsu memiliki nama latin Cnaphalocrocis medinalis. Hama
ini biasanya menyerang tanaman padi saat padi sedang
dalam fase vegetatif.
 Hama ini berasal dari kupu-kupu / ngengat berwarna
putih yang memiliki kepala sedikit berbulu kasar.
 Imago berwarna coklat muda, Telur berbentuk oval
dengan panjang 0,68 mm, Panjang larva 1,4 mm dan
lebar 2 mm, Menurut Deptan (2005) pupa berwarna
kuning dan mempunyai stadium pupa 6-8 hari.   
3.Biologi hama putih palsu
 Imago  Telur
Hama putih palsu (Chaphalocrosis medinalis Guen)
merupakan hama penggulung daun atau pelipat daun.
Telur berbentuk oval dengan pennukaan
Hamaini tennasuk dalam Ordo Lepidoptera dari famili agak cembung, berwarna putih transparan
Pyralidae. Ngegat dewasa muncul rata-rata 30 hari jika baru diletakkan dan selanjutnya
setelah peletakan telur yang mempunyai panjang 10-12 berwarna putih kekuningan. Panjang telur
mm dan lebar 13-15 mm, mempunyai sayap mengkilap
berwarna kuningjerami dengan dihiasi pinggiran gelap
0,68 mm dan lebar 0,39 mm. Telur
2-3 garis vertikal. Lebar sayap jika direntang 17-19 mm. diletakkan satu persatu atau berlapis dalam
Ngengat ini biasanya aktif pada malam hari dan tertarik suatu baris atau kelompok yang terdiri dari
pada cahaya. Ngengatjantan dan betina mempunyai 10-12 butir pada permukaan daun, pelepah
bentuk yang serupa, bedanya hanya pada ujung
abdomen betina tumpul sedangkan pada jantan tajam.
atau sepanjang tulang daun. Telur akan
Ngengat betina biasanya hidup 10 hari dan meletakkan menetas dalam waktu 4-6 hari setelah
telur satu-satu atau dalam bentuk barisan pada peletakan (Kalshoven, 1981; Pathak,
permukaan bawah daun muda yang terserang 1977).
(Kalshoven, 1981; Shepard et al., 1987).
3.Biologi hama putih palsu
 Larva  Pupa
Larva yang baru menetas panjangnya 1,5-2,0 Pupa terbentuk dalam gulungan daun dalam
mm dan lebar 0,2-0,3 mm, mempunyai tubuh untaian benang sutera yang terjalin renggang.
putih dan trasparan dan kepalanya berwarna Pupa yang baru terbentuk berwarna kuning
coklat muda. Larva mengalami 5-6 instar, terang dan berubah coklat tua menj elang
rata-rata keseluruhan diselesaikan dalam munculnya ngengat. Stadia pupa sekitar 6-8
waktu 25-30 hari. Larva instar pertama hari (Pathak, 1977).
memakan daun muda dengan menggaruk
pennukaan daun, tetapi tidak menyebabkan
daun melipat. Tubuh biasanya dilapisi bahan
seperti sutera dan memerlukan waktu 2-4 hari
untuk memakan daun-daun tersebut. Pada hari
kelima atau instar kedua dan seterusnya dapat
menyebabkan daun-daun menggulung.
Gambar siklus hidup hama putih palsu
4. TANAMAN INANG
Selain pada padi, hama ini dapat pula hidup pada padi liar,
jagung, sorgum, tebu, dan beberapa gulma dari golongan
rum put seperti Paspalum spp, Rotboellia spp., Imperata
spp., Echinoc/oa cotonum, Eleusine spp., Leersia spp.,
Panicum spp, Pennisetum spp., Isachne spp., Brachiaria spp,
dan satu gulma dari golongan berdaun lebar Styiosanthes
(Reissig et al., 1986).
GEJALA KERUSAKAN
Tanaman yang terserang oleh hama putih palsu biasanya tanaman yang masih muda, yaitu
tanaman yang baru dipindah ke sawah sampai pada umur 75 hari setelah tanam. Serangan
hama putih palsu terdapat sepanjang tahun dan umumnya populasi meningkat pada musim
hujan. Selain itu banyaknya rumput-rumput liar dan bekas potongan jerami padi yang
terlalu tinggi disekitar pertanaman padi juga akan meningkatkanjumlah populasi hama ini.
Pemberian pupuk Nyang berlebihan pada tanaman padi mengakibatkan makin
meningkatnya serangan hama putih palsu (Dirjen Perlintan, 1989). Kerusakan tanaman padi
akibat hama putih palsu yang disebabkan oleh larvanya. Bagian tanaman yang diserang
terutama pada daun-daun yang masih muda. Kerusakan tersebut dicirikan oleh adanya
gulungan dan goresan putih transparan dengan panjang sekitar 15-20 mm dan lebar sekitar
1,2 mm. Garis-garis putih tersebut sejajar dengan tulang daun dan menggambarkan daerah
terdapat beberapa goresan dan pad a serangan yang hcrai biasanya terdapat bebcrapa daun
tergulung dan terlipat. Goresan putih akibat hilangnya hijau daun dan pelipatan daun ini
akan dapat mempengaruhi kekuatan tanaman dan kemampuan tanaman untuk mengadakan
fotosintesis. Daun-daun yang rusakjuga akan memberikan peluang bagijamur dan bakteri
untuk menyerang tanaman (Wi dodo, 1986).
Tanda dan gejala serangan hama putih palsu
5. MusuhAlami
Serangan hama putih palsu jarang meledak, mungkin disebabkan oleh banyaknya
parasitoid dan predator yang memarasit dan memangsa hama ini. Oleh karena itu
pengendalian harus dilakukan dengan tujuan agar musuh alami ini dapat berfungsi.
Musuh alami yang bertindak sebagai predator an tara lain adalah Ophionea ishii
ishii, Paederus furcipes (Coleoptera, Carabidae) dan beberapa jenis semut
pemangsa larva, sedangkan yang menyerang telur adalah Mctiocha sp (Orthoptra,
Gryll idac) Predator pemangsa imago dalah j cui s capung (Odonata, Cocnagrioni
dacj dan beberapa dari laba-Iaba (Arachnida) Telur dapat diparasit oleh
Irichogramma sp, dan parasitoid larva dan pupa adalah beberapa spesics
Hymenoptera yang tergolong famili Braconidae, Chalcidae, Elasmidae, Encyrtidae,
lchneumidae Thamrin el a1. (2001) melaporkan bahwa musuh alami yang ditemu-
kan di lahan raw a pasang surutjenisnya sangat beragam
Gambar Ophionea ishii ishii salah satu contoh musuh alami
hama putih palsu
ALTERNATIF PENGENDALIAN
1. BUDIDAYA / KULTUR TEKNIK
 Mengurangi dosis pupuk N (seperti Urea). Lakukan pupuk
berimbang antara N, P dan K.
 Memberantas gulma (rumput pengganggu) di pematang sawah
ALTERNATIF PENGENDALIAN
 Kultur Teknis dan Pemupukan  Musuh Alami
Selain menyerang padi, hama putih palsu juga menyerang Musuh alami yang bertindak sebagai predator an
jenis rumputrumputan lain sebagai inang alternatifnya. Secara
kultur teknis penyiangan rumputrumputan dapat mengurangi
tara lain adalah Ophionea ishii ishii, Paederus
serangan hama ini. -Disamping itu pula pemupukan N dapat furcipes (Coleoptera, Carabidae) dan beberapa jenis
mempengaruhi tingkat serangan. Semakin tinggi dosis pup uk semut pemangsa larva, sedangkan yang menyerang
N yang diberikan serangan hama semakin tinggi pula. Pada telur adalah Mctiocha sp (Orthoptra, Gryll idac)
pemupukan N secukupnya atau pemupukan berimbang dapat
menekan serangan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan
Predator pemangsa imago dalah j cui s capung
bahwa hama putih palsu ini menyukai tanaman yang subur, (Odonata, Cocnagrioni dacj dan beberapa dari laba-
dimana daun yang lebih hijau mengakibatkan intensitas Iaba (Arachnida) Telur dapat diparasit oleh
serangannya relatif lebih tinggi dibandingkan tanam yang Irichogramma sp, dan parasitoid larva dan pupa
kurang subur. Cara kultur teknis yang lain yaitu
adalah beberapa spesics Hymenoptera yang
menyeragamkan waktu tanam. Menurut Suharto et a/. (1987),
pertanaman lebih awal satu bulan darijadwal pada umumnya tergolong famili Braconidae, Chalcidae, Elasmidae,
mendapat serangan yang lebih tinggi. Encyrtidae, lchneumidae
Klasifikasi hama kutu (Diaphorina citri)

Kerjaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Psyllidae
Genus : Diaphorina
Spesies : Diaphorina citri
1. Morfologi Kutu Loncat (Diaphorina citri Kuw.)
Kutu loncat (Diaphorina citri Kuw.) stadium dewasa tubuhnya berukuran kecil, memiliki
sayap, dan tubuhnya diselimuti lapisan putih seperti kapas. Adanya sayap tersebut
membuat hama ini dapat aktif terbang dan meloncat. Diaphorina citri Kuw. dewasa
berwarna coklat muda sampai coklat tua, Matanya berwarna kelabu dan bercak-bercak
coklat. Bagian abdomennya berwarna hijau terang kebiruan dan orange. Panjang tubuhnya
sekitar 2 - 3 mm. Ciri lainnya adalah pada saat makan, kutu ini posisinya menungging atau
membentuk sudut. Sedangkan pada stadia nimfa bentuknya pipih (Pracaya, 2011).
Biologi kutu (Diaphorina citri)
 Telur
 Siklus hidup
Telur serangga ini berwarna kuning, memiliki panjang 0,4
Dalam satu siklus hidup, rentang mm dan lebar 0,2 mm, dan berbentuk seperti buah
alpukat. Telur yang akan menetas warnanya berubah
waktu serangga ini bervariasi dari menjadi oranye dengan 2 titik mata berwarna merah yang
terlihat. Telur akan menetas dalam waktu 3-5 hari. Telur
27 hari hingga 117 hari tergantung dapat ditemukan pada tunas daun yang masih terlipat
dengan inang tanaman dan suhu pada ketiak daun dan telur serangga ini memiliki tangkai
pada pangkal telur yang berfungsi untuk menancapkan
sekelilingnya. Perkembangan telur pada jaringan daun.[2][1]
serangga ini tidak melalui tahap Rata-rata serangga betina dapat menghasilkan telur
sebanyak 858 butir. Pada pohon limau gedang, rata-rata
pupa. telur yang dihasilkan bisa lebih tinggi bahkan sampai
1378 telur pada satu serangga betina .
 Nimfa

Dalam fase nimfa, terdapat 5 tahap instar. Rentang waktu yang dibutuhkan untuk ke tahap hidup
selanjutnya berkisar antara 14 hingga 49 hari bergantung pada suhu di sekitarnya. Pada instar
pertama dan kedua serangga ini akan mengambil nutrisi pada tunas daun, batang di tunas daun,
dan pangkal batang daun. Serangga jarang sekali berpindah kecuali jika terganggu atau jika di
tempat tersebut sudah terlalu banyak serangga. Pada instar pertama, serangga ini berwarna merah
muda dan memiliki sepasang mata berwarna merah serta memiliki panjang tubuh 0,3 mm dan lebar
0,17 mm, sementara pada instar kedua terdapat perubahan yaitu terlihat sepasang sayap yang
belum matang di punggung serangga serta memiliki panjang tubuh 0,45 mm dan lebar 0,25 mm.
Ketika nimfa masuk ke tahap instar ketiga, ukuran tubuh rata-rata panjangnya 0,74 mm dan lebar
0,43 mm dengan sayap sudah berkembang dengan baik dan ruas pada antena terlihat jelas,
sementara pada tahap instar ke-4 panjangnya 1,01 mm dan lebar 0,7 mm dengan sayap di dada
tengah memanjang ke arah mata dan sayap di dada belakang memanjang ke bagian perut ketiga.
Pada tahap instar terakhir, panjang serangga ini 1,60 mm dan lebar 1,02 mm dengan sayap di dada
tengah memanjang hingga ke depan mata dan sayap pada dada belakang memanjang hingga
bagian perut keempat.
Imago
Serangga ini ketika dewasa berwarna abu-abu kecoklatan dengan
caput pada bagian atas dan samping berwarna cokelat. Serangga
memiliki abdomen berwarna hijau-kebiruan dan oranye dan memiliki
Tungkai berwarna cokelat.[2] Serangga betina memiliiki panjang 3,3
mm dan lebar 1 mm sementara yang jantan panjangnya 2,7 mm dan
lebar 0,8 mm. Ketika makan, serangga ini membentuk sudut 30°.
Serangga biasanya dapat ditemukan pada bagian ujung
batang/tunas daun.
Siklus hidup kutu
TANAMAN INANG
Diaphorina citri merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyerang
pucuk tanaman jeruk, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat. Di samping sebagai hama, D. citri adalah vektor penyakit CVPD.
Dinamika populasinya tidak terlepas dari interaksi berbagai faktor yang terdiri
atas natalitas, mortalitas, tanaman inang, iklim dan seranggaserangga lainnya
baik berperan sebagai parasitoid, predator dan pesaing. Sebagai vektor
penyakit CVPD, penularannya sangat tergantung dari kepadatan populasi,
pemencaran dan sifat patogen dalam tubuh serangga (Wijaya, 2003).
Gejala Serangan
Tanaman yang terserang CVPD memperlihatkan gejala khas yaitu bercak-
bercak kekuningan (blotching, mottle). Bercak pada bagian atas dan bawah
daun adalah sama. Blotching berkembang mulai bagian ujung tanaman
pada daun dewasa (yellow shoot), menyerupai gejala defisiensi mineral,
busuk akar atau cekaman lain. Gejala tersebut dapat terjadi pada
keseluruhan tanaman, terutama apabila infeksi terjadi setelah propagasi,
jika infeksi terjadi kemudian, gejala dan bakterinya seringkali terbatas.
Pada tanaman muda, infeksi mengakibatkan kuncup berkembang lambat,
pertumbuhan daun mencuat ke atas seperti sikat. Pada gejala berat, daun
menjadi lebih kaku, kecil, menebal, tulang daun mengeras dan dapat
menguning pada keseluruhan kanopi. Pada pohon yang sudah berproduksi,
buah menjadi lebih kecil, banyak yang jatuh secara prematur (Wirawan
dkk., 2004).
Gambar tanda/gejala serangan kutu
Musuh alami

 Di alam kutu ini dikendalikan oleh


predator-predator dari famili
Syrpidae, Coccinellidae,
Chrysopidae.

Gamabar Syrpidae
Pengendalian
Monitoring diutamakan pada tunas-tunas muda.  Pengendalian dilakukan apabila
populasi hama ini dinilai bisa menghambat atau merusak pertumbuhan tunas.
 Sebagai vektor, ambang kendali untuk kutu ini ± 25-30 ekor viruliverous.  Di alam
kutu ini dikendalikan oleh predator-predator dari famili Syrpidae, Coccinellidae,
Chrysopidae.  Secara kultur teknis, penggunaan mulsa jerami di bedengan
pembibitan jeruk dapat menghambat perkembangan populasi kutu.  Untuk
pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida
berbahan aktif Dimethoate, Alfametrin, Abamektin dan Sipermetrin secara
penyemprotan terbatas pada tunas-tunas yang terserang dan apabila serangan parah
dapat dikendalikan dengan Imidaklopind yang diaplikasikan melalui saputan batang.

Read more http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/kutu-daun-dan-pengendaliannya-pada-tanaman-jeruk/
Daftar Pustaka
https://pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/6435/8.Biologi%20hama%20putih%20palsu%20dan
%20alternatif%20pengendaliannya.pdf?sequence=1&isAllowed=y#:~:text=Hama%20putih%20palsu
%20(Chaphalocrosis%20medinalis,Ordo%20Lepidoptera%20dari%20famili%20Pyralidae.
https://www.hextarfertilizerindonesia.com/pengendalian-hama-dan-penyakit-pada-tanaman-padi/
https://www.pejuangpangan.com/hama-penggulung-atau-pelipat-daun-padi/
https://www.kebumenhow.com/2017/07/hama-pelipat-daun-dan-cara.html
https://ukrbin.com/compare.php?imageid=56811
https://id.wikipedia.org/wiki/Diaphorina_citri
https://eprints.umm.ac.id/44164/3/BAB%20II.pdf
https://cermin-dunia.github.io/cabai/post/gambar-daur-hidup-kutu-daun/
https://plantix.net/id/library/plant-diseases/600234/citrus-psyllid
https://id.depositphotos.com/stock-photos/syrphidae.html
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/kutu-daun-dan-pengendaliannya-pada-tanaman-jeruk

Anda mungkin juga menyukai