Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN

Oleh :
Golongan A/Kelompok 3
Dodo Briliant Priyananda (171510701019)

LABORATORIUM PROTEKSI TANAMAN


PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian di Indonesia memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihan dari
pertanian di Indonesia yaitu iklimnya yang tropis yang dapat berpengaruh
terhadap lamanya penyinaran matahari yang optimal sehingga membuat musim
tanam di Indonesia dapat optimal pula, namun dari iklim tersebut dapat
memunculkan kelemahan dari pertanian di Indonesia. Kelemahan dari iklim tropis
yang ada di Indonesia yaitu berdampak langsung terhadap berkembangnya
populasi pathogen penyebab penyakit tumbuhan, hal tersebut dikarenakan
pathogen penyebab penyakit tumbuhan cenderung lebih cepat tumbuh pada iklim
tropis.
Pathogen penyebab penyakit tumbuhan merupakan hal yang menjadi
perhatian tinggi bagi pelaku-pelaku pertanian, hal tersebut dikarenakan dampak
yang disebabkan oleh pathogen penyebab penyakit tumbuhan di Indonesia
memiliki angka pengaruh yang sangat besar bagi hasil produksi pertanian.
Dampak yang disebabkan oleh pathogen penyebab penyakit tanaman dimulai dari
gejala kecil hingga gejala yang menyebabkan kegagalan panen atau fuso. Terdapat
beberapa ciri yang dapat membantu dalam mengenali tanaman sakit yang
disebabkan oleh pathogen tersebut.
Serangan akibat pathogen penyebab penyakit tumbuhan memiliki gejala
tersendiri yang dapat membedakan jenis dari patoghen tersebut. Gejala yang
disebabkan oleh pathogen pada tanaman disebut juga dengan symtom. Perubahan
reaksi dari tanaman menunjukkan bahwa tanaman tersebut telah terserang atau
terinfeksi oleh penyakit. Gejala yang disebabkan oleh penyakit memiliki dua jenis
berdasarkan sifat penyerangannya, yaitu gejala lokal dan sistemik. Gejala lokal
memiliki ciri-ciri yaitu kerusakan tanaman yang terjadi hanya ada pada beberapa
sel atau jaringan saja. Gejala sistemik memiliki ciri yaitu kerusakan yang terjadi
akibat serangan pathogen berdampak pada seluruh bagian tanaman sehingga
kematian sel dan jaringan akibat pathogen tersebut terjadi pada seluruh bagian
tanaman tanpa terkecuali.
Selain dibedakan sesuai jenisnya gejala atau symtom yang disebabkan oleh
pathogen penyebab penyakit tumbuhan ini memiliki pengelompokan gejala secara
morfologinya. Pembedaan ini dikelompokkan sesuai dengan ciri tanda yang
disebabkan serangan dan pada sel apa yang diserang oleh patoghen tersebut.
Ditemukan tiga jenis dari penggolongan tersebut yaitu nekrotik, hipoplastis dan
hiperplastis. Dari latar belakang diatas dapat dikelompokkan tujuan praktikum
yang dilaksanakan sebagai berikut.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui dan dapat membedakan macam-macam gejala penyakit pada
tumbuhan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bagi orang awam penyakit seringkali diartikan sebagai mikroba yang


menyebabkan gejala anomally pada tumbuhan, namun hal tersebut salah.
Menurut Dickinson (2003), menyatakan bahwa penyakit merupakan gejala atau
interaksi antara tanaman dengan pathogen yang disebabkan karena proses
penyerangan patoghen dalam perusakan sel-sel pada tanaman tersebut.
Penyakit yang disebabkan oleh pathogen memiliki perbedaan tanda yang
direaksikan oleh tanaman terhadap serangan pathogen tersebut. Menurut
Lacomme (2015), menyatakan bahwa cara untuk mengenali jenis pathogen dapat
diidentifikasi melalui diagnosa gejalanya, maka dari itu mengenali dan
mengetahui gejala-gejala yang disebabkan oleh pathogen penyebab penyakit
tanaman sangat penting untuk mengetahui jenis pathogen yang menyerang.
Gejala yang disebabkan oleh pathogen penyebab penyakit tumbuhan
memiliki dua jenis berdasarkan pada sifatnya yaitu salah satunya gejala lokal.
Gejala lokal merupakan interaksi tanaman yang disebabkan oleh rusaknya sel atau
jaringan tanaman pada bagian-bagian tertentuk atau tidak menyeluruh pada
seluruh bagian tanaman akibat serangan patoghen penyebab penyakit tumbuhan .
salah satu contohnya yaitu penyerangan mikroba tertentu yang dapat merusak
sitoplasma pada bagian tertentu (Daryono dan Fitriyah, 2016).
Gejala selain lokal yang digolongkan menurut sifat serangannya yaitu gejala
sistemik. Gejala sistemik dapat dilihat secara mata telanjang dan tanpa alat bantu,
biasanya gejala sistemik ini dapat dilihat dengan cara menemukan anomalitas
pada suatu tanaman yang diserang oleh patoghen tertentu, anomalitas yang terjadi
pada tanaman tersebut biasanya terjadi pada seluruh bagian tanaman tanpa
terkecuali. Contoh dari gejala sistemik tersebut yaitu serangan yang disebabkan
oleh virus (Kulsum dkk, 2016).
Gejala yang digolongkan menurut morfologinya memiliki beberapa jenis,
salah satunya yaitu nekrotik. Gejala nekrotik dapat di artikan sebagai terjadinya
kerusakan sel pada bagian tanaman. Salah satu gejala nekrotik yang sangat umum
yaitu bercak, hal tersebut dipertegas kembali oleh Osdaghi (2014), yang
menyatakan bahwa gejala bercak atau bintik-bintik yang disertai dengan halo
merupakan salah satu contoh gejala nekrotik yang disebabkan oleh serangan
pathogen.
Menurut morfologinya gejala hipoplastis juga termasuk didalamnya, gejala
hipoplastis ditandai dengan berkurangnya hingga terhambatnya kemampuan
tanaman untuk menjadi normal. Menurut Gasso et.al. (2017) menyatakan bahwa
gejala hipoplasis dapat pula dilihat dengan gejala tanaman yang tidak mampu
untuk menghasilkan warna yang sempurna sehingga tanaman yang terserang
berwarna pucat karena produksi klorofilnya yang terhambat akibat pathogen.
Salah satu jenis lainnya dari gejala yang digolongkan menurut
morfologinya yaitu hiperplastis. Gejala hiperplastis dapat diartikan sebagai
kondisi abnormal dari struktur tanaman yang diserang pathogen. Menurut
Semerdjieva et. al. (2014) menyatakan bahwa salah satu contoh dari gejala
hiperplastis yaitu berubahnya stuktur daun menjadi bentuk yang diatas normal
pada daun yang terserang pathogen penyebab terjadinya hiperplastis.
Penyakit menjadi faktor penting yang menentukan terjadinya penurunan
hasil produksi dari produksi tanaman pertanian. Salah satu contoh penyakit yang
sangat umum yaitu hawar daun bakteri akibat dari serangan Xanthomonas oryzae
pv. oryzae yang menyebabkan gejala nekrosis pada tanaman padi, yang
berdampak signifikan terhadap produksinya (Tridesianti dkk, 2016).
BAB 3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan acara 1 tentang Gejala Penyakit
tumbuhan dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Oktober 2018 Pukul 14.20-16.00 WIB
di Laboratorium Hama Tumbuhan.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Alat Tulis
2. Lembar Kerja
3.2.2 Bahan
1. Preparat basah tanaman terserang
2. Preparat segar tanaman terserang

3.3 Pelaksanaan Praktikum


1. Membuat kelompok.
2. Masing-masing kelompok mengidentifikasi preparat tanaman terserang
pathogen yang disediakan.
3. Menggambar gejala yang disebabkan.
4. Mengidentifikasi ciri-ciri gejala penyakit, dan mencari identifikasinya
5. Mencatatnya data yang diperlukan pada lembar kerja

3.4 Variabel Pengamatan


1. Gejala pathogen pada tanaman sakit
2. Dampak serangan pada tanaman sakit
BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data


No Gambar Keterangan
1 Gejala: Mosaik
Penyebab: Cucumber mosaik Virus
Tanaman Inang: Tembakau
Deskripsi: Warna daun memucat dan
warna hijau tua yang tidak merata
Sumber: Herbarium basah

2 Gejala: Lanas Batang Tembakau


Penyebab: Phytoptora nicotinae
Tanaman Inang: Tembakau
Deskripsi: Terdapat buku-buku pada
batang cabang tembakau
Sumber: Herbarium basah
3 Gejala: Tanaman layu bercak
Penyebab: Peronoslerospora maydis
Tanaman Inang: Jagung
Deskripsi: Warna jagung pucat dan
terdapat bercak coklat pada batang dan
daun jagung
Sumber: Preparat Segar

4 Gejala: Menguning
Penyebab: Virus mosaik
Tanaman Inang: Murbai
Deskripsi: Menguning pada sekitar
pertulangan daun
Sumber: Preparat Segar

5 Gejala: Hiperplastik
Penyebab: Gemini Virus
Tanaman Inang: Cabai
Deskripsi: Perubahan bentuk daun
menjadi keriting
Sumber: Preparat Segar
Gejala: Layu Bakteri
6 Penyebab: Ralstonia solanacearum
Tanaman Inang: Cabai
Deskripsi: Layu pada sebagian tanaman
cabai
Sumber: Preparat segar

Gejala: Mosaik
7 Penyebab: Cucumber mosaik virus
Tanaman Inang: Tembakau
Deskripsi: Menguning pada daun
tembakau naun tidak nerata
Sumber: Preparat segar

8 Gejala: Hiperplastis
Penyebab: Fusarium
Tanaman Inang:jagung
Deskripsi:Rusak pada tongkol dan biji
lebih besar
Sumber: Herbarium basah
9 Gejala: nekrose
Penyebab: Phyllosticta sp
Tanaman Inang: Mangga
Deskripsi: Bercak coklat merata pada
sebagian daun
Sumber: Preparat segar

Gejala: Nekrotik
10 Penyebab: Phyllosticta sp
Tanaman Inang: Kopi
Deskripsi: Pada sisi ujung daun berwarna
coklat dan kering
Sumber: Preparat Segar

11 Gejala: Hipoplastik
Penyebab: Tungro
Tanaman Inang: Padi
Deskripsi: Padi tidak tumbuh normal
seperti biasanya, berumpun banyak
Sumber: Herbarium basah
Gejala: Patik
12 Penyebab: Cercospora nicotinae
Tanaman Inang: Tembakau
Deskripsi: Bercak berlubang pada daun
tembakau
Sumber: Herbarium basah

13 Gejala: Perforasi
Penyebab: Phyllosticta sp
Tanaman Inang: Jagung
Deskripsi: Bercak dan terdapat halo pada
daun jagung
Sumber: Preparat segar

Gejala: Nekrotik
Penyebab: Phyllosticta sp
Tanaman Inang: Mangga
Deskripsi: Terdapat bercak-bercak pada
daun mangga
Sumber: Preparat Segar
Gejala: Nekrotik
15 Penyebab: Collelototrichum
gleosporoides
Tanaman Inang: Kakao
Deskripsi: Ada bercak berwarna coklat
dan bulat
Sumber: Preparat segar

4.2 Pembahasan
Pathogen penyebab penyakit tanaman memiliki gejala atau yang
dinamakan sebagai symptom. Gejala penyakit memiliki macam-macam jenis yaitu
terdiri dari mosaik, layu, klorose, nekrose, bercak, dan lain-lain. Perbedaan jenis
gejala yang terlihat menentukan jenis pathogen yang menyerang, hal tersebut
ditunjukkan pada data di atas. Seperti contohnya yaitu gejala mosaik yang
disebabkan virus, lanas yang disebabkan oleh bakteri dan lain-lain. Gejala yang
ditunjukkan tanaman merupakan suatu reaksi yang dimunculkan oleh tanaman,
dari gejala tersebut didapatkan ciri-ciri spesifik yang dapat membedakan satu jenis
penyakit dengan jenis penyakit yang lainnya. Tanda pathogen yang ditunjukkan
juga menunjukkan jenis pathogen yang menyerang, seperti layu biasanya
disebabkan oleh virus, layu basah disebabkan oleh bakteri, dan bercak kering
yang disebabkan oleh cendawan.
Menurut Albajes et.al.(2002) menyatakan bahwa bercak nekrose beberapa
penyebabnya adalah bakteri, ciri bercak yang disebabkan bakteri yaitu bercak
berwarna coklat gerap dengan halo berwarna kuning terang, cara menyerang
bakterinya yaitu dengan awalnya merusak sel daun hingga robek dan compang-
camping, kemudian bakteri akan menular pada bagian batang sehingga
membentuk bercak dengan warna coklat gelap, kemudian ketika koloni bakteri
berkembang semakin banyak maka akan menyebabkan bercak yang semakin
merata pada seluruh bagian tanaman yang terserang, apabila serangan yang terjadi
cukup parah dan lama maka akan mengakibatkan tanaman mati.
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada pengamatan praktikum acara ini ditemukan beberapa gejala serangan
yang berbeda. Dari ciri-ciri yang memiliki perbedaan dapat diidentifikasi dan
hingga ditemukan pathogen penyebabnya. Hal ini mendukung pernyataan bahwa
setiap gejala pada tanaman sakit menandakan mikroba apa yang menyerbabkan
gejala tersebut.

5.2 Penutup
Pada praktikum acara ini sudah baik dan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan yaitu mengenal dan dapat membedakan gejala yang disebabkan
pathogen, namun pelaksanaan praktikumnya agak kacau saat preparat yang
diamati bergantian dengan teman-teman yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Albajes, R., M. L. Gullino, J. C. V. Lenteren, Y. Elad. 2002. Intregrated Pest and


Disease Management in Greenhouse Crops. London:Kluwer Academic
Publisher.

Daryono, B.S., dan F. Fitriyah. 2016. Pewarisan Ketahanan Melon Cultivar Gama
3 Terhadap kyuri green mottle mosaic virus. Perlindungan Tanaman
Indonesia. 20(2):59-64.

Dickinson, Matthewn. 2003. Molecular Plant Pathology. London: BIOS


Scientific Publisher.

Gasso, M. M. A., M. Lovisolo, A. Perello. 2017. Effect of Loose Smut Caused by


Sporisorium Cruentum Onrhizomes of Sorghum halepense. Plant Protectio
Research. 57(1):62-71.

Kulsum, U., S. Hartono, S. Sulandari S. Sumowiyarjo. 2016. Identifikasi


Molekuler Cowpea mild mottle virus pada Tanaman Kedelai di Jawa.
Fitopatologi Indonesia. 13(6):224-229.

Laccome, Christophe. 2015. Plant Pathology. New York: Humana Press.

Osdaghi, Ebrahim. 2014. Occurrence of Common Bacterial Blight on Mungbean


(Vigna radiata) in Iran Caused by Xanthomonas axonopodis pv phaseoli.
New Disease Reporti. 30(9):9-17.

Semerdjieva, I. B., N. G. Piperkova, M. V. Zarkova, L. H. K. Valkova. 2014.


Anatomical Changes in Peach Leaves Infected by Taphrina derformans
(Berk.) Tul. Ecologia Balkanica. 5:101-106.

Tridesianti, S., A. Akhdiya, A. T. Wahyudi. 2016. Formulasi Bakteri Filosfer dan


Aplikasinya Untuk Mengendaikan Penyakit Hawar Daun Bakteri.
Fitopatologi Indonesia. 12(6):191-198.

Anda mungkin juga menyukai