Anda di halaman 1dari 44

PENDAHULUAN

Serangga adalah organisme yang paling beragam dan


lebih dari setengah dari semua makhluk hidup di
dunia adalah serangga.

Serangga banyak yang berperan sebagai HAMA


tanaman karena hampir 50% dari serangga adalah
pemakan tumbuh-tumbuhan (Fitofagus)
Perkembangan serangga di alam dipengaruhi oleh 2
faktor yaitu :

Faktor Dalam (yang dimiliki oleh serangga itu sendiri)


Faktor Luar (yang berada di lingkungan sekitarnya)

Tinggi rendahnya populasi suatu jenis serangga pada


suatu waktu merupakan
hasil antara pertemuan dua faktor tersebut.
FAKTOR DALAM
Faktor dalam yang turut menentukan
tinggi rendahnya populasi serangga antara lain :

1.Kemampuan berkembangbiak

2. Perbandingan Kelamin

3. Sifat mempertahankan diri

4. Siklus hidup

5. Umur imago
Kemampuan berkembangbiak suatu jenis serangga dipengaruhi
oleh kepiridian , fekunditas, dan waktu perkembangan
(kecepatan berkembangbiak).

Kepiridian (natalitas) adalah besarnya kemampuan suatu jenis


serangga untuk melahirkan keturunan baru.

Fekunditas (kesuburan) adalah kemampuan yang dimiliki oleh


seekor serangga betina untuk memproduksi telur.

Waktu perkembangan adalah waktu yang dibituhkan untuk


perkembangan mulai dari fase telur sampai dewasa
Penggerek batang padi putih
Scirpophaga innotata dapat
bertelur rata-rata 150 butir,
maksimal 420 butir.

Ulat grayak Spodoptera litura F.


dapat bertelur sekitar 1000 butir.

Kumbang bubuk beras Sitophillus


oryzae bisa menghasilkan telur
maksimal 575 butir.
Adalah perbandingan antara jumlah individu jantan dan
betina yang diturunkan oleh serangga betina.

Perbandingan kelamin secara umum adalah 1 : 1, tapi


karena pengaruh-pengaruh tertentu baik faktor dalam
atau faktor luar seperti keadaan musim dan kepadatan
populasi, maka perbandingan kelamin dapat berubah.
Misalnya kutu daun Aphis, pada
keadaan makanan cukup
perbandingan kelamin jantan dan
betina antara 1 : 1 sampai 3 : 1.

Apabila kondisi makanan kurang


bisa terjadi keturunannya hampir
90% terdiri atas jantan, sehingga
populasi selanjutnya menurun.

Jika keadaan makanan cukup


kembali, maka perbandingan
kelamin tersebut bisa berubah lagi
Seperti halnya hewan lain serangga dapat diserang oleh
berbagai musuh.

Untuk mempertahankan hidup serangga memiliki


alat/kemampuan untuk mempertahankan diri dan
melindungi dirinya dari serangan musuh.

Hal yang sering dilakukan misalnya dengan cara


terbang, lari, meloncat, berenang, dll.
Kupu-Kupu
'Berwajah' Monster

Ngengat Brenthia
Hexaselena dalam
bentuk laba-laba
pelompat

Kepala ulat yang


menyerupai ular
Kupu-kupu daun
mati ini dapat
ditemukan di hutan,
daerah subur
seperti New Guinea,
Asia selatan,
Madagaskar dan
India.
Phyllium giganteum (Serangga
Daun) ini pemakan tumbuh-
tumbuhan yang bergerak lambat,
biasanya terdapat di pohon-
pohon atau semak-semak, dan
aktif di malam hari (nocturnal).
Serangga daun sangat
menyerupai daun. Untuk menipu
predator, serangga daun ini
berjalan dengan cara membolak-
balikkan tubuhnya, bak daun
yang tertiup angin. Beberapa
bahkan memiliki gigitan palsu
tanda di tepi tubuh mereka.
Hymenopus coronatus adalah spesies belalang yang
memiliki warna tubuh menyerupai bunga anggrek. Lebih
dikenal dengan orchid manthis / belalang anggrek.
Sering disebut tokek ekor setan. Tokek daun ini
berasal dari Madagaskar. Tokek ini menggunakan
ekornya untuk meniru daun atau kamuflase sebagai
bentuk pertahanan diri.
Beberapa serangga melakukan mimikri untuk menakut-
nakuti/mengelabui musuhnya.

Menurut ensiklopedia Encarta (2005), mimikri didefinisikan


sebagai pemiripan atau peniruan secara fisik atau perilaku oleh
satu spesies terhadap spesies yang lain yang menguntungkan
dirinya, atau secara tidak langsung juga keduanya.
Organisme yang “meniru” disebut mimik, sedangkan organisme
yang “ditiru” disebut model.
Di alam ini, cukup banyak jenis organisme, baik tumbuhan
maupun hewan yang melakukan mimikri untuk tujuan
pertahanan maupun mendapatkan pakan.
Serangga adalah salah satu jenis hewan yang melakukan
mimikri, dan pada banyak kasus terbukti efektif.
Fenomena mimikri sendiri diteliti untuk pertama kalinya
oleh Henry Walter Bates, seorang ahli alam dari Inggris
pada tahun 1862 pada kupu-kupu di hutan Brasilia.

Sampai saat ini dikenal ada beberapa jenis mimikri pada


serangga, dan beberapa jenis yang terkenal adalah
(1) mimikri Batesian, yang merujuk pada nama H.W.
Bates, sang peneliti pertama fenomena ini,
(2) mimikri Mullerian,
(3) mimikri Browerian (mirip mimikri Batesian namun
terjadi pada individu-individu di dalam satu spesies),
(4) mimikri Peckhamian (mimikri agresifitas).
Mimikri ini adalah peniruan oleh serangga peniru yang
tergolong tidak berbahaya pada model-model serangga
yang tergolong berbahaya atau beracun.
Batesian Plate yang
menggambarkan peniruan
oleh kupu-kupu genus
Dismorphia (fam. Pieridae)
(baris paling atas dan
ketiga) terhadap genus
Ithomiini
(fam. Nymphalidae) yang
beracun (baris kedua dan
keempat)
Pada mimikri Mullerian, dua spesies yang sebenarnya sama-sama
beracun atau berbahaya berbagi sinyal warna tubuh (berbahaya)
yang biasanya berupa warna-warna cerah (aposematic ).

Ahli alam Jerman, Fritz Muller menjelaskan bahwa keuntungan dari


fenomena mimikri ini adalah, bahwa jika dua spesies berbagi
sinyal aposematik, maka hal ini akan membingungkan predator-
predator kedua spesies yang melakukan mimikri tersebut.

Spesies-spesies yang berbagi tersebut disebut sebagai anggota dari


kompleks Mullerian.
Contoh mimikri
Mullerian:
Viceroy (Limenitis
archippus) (atas) dan
Monarch (Danaus
plexippus) (bawah)

Keduanya sama-sama
beracun, meskipun
Viceroy diketahui lebih
beracun daripada
Monarch
Fenomena ini dianggap mirip dengan mimikri Batesian, namun terjadi
di antara individu dalam satu spesies.
Fenomena ini ditemukan oleh Lincoln P. Brower dan Jane Van Zandt
Brower, dan disebut juga automimicry. Mimikri ini muncul pada
spesies-spesies kupu-kupu, misalnya
D. plexippus yang makan tumbuhan milkweed yang kadar racunnya
bervariasi.
Keuntungan dari mimikri ini adalah, jika predator makan pada beberapa
individu larva atau imago, dan kemudian menemukan bahwa salah
satu individu berasa sangat tidak enak, maka predator tersebut akan
segera berhenti menyantapnya, dan meninggalkan koloni kupu-kupu
tersebut.
Artinya, beberapa individu menjadi tumbal bagi keselamatan seluruh
individu yang tersisa
Tanaman milkweed yang beracun
Serangga yang menerapkan mimikri jenis ini (disebut mimikri
Peckhamian merujuk pada penemunya, George dan Elizabeth
Peckham) akan meniru ciri-ciri serangga yang tidak
berbahaya untuk “menipu” inang atau mangsanya, sehingga
memudahkannya memangsa tanpa dicurigai oleh anggota
koloni mangsanya.
Contohnya pada tiga spesies lalat syrphid predator genus
Microdon yang meniru pupa semut inangnya (genus
Camponotus dan Formica). Garnett et al (1985) membuktikan
bahwa larva instar 1 dan 2 Microdon mampu menirukan
morfologi, bahkan “bau” khas pupa kedua spesies semut
tersebut dengan sangat mirip, sehingga memungkinkan
mereka dapat memangsa pupa-pupa semut tersebut.
lalat syrphid
Adalah suatu rangkaian berbagai stadia yang terjadi pada
seekor serangga selama pertumbuhannya, sejak dari telur
sampai menjadi imago (dewasa).

Pada serangga yang ber metamorfosis sempurna


(holometabola), rangkaian stadia dalam siklus hidupnya
terdiri atas telur, larva, pupa dan imago.
Misalnya kupu-kupu, kumbang, lalat.

Rangkaian stadia dari telur, nimfa, imago ditemui pada


serangga dengan metamorfosis tidak sempurna
Misalnya belalang, walang sangit, kecoa, rayap.
Siklus hidup serangga ada
yang cukup lama,
misalnya tonggeret di
Amerika Utara yang
diberi nama the
seventeen year locus
yang membutuhkan
waktu 17 tahun.
Serangga umunya memiliki umur imago pendek.
Ada yang beberapa hari, bahkan beberapa
bulan.

Misalnya umur imago kepik Helopeltis theivora


5-10 hari, kumbang betina Sitophillus oryzae
3-5 bulan
Adalah faktor lingkungan dimana serangga itu hidup dan
mempengaruhi hidupnya.

Faktor luar itu terdiri atas :

1. Faktor Fisik,
2. Faktor Makanan
3. Faktor Hayati.
Antara lain :

(a)Suhu dan kisaran suhu


(b)Kelembaban/hujan
(c) Cahaya/warna/bau
(d)Angin
Pada umunya kisaran suhu serangga yang efektif
adalah : Suhu min 15o C, opt 25o C, mak 45o C.
Pada suhu yang optimum kemampuan serangga untuk
menghasilkan keturunan besar dan kematian sedikit.
Misalnya kumbang Sitophillus oryzae,
suhu min adalah 10o C.
Jika suhu meningkat melebihi 35o C, kumbang tersebut
tidak akan bertelur.
Suhu efektifnya adalah 26o C-29o C.
Kelembaban yang dimaksud disini adalah kelembaban
tanah, udara dan tempat hidup serangga.

Misalnya pada perkembangan Sitophillus oryzae, jika


kelembaban 70% dengan suhu 18o C maka masa jadi
telur sampai dewasa adalah 110 hari.
Sedangkan jika kelembabannya 89% dengan suhu yang
sama maka lamanya adalah 90 hari.
Beberapa aktivitas serangga dipengaruhi oleh responnya terhadap
cahaya, sehingga timbul jenis serangga yang aktif pagi, siang
(diurnal), sore dan malam hari (nokturnal). Serangga yang aktif
siang hari misalnya walang sangit Leptocorixa acuta, belalang,
dll.
Serangga yang aktif malam hari misalnya Spodoptera litura F.
Serangga yang tertarik dengan cahaya lampu atau api seperti
Sesamia inferens.
Ada serangga yang tidak menyukai bau tertentu,misalnya
tanaman tomat yang ditumpangsarikan dengan tanaman kubis
akan mengurangi serangan Plutella xylostella terhadap
tanaman kubis. Sebab Plutella tidak menyukai aroma tanaman
tomat.
Angin berperan dalam
penyebaran serangga
terutama serangga yang
berukuran kecil.
Misalnya kutu loncat
lamtoro heteropsylla
cubana dapat menyebar
dari satu tempat ke
tempat yang lain dengan
bantuan angin.
Ulat Artona catoxantha
pada kelapa hanya
menyukai daun-daun yang
setengah tua
dibandinngkan daun yang
muda atau baru terbuka.

Walang sangit Leptocorixa


acuta hanya mengisap
buah padi sampai tingkat
masak susu
Adalah faktor hidup yang ada dilingkungan yang bisa berupa
serangga, binatang lainnya, bakteri, jamur, virus, dll.

Predator. Adalah binatang/serangga yang memakan


binatang/serangga lain.

Parasitoid. Adalah serangga yang hidup menumpang, berlindung,


makan dari serangga lain yang dinamakan inang dan dapat
mematikan inangnya.

Patogen. Adalah golongan mikroorganisme yng hidup pada/di


dalam tubuh serangga dan menimbulkan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai