S Pelawi
NIM : 140301161
Kelas : HPT (Senior)
PBL dapat hidup pada daun sehat, sisa-sisa jaringan tanaman mati, daun
gulma, dan media pertumbuhan yang telah ditanami inangnya. Patogen ini
ditularkan melalui benih (biji) tanah, sisa-sisa tanaman, air irigasi yang infeksinya
terutama melalui luka. Beberapa laporan menyatakan bahwa infeksi dapat terjadi
melalui luka, tetapi pelukaan lebih mempercepat infeksi.
Perkembangan PBL dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban. Dalam
kondisi di rumah kaca, temperature tinggi (25-30°C) dengan kelembaban tinggi
(60-80%) sangat cocok untuk perkembangan patogen tersebut. PBL akan hidup
secara optimum pada suhu 30°C.
Upaya Pengendalian :
Upaya pengendalian PBL pada anggrek dapat dilakukan melalui berbagai teknik
pengendalian, seperti ;
1. Penggunaan varietas toleran dan tanaman transgenik.
Penggunaan varietas tahan merupakan salah satu alternatif pengendalian
yang dapat diperoleh melalui seleksi pada saat pembibitan. Peroksidase
pada tanaman yang tahan umumnya meningkat aktivitasnya apabila ada
serangan patogen. Peroksidase adalah enzim yang berperan dalam
mengkatalis reaksi akhir dari pembentukan lignin dan fenol lainnya yang
berkaitan dengan pertahanan tanaman untuk memperkuat dinding sel..
2. Aplikasi Bakterisida.
Daftar Pustaka:
Firgiyanto, R., S.A. Aziz., D. Sukma., dan Giyanto., 2016.Uji Ketahanan Anggrek
Hibrida Phalaenopsis Terhadap Penyakit Busuk Lunak yang disebabkan
oleh Dickeya dadantii. Jurnal Agronomi Indonesia. 44 (2) : 204-210
Hanudin dan Indijarto, 2012. Penyakit Busuk Lunak (PBL) pada Anggrek :
Penyebab dan Upaya Pengendalian. Prosiding Seminar Nasional Anggrek.
Balai Penelitian Tanaman Hias, Cianjur