NIM : 2010313000
KELAS : AGROTEKNOLOGI (A)
MAKUL : PENGELOLAAN HAMA TERPADU
Kerjaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Psyllidae
Genus : Diaphorina
Spesies : Diaphorina citri
1. Morfologi Kutu Loncat (Diaphorina citri Kuw.)
Kutu loncat (Diaphorina citri Kuw.) stadium dewasa tubuhnya berukuran kecil, memiliki
sayap, dan tubuhnya diselimuti lapisan putih seperti kapas. Adanya sayap tersebut
membuat hama ini dapat aktif terbang dan meloncat. Diaphorina citri Kuw. dewasa
berwarna coklat muda sampai coklat tua, Matanya berwarna kelabu dan bercak-bercak
coklat. Bagian abdomennya berwarna hijau terang kebiruan dan orange. Panjang tubuhnya
sekitar 2 - 3 mm. Ciri lainnya adalah pada saat makan, kutu ini posisinya menungging atau
membentuk sudut. Sedangkan pada stadia nimfa bentuknya pipih (Pracaya, 2011).
Biologi kutu (Diaphorina citri)
Telur
Siklus hidup
Telur serangga ini berwarna kuning, memiliki panjang 0,4
Dalam satu siklus hidup, rentang mm dan lebar 0,2 mm, dan berbentuk seperti buah
alpukat. Telur yang akan menetas warnanya berubah
waktu serangga ini bervariasi dari menjadi oranye dengan 2 titik mata berwarna merah yang
terlihat. Telur akan menetas dalam waktu 3-5 hari. Telur
27 hari hingga 117 hari tergantung dapat ditemukan pada tunas daun yang masih terlipat
dengan inang tanaman dan suhu pada ketiak daun dan telur serangga ini memiliki tangkai
pada pangkal telur yang berfungsi untuk menancapkan
sekelilingnya. Perkembangan telur pada jaringan daun.[2][1]
serangga ini tidak melalui tahap Rata-rata serangga betina dapat menghasilkan telur
sebanyak 858 butir. Pada pohon limau gedang, rata-rata
pupa. telur yang dihasilkan bisa lebih tinggi bahkan sampai
1378 telur pada satu serangga betina .
Nimfa
Dalam fase nimfa, terdapat 5 tahap instar. Rentang waktu yang dibutuhkan untuk ke tahap hidup
selanjutnya berkisar antara 14 hingga 49 hari bergantung pada suhu di sekitarnya. Pada instar
pertama dan kedua serangga ini akan mengambil nutrisi pada tunas daun, batang di tunas daun,
dan pangkal batang daun. Serangga jarang sekali berpindah kecuali jika terganggu atau jika di
tempat tersebut sudah terlalu banyak serangga. Pada instar pertama, serangga ini berwarna merah
muda dan memiliki sepasang mata berwarna merah serta memiliki panjang tubuh 0,3 mm dan lebar
0,17 mm, sementara pada instar kedua terdapat perubahan yaitu terlihat sepasang sayap yang
belum matang di punggung serangga serta memiliki panjang tubuh 0,45 mm dan lebar 0,25 mm.
Ketika nimfa masuk ke tahap instar ketiga, ukuran tubuh rata-rata panjangnya 0,74 mm dan lebar
0,43 mm dengan sayap sudah berkembang dengan baik dan ruas pada antena terlihat jelas,
sementara pada tahap instar ke-4 panjangnya 1,01 mm dan lebar 0,7 mm dengan sayap di dada
tengah memanjang ke arah mata dan sayap di dada belakang memanjang ke bagian perut ketiga.
Pada tahap instar terakhir, panjang serangga ini 1,60 mm dan lebar 1,02 mm dengan sayap di dada
tengah memanjang hingga ke depan mata dan sayap pada dada belakang memanjang hingga
bagian perut keempat.
Imago
Serangga ini ketika dewasa berwarna abu-abu kecoklatan dengan
caput pada bagian atas dan samping berwarna cokelat. Serangga
memiliki abdomen berwarna hijau-kebiruan dan oranye dan memiliki
Tungkai berwarna cokelat.[2] Serangga betina memiliiki panjang 3,3
mm dan lebar 1 mm sementara yang jantan panjangnya 2,7 mm dan
lebar 0,8 mm. Ketika makan, serangga ini membentuk sudut 30°.
Serangga biasanya dapat ditemukan pada bagian ujung
batang/tunas daun.
Siklus hidup kutu
TANAMAN INANG
Diaphorina citri merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyerang
pucuk tanaman jeruk, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat. Di samping sebagai hama, D. citri adalah vektor penyakit CVPD.
Dinamika populasinya tidak terlepas dari interaksi berbagai faktor yang terdiri
atas natalitas, mortalitas, tanaman inang, iklim dan seranggaserangga lainnya
baik berperan sebagai parasitoid, predator dan pesaing. Sebagai vektor
penyakit CVPD, penularannya sangat tergantung dari kepadatan populasi,
pemencaran dan sifat patogen dalam tubuh serangga (Wijaya, 2003).
Gejala Serangan
Tanaman yang terserang CVPD memperlihatkan gejala khas yaitu bercak-
bercak kekuningan (blotching, mottle). Bercak pada bagian atas dan bawah
daun adalah sama. Blotching berkembang mulai bagian ujung tanaman
pada daun dewasa (yellow shoot), menyerupai gejala defisiensi mineral,
busuk akar atau cekaman lain. Gejala tersebut dapat terjadi pada
keseluruhan tanaman, terutama apabila infeksi terjadi setelah propagasi,
jika infeksi terjadi kemudian, gejala dan bakterinya seringkali terbatas.
Pada tanaman muda, infeksi mengakibatkan kuncup berkembang lambat,
pertumbuhan daun mencuat ke atas seperti sikat. Pada gejala berat, daun
menjadi lebih kaku, kecil, menebal, tulang daun mengeras dan dapat
menguning pada keseluruhan kanopi. Pada pohon yang sudah berproduksi,
buah menjadi lebih kecil, banyak yang jatuh secara prematur (Wirawan
dkk., 2004).
Gambar tanda/gejala serangan kutu
Musuh alami
Gamabar Syrpidae
Pengendalian
Monitoring diutamakan pada tunas-tunas muda. Pengendalian dilakukan apabila
populasi hama ini dinilai bisa menghambat atau merusak pertumbuhan tunas.
Sebagai vektor, ambang kendali untuk kutu ini ± 25-30 ekor viruliverous. Di alam
kutu ini dikendalikan oleh predator-predator dari famili Syrpidae, Coccinellidae,
Chrysopidae. Secara kultur teknis, penggunaan mulsa jerami di bedengan
pembibitan jeruk dapat menghambat perkembangan populasi kutu. Untuk
pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida
berbahan aktif Dimethoate, Alfametrin, Abamektin dan Sipermetrin secara
penyemprotan terbatas pada tunas-tunas yang terserang dan apabila serangan parah
dapat dikendalikan dengan Imidaklopind yang diaplikasikan melalui saputan batang.
Read more http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/kutu-daun-dan-pengendaliannya-pada-tanaman-jeruk/
Daftar Pustaka
https://pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/6435/8.Biologi%20hama%20putih%20palsu%20dan
%20alternatif%20pengendaliannya.pdf?sequence=1&isAllowed=y#:~:text=Hama%20putih%20palsu
%20(Chaphalocrosis%20medinalis,Ordo%20Lepidoptera%20dari%20famili%20Pyralidae.
https://www.hextarfertilizerindonesia.com/pengendalian-hama-dan-penyakit-pada-tanaman-padi/
https://www.pejuangpangan.com/hama-penggulung-atau-pelipat-daun-padi/
https://www.kebumenhow.com/2017/07/hama-pelipat-daun-dan-cara.html
https://ukrbin.com/compare.php?imageid=56811
https://id.wikipedia.org/wiki/Diaphorina_citri
https://eprints.umm.ac.id/44164/3/BAB%20II.pdf
https://cermin-dunia.github.io/cabai/post/gambar-daur-hidup-kutu-daun/
https://plantix.net/id/library/plant-diseases/600234/citrus-psyllid
https://id.depositphotos.com/stock-photos/syrphidae.html
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/kutu-daun-dan-pengendaliannya-pada-tanaman-jeruk