Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR – DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

GEJALA MORFOLOGI PENYAKIT TANAMAN

ROBBI ANTA RIDHO (D1B019028)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gejala penyakit tumbuhan merupakan respon dari tumbuhan terhadap
infeksi (yang bisa diukur) yang menyebabkan terganggunya proses fisiologis
tanaman. Gejala yang ditimbulkan juga dapat bereda, bergantung pada
lingkungan, varietas dari inang dan ras patogen. Gejala selalu berubah dengan
berkembangnya penyakit, karena penyakit adalah suatu proses yang
dinamik. Penyakit tanaman dapat terjadi jika sedikitnya terdapat kontak dan
interaksi antara dua komponen. Komponen tersebut berupa tanaman dan patogen.
Jika pada saat terjadinya kontak tersebut lingkungan mendukung, maka akan
terjadi penyakit. Interaksi antara tanaman, patogen yang virulen dan lingkungan
ini sering disebut sebagai konsep segitiga penyakit  (Sukariawati, 2011).

Penyebab penyakit tanaman dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu


Penyakit Abiotik dan Penyakit Biotik. Penyakit abiotik adalah penyakit yang
disebabkan oleh penyakit noninfeksi/ penyakit yang tidak dapat ditularkan dari
tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain. Patogen penyakit abiotik meliputi: Suhu
tinggi, Suhu rendah, Kadar oksigen yang tak sesuai, Kelembaban udara yang tak
sesuai, Senyawa kimia alamiah beracun, Senyawa kimia pestisida, Polutan udara
beracun, Hujan es dan angin. Penyakit biotik adalah penyakit tumbuhan yang
disebabkan oleh penyakit infeksius bukan binatang dan dapat menular dari
tumbuhan satu ke tumbuhan yang lain Patogen penyakit biotik meliputi : Jamur,
Bakteri, Virus, Nematoda, Tumbuhan tingkat tinggi parasitic dan Mikoplasma
(Sastrahidayat, 1990).

1.2 Gejala Penyakit


Gejala adalah kelainan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
ditunjukkan oleh tumbuhan atau tanaman (Sutarman, 2017). Menurut Sutarman
(2017), secara morfologi dan anatomi gejala penyakit tumbuhan dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Hiperplasia adalah pertumbuhan luar biasa oleh perpanjangan atau
pembesaran sel-sel, dinamakan juga hipertropi, seperti keriting (curl),
kudis (scab), puru (galls), bintil (knots), dan sebagainya.
2. Hipoplasia yaitu pertumbuhan regresif dengan ukuran sel-sel; atau
ukurannya tidak dapat mencapai ukuran normal atau kerdil, seperti bercak
kuning, mosaic, karat, leaf spot, mati pucuk (dieback), dan sebagainya.
3. Nekrosis yaitu matinya jaringan baik pada kulit kayu maupun daun yang
disebabkan oleh patogen meliputi gejala : hawar (blight), terbakar
(scorch/burn), blast, busuk kering, dan busuk basah.

1.3 Tujuan Praktikum

Mengenali, mengamati dan menjelaskan gejala-gejala penyakit


berdasarkan marfologinya tanaman (nekrosis, hipoplasia, hiperplasia).
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Tempat dan waktu
a) Tempat : Universitas Jambi Kampus Mendalo, Mendalo Darat,
Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Dan Lrg Bukit Beliung, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo,
Bagan Pete, Kota Jambi.
b) Waktu : Pukul 09.45 – 13.00 WIB, 28 November 2020 (Di
Universitas Jambi ) Dan Pukul 16.00 – 17.40 WIB, 29 November 2020
(Bagan Pete)
2.2 Bahan dan alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun jagung, daun
labu, daun kacang panjang, tanaman cabai, daun timun, tanaman terong, daun ubi
kayu dan tanaman jambu air. Alat yang digunakan pada praktikum ini Kamera,dan
alat tulis.
2.3 Cara pengambilan sampel dan pengamatan
Sampel yang digunakan dalam praktikum ini berasal dari tanaman jambu
air, jagung, labu, kacang panjang, cabai, terong, ubi kayu dan timun. Pengambilan
sampel dilakukan dengan cara dengan cara mengumpulkan sampel dan mengamati
bentuk gejala penyakit yang ada pada tanaman.
Pengamatan terhadap sampel dilakukan dengan menentukan lokasi
pengambilan sampel, lalu mengambil sampel yang sesuai dengan literatur yang
ada. Kemudian dokumentasikan serta catat hasil pengamatan gejala morfologi
penyakit tanaman tersebut.
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
3.1 Gambaran lokasi praktikum
A. Data lokasi pengambilan sampel
Lokasi pengambilan sampel di lahan Pertanian Universitas Jambi Kampus
Mendalo, Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi,
Provinsi Jambi. Dan lahan warga di Lrg Bukit Beliung, Kelurahan Kenali Besar,
Kecamatan Alam Barajo, Bagan Pete, Kota Jambi.
Merupakan area yang ditanami dengan berbagai macam tanaman seperti
jambu air, jagung, labu, kacang panjang, cabe,terong dan timun.

B. Jenis tanaman yang dibudidayakan


Tanaman budidaya yang menjadi pengamatan yaitu tanaman seperti cabai,
terong, kacang panjang, timun, labu, ubi dan jagung Ada juga tanaman lain yang
bukan termasuk tanaman budidaya yang kebetulan terkena penyakit yang menjadi
fokus dalam praktikum ini.

C. Sistem Budidaya
Sistem pola tanam tanaman budidaya yang saya amati berbentuk tumpang
sari dimana lebih dari satu tanaman ditanam secara bersamaan selama satu periode
yang sama.

D. Dokumentasi Lokasi Praktikum

3.2 Gejala Nekrosis


A. Sampel 1 :
a) Tanaman inangnya : Tanaman kacang panjang (Vigna unguiculata ssp.
Sesquipedalis)
b) Gejala yang diamati pada sampel : Bercak pada daun
c) Deskripsi gejala : Bercak (Blight), Bercak-bercak busuk pada bagian daun
d) Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari patogen sesuai literatur :
Pada bagian daun terdapat bercak-bercak berwarna kecoklatan. Bercak
tampak jelas pada salah satu sisi daun. Jika penyakit berkembang dengan
terus menerus daun yang sakit akan menguning dan mengering dan dapat
gugur.
Gejala bercak terdapat pada daun-daun bagian bawah, kemudian
berkembang ke arah lebih atas. Mula-mula terdapat bercak kecil berwarna
cokelat, kemudian, berkembang membentuk bercak yang lebih besar.
Penyakit bercak daun disebabkan oleh dua jenis cendawan, yaitu Cercospora
araachidicola dan Phaeoisariopss personata. Bercak berwarna cokelat muda
hingga cokelat.
e) Dokumentasi Gejala :

B. Sampel 2 :
a) Tanaman inangnya : Tanaman jambu air (Syzygium aqueum)
b) Gejala yang diamati pada sampel : Kanker pada batang
c) Deskripsi gejala : Kulit batang/cabang berwarna lebih gelap/kehitam-
hitaman. Pada bagian tersebut membusuk dan basah. Jika lapisan kulit luar
dikupas, akan tampak lapisan di dalamnya berwarna merah anggur.
d) Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari patogen sesuai literatur :
Kanker terbentuk karena masuknya cendawan melalui luka pada bagian
kulit tanaman, kemudian menginfeksi dan menginvasi bagian kulit tersebut.
Kanker merupakan gejala kerusakan atau kematian lokal pada kulit pada
batang atau cabang tanaman berkayu dan tanaman lainnya dimana terlihat
lekukan di bawah kulitnya. Seringkali bagian jaringan yang sehat di sekitar
bagian yang sakit bertambah tebal sehingga terlihat lebih menonjol
dibandingkan batang normal (Agrios 2005).
Kanker menyebabkan tanaman menjadi lemah, lambat dalam
penyembuhan luka secara normal sehingga memicu masuknya organisme lain
seperti kumbang penggerek, pelapuk kayu dan organisme penyebab penyakit
lainnya (Shurtleff 2017).
e) Dokumentasi gejala :

C. Sampel 3 :
a) Tanaman inangnya : Tanaman timun(Cucumis sativus)
b) Gejala yang diamati pada sampel : Daun terbakar (Hawar)
c) Deskripsi gejala : Terbakar (burn) pada daun bagian luar (pinggir),
warnanya coklat seperti kena suhu tinggi.
d) Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari patogen sesuai literatur :
Gejala ini disebabkan oleh jamur Leptosphaeria taiwanensis. Terbakar
disebabkan oleh kendala abiotik atau serta sinar matahari dan penggunaan
pupuk yang berlebih. Gosong atau terbakar adalah mati dan mengeringnya
bagian tanaman tertentu hampir sama dengan gejala nekrosis. Daun layu,
membusuk dan mengeluarkan bau busuk yang kuat. Saat busuk berlanjut ke
batang, rongga besar terbentuk didalam ruas, pada tahap selanjutnya dari
penyakit, puncak tanaman dan perbungaan sering patah dan jatuh ke
tanah,gejala ini di sebut busuk atas.(plantix, 2020)
e) Dokumentasi Gejala :

3.3 Gejala Hipoplasia


A. Sampel 1 :
a) Tanaman inangnya : Tanaman Ubi (Manihot esculenta)
b) Gejala yang diamati pada sampel : Daun menguning (Klorosis)
c) Deskripsi gejala : Daun tanaman menjadi tidak hijau lagi karena
kekurangan unsur hara tertentu seperti unsur Zn. Unsur seng sangat
penting sebagai bahan dasar dalam pembentukan pigmen fotosintesis
(klorofil). Jika tanaman kekurangan unsur Zn tersebut, maka tanaman akan
mengalami gejala klorosis dengan ciri daun tanaman menjadi kuning
kecokelatan, mudah rontok karena terpengaruh hormon ABA, dan lain
sebagainya.
d) Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari patogen sesuai literatur :
Penyebab gejala penyakit ini jamur Mycosphaerella angulate. Patogen ini
menyebabkan bintik-bintik coklat tidak beraturan berkembangan ditengah
bercak-bercak kuning, membuat penampilan yang aku dan lebih jelas terlihat.
Gejala-gejalanya mungkin meluas ke bagian daun lainnya, yang akhirnya
berubah menguning dan mati. Seiring perkembangannya, penyakit ini dapat
menyebabkan kerontokan daun yang luas pada akhir musim. Kekurangan daun
menyebabkan berkurangnya kekuatan tanaman.
e) Dokumentasi gejala :

B. Sampel 2 :
a) Tanaman inangnya : Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.)
b) Gejala yang diamati pada sampel : Tanaman kerdil
c) Deskripsi gejala : Penghambatan pada seluruh organ tanaman sehingga
ukurannya menjadi lebih kecil dari normal. Pada gambar tanaman cabai
merah tersebut terhambat pertumbuhannya dibanding tanaman cabai
merah sama masa tanamnya.
d) Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari patogen sesuai literatur :
Penyakit kerdil ini disebabkan oleh satu jenis virus atau gabungan
beberapa jenis virus. Beberapa virus yang sering menyerang tanaman
diantaranya: virus CMV (cucumber mosaic virus), virus CVMV (chilli veinal
mottle virus), virus PVY (potato virus Y), dan virus TMV (tobacco mosaic
virus). Virus masuk ke dalam jaringan tanaman melalui luka yang disebabkan
oleh gigitan serangga vektor, atau melalui persinggungan dengan tanaman
yang terserang. Selanjutnya virus memperbanyak diri dalam jaringan tanaman
dan menyebar ke seluruh jaringan secara sistematik.
e) Dokumentasi gejala :
C. Sampel 3 :
a) Tanaman inangnya : Tanaman cabai
b) Gejala yang diamati pada sampel : Bulai
c) Deskripsi gejala : Warna daun tanaman muda yang mendadak menjadi
bergaris-garis kuning pucat (klorosis) atau bahkan putih yang kemudian
menyebar ke seluruh daun. Pada serangan yang berat, seluruh tubuh
tanaman berwarna kuning pucat dan kemudian mati. Penyakit ini apabila
menyerang pada stadium pertumbuhan awal dapat menyebabkan 100%
kegagalan panen.
d) Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari patogen sesuai literatur :
Penyebab adalah Peronosclerospora maydis. Protista mirip
cendawan tetapi berkerabat lebih dekat dengan alga ini bersifat parasit
obligat (wajib). Alat perbanyakan/penyebaran utamanya adalah spora
vegetatif yang dihasilkan oleh badan yang disebut konidia (sehingga
sporanya disebut juga konidiospora). Konidia dapat bertahan bertahun-
tahun sebelum tumbuh kembali. Proses infeksi terjadi jika konidia
disebarkan dinihari sekitar pukul 02.00 - 04.00 karena sporalisasi
maksimum terjadi pada saat itu. Infeksi dilakukan oleh konidia melalui
stomata. Pada siang hari tidak terjadi infeksi karena pelepasan konidia
terhenti, diduga konidia tersebut tidak tahan terhadap cahaya matahari.
Penyebaran konidispora dilakukan oleh angin.

Anda mungkin juga menyukai