Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

Topik: Penyakit Tanaman Yang Disebabkan Oleh Virus, Bakteri, Cendawan, dan
Nematoda

ROZATUL ILMI (D1A020208)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Patogen Tanaman

Salah satu patogen yang menimbulkan penyakit dengan kerugian yang besar adalah
Phytophthora sp. Lebih dari 66% dari semua penyakit akar dan lebih dari 90% penyakit
busuk pangkal batang pada tanaman berkayu disebabkan oleh Phytophthora sp. Berdasarkan
beberapa literatur jenis Phytophthora yang biasa menyerang pada tanaman jeruk di banyak
negara antara lain P. hibernalis, P. boehmeriae, P. cactorum, P. cinnamomi, P. citricola, P.
citrophthora, P. drechsleri, P. megasperma, P. palmivora, P. parasitica (P. nicotianae), P.
capsici, dan P. arecae, Sedangkan yang menyerang tanaman anggur adalah P. citricola,
tanaman strawberry adalah jenis P. fragariae, dan tanaman apel adalah P. cactorum, P.
drechsleri, P. cryptogea, P. citricola, P. cambivora, dan P. arecae.

Ciri-ciri morfologi patogen

Phytophthora berasal dari bahasa Yunani, phyto yang berarti tanaman dan phthora yang
artinya merusak, jamur ini disebut juga jamur air karena selain di tanah dan daerah daun
sebagian besar siklus hidupnya dapat terjadi di air (Erwin dan Ribeiro, 1996). Phytophthora
yang ditumbuhkan pada media biakan atau jaringan tanaman dalam keadaan lembab,
umumnya tidak berpigmen, dan apabila dilihat di bawah mikroskop, miseliumnya berwarna
hyalin. Miselium bercabang dan memiliki struktur seperti tabung. Pertumbuhan umumnya
terjadi pada ujung hifa (Erwin dan Ribeiro, 1996).

Spesies Phytophthora sp. menghasilkan spora aseksual pada kondisi lingkungan yang
mendukung (suhu dan kelembaban optimum). Spora aseksual disebut sporangium. Sporangia
dibentuk pada sporangiofor. Ukuran dan bentuk sporangia bermacam-macam (ovoid,
obovoid, ellipsoid, limoniform (seperti lemon) dan pyriform (seperti buah pir). Sporangium
berkecambah dan akar membentuk tabung kecambah apabila kontak dengan tanaman (Erwin
dan Ribeiro, 1996). Zoospora merupakan spora seksual yang dihasilkan melalui peleburan
gamet jantan (oogonium) dan betina (antheredium). Zoospora dapat menyebar melalui
percikan air dan aliran air dipermukaan tanah. Spora ini memiliki flagel yang dapat
membantu pergerakannya mendekati inang (Erwin dan Ribeiro, 1996)

Jamur ini dapat bertahan dalam tanah dan mengadakan infeksinya terutama melalui tanah dan
disini dapat membentuk sporangium dan spora kembara. Jamur terutama dipencarkan oleh air
hujan dan air pengairan yang mengalir di atas permukaan tanah. Infeksi ke pangkal batang
dibantu oleh adanya luka, misalnya yang disebabkan oleh alat-alat pertanian. Di dalam kebun
P. cactorum dapat terbawa oleh aliran air bersama-sama dengan tanah. Selain itu jamur dapat
terangkut jauh karena terbawa oleh bibit (okulasi) dan tanah yang menyertai bibit ini
(Semangun, 2000).

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun Tujuan praktikum ini adalah untuk Mengenali, mengamati dan menjelaskan gejala
marfologi penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus, bakteri, cendawan, dan nematode.
BAB 2. METODE PRAKTIKUM

2.1. Tempat dan Waktu

Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 08 Oktober 2021 dikebun fakultas pertanian
kampus pinang masak Universitas Jambi, dan Kota Baru Pada pukul 16.30 WIB.

2.2. Bahan dan Alat

Bahan: Tanaman yang memiliki penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, cendawan dan
nematode.

Alat: kertas, pena, handphone untuk dokumentasi

2.3. Cara pengambilan sampel dan pengamatan

- Pertama yang perlu disiapkan adalah alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan proses praktikum.
- Langkah yang kedua yaitu amati gejala-gejala yang ada pada bagian tanaman seperti,
daun, batang, buah, bunga, dan akar tanaman.
- Kemudian foto dan deskripsikan atau simpulkan apa saja gejala penyakit yang telah
didapatkan dari tanaman yang diamati.
BAB 3. HASIL PRAKTIKUM

3.1. Gambaran lokasi praktikum

a. Data lokasi pengambilan sampel


Kebun pertanian kampus pinang masak universitas jambi, Mendalo Jambi dan Kota
Baru.
b. Jenis tanaman yang dibudidayakan
Adapun jenis tanaman yang diamati adalah penyakit pada daun mahoni, tanaman
buncis, tanaman cokelat, cabai, daun kelengkeng, rimbang, daun jambu, daun
singkong, akar rumput, akar pohon pinang, dan akar pohon pisang.
c. Sistem budidaya
- Kelengkeng, cokelat, mahoni, tanaman jambu dan singkong menerapakan sistem
budidaya monokultur.
- Cabai, buncis dan rimbang menerapkan sistem budidaya polikultur.
d. Dokumentasi lokasi praktikum

3.2. Penyakit yang disebabkan oleh virus

Sampel 1:

a. Nama penyakit dan tanaman inangnya


Tobacco mosaic virus, sering disingkat TMV pada daun mahoni
b. Gejala yang diamati pada sampel adalah bercak pada daun mahoni.
c. Dokumentasi gejala

d. Deskripsi gejala berdasarkan literatur


Timbul karena rusaknya/degenerasi protoplasma sel dan diikuti dengan matinya sel-
sel, jaringan, organ, atau seluruh tumbuhan bercak (spot).
e. Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari pathogen sesuai literatur
Kondisi cedera pada sel yang mengakibatkan kematian dini sel-sel dan jaringan hidup.
Nekrosis disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti infeksi, racun, atau trauma
yang menyebabkan pencernaan komponen-komponen sel menjadi tidak teratur.
f. Pengedalian penyakit berdasarkan literatur
Jenis fungisida yang masih dapat dianjurkan untuk pengendalian penyakit bercak
daun adalah fungisida dengan bahan aktif tiofanat metil, binomil, bitertanol,
mancozeb, atau carbendazim.

Sampel 2:

a. Nama penyakit dan tanaman inangnya


Virus Mosaik Umum pada Buncis.
b. Gejala yang diamati pada sampel adalah daun menguning
c. Dokumentasi gejala

d. Deskripsi gejala berdasarkan literatur


Tanaman yang terinfeksi selama tahap pertumbuhan awal menunjukkan beberapa
vena atau tanda klorosis.
e. Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari pathogen sesuai literature
Sumber utama inokulum adalah benih yang terinfeksi. Penularan sekunder dari
tanaman ke tanaman terjadi melalui serbuk sari yang terinfeksi, hama vektor
(kebanyakan kutu daun) atau melalui cedera mekanis pada tanaman selama
pengerjaan lahan. Gejala dan efek pada hasil panen tergantung pada varietas tanaman,
kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban) dan waktu infeksi. Jenis runner beans
(kacang multiflora/kacang mentega) tampaknya kebal terhadap virus tersebut,
sementara buncis merambat dan buncis tegak lebih rentan. Kerugian hingga 100%
dapat dijumpai pada tanaman rentan yang tumbuh dari benih pembawa virus (infeksi
yang ditularkan melalui benih). Infeksi oleh kutu daun biasanya kurang parah. Pada
suhu di atas 30 °C gejalanya memburuk.
f. Pengedalian penyakit berdasarkan literatur
Pengendalian hayati
Pengobatan langsung terhadap virus ini tidak dimungkinkan. Minyak mineral encer
dapat mengurangi penularan virus oleh kutu daun, tetapi dalam konsentrasi tinggi
minyak ini bisa beracun bagi tanaman.
Pengendalian kimiawi
Selalu pertimbangkan pendekatan terpadu dengan tindakan pencegahan bersama
dengan perlakuan hayati yang memungkinkan. Pengobatan kimiawi untuk infeksi
virus ini tidak dimungkinkan. Kontrol kimiawi vektor kutu seringkali tidak efektif.
Sampel 3:

a. Nama penyakit dan tanaman inangnya


Virus kuning Gemini pada tanaman rimbang
b. Gejala yang diamati pada sampel adalah daun bintik-bintik
c. Dokumentasi gejala

d. Deskripsi gejala berdasarkan literature


Gejala pada tanaman ini adalah Albikasi, yaitu tak berhijau daun dan daun mengalami
bintik-bintik.
e. Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari pathogen sesuai literature
Lubang pada daun tanaman bunga biasanya menunjukkan adanya hama serangga.
Lubang disebabkan oleh serangga seperti ulat dan kumbang. Jenis serangga ini
memakan dedaunan sehingga menyebabkan lubang pada daun.
f. Pengedalian penyakit berdasarkan literatur
Pengendalian lainnya dengan menggunakan benih yang berkualitas, lalu penggunaan
persemaian yang benar, imunisasi tanaman muda, pengolahan tanah dan pemupukan
berimbang, penggunaan mulsa plastik hitam perak, penanaman tanaman penghadang,
sanitasi dan pencabutan tanaman sakit
3.3. Penyakit yang disebabkan oleh cendawan

Sampel 1:

a. Nama penyakit dan tanaman inangnya


P. brassicae pada tanaman kol.
b. Gejala yang diamati pada sampel adalah penyakit layu pada tanaman kol
c. Dokumentasi gejala

d. Deskripsi gejala berdasarkan literatur


Gejala serangan P. brassicae tampak jelas pada keadaan cuaca panas atau siang hari
yang terik. Daun berwarna hijau-biru dan layu seperti kekurangan air.
e. Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari pathogen sesuai literatur
Penyakit yang menjadi masalah utama pada tanaman kubis adalah penyakit akar gada
oleh patogen penyebab penyakit.
f. Pengendalian penyakit berdasarkan literatur
Melalui cara mengolah sub soil lahan dengan kedalaman olah tanah antara 30-40 cm,
dapat mengendalikan persentase serangan penyakit akar gada pada tanaman kubis

Sampel 2:

a. Nama penyakit dan tanaman inangnya


Jamur palmivora pada buah kakao
b. Gejala yang diamati pada sampel adalah buah busuk
c. Dokumentasi gejala

d. Deskripsi gejala berdasarkan literatur


Jamur palmivora menginfeksi buah kakao yang masih muda (pentil) sampai tua. Buah
yang terinfeksi menunjukkan gejala busuk basah berwarna cokelat kehitaman dengan
batas yang tegas. Infeksi dapat dimulai dari ujung, pangkal maupun bagian tengah
buah.
Perkembangan bercak cokelat cukup cepat, sehingga dalam waktu beberapa hari
seluruh permukaan buah menjadi busuk, basah dan berwarna cokelat kehitaman. Pada
kondisi lembab pada permukaan buah akan muncul serbuk berwarna putih. Serbuk ini
adalah spora palmivora yang seringkali bercampur dengan jamur sekunder (jamur
lain).
e. Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari pathogen sesuai literatur
Jamur Phytophthora palmivora. buah menjadi busuk selain disebabkan oleh bakteri
yang berasal dari luar juga disebabkan oleh proses oksidasi yang terjadi di buah
tersebut.
f. Pengendalian penyakit berdasarkan literatur
Secara kultur teknis; dengan pengaturan pohon pelindung dan pemangkasan tanaman
kakao agar terjadi keseimbangan cahaya dan suhu udara di dalam kebun. Memetik
semua buah busuk, mengumpulkan dan membenamkannya di dalam tanah dengan
luas sesuai kebutuhan per volume buah yang terkumpul dan ditaburi Trichoderma sp.,
kemudian ditutup dengan tanah setebal 30 cm. Bila ingin dimanfaatkan sebagai pupuk
organik dapat ditaburi dengan pupuk urea dan EM4 atau pupuk kandang. Sebagai
tindakan preventif dapat menyemprotkan jamur Trichoderma sp. per pohon dengan
dosis 200 g/lt air. Penggunaan klon tahan (contoh : ICCRI 03, ICCRI 04). Secara
kimiawi, melindungi buah sehat dengan aplikasi fungisida berbahan aktif tembaga
(Cu), dengan dosis 0,15-2 g Cu/pohon aplikasi 1-2 minggu sekali. Penyakit ini juga
dapat menyerang bibit di bedengan. Gejala serangan, daun-daun muda
menampakkan gejala seperti tersiram air panas, kemudian layu dan mati.
Pengendaliannya dengan sanitasi yakni bibit terserang diambil dan bibit yang sehat
dilindungi dengan aplikasi fungisida Cu.

Sampel 3:

a. Nama penyakit dan tanaman inangnya


Jamur Colletotrichum spp. Pada tanaman cabai
b. Gejala yang diamati pada sampel adalah Gejala menggulung dan mengkriting.
c. Dokumentasi gejala

d. Deskripsi gejala berdasarkan literatur


Terjadi karena pertumbuhan tanaman lebih cepat dari biasanya. Gejala ini antara lain,
adalah menggulung dan mengkriting.
e. Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari pathogen sesuai literatur
Keriting pada tanaman cabai bisa disebabkan oleh serangan hama seperti hama kutu
kebul atau tungau, hama thrips, hingga aphids, tapi tidak hanya ini saja penyebab
daun tanaman cabai jadi keriting.
f. Pengendalian penyakit berdasarkan literatur
Dapat menggunakan benih sehat, biasanya rawit lokal lebih tahan terhadap penyakit
patek. Perawatan di lingkungan sekitar tanaman mutlak dilakukan, terutama cabang
air (wiwilan), penyiangan gulma dan pengaliran air yang tergenang.
3.4. Penyakit yang disebabkan oleh Bakteri

Sampel 1:

a. Nama penyakit dan tanaman inangnya


Bakteri Erwinia sp. Pada keladi
b. Gejala yang diamati pada sampel adalah penyakit busuk basah
c. Dokumentasi gejala

d. Deskripsi gejala berdasarkan literature


Munculnya bercak berwarna putih pada bagian bawah permukaan daun dikenal
sebagai gejala karat atau rust.
e. Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari pathogen sesuai literatur
Penyebab tanaman hias terserang benyakit busuk basah (soft rot), penyakit ini sering
pada musim hujan.
f. Pengendalian penyakit berdasarkan literatur
Atasi dengan pengendalian kelembaban dan drainase yangat diperlukan. Musnahkan
tanaman yang sudah terserang parah. Dapat dilakukan penyemprotan dengan
cuprocide atau agrimycin. Juga dapat disuntik pada batangnya dengan streptomycin
atau tetracycline jika yang terserang secara individu.

Sampel 2:

a. Nama penyakit dan tanaman inangnya


Xanthomonas campestris pv. Manihotis pada daun singkong
b. Gejala yang diamati pada sampel adalah bercak daun
c. Dokumentasi gejala

d. Deskripsi gejala berdasarkan literature


Gejala tanaman yang terinfeksi bakteri bercak daun ditunjukkan oleh bercak kecil
pada daun-daun di bagian bawah, bercak kemudian melebar, dan bercak satu dengan
lainnya menyatu sehingga membentuk bercak besar, akhirnya daun mengering, dan
rontok.
e. Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari pathogen sesuai literature
Penyakit bercak daun disebabkan oleh dua jenis bakteri, yaitu Cercospora
arachidicola dan Phaeoisariopsis personata. Bercak yang disebabkan oleh C.
arachidicola berwarna coklat muda hingga coklat tua ditandai dengan warna kuning di
sekitar bercak.
f. Pengendalian penyakit berdasarkan literature
Sanitasi lahan dengan cara mencabut dan membakar tanaman yang sakit (roguing),
memendam sisa tanaman, dan membiarkan tanah bero minimal selama tiga tahun
dapat menghambat atau mencegah penyebaran penyakit di lapangan. Juga disarankan
untuk membajak lebih dalam, dan membebaskan lahan tersebut dari gulma selama
enam bulan. pengendalian gulma, pemupukan yang berimbang untuk memperbaiki
nutrisi, dan pengendalian menggunakan agens biologi Pseudomonas fluorescens dan
P. putida dapat menekan perkembangan penyakit CBB.
Sampel 3:

a. Nama penyakit dan tanaman inangnya


Bakteri Pseudomonas carica-papayae penyakit bercak pada daun pepaya
b. Gejala yang diamati pada sampel adalah daun menguning daun bercak
c. Dokumentasi gejala

d. Deskripsi gejala berdasarkan literature


Gejala lanjutan bercak tersebut berwarna coklat agak gelap. Gejala ini paling banyak
ditemukan pada daun tua. Gejala ini terjadi pada daun yang ditandai dengan
bercak berbentuk bulat. Pada bagian tengah gejala berwarna coklat muda dan bagian
luar berwarna coklat kekuningan
e. Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari pathogen sesuai literature
Tanaman yang terserang penyakit busuk batang akan menunjukkan gejala seperti
infeksi di bagian daun dengan munculnya bercak cokelat.
Selain itu juga terjadi perubahan warna di pangkal batang. Awal mulanya berwarna
coklat kekuningan, lambat laun berubah coklat kemerahan, coklat kehitaman dan
akhirnya berwarna hitam.
f. Pengendalian penyakit berdasarkan literature
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan memotong dan membakar bagian
tanaman yang terinfeksi debelum penyakit ini menyebar di lapangan. Pemeliharaan
tanaman dengan sebaik-baiknya dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap
penyakit ini.
3.5. Penyakit yang disebabkan oleh Nematoda

Sampel 1:

a. Nama penyakit dan tanaman inangnya


Nematoda R. Similis pada akar pinang
b. Gejala yang diamati pada sampel adalah berupa bintik-bintik coklat pada akar akibat
tusukan menggunakan stiletnya.
c. Dokumentasi gejala

d. Deskripsi gejala berdasarkan literature


Nematoda R. Similis menimbulkan gejala berupa bintik-bintik coklat pada akar akibat
tusukan menggunakan stiletnya. Sedangkan gejala yang ditimbulkan oleh M.
incognita berupa benjolan (puru) pada akar, baik benjolan bersusun maupun benjolan
tunggal. Terkadang disekitar benjolan terdapat lendir yang dikeluarkan oleh nematoda
betina pada masa bertelur.
e. Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari pathogen sesuai literature
Kerusakan akar yang ditimbulkannya dapat menyebabkan terhambatnya transportasi
unsur hara, sehingga tanaman nampak kuning disertai daun-daun yang kaku menekuk
ke dalam. Kerusakan tanaman seringkali diperparah oleh Fusarium spp. dan jamur
lain seperti Phytium spp., serta Rigodoporus lignosus yang memanfaatkan bekas luka
oleh nematoda sebagai jalan penetrasi.
f. Pengendalian penyakit berdasarkan literature
Penggunaan varietas tahan/toleran (misalnya petaling 1, petaling 2, Lampung daun
kecil, natar 1, dan natar 2). Penggunaan bibit sehat bersertifikat. Pengeloalaan
drainase yang baik. Drainase yang baik dapat mencegah penularan penyakit akibat
serangan nematoda yang bermigrasi dari tanaman sakit ke tanaman sehat. Pemupukan
berimbang sesuai keadaan tanaman Penanaman tanaman penutup tanah dan tanaman
antagonis. Tanaman penutup tanah (cover crops) biasanya ditanam di sekitar piringan
sebagai habitat musuh alami atau mikroba bermanfaat di sekitar perakaran.
Sedangkan tanaman antagonis berfungsi menghambat patogen sekunder (Fusarium
spp.) melalui eksudat akar yang dikeluarkannya, sehingga keparahan penyakit dapat
ditekan. Membongkar dan memusnahkan sumber-sumber infeksi, termasuk
membongkar tanaman yang sudah parah dan membuang dan memusnahkannya.

Sampel 2:

a. Nama penyakit dan tanaman inangnya


Radopholus similis, Pratylenchus spp., dan Helicotylenchus multicinctus pada akar
pisang.
b. Gejala yang diamati pada sampel adalah luka pada bagian akar.
c. Dokumentasi gejala

d. Deskripsi gejala berdasarkan literature


Nematoda masuk dan menempati posisi pararel terhadap stele, memakan
sitoplasma dari sel-sel yang berada di dekatnya dan akhirnya menyebabkan
rongga-rongga yang menyatu (Pinochet, 1978). R. similis, Pratylenchus dan H.
multicinctus merupakan nematoda endoparasitik yang berpindah-pindah. Nematoda
hidup dan berkembang di dalam akar namun dapat bergerak dan hidup di dalam
tanah. Ketiga nematoda tersebut memiliki gejala serangan yang mirip.
e. Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari pathogen sesuai literature
Nematoda ini menimbulkan kerugian yang sangat besar pada tanaman karena
selain merusak, nematoda ini juga membukakan jalan masuk bagi patogen penyebab
penyakit lainnya ke tanaman inang. Nematoda parasit penting yang menyerang
akar tanaman pisang adalah Radopholus similis, Pratylenchus spp., dan
Helicotylenchus multicinctus (Luc et al., 1995).
f. Pengendalian penyakit berdasarkan literature
Pengendalian nematoda yang dianjurkan secara umum antaran lain menggunakan
bahan organik, perlakuan tanaman antagonistik, penanaman batang bawah yang
toleran dan nematisida sebagai alternatif lain (Wiryadiputra, 1989). Penerapan
pengendalian tersebut perlu disesuaikan dengan keadaan setempat antara lain
memperhatikan jenis nematodanya, faktor lingkungan baik yang bersifat biotik
maupun abiotik, sosial ekonomi masyarakat dan ketersediaan sarana pendukung yang
diperlukan (Anonimus, 1996).

Sampel 3:

a. Nama penyakit dan tanaman inangnya


Radopholus similis pada akar rumput
b. Gejala yang diamati pada sampel adalah kerusakan pada akar.
c. Dokumentasi gejala

d. Deskripsi gejala berdasarkan literature


Gejala serangan nematoda berjalan sangat lambat dan tidak spesifik, mirip atau
bercampur dengan gejala kekurangan hara dan air, kerusakan akar dan pembuluh
batang.
e. Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari pathogen sesuai literature
Serangan nematoda dapat mempengaruhi proses fotosintesa dan transpirasi serta
status hara tanaman (Evans, 1982; Melakeberhan et al., 1987). Akibatnya
pertumbuhan tanaman terhambat, warna daun kuning klorosis dan akhirnya tanaman
mati.
f. Pengendalian penyakit berdasarkan literature
Nematoda parasit tanaman dapat dikendalikan dengan cara sanitasi, pergiliran
tanaman, pemilihan waktu tanam, tanaman resisten, secara kimiawi dan secara
hayati yaitu dengan menggunakan agen biotik maupun abiotik (Sayre, 1980a;
1980b).
BAB 4. KESIMPULAN

 Virus tumbuhan adalah virus yang menginfeksi tumbuhan. Seperti virus


lainnya, susunan kimia dan struktur fisik virus tumbuhan sangat sederhana,
hanya terdiri dari asam nukleat dan protein.
 Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil
sehingga bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.
Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. ... Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Beberapa jenis penyakit cendawan yang sering dijumpai pada tanaman
sayuran di antaranya adalah layu fusarium, bercak coklat, busuk buah
sclerotricum, penyakit Antraknosa, layu scleroticum dan busuk buah pada
tanaman buncis, penyakit tepung (powdery mildew), bercak dan busuk buah
pada tanaman mentimun, penyakit layu.
 Bakteri (nama ilmiah: Bacteria) adalah kelompok mikroorganisme bersel satu
yang diklasifikasikan pada tingkat domain. Bersama dengan domain Archaea,
bakteri digolongkan sebagai prokariota. Sel bakteri memiliki bentuk tertentu,
misalnya menyerupai bola, batang, atau spiral, yang biasanya berukuran
beberapa mikrometer. Bakteri merupakan salah satu bentuk kehidupan
pertama yang muncul dan saat ini menghuni sebagian besar habitat di Bumi.
Bakteri dapat hidup di tanah, air, mata air panas yang asam, limbah radioaktif,
hingga kerak Bumi. Bakteri juga menjalin hubungan simbiosis dengan
tumbuhan dan hewan. Sebagian besar bakteri belum diketahui karakternya,
dan hanya sekitar 27 persen filum bakteri yang memiliki spesies yang dapat
ditumbuhkan di laboratorium. Studi tentang bakteri disebut bakteriologi, salah
satu cabang mikrobiologi.
 Nematoda parasit merupakan salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) penting yang menyerang berbagai jenis tanaman budidaya. Di
Indonesia sudah diidentifikasi sebanyak 26 spesies nematoda parasit yang
menyerang tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan (lada, nilam, jahe,
tembakau, kopi).
DAFTAR PUSTAKA

Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan (Terjemahan Munzir Busnia). Gadjah Mada
University Press.

Anonim. 2017a. Bercak Cercospora


http://2.bp.blogspot.com/VA0hJl8Bsf0/UOEKozf1e7I/AAAAAAAAAAk/ar2aG9Wf
oy0/s1600/1.jpg.

Anonymous. 2003 b. Early and Late leafspots. The Pea-nut Gallery. Plant Pathology
Extension. College ofAgriculture and Life
Science.NorthCarolinaState.http://www.ces.ncsu.edu/depts/pp/notes/Peanut/gallery/
img_pg04.htm.

Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi. 2014. Hama dan Penyakit pada
Tanaman Cabai serta Pengendaliannya. Jambi: Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian.

Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan


Tanaman. Andi Offset. Yogyakarta

Semangun H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gajah Mada


Univ Press. Yogyakarta.

Soenartiningsih. 2013. Potensi Cendawan Mikoriza Arbuskular sebagai Media


Pengendalian Penyakit Busuk Pelepah pada Jagung. Iptek Tanaman Pangan. 8(1):
212-221

Sutarman. Hadi S, Saefuddin A, Achmad, Suryani A. 2004. Epidemiologi hawar


daun bibit Pinus merkusii yang disebabkan oleh Pestalotia theae. Jurnal
Manajemen Hutan Tropika 10 (1): 43-60.

Tim Penyusun Jurusan HPT. 2007. Buku Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan
Tanaman. FP UB. Malang

Anda mungkin juga menyukai