Anda di halaman 1dari 15

Panduan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman

1. Pengenalan Hama

Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa mampu


mengenali/mengidentifikasi hama dan penyakit yang terdapat di wilayahnya
serta mampu menganalisa faktor sebab-akibat yang ada dan mampu
mengatasi masalah hama dan penyakit yang terjadi dari pengalaman praktkum
yang dilakukannnya.

Praktikum Serangga-Hama

Praktikum dalam mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman


lapangan kepada Saudara dalam mengamati bentuk morfologi, anatomi
serangga, keberadaan serangga, identifikasi potensi serangga tersebut untuk
menjadi hama, gejala serangan, dampak dan cara penanganan yang telah
Saudara lakukan ataupun dilakukan di wilayah Saudara. Selanjutnya, Saudara
dapat membandingkan hasil pengamatan dengan teori yang terdapat dalam
literatur lain yang Saudara miliki, atau tersedia di Internet, buat analisa atas
semua informasi yang Saudara peroleh.

Pokok Bahasan : Pengenalan hama tumbuhan dari gejala yang nampak pada
tumbuhan dan keberadaan hama

1
Kompetensi Khusus :
Setelah menyelesaikan praktikum, Saudara mampu menjelaskan dalam
mengenali hama tumbuhan dari gejala yang nampak pada tumbuhan yang
terserang serta keberadaan hamanya.

Prosedur Praktikum
1. Persiapan
Pelajari tentang Serangga, Hama, lingkungan hidup serangga dan
pengendalian hama. Pilih dan tentukan wilayah pengamatan Saudara.
Tetapkan luas cakupan pengamatan berdasarkan keragaman komoditas,
jumlah dan intensitas masalah yang ada serta waktu dan tenaga yang Saudara
miliki.
Ikuti jadwal praktikum, siapkan semua perangkat yang Saudara butuhkan
untuk pelaksanaan praktikum, terutama bahan dan peralatan.

2. Pelaksanaan
a. Bahan dan Alat
Jaring penangkap serangga (jika diperlukan) Kamera (boleh kamera HP/ponsel)
Kaca Pembesar / Loupe

b. Prosedur Pelaksanaan Praktikum


Tetapkan wilayah pengamatan, boleh secara sampling ataupun pengamatan
secara keseluruhan. Carilah serangga yang terdapat pada wilayah tersebut,
identifikasi (duga) jenis serangga tersebut buat gambar/foto serangga tersebut
dan tanaman pada saat ditemukan apabila Anda temukan pada fase telur,
larva, pupa, coba temukan imago dari serangga tersebut hitung
jumlah/densitasnya pada suatu luasan tertentu.

2
Amati dan gambarkan (atau ambil fotonya) jenis-jenis gejala serangan hama
dengan gambar berwarna baik dari observasi langsung di lapangan atau dari
sumber-sumber pustaka seperti buku-buku, jurnal atau internet.

Hasil pengamatan mencakup keterangan singkat yang dilampirkan bersama


gambar atau foto yang dibuat.

c. Melengkapi Tabel Pengamatan


Anda diwajibkan melakukan identifikasi serangga (minimal 10 spesies di
wilayah domilisi atau tempat bertugasnya)

Keterangan :
Tulis Nama Serangga : Nama lokal, nama latin. Gunakan diagram identifikasi
serangga apabila menemui kesulitan dalam penentuan nama serangga,
ataupun serangga tersebut belum Anda kenali. Buat foto/gambar dan
tempelkan pada bagian tersebut Tulis gejala serangan ataupun kerusakan yang
ditimbulkan. Seperti : bagian tanaman yang dirusak, jenis kerusakan, jenis
tanaman yang diserang, tanaman yang tidak diserang dsb. Tuliskan sedetil
mungkin sesuai dengan pengetahuan Anda. Buat foto atas gejala tersebut.
Tulis jumlah serangga pada suatu luasan tertentu serat ketersebarannya pada
wilayah pengamatan Anda
Tulis secara detil lokasi serangga tersebut ditemukan serta karakteristik lokasi
(misal, wilayah lembab, ternaungi dsb-2nya). Buat foto atas keadaan lokasi
Status serangga : tulis status serangga, serangga yang sekedar ditemukan, atau
berpotensi sebagai hama. Tuliskan cara pengendalian yang telah dilakukan
oleh masyarakat di lokasi tersebut, dan tulis cara pengendalian yang diusulkan
oleh penyuluh

3
Tabel Pengamatan:

N Nama Gejala Intensita Karakteristi Status Cara


o serangg seranga s k lokasi serangg pengendalia
a n serangan a n
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Judul Praktikum : tuliskan judul praktikum sesuai unit yang dilakukan


Pendahuluan : Ruang Lingkup Materi Yang Dipraktikumkan
Tujuan Praktikum
Manfaat Praktikum
Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan Praktikum
Pokok Bahasan : sesuai dengan pokok bahasan yang telah ditentukan
Lokasi Praktikum : sebutkan lokasi praktikum Saudara
Waktu : tuliskan waktu pelaksanaan praktikum (Hari/tanggal, bulan, tahun, jam
Bahan dan alat : sebutkan semua bahan dan alat yang Saudara gunakan dalam
praktikum
Hasil Pengamatan : isilah Tabel yang masih kosong
Pembahasan : buatlah pembahasan materi praktikum sesuai dengan hasil kerja
Saudara pada setiap unit praktikum dikaitkan dengan materi kuliah

4
Kesimpulan : buatlah kesimpulan ringkas tentang praktikum yang telah
Saudara lakukan
Referensi/Daftar Pustaka : tuliskan daftar pustaka yang Saudara rujuk untuk
pelaksanaan praktikum

PELAPORAN
Buat laporan hasil praktikum Saudara dengan format sebagai berikut Laporan
diketik pada kertas A4 dengan spasi 1,5 (hard dan softcopy)
Selamat Berpraktikum

2. PENGENALAN PENYAKIT TANAMAN

TUJUAN: 1. Mengetahui gejala penyakit tanaman dan penyebab penyakit tanaman

PENDAHULUAN

Ilmu Penyakit Tanaman (Fitopatologi) adalah ilmu yang mempelajari tanaman sakit akibat
mengalami proses fisiologi yang tidak normal. Pengethuan yang tepat dan benar tentang
penyakit tanaman merupakan syarat mutlak dalam perlindungan tanaman. Hal ini terkait
dengan pelaksanaan diagnosis penyakit. Penyakit tanaman dapat dikenal melalui gejala atau
symptom-nya. Tanaman dapat menunjukkan gejala perubahan warna, bentuk, kelayuan
pertanaman, dll.

Konsep Gangguan

Gangguan adalah perubahan pertanaman yang mengarah kepada pengurangan kuantitas atau
kualitas hasil yang diharapkan sebagai akibat gangguan. Timbulnya gangguan pada
tumbuhan inang sangat bervariasi tegantung faktor pendukung diantaranya lingkungan yang
sesuai, inang yang rentan dan penyebab jasad pengganggu yang agresif dan virulen.

1. Konsep Segitiga Gangguan

5
Menurut konsep ini bahwa gangguan terhadap tanaman inang diakibatkan oleh interaksi
antara lingkungan (L), inang (I), dan penyebab gangguan (P). Apabila ketiganya seimbang,
maka akan menghasilkan lingkungan yang stabil, sehingga jarang timbul gangguan. Contoh :
hutan primer.

2. Konsep Segiempat Gangguan

Gangguan terjadi akibat campur tangan manusia (M). Dengan lingkungan, inang yang
direkayasa oleh manusia, maka keseimbangannya akan terganggu. Contoh : lahan pertanian,
hutan industri, perkebunan yang lingkungannya relative tidak stabil.

3. Konsep Limas Gangguan

Disini faktor waktu (W) merupakan faktor penting dalam mendorong timbulnya epidemic.
Interaksi antara faktor-faktor yang mendorong timbulnya gangguan bersifat dinamis dari
waktu ke waktu .

Gejala Penyakit Tanaman

Gejala penyakit tanaman timbul akibat masuknya pathogen ke dalam jaringan tanaman dan
menyebabkan terjadinya infeksi sehingga menimbulkan terjadinya perubahan pada sel atau
jaringan tersebut. Berdasarkan perubahan yang terjadi pada sel, gejala penyakit dibedakan
menjadi 3 tipe :

a. Tipe Nekrotik

Gejala yang terjadi akibat rusaknya atau matinya sel – sel tanaman. Gejalanya disebut
nekrosis.

b. Tipe Hipoplastis

Gejala yang terjadi sebagai akibat terhambatnya atau terhentinya perkembangan sel.
Gejalanya disebut hipoplasia.

c. Tipe Hiperplastis

6
Gejala akibat terjadinya perkembangan sel yang luar biasa. Gejalanya disebut hyperplasia.
Apabila disebabkan akibat bertambahnya ukuran individu sel akibat hipertrofi, dan apabila
disebabkan bertambahnya jumlah sel disebut hyperplasia.

Gelaja Nekrosis

Gejala bagian tanaman tampak kebasah-


1 Hidrosis
basahan
Gejala berupa menguningnya bagian–bagian Penyakit bulai jagung oleh
2 Klorosis tanaman yang semula berwarna hijau akibat Pseronosclerospora maydis
rusaknya klorofil
Gejala berupa bercak, warna dan bentuk Bercak daun kentang oleh
bercak bermacam–macam tergantung jenis Plytophthora infestan, Spot
3 Nekrosis
penyakitnya daun padi oleh Pyricularia
aryzae
Gejala berupa terbentuknya lubang-lubang Daun karet terserang
Perforas
4 karena runtuhnya sel-sel yang telah mati Mycrocylus ulei
i
pada bercak nekrosis
Gejala berupa bercak seperti nekrosis tetapi Busuk basah wortel oleh
5 Busuk menyerang jaringan yang tebal seperti akar, Erwinia carotovora
umbi, buah
Batang karet yang terserang
Upasia salmonicolor akan
Eksudas Gejala terjadinya pengeluaran cairan dari mengelurkan latek dari dalam
6
i suatu tanaman batang. Pengeluaran blendok
dari jeruk larena jamur
Diplodia natalensis
Gejala kematian jaringan kulit tumbuhan Bidang sadapan karet yang
7 Kanker berkayu. Di bagian tepinya akan terserang Phytophthora
berkembang jaringan kalus palmivora
Gejala yang timbul akibat hilangnya turgor Tanaman tomat terserang
8 Layu pada daun atau tunas akibat gangguan Fusarium oxysporum
jaringan pengangkutan
Mati Gejala matinya ranting atau cabang yang Tanaman jeruk yang terserang
9
Ujung dimulai dari ujung meluas ke pangkal Colletrothricum sp.
Gejala mengeringnya bagian tanaman Tanaman yang mengalami
1 Terbaka
tertentu yang disebabkan oleh faktor abiotik keracunan senyawa-senyawa
0 r
kimia beracun

Gejala Hipoplasia

7
Gejala disebabkan tanaman kurang Bibit padi yang terlalu rapat, atau
mendapat cahaya, sehingga menjadi tanaman jagung yang ditanam rapat,
1 Etiolasi
pucat, tumbuh memanjang dan Atau mengecambahkan kacang hijau di
mempunyai daun-daun yang sempit tempat yang gelap
Gejala tanaman menjadi kerdil akibat Tanaman padi terserang tungro
2 Kerdil penghambatan pertumbuhan

Gejala penghambatan pembentukan Mozaik daun tembakau CVPD pada


klorofil Jeruk
3 Klorosis
Vein Clearing pada Jeruk
(penyakit Tristeza)
Perubah Gejala penghambatan pertumbuhan Batang tebu terserang Fusarium
4 an pada bagian tertentu sehingga terjadi maniliforme
simetri penyimpangan bentuk
Gejala daun yang berdesakan
membentuk suatu karangan akibat
5 Roset
penghambatan pertumbuhan ruas ruas
batang

Gejala Hiperplasia

Gejala terbentuknya banyak trikoma Daun Crotalaria terserang


1 Erionase
tungau
Gejala berubahnya bentuk dari silindris Batang karet muda
2 Fasiasi
atau lurus menjadi pipih, lebar (penyebab belum diketahui)
Gejala pembengkakan organ tanaman Daun Cassia tomentosa
3 Intumesensia
akibat pemanjangan sel (penyebab belum diketahui)
Gejala kenampakan sebagai bercak kasar, Umbi kentang terserang
4 Kudis berbatas dan agak menonjol, kadang Streptomyces scabies
pecah-pecah
Gejala yang muncul karena pertumbuhan Virus kerupuk pada daun
5 Keriting
tidak seimbang dari bagian bagian daun tembakau
Gejala pembentukan bagian-bagian Tanaman jagung yang
Pembentuka tertentu secara luar biasa, seperti terserang virus kerupuk
6 n alat yang perubahan bunga menjadi daun kecil-
luar biasa kecil, pembentukan anak daun yang kecil
dari sisi bawah tulang daun
Gejala berkembangnya tunas-tunas tidur Cabang karet yang terserang
7 Prolepsis yang berada dekat di sisi bagian yang Upasia salmonicolor
sakit menjadi tunas air
Gejala berkembangnya tunas ketiak yang Tanaman kacang tanah yang
8 Sapu biasanya tidur menjadi seberkas ranting diserang mikoplasma
yang rapat
Gejala pembengkakan setempat pada Daun dammar terserang
9 Sesidium jaringan tanaman sehingga terbentuk Aecidium sp.
bintil-bintil
Penyebab Penyakit Tanaman

8
Penyebab penyakit tanaman ada 2 yaitu biotik dan abiotik. Penyebab biotik disebabkan oleh
pathogen, dan penyakit ini biasanya dapat ditularkan, sedangkan penyakit abiotik disebabkan
oleh faktor lingkungan dan sifatnya tidak menular. Penyebab penyakit biotik diantaranya
jamur, bakteri, virus dan nematoda.

1. Jamur

Dunia jamur (Myceteae) yang termasuk penyebab penyakit tanaman diantaranya


Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Beberapa jenis jamur
yang menyerang tanaman antara lain :

a. Peronosclerospora maydis mengakibatkan penyakit bulai tanaman jagung


b. Puccinia arachidis mengakibatkan penyakit karat pada kacang tanah
c. Fusarium oxysporum mengakibatkan penyakit layu tomat
d. Rhizoctonia solani mengakibatkan penyakit rebah semai pada kentang
2. Bakteri

Bakteri merupaka jasad uniseluler yang tergolong dalam dunia Prokariotik. Perbanyakan
selnya berlangsung dengan pembelahan secara biner. Beberapa jenis bakteri yang berperan
sebagai pathogen adalah :

a. Erwina carotovora penyebab busuk basah pada wortel


b. Pseudomonas solanacearum penyebab layu pada cengkeh
c. Xanthomonas citri penyebab kanker pada jeruk
d. Xanthomonas malvacearum penyebab bercak daun pada kapas
3. Virus

Virus merupakan agen menular submikroskopik yang mengandung salah satu bentuk asam
nukleat dan memperbanyak diri hanya di dalam sel-sel tanaman inang. Virus tersusun atas 2
komponen yaitu asam nukleat (RNA atau DNA) dan protein. Beberapa jenis virus yang
berperan sebagai pathogen adalah :

a. CMV (Cucumber Mosaic Virus)


b. TYMV (Turnip Yellow Mosaic Virus)
c. TMV (Tobacco Mosaic Virus)
d. PVX (Potato Virus X)

9
CARA KERJA :

1. Pada lahan tertentu carilah tanaman atau bagian tanaman yang sakit
2. Ambil bagian tanaman tersebut, masukkan dalam plastik dengan bagian pangkal
batang tertutup kapas
3. Diagnosis penyebab penyakit
4. Amati di bawah mikroskop jenis patogen penyebab penyakit

Gambar keseluruhan tanaman sakit Keteranagan :


Gambar patogen 1. Nama tanaman
2. Gejala
3. Bagian yang sakit
4. Tipe gejala penyakit

3. Pengenalan Gulma

Berdasarkan bentuk kehidupan Raunkiaer dalam Yernelis Sukman dan Yakup (1991),
membaginya menjadi lima kategori pokok yaitu

a. pohon dan semak tinggi (phanerophytes),


b. semak rendah menjalar di permukaan tanah dengan tunas di batang
(chamauphytes),
c. hidup di permukaan tanah, tetapi tunas pada batang di bawah permukaan tanah
contoh rumput-rumputan (hemicryptophytes)
d. tunas pada cadangan makanan di bawah permukaan tanah, contoh : ubi-ubian
(cryptophytes),
e. tumbuhan semusim yang melestarikan diri dengan biji (therophytes).

Untuk pengelolaan vegetasi, penggolongan secara botani lebih banyak digunakan, yaitu:
rumput, teki, dan daun lebar. Berdasarkan bentuk masa pertumbuhan terdiri atas: gulma
berkayu, gulma air, dan gulma perambat (epifit dan parasit).

10
Berdasarkan siklus hidupnya dikenal: gulma semusim, dua musim, dan tahunan

Untuk memisahkan secara pasti masing-maing gulma kedalam kelompok teertentu harus
mengetahui betuk morfologi, ekologi dan biologinya.

A. RUMPUT (GRASSES)
Rumput mempunyai batang bulat atau pipih dan beronggga, umumnya berdaun sempit.
Berdasarkan siklus hidupnya dibedakan rumput semusim (annual) dan tahunan (perenial).
Contoh yang annual : Echinochloa crusgali (jawan), sedangkan yang perennual : Imperata
cylindrica, Panicum repens, Paspalum conjugatum, dan lain-lain.

Ditinjau dari sudut pengendalian diketahui ada tipe-tipe herbisida pengendalian rumput
seperti dalapon dan astam, tetapi ada bibit rumput (Echinoclhoa sp) yang dapat
dikendalikan dengan tipe herbisida pengendalian daun lebar seperti 2,4 D. Ada juga yang
mampu mengendalikan rumput maupun daun lebar misalnya terbutryne dan nitrofen,
sedangkan seperti glyposate mungkin mampu mengendalikan rumput dan daun lebar sebaik
mengendalikan teki.

B. TEKI (SEDGES)
Teki mempunyai batang berbentuk segi tiga, kadang-kadang bulat, tidak berongga, daun
berasal dari nodia dan warna agak ungu tua, mempunyai rhizoma dan umbi. Teki semusim :
Cyperus difformis, C. iria,

Dan teki tahunan : C. esculentus, C. imbricatus, C. rotundus. Glyphosate dan alakjlor adalah
contoh herbisida yang dapat mengendalikan C. rotundus.

C. GULMA DAUN LEBAR (BROAD-LEAVED WEEDS)


Daun-daun gulma berdaun lebar dibentuk pada meristem apikal dan sangat sensitif terhadap
khemikalia. Pada permukaan daun terdapat banyak stomata yang memungkinkan masuknya
cairan herbisida. Tunas-tunas baru yang muncul di ketiak daun juga merupakan titik rawan
terhadap perlakuan herbisida. Herbisida 2,4 D yang pertama ditemukan untuk gulma daun
lebar, kemudian menyusul herbisida-herbisida phenoxy yang lain seperti : MCPA, MSPB,
2,4 T, 2,4 D dan lain-lain. Selain itu dapat juga digunakan herbisida : ioxynil, picloram,
2,3,6-TBA, semetryne, thiobencarb dan yang lainnya.

11
D. GULMA SEMUSIM, DUA MUSIM DAN TAHUNAN
Gulma semusim menyelesaikan siklus hidupnya dalam satu tahun atau satu musim. Contoh
gulma semusim : Ageratum conyzoides, Cyperus iria, Echinochloa colonum, Lepchloa
chinensis dan lain-lain yang banyak dijumpai pada lahan tanaman padi, karena produksi
bijinya sangat melimpah. Gulma semusim ini hanya mengandalkan biji untuk perkembang
biakannya.

Gulma biennual memerlukan dua musim pertumbuhan untuk menyelesaikan siklus hidupnya,
tahun/musim pertama untuk pertumbuhan vegetatif dan tahun kedua untuk menghasilkan
bunga dan biji (generatif). Gulma jenis ini kurang penting dan jumlahnya sangat sedikit
hanya 6,8 % (39 spesies) dari 567 weed flora sedangkan 407 spesies gulma annual. Contoh
gulma biennual : Daucus carota.

Gulma perennual siklus hidupnya lebih dari dua tahun dan kenyataannya hampir tidak
terbatas karena susul-menyusul penerus generasinya secara berkesinambungan. Dapat
berkembang biak baik secara vegetatif maupun generatif. Secara vegetatif menggunakan
poyongan batang, umbi, rhizoma, stolon dan daun. Biji dari beberapa gulma ini masa
dormannya dapat bertahun-tahun. Contoh jenis gulma perennual yang terkenal : Imperata
cylindrica, Mikania chordata, dan Cyperus rotundus.
Beberapa herbisida utama yang baik untuk gulma perennual : sodium chlorate, propachlor,
butachlor dan trifluralin, terbacyl. Sedangkan efektif untuk annual dan perennual :
profloralin, paraquat dan glyphosate.

E. GULMA BERKAYU (WOODY WEEDS)


Gulma ini mencakup tumbuhan-tumbuhan yang batangnya membentuk cabang-cabang
sekunder. Contohnya : Melastoma spp., Lantana spp., Acasia spp dan lain-lain.
F. GULMA AIR (AQUATIC WEEDS)
Tumbuhan air adalah tumbuhan yang beradaptasi terhadap keadaan air kontinu atau paling
tidak toleran terhadap kondisi tanah berair untuk periode waktu hidupnya. Gulma air ada
yang cara hidupnya gabungan antara tenggelam dan mengapung, melayang, tenggelam,
mengapung. Contoh-contoh gulma air : Mikania spp., Typha spp., Hydrilla verticillata, dll.
G. GULMA PERAMBAT (CLIMBERS)
Gulma perambat sering menimbulkan gangguan mekanis terhadap tanaman (perkebunan).
Contoh yang mudah dijumpai adalah Mikania chordata.
12
H. GULMA EPIFIT DAN PARASIT
Gulma epifit banyak dijumpai pada tanaman perkebunan (kelapa, kelapa sawit). Benalu
contoh gulma parasit yang banyak dijumpai pada tanaman pohon-pohon. Contoh-contoh
gulma parasit+epifit : Viscum album, Arcenthobium oxycentri, Loranthus spp.

PERKEMBANGBIAKAN GULMA

1. Perkembangbiakan Secara Generatif.


Perkembangbiakan secara generatif terjadi pada gulma Angiospermae dan Gymnospermae.
Kemaskan biji umumnya beragam dengan demikian munculnya kecambah dan kemampuan
untuk berkecambah juga beragam. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dari
mulai perkecambahan sampai mampu menghasilkan bunga dan biji. Saat musim kekurangan
air dan hara, datangnya fase generatif lebih awal.
Keberhasilan suatu organisme (gulma dan tanaman) dalam berevolusi biasanya diukur dari
empat kriteria sebagai berikut : jumlah individu yang dihasilkan,
luas daerah /habitat yang dikuasai, macam-macam habitat yang ditempati, dan potensi
menurunkan genetis yang sama kegenerasi berikutnya.

2. Perkembangbiakan Secara Vegetatif


Gulma tahunan yang umumnya berkembangbiak secara vegetatif. Umumnya bagian
vegetatif gulma yang dapat tumbuh kembali adalah : umbi, akar, batang, rhizoma, dan stolon.
A. Gulma yang berkembang biak dengan stolon dan rhizoma
Stolon adalah batang yang menjalar di atas permukaan tanah dan hidupnya hanya sebentar
(alat perbanyakan/penyebaran). Contohnya : Cynodon dactylon, Agropyron repens, dll.
Rhizoma adalah batang yang menjalar di bawah permukaan tanah dan hidupnya dapat
bertahun-tahun, dan mempunyai mata tunas, menjadi dorman apabila faktor lingkungan tidak
menunjang untuk tumbuh. Contoh : Imperata cylindrica.

B. Gulma yang berkembangbiak dengan akar yang menjalar (Root creeping)


Root creeping adalah akar menjalar yang mempunyai mata tunas, ujungnya selalu dalam
tanah dan tidak pernah membentuk tajuk keatas. Gulma yang berkembangbiak menggunakan
root creeping umumnya gulma pada daerah sub tropis.

13
C. Gulma berkembangbiak dengan Umbi (Bulbs, Tuber)
Umbi merupakan organ vegetatif tempat penyimpanan cadangan makanan yang dapat
tumbuh menghasilkan generasi baru. Apabila keadaan lingkungan (kadar air) kurang, maka
umbi ini akan dorman.
Contoh : Cyperus rotundus.

Tabel Pengamatan Gulma

No Nama Jenis Alat Karakteristik Status Cara


Gulma Gulma kembangbiak lokasi gulma pengendalian
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Daftar Pustaka

Semangun, H. 2004. Penyakit – penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta

Sukman, Y., dan Yakup. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. FAPERTA UNSRI.
Rajawali Pers. Jakarta

Triharso. 2004. Dasar – dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

14
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat, hidayah dan
karunia-Nya sehingga panduan praktikum ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ketua STIPER Dharma Wacana Metro, yang telah memberikan
kemudahan, arahan dan motivasi, dan semua pihak yang telah membantu secara langsung
atau tidak langsung.

Panduan ini masih banyak kekurangan, baik yang berkaitan dengan materi penyusunan
ataupun teknis penyusunannya , untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan.

Akhir kata penulis berharap bahwa panduan praktikum ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum.

Metro, Oktober 2020

Penulis

15

Anda mungkin juga menyukai