FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
C. Sistem Budidaya
Sistem pola tanam tanaman budidaya yang saya amati berbentuk tumpang
sari dimana lebih dari satu tanaman ditanam secara bersamaan selama satu periode
yang sama.
B. Sampel 2 :
a) Tanaman inangnya : Tanaman jambu air (Syzygium aqueum)
b) Gejala yang diamati pada sampel : Kanker pada batang
c) Deskripsi gejala : Kulit batang/cabang berwarna lebih gelap/kehitam-
hitaman. Pada bagian tersebut membusuk dan basah. Jika lapisan kulit luar
dikupas, akan tampak lapisan di dalamnya berwarna merah anggur.
d) Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari patogen sesuai literatur :
Kanker terbentuk karena masuknya cendawan melalui luka pada bagian
kulit tanaman, kemudian menginfeksi dan menginvasi bagian kulit tersebut.
Kanker merupakan gejala kerusakan atau kematian lokal pada kulit pada
batang atau cabang tanaman berkayu dan tanaman lainnya dimana terlihat
lekukan di bawah kulitnya. Seringkali bagian jaringan yang sehat di sekitar
bagian yang sakit bertambah tebal sehingga terlihat lebih menonjol
dibandingkan batang normal (Agrios 2005).
Kanker menyebabkan tanaman menjadi lemah, lambat dalam
penyembuhan luka secara normal sehingga memicu masuknya organisme lain
seperti kumbang penggerek, pelapuk kayu dan organisme penyebab penyakit
lainnya (Shurtleff 2017).
e) Dokumentasi gejala :
C. Sampel 3 :
a) Tanaman inangnya : Tanaman timun(Cucumis sativus)
b) Gejala yang diamati pada sampel : Daun terbakar (Hawar)
c) Deskripsi gejala : Terbakar (burn) pada daun bagian luar (pinggir),
warnanya coklat seperti kena suhu tinggi.
d) Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari patogen sesuai literatur :
Gejala ini disebabkan oleh jamur Leptosphaeria taiwanensis. Terbakar
disebabkan oleh kendala abiotik atau serta sinar matahari dan penggunaan
pupuk yang berlebih. Gosong atau terbakar adalah mati dan mengeringnya
bagian tanaman tertentu hampir sama dengan gejala nekrosis. Daun layu,
membusuk dan mengeluarkan bau busuk yang kuat. Saat busuk berlanjut ke
batang, rongga besar terbentuk didalam ruas, pada tahap selanjutnya dari
penyakit, puncak tanaman dan perbungaan sering patah dan jatuh ke
tanah,gejala ini di sebut busuk atas.(plantix, 2020)
e) Dokumentasi Gejala :
B. Sampel 2 :
a) Tanaman inangnya : Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.)
b) Gejala yang diamati pada sampel : Tanaman kerdil
c) Deskripsi gejala : Penghambatan pada seluruh organ tanaman sehingga
ukurannya menjadi lebih kecil dari normal. Pada gambar tanaman cabai
merah tersebut terhambat pertumbuhannya dibanding tanaman cabai
merah sama masa tanamnya.
d) Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari patogen sesuai literatur :
Penyakit kerdil ini disebabkan oleh satu jenis virus atau gabungan
beberapa jenis virus. Beberapa virus yang sering menyerang tanaman
diantaranya: virus CMV (cucumber mosaic virus), virus CVMV (chilli veinal
mottle virus), virus PVY (potato virus Y), dan virus TMV (tobacco mosaic
virus). Virus masuk ke dalam jaringan tanaman melalui luka yang disebabkan
oleh gigitan serangga vektor, atau melalui persinggungan dengan tanaman
yang terserang. Selanjutnya virus memperbanyak diri dalam jaringan tanaman
dan menyebar ke seluruh jaringan secara sistematik.
e) Dokumentasi gejala :
C. Sampel 3 :
a) Tanaman inangnya : Tanaman cabai
b) Gejala yang diamati pada sampel : Bulai
c) Deskripsi gejala : Warna daun tanaman muda yang mendadak menjadi
bergaris-garis kuning pucat (klorosis) atau bahkan putih yang kemudian
menyebar ke seluruh daun. Pada serangan yang berat, seluruh tubuh
tanaman berwarna kuning pucat dan kemudian mati. Penyakit ini apabila
menyerang pada stadium pertumbuhan awal dapat menyebabkan 100%
kegagalan panen.
d) Penyebab penyakit dan deskripsi singkat dari patogen sesuai literatur :
Penyebab adalah Peronosclerospora maydis. Protista mirip
cendawan tetapi berkerabat lebih dekat dengan alga ini bersifat parasit
obligat (wajib). Alat perbanyakan/penyebaran utamanya adalah spora
vegetatif yang dihasilkan oleh badan yang disebut konidia (sehingga
sporanya disebut juga konidiospora). Konidia dapat bertahan bertahun-
tahun sebelum tumbuh kembali. Proses infeksi terjadi jika konidia
disebarkan dinihari sekitar pukul 02.00 - 04.00 karena sporalisasi
maksimum terjadi pada saat itu. Infeksi dilakukan oleh konidia melalui
stomata. Pada siang hari tidak terjadi infeksi karena pelepasan konidia
terhenti, diduga konidia tersebut tidak tahan terhadap cahaya matahari.
Penyebaran konidispora dilakukan oleh angin.