ACARA VIII
PENGAMATAN PENYAKIT DAN PENGENDALIANNYA
Mega Safitri
NIM A1D020091
Kelas D
PJ Asisten:
Regina Septiani Zahro
Imarotunnairoh
A. TUJUAN PRAKTIKUM
B. LANDASAN TEORI
Bahan dan alat yang diperlukan meliputi objek glass, cover glass, jarum
preparate, mikroskop, kaca pembesar (lup), software identifikasi (plantix), buku
identifikasi (jamur dan bakteri), Bio P dan Bio T, serta alat tulis.
1. Hasil
Bercak daun
kangkung
Penyebab:
Jamur
Cercospora
bataciola
Gejala:
Munculnya
bercak
kecoklatan
hingga
kehitaman pada
daun.
Bio T Wick Bercak daun
Kangkung
Penyebab:
Jamur
Cercospora
bataticola
Gejala: Pada
permukaan daun
kangkung
Daun kangkung terdapat bercak
(Ipomoea berwarna
aquatica) kecoklatan
terdapat bercak
hingga
berwarna coklat
kehitaman,
muda. menyebabkan
daun menjadi
tidak abnormal
dan
rusak. (Muzuna
et al., 2021)
NFT 1 Ada jenis
penyakit
kangkung yang
menyebabkan
tanaman
kangkung
menjadi layu
daun kangkung
yakni dari jenis
(Ipomoea
bakteri layu
aquatica)
kangkung
mengalami
(Pseudomonas
kelayuan.
syringae)
(Kalandro et al.,
2016)
NFT 2 Tidak ada Tidak ada
Bio Tmm9 Wick Rebah semai
Penyebab:
Phytium sp.
Gejala: adanya
luka berwarna
coklat yang
terdapat pada
pangkal batang,
yang
menyebabkan
batang menjadi
patah, kemudian
layu hingga
mati.
NFT 1 Tidak ada Tidak ada
NFT 2 Hawar daun
bakteri
Penyebab:
Pantoea
ananatis
Gejala: daun
layu, lunak,
berkerut,
berwarna hijau
pucat, coklat,
atau hampir
putih,
mengering
berwarna putih
atau coklat.
2 Pakcoy Kontrol Wick Tidak ada Tidak ada
NFT 1 Tidak ada Tidak ada
NFT 2 Tidak ada Tidak ada
Bio P Wick Gejala awal
bercak daun
diawali dengan
warna belang
seperti titik dan
meluas hingga
seluruh
permukaan
daun. Penyebab
penyakit
disebabkan
oleh jamur
Alternaria
brassicae
(Triyono, 2015).
NFT 1 Tidak ada Tidak ada
NFT 2 Tidak ada Tidak ada
Bio P Wick Tidak ada Tidak ada
NFT 1 Tidak ada Tidak ada
NFT 2 Bercak daun
pakcoy
Penyebab:
Cercospora sp.
Gejala; Muncul
bercak berwarna
kuning hingga
kecoklatan pada
daun yang
terserang.
Bercak tersebut
dapat
menyebabkan
kelayuan hingga
kematian (Andri
anto & Hindarto,
2019)
Bio T Wick Tidak ada Tidak ada
NFT 1 Penyakit busuk
hitam
disebabkan oleh
Xanthomonas
campestris.
daun pakcoy Penyakit ini
(Brassica rapa) ditandai dengan
terdapat bercak daun menguning
berbentuk V yang berbentuk
pada ujung/tepi huruf V di sep
daun. anjang tepi daun
yang mengarah
ke tengah
daun dan akhir
nya seluruh da
un menguning
(Pratama et al.,
2016).
NFT 2 Penyakit busuk
hitam
disebabkan oleh
bakteri
Xanthomonas
campestris pv.
campestris.
gejala penyakit
ini, yaitu muncul
bercak
berbentuk V
Daun pakcoy pada tepi daun
(Brassica rapa) dan meluas
terdapat bercak menuju tulang
berbentuk V daun sehingga
pada ujung/tepi tepi daun
daun. mengering
(Lumoly et al.,
2016).
Bio T Wick Tidak ada Tidak ada
NFT 1 Tidak ada Tidak ada
NFT 2/ Tidak ada Tidak ada
Bakteri
Xanthomonas
oryzae pv. Xoo
oryzae (xoo) menginfeksi
Sumber: tanaman dengan
https://www.goo cara masuk ke
gle.com/url?ejou dalam jaringan
rnal2.undip.ac.id tanaman melalui
luka, hidatoda,
stomata, atau
benih yang
terkontaminasi.
Bakteri ini
Cercospora sp menyebabkan
Sumber: ujung daun
https://www.for tanaman
estryimages.org/ kangkung
browse/detail.cf menjadi
m?imgnum menguning yang
akhirnya
mengering.
Jamur
Cercospora sp
merupakan
patogen
penyebab
penyakit bercak
daun pada
tanaman
kangkung.
Jamur ini
berbentuk
memanjang
seperti tongkat
dan tidak
memiliki cabang
(Pasaribu,
2018).
Bio T Wick Karakteristik
makroskopis
jamur
Cercospora
Cercospora sp memiliki
a. Makroskopis miselium yang
b. Mikroskopis berwarna putih
Sumber: kusam, arah
Sulastri et al., pertumbuhan
2014) miselium
kesamping dan
keatas, struktur
miselium agak
kasar.
Sedangkan
secara
mikroskopis,
hifa dari jamur
cercospora sp.
bercabang, tidak
lurus, bersekat,
berwarna agak
gelap.
Mempunyai
konidiofor
berwarna gelap
dan konidia
dihasilkan
berurutan pada
sel ujung yang
sedang
mengalami
pertumbuhan
baru.
Konidia hialin
berwarna gelap
memanjang dan
bersel banyak.
(Sulastri, et al.,
2014)
NFT 1 Pseudomonas
syringae
(disingkat P.
syringae)
merupakan
Pseudomonas bakteri gram
syringae negatif, aerobik,
sumber: berwujud
www.scienceph batang, dan
oto.com memiliki flagela
polar. P.
syringae
menyerang
tanaman
menggunakan
berbagai faktor
virulensi,
termasuk protein
efektor yang
ditranslokasikan
ke dalam sel
tanaman melalui
sistem sekresi
tipe III (T3SS),
toksin molekul
kecil,
eksopolisakarida
, enzim
pendegradasi
dinding sel, dan
hormon tanaman
(atau meniru
hormon).
Sedangkan
semua strain
patogen P.
syringae
memiliki T3SS
dan efektor,
mereka mungkin
atau mungkin
tidak
menghasilkan
faktor virulensi
lainnya (Xin et
al., 2018).
NFT 2 tidak ada tidak ada
Bio T Wick Miselium
Pythium sp.
tidak bersepta
Sumber: dan memiliki
Soekarno et al., sporangium
2013 bulat dan
patogen ini
mempunyai
struktur seksual
dan aseksual
(Soekarno et al.,
2013)
NFT 1 Tidak ada Tidak ada
NFT 2 Karakteristik sel
berbentuk
batang pendek,
lurus dengan
Pantoea ukuran panjang
ananatis 1,2-1,4 μm dan
Sumber: Asrul, lebar 0,6-0,8 μm
2020 (Asrul, 2020).
2. Pembahasan
1. Kesimpulan
Saran yang dapat diberikan pada praktikum acara VIII ini adalah
sebelum melakukan praktikum, praktikan harus memahami dan
mengetahui hal yang akan dilakukan. Mengetahui gejala serangan
penyakit secara spesifik pada tanaman dan juga harus memperhatikan
intruksi dari asisten agar praktikum berjalan dengan lancar dan sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, D. & Abidin, Z. 2021. Rancang bangun alat pemberian nutrisi otomatis
pada tanaman hidroponik. Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi, 2(1):
29-34.
Herraprastanti, E. H., Korawan, A. D., & Suprawikno, S. 2021. Berkebun
hidroponik untuk ketahanan pangan selama pandemi covid-19 di perum
cepu asri blora. JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian
Masyarakat), 5(2): 1-6.
Hidayat, S. H., Hidayat, P., Endang, N., Giyanto, Harahap, I. S., & Guntoro, D.
2014. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. In: Dasar-dasar Perlindungan
Tanaman. Universitas Terbuka, Jakarta, pp. 1-31.
Jumadi, O., Junda, M., Sirajudddin, & Arfandi. 2021. Pengendalian Hama dan
Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura. Makassar: Jurusan Biologi
FMIPA UNM.
Korwa, A., Martanto, E.A., & Pribadi, H.S. 2019. Intensitas penyakit bercak daun
Cercospora pada kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di Kampung Aimasi
Prafi. Jurnal Agrotek, 1(5): 8-13.
Maulana, D. 2018. Raih Untung dari Budidaya Kangkung. Sleman: Trans Idea
Publishing. (On-line). E-Pusda Kabupaten Brebes diakses 26 Maret 2023.
Muzuna, Al Zarliani, W.O., Wardana, Purnamasari, W.O.D. 2021. Penyuluhan
pengembangan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman
hortikultura di Desa Lawela Kabupaten Buton Selatan. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 5(1): 288-300.
Nurlaili, R.A., Permatasari, S.C., Ningtyas, L.E., & Ambarwati, R. 2020.
Identifikasi serangga selada hidroponik sebagai lankah awal penyediaan
sayuran sehat. Biotropic The Journal of Tropical Biology, Vol. 4(2): 89-
97.
Opod, G.L., Herny, A.B., & Tairas, R.W. 2021. Insidensi penyakit karat putih
(Puccinia horiana) pada tanaman krisan (Chrysanthemum spp.) di
Kelurahan Kakaskasen II, Kota Tomohon. Cocos, 2(2).
Puspitasari, D.A.D., Sudiarta, I.P., & Sudarma, I.M. 2021. Identifikasi bakteri
penyebab penyakit utama pada tanaman hidroponik. Jurnal
Agroekoteknologi Tropika, 10(3): 294-307.
Roidah, I. S. 2014. Pemanfaatan lahan dengan menggunakan sistem hidroponik.
Jurnal Universitas Tulungagung Bonororo, 1(2): 43-50.
Sudarsono, H. 2015. Pengantar Pengendalian Hama Tanaman. Yogyakarta:
Plantaxia.
Sutarman. 2017. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tanaman. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Suwardani, N.W., Purnomowati, & Sucianto, E.T. 2014. Kajian penyakit yang
disebabkan oleh cendawan pada tanaman cabai merah (Capsicum annum
L.) di pertanaman rakyat Kabupaten Brebes. Scripta Biologica, 1(3): 223-
226.
LAMPIRAN
Lampiran 1. ACC
Lampiran 2. Dokumentasi