Anda di halaman 1dari 9

ERWINIA SPP

DISUSUN OLEH:

HARDINA ISMI RIYANA (P07131222010)

MATA KULIAH : MIKROBIOLOGI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA

TAHUN 2022/2023
ERWINIA SPP

Erwinia merupakan salah satu kelompok bakteri patogen tumbuhan yang mempunyai
peranan yang cukup penting dalam kegiatan budidaya tanaman. E. chrysanthemi, Erwinia
carotovora dan E. ananas merupakan 3 kelompok bakteri patogen tumbuhan yang berasal dari
genus Erwinia dengan kisaran inang yang luas, mencakup tanaman pangan, sayuran, buah
dan tanaman hias, dengan kerugian ekonomi yang ditimbulkan cukup tinggi. Dewasa ini,
teknik identifikasi dan klasifikasi bakteri patogen tumbuhan berkembang cukup pesat. Teknik
identifikasi secara konvensional menggunakan uji biokimia hingga kini masih tetap dilakukan
sebagai standar identifikasi. Teknik identifikasi secara molekuler secara luas telah digunakan
dan terus berkembang.

Erwinia carotovora subsp. carotovora merupakan salah satu spesies bakteri yang
umumnya menyebabkan gejala busuk lunak pada beberapa tanaman hortikultura. Dampak
yang disebabkan oleh bakteri patogen tersebut sangat serius, sulit dikendalikan secara
kimiawi dan penyebarannya sangat cepat. Pemanfaatan pseudomonas pendar fluor sebagai
agensia pengendali hayati telah banyak dilakukan karena kemampuannya dalam
menghasilkan senyawa antimikrobia. Produksi senyawa antimikrobia berhubungan dengan
kemampuan suatu bakteri antagonis yang diatur secara genetik.

1. KLASIFIKASI DALAM TOKSONOMI

Kingdom Monera

Divisi Pseudomonata

Classic Gammaproteobacterial

Ordo Enterobacterales

Familia Erwiniaceae

Genus Erwinia

Spesies Erwinia spp


2. MENYERANG BAHAN MAKANAN
Bakteri ini biasanya menyerang pada bahan pangan seperti:
 Sayuran,contohnya: kol, cabe, wortel, kentang, dan lain-lain.
 Buah-buahan.
 Umbi-umbian.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan Erwinia carotovora dapat


menyebabkan penyakit busuk lunak pada daun Phalaenopsis in vitro. Penyakit ini
umumnya menyerang melalui pelukaan, akan tetapi penyakit ini juga dapat
menyerang Phalaenopsis tanpa pelukaan, contoh Salah satu penyakit penting pada
tanaman wortel adalah penyakit busuk lunak yang disebabkan oleh patogen tanaman
dari golongan bakteri Erwinia carotovora. Dan bakteri Erwinia carotovora salah satu
spesies bakteri yang umumnya menyebabkan gejala busuk lunak pada beberapa
tanaman hortikultura.

3. HASIL SERANGAN, BENTUK SERANGAN DAN EFEK SERANGAN

Penyakit busuk lunak (soft rot) merupakan penyakit penting dalam budidaya
anggrek Phalaenopsis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia sp, yang biasanya
menginfeksi melalui pelukaan. Bakteri Erwinia sp dapat menyerang semua bagian
tubuh tanaman, apabila keadaan lingkungan mendukung seperti kelembaban tinggi,
bakteri ini dapat berkembang dengan cepat terutama pada jaringan muda dan dapat
menyebabkan kematian pada bibit angrek.

Penyakit busuk basah disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora Syn,


Pectobacterium carotovorum, Patogen ini ditularkan melalui air, pupuk kandang, dan
tanah. Gejala serangan penyakit ini ditandai adanya bercak busuk basah berwarna
coklat kehitaman pada daun, batang dan krop kubis. Bercak selanjutnya membesar
dan melekuk dan bentuknya tidak beraturan. Pada tanaman tomat, kentang, dan wortel
ditandai oleh tanaman layu. Pada ubi kentang dan wortel ditandai dengan ubi yang
membusuk. Tanaman inangnya antara lain ialah kubis, kubis bunga, kailan, caisim,
kentang, tomat, wortel dan tanaman sayuran lainnya.
Bakteri ini menyerang bagian dalam buah dan merusak jaringan daging buah
hingga menjadi lunak dan berair keruh. Biasanya buah busuk dimulai dari bagian
ujung buah dan lama kelamaan merambat keatas hingga seluruh bagian daging buah
membusuk. Buah yang terinfeksi akan tetap menggantung seperti kantung yang berisi
air.

Contoh tanaman akibat terkena serangan bakteri erwinia sp.


4. BENTUK DAN WARNA KOLONI
Bakteri dari genus Erwinia mempunyai ciri berupa gram negatif, bentuk sel
basil tunggal atau berpasangan, warna koloni putih krem dan Hasil penelitian juga
menunjukan gejala yang muncul pada kubis bunga adalah daun berwarna coklat
kehitaman, mengkerut dan tampak pucat kemudian gejala basah yang kecil melebar
secara cepat. Tanaman yang terinfeksi menjadi lunak dan berubah warna menjadi
krem, kehitaman dan berlendir.
Tanaman yang terinfeksi busuk lunak kemudian menimbulkan bau yang khas
bau busuk. Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh pemberian perlakuan yaitu
kombinasi dari PGPR dan P. fluorescens lebih efektif karena menunjukan pengaruh
yang nyata signifikan secara statistik dibandingkan dengan pemberian PGPR atau
P.fluorescens yang tidak menunjukan perbedaanyang nyata jika diaplikasikan secara
tunggal.Hasil isolasi dan menunjukan bahwa bakteri penyebab penyakit busuk basah
pada tanaman kubis bunga di kota Tomohon disebabkan oleh bakteri Erwinia
carotovora terlihat dari ciri-cirinya yaitu koloni berwarna berwarna putih susu,
berlendir, mengkilat, cembung dan tampak rata.
5. Bentuk dibawah mikroskop

6. Suhu optimum pertumbuhan


Perkembangan bakteri Erwinia spp akan lebih cepat bila kondisi ruangan lebih
panas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bibit yang diinkubasikan pada
temperature antara 250 -300C mampu mempercepat perkembangan infeksi bakteri
Erwinia spp (Perombelon, 1976). Kerusakan bibit yang paling banyak ditemui
disebabkan oleh Ralstonia ssolanacearum. Menurut Sequeira dan Graham (1977)
bahwa penyakit bakteri yang paling berbahaya adalah R. solanacearum yang
menyerang pada fase awal dan tidak dapat dideteksi dengan mata telanjang.
7. ENZIM YANG DIHASILKAN OLEH ERWINIA SPP
Enzim yang dihasilkan oleh erwinia spp adalah enzim pectinase,enzim
L-asparanigase, dan lain-lain. Enzim pektinase adalah enzim yang digunakan
dalam proses degradasi molekul pektin (sejenis kompleks polisakarida). Di
dalam sel tanaman , pektin banyak berperan dalam membentuk struktur tubuh
yang kuat. Terdapat beberapa jenis molekul pektin yang dapat didegradasi oleh
pektinase, antara lain protopektin, pektin, asam pektinat, asam pektik, dan
rhamnogalakturonan.
Asparginase adalah suatu enzim yang membantu penguraian asparagin,
yaitu zat yang banyak dibutuhkan dalam pertumbuhan sel kanker. Penggunaan
asparaginase dalam kemoterapi dimaksudkan agar sel kanker kekurangan zat
asparagin sehingga pertumbuhannya terganggu dan sel kanker mati.

8. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN ADANYA ERWINIA SPP.


Keuntungannya adalah erwinia sp ini dapat menghasilkan enzim L-
asparanigase,dimana Asparginase adalah suatu enzim yang membantu
penguraian asparagin, yaitu zat yang banyak dibutuhkan dalam pertumbuhan
sel kanker. Penggunaan asparaginase dalam kemoterapi dimaksudkan agar sel
kanker kekurangan zat asparagin sehingga pertumbuhannya terganggu dan sel
kanker mati. Dan erwinia sp dapat menghasilkan enzim pektinase.enzim
pektinase adalah enzim yang digunakan dalam proses degradasi molekul pektin
(sejenis kompleks polisakarida). Di dalam sel tanaman , pektin banyak
berperan dalam membentuk struktur tubuh yang kuat. Terdapat beberapa jenis
molekul pektin yang dapat didegradasi oleh pektinase, antara lain protopektin,
pektin, asam pektinat, asam pektik, dan rhamnogalakturonan.

Kerugian Erwinia carotovora subsp. merupakan salah satu spesies


bakteri yang umumnya menyebabkan gejala busuk lunak pada beberapa
tanaman hortikultura (Schaad et al., 2001). Bakteri ini memiliki kisaran inang
yang sangat banyak dan dapat menginfeksi tanaman dalam penyimpanan
(Goto, 1992). Dampak yang disebabkan oleh bakteri patogen tersebut sangat
serius (Semangun, 1991). Bakteri ini merupakan patogen terbawa tanah yang
sulit dikendalikan secara kimiawi (Arwiyanto & Hartana, 1999) dan
penyebarannya sangat cepat. Dapat menyebabkan Penyakit busuk lunak yang
disebabkan oleh Erwinia adalah salah satu penyakit penting pada wortel, dan
sayuran lainnya dan menyebabkan kerugian besar pada produk
pascapanen.Berdasarkan hasil penelitian menunjukan Erwinia carotovora dapat
menyebabkan penyakit busuk lunak pada daun Phalaenopsis in vitro. Penyakit
ini umumnya menyerang melalui pelukaan, akan tetapi penyakit ini juga dapat
menyerang Phalaenopsis tanpa pelukaan.
DAFTAR PUSTAKA

Goto. M. 1992. Fundamentals of Bacterial Plant Pathology. Acad. Press. Inc., Tokyo,
Japan.
Poliana J, MacCabe AP. 2007. Industrial Enzymes; Structure, Function, and
Applications. Dordrecht: Springer..
Schaad, N., J. Jones, & W. Chun. 2001. Laboratory Guide for the Identification of
Plant Pathogenic Bacteria. 3rd Edition. APS Press. Amerika.
Semangun, H. 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.
Jogjakarta Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai