Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

Disusun oleh :

Golongan B1

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan resmi dasar perlindungan
tanaman yang dilaksanakan pada di laboratorium perlindungan tanaman Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur serta bantuan baik sarana maupun
prasarananya dan bimbingannya. Oleh karena itu tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada

1. Dosen pembimbing
2. Aslab
3. Dll.

Teman mahasiswa yang telah membantu dalam memberikan masukan


praktikum ini. Sangat menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangannya maka dari itu kami selaku praktikan mengharapkan kritik dan saran
dari Pembina laboratorium dan asisten laboratorium serta teman-teman. Kami
berharap dengan laporan resmi praktikum dasar perlindungan tanaman ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur yang kami banggakan.
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………..ii

Daftar isi………………………………………………………………………….......iii

Gejala dan tanda serangan virus pada tanaman……………………………................5

Pendahuluan…………………………………………………………………..6

Tinjauan pustaka………………………………………………………………7

Metodologi………………………………………………………………........8

Hasil dan pembahasan………………………………………………………...9

Kesimpulan…………………………………………………………………..11

Gejala dan tanda serangan jamur pada tanaman……………………...……………..12

Pendahuluan………………………………………………………………….13

Tinjauan pustaka……………………………………………………………..14

Metodologi……………………………………………………………….......16

Hasil dan pembahasan……………………………………………………….18

Kesimpulan…………………………………………………………………..23

Gejala dan tanda serangan bakteri pada tanaman……………………………….......24

Pendahuluan………………………………………………………………….25

Tinjauan pustaka……………………………………………………………..26

Metodologi……………………………………………………………….......27
Hasil dan pembahasan……………………………………………………….29

Kesimpulan…………………………………………………………………..

Mengenali nematoda dan gejala serangan pada tanaman……..……………………..34

Pendahuluan………………………………………………………………….35

Tinjauan pustaka……………………………………………………………..36

Metodologi……………………………………………………………….......38

Hasil dan pembahasan……………………………………………………….39

Kesimpulan…………………………………………………………………..41

Daftar pustaka………………………………………………………………….…….42
GEJALA DAN TANDA SERANGAN VIRUS PADA TANAMAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman dikatakan sakit apabila ada perubahan seluruh atau sebagian organ
tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologi sehari-hari. Penyakit
disebabkan oleh bermacam-macam antara lain cendawan, bakteri, virus,
kekurangan air atau kelebihan air. Virus merupakan salah satu patogen penyebab
penyakit pada tanaman yang penyebarannya dibantu serangga. Patogen ini dapat
mengganggu metabolisme tanaman sehingga terbentuk zat-zat abnormal dan
keadaan yang merusak fungsi serta kehidupan tanaman. Maka dari itulah
diperlukan penilitian untuk mengetahui gejala dan tanda serangan virus pada
tanaman.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui gejala dan tanda tanaman yang terserang virus.
2. Mengetahui klasifikasi virus yang menyerang sampel tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara sederhana penyakit tumbuhan dapatlah diberi batasan sebagai


kerusakan proses fisiologi yang disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus dan
penyabab utama, melalui terhambatnya aktifitas seluler dan dieskpresikan dalam
bentuk karakter patologi yang khas yang disebut sympton atau gejala (Sastrahidayat,
2011). Sebagai akibat dari berkembangnya patogen dalam suatu tanaman maka akan
timbul lah suatu gejala atau tanda. Gejala merupakan perubahan abnormal yang
tampak pada tumbuhan akibat perkembangan patogen. Sedangkan tanda merupakan
produk patogen yang terdapat pada tumbuhan yang sakit (Ginting, 2013).

Berdasarkan faktor penyebab penyakit, penyakit dibagi menjadi 2 yaitu


penyakit fisiologis (non infeksius) dan penyakit infeksius. Penyakit fisiologis
disebabkan oleh faktor abiotik seperti keadaan tanah (kelembaban, struktur, rekasi
tanah, kadar oksigen, unsur hara, toksisitas pestisida), keadaan cuaca(suhu tinggi atau
rendah, kekurangan atau kelebihan cahaya, angin, hujan), dan kerusakan (kultur
teknis yang salah). Sedangkan penyakit infeksisus merupakan penyakit yang
disebabkan faktor biotik berupa patogen(jaamur, bakteri, mikroplasma, virus, viroid,
protozoa, nematoda) (Ningsih,2010).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman dilaksanakan pada tanggal 18
Februari 2020 pukul 13.00 – 14.40 WIB di Lab Kesehatan Tanaman I
Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Kamera HP
3.2.2 Bahan
1. Daun Cabai
2. Daun Teron
3. Lembar Pengamatan

3.3 Prosedur Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Mengamati gejala yang ada pada daun cabai dan terong yang terserang
virus gemini.
3. Mencatat gejala dan tanda yang ada pada daun cabai dan terong yang
terserang virus gemini pada lembar pengamatan.
4. Mendokumentasikan daun cabai dan terong yang diteliti menggunakan
kamera HP.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, data yang didapat adalah
sebagai berikut :

Penyakit Komoditas Gejala Tanda Keterangan Gambar


TMV - Cabai 1. Tepi daun Terdapat Klasifikasi :
Penyebab - Terong mengkeriting vektor di 1. Kingdom :
: Virus dan berkerut. permukaan Virus
Gemini 2. Terdapat bawah daun 2. Famili :
bercak kuning cabai dan Geminiviridae
dan putih terong (kutu 3. Genus :
(klorosis). kebul). Begomovirus
3. Tanaman 4. Kelas : Gambar 4.1.1 Daun
menjadi kerdil. Incertaesedis Cabai
5. Ordo :
Incertaesedis

Gambar 4.1.2 Daun


Terong
Tabel 1 Gejala dan Tanda Serangan Virus pada Tanaman
4.2 Pembahasan
Virus merupakan parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis, bersifat parasit obligat. Tanaman merupakan salah satu contoh
organisme sel hidup yang menjadi inang dari virus. Virus menyerang
beberapa bagian dari tanaman, salah satunya adalah bagian daun. Berdasarkan
hasil pegamatan yang telah dilakuan, didapatkan penyakit Tobacco Mosaic
Virus (TMV). pada dua tanaman sampel yaitu pada tanaman cabai dan terong
yang terserang virus gemini.
TMV atau virus gemini ditularkan melalui hama vektor yaitu kutu
kebul (Bemisia tabaci). Menurut Ahsol (2016), virus gemini ditularkan oleh
kutu kebul (Bemisia tabaci). Gejala yang ditimbulkan oleh isolat virus gemini
berbeda-beda, tergantung pada genus dan spesies tanaman yang terinfeksi.
Penularan oleh serangga vektor kutu kebul sangat dipengaruhi oleh lamanya
masa akusisi serangga pada tanaman sakit, jumlah serangga, dan lamanya
periode inokulasi yang terjadi pada tanaman sehat. Kutu kebul menularkan
virus gemini secara persisten (tetap), artinya satu kali kutu kebul mengambil
makanan dari tanaman yang mengandung virus gemini, maka selama
hidupnya dapat menularkan virus tersebut. Tanda yang ditemukan pada
kedua sampel tanaman yang terserang virus gemini memiliki kesamaan, yaitu
ditemukan vektor pada permukaan bawah daun berupa serangan dari kutu
kebul atau Bemisia tabaci.
Gejala serangan virus gemini menurut Ardina, dkk (2016) yaitu helai
daun mengalami vein clearing dimulai dari daun pucuk berkembang menjadi
warna kuning jelas, tulang daun menebal, dan daun menggulung keatas.
Infeksi lanjut dari virus gemini menyebabkan daun mengecil dan berwarna
kuning terang, tanaman kerdil dan tidak berbuah.
BAB V
KESIMPULAN

Pengamatan pada praktikum Dasar Perlindungan Tanaman ini dapat


disimpulkan sebagai berikut :
1. Penyakit klorosis yang menyerang pada tumbuhan cabai dan terong adalah
jenis virus gemini (TMV).
2. Gejala yang paling nampak adalah timbul bercak kuning dengan tepi daun
mengkriting.
3. Tanda penyakit pada tanaman yang terserang virus gemini yaitu terlihat
adanya vektor pada permukaan bawah daun.
GEJALA DAN TANDA SERANGAN JAMUR PADA TANAMAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jamur adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyerupai tumbuhan tin
gkat tinggi karena mempunyai dinding sel tidak bergerak berkembang biak denga
n spora tetapi tidak mempunyai klorofil. Jamur tidak mempunyai batang daun da
n akar serta tidak mempunyai sistem pembuluh seperti pada tumbuhan tingkat tin
ggi ke. Jamur pada umumnya berbentuk seperti benang, bersel banyak dan semua
dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh karena tidak mempunyai klorofil ya
ng berarti tidak dapat memasak makanannya sendiri maka jamur memanfaatkan s
isa sisa bahan organik dari makhluk hidup. jamur yang hidup pada tanaman yang
masih hidup akan menyebabkan penyakit pada tanaman yang ditumpanginya.
Tanaman yang terserang penyakit akibat jamur dapat dilihat gejala-gejala
nya dengan lebih awal. Gejala yang sering diperlihatkan tanaman yang terserang
penyakit biasanya muncul pada bagian daun akar batang dan lain-lain. Oleh kare
na itu, pengamatan ini bertujuan agar dapat mengenali gejala-gejala dan tanda-ta
nda dari serangan jamur patogen pada tanaman

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui jenis penyakit tanaman dari gejala dan tanda yang nam
pak pada tumbuahn yang terserang jamur

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gejala dan Tanda Penyakit Tanaman


Penyakit tanaman adalah gangguan tanaman yang disebabkan oleh
mikroorganisme jasad atau gen yang biasanya menyebabkan tanaman menjadi
sakit adalah jenis jamur atau cendawan, bakteri virus protozoa, dan lain-lain
(Raupach et al, 2011).
Tanaman tidak akan lepas dari suatu penyakit penyakit ini sendiri
mempunyai bermacam-macam sifat dan dampak yang ditimbulkan. Gejala dalam
keadaan yang  merupakan perwujudan dari reaksi fisiologis dari tanaman
terhadap kegiatan yang bersifat merusak yang disebabkan patogen. Setiap
penyakit pada tanaman tertentu akan memberikan gejala yang biasanya timbul
dalam suatu rangkaian selama terjadinya penyakit.  Gejala yang dapat diamati
secara langsung disebut juga gejala morfologis detik gejala ini dapat dilihat
dengan mata tanpa bantuan alat atau juga dapat dirasa, dibaui, diraba. Sedangkan
gejala yang hanya diamati dengan bantuan alat seperti mikroskop disebut sebagai
gejala histologist (Sumartini ,2010).
Berdasarkan sifatnya, ada dua tipe gejala yaitu gejala lokal dan gejala
sistemik. Gejala lokal merupakan gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur
yang jelas dan terbatas, biasanya dalam bentuk bercak atau kanker. Gejalanya
terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman. Gejala sistemik merupakan
kondisi serangan penyakit yang lebih luas, biasanya tidak jelas batas-batasnya.
Gejala terdapat diseluruh tubuh tanaman yang berupa layu atau kerdil (Ueno,
2016).
Tanda adalah semua pengenal dari penyakit selain reaksi tumbuhan inang
(gejala),misalnya bentuk tubuh buah parasit, miselium, spora, bledeck, lendir dan
sebagainya. Dalam diagnosis seringkali tanda-tanda yaitu kenampakan mikrosko
pis patogen atau sebagiannya memegang peranan penting, bahkan lebih penting d
ari gejala (Amatullah, 2011).
2.2 Jamur Patogen Pada Tanaman
Fungi merupakan organisme eukariotik yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: (1) mempunyai spora, (2) memproduksi spora, (3) tidak mempunyai
klorofil sehingga tidak berfotosintesis, (4) dapat berkembang biak seksual dan
aseksual, (5) tubuh  filamen dan dinding sel mengandung kitin, glukosa, dan
manan (Waluyo, 2011).
Jamur (cendawan)  merupakan salah satu yang berpotensi menyebabkan
tanaman sakit yang terbagi dalam 4 kelas, yaitu Phycomycetes, Ascomycetes,
Basidiomycetes, dan Deuteromycetes. Penyakit yang disebabkan oleh jamur
(cendawan) antara lain penyakit rebah kecambah oleh Phythium sp, penyakit
embun tepung oleh Paranospora parasitica, busuk lunak buah dan sayuran oleh
Rhizopus sp, busuk lunak timun suri oleh Choanephora cucurbitarium, embun
bulu pada jagung oleh  Peronosclerospora maydis, dan lain-lain (Fahmi,2012)

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum pengamatan gejala dan tanda serangan jamur patogen pada
tanaman dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Februari 2020 pukul 13.00 – 14.40
WIB di Laboratorium Kesehatan Tanaman, Fakultas Pertanian, UPN “Veteran”
Jawa Timur.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Mikroskop
2. Kaca preparat
3. Kaca penutup
4. Pipet tetes
5. Skalpel
6. Alat tulis
7. Kamera
3.2.2 Bahan
1. Tanaman yang terserang jamur
2. Alkohol
3. Aquades
4. Tisu
3.3 Prosedur kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengidentifikasi jenis patogen atau OPT tersebut.
3. Mengamati jenis gejala serangan jamur pada tanaman tersebut.
4. Melakukan pengamatan mikroskopis dengan mengerok bagian tanaman yang
terserang jamur dengan skalpel, kemudian meletakkannya pada kaca preparat
yang sudah diberi aquades.
5. Mengidentifikasi penyakit yang disebabkan oleh jamur.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

No Penyakit Komoditas Gejala Tanda Keterangan Gambar

Pada ti Ditem Lokasi: Cepu


Luka api tik tu ukan S Klasifikasi Jamur
disebabk mbuh pora ja Kingdom: Fung
1 an oleh ja Tebu berwar mur U i
mur Ustil na hita stilago Divisi: Basidiomy
ago scita m sepe scitam cota
mine rti terb inea p Kelas: Ustilagino
akar, d ada pe mycetes
aun ta ngama Ordo: Ustilaginale
naman tan mi s
tebu m krosko Genus: Sporisoriu
enjadi pis pa m
layu da titik Spesie: S.scitamin
tubuh t ea
anama
n tebu
Ditem Lokasi: Magetan
Blast dise ukan s Klasifikasi Jamur
bebakan Adany pora ja Kingdom: Mycete
2 oleh jamu Padi a berc mur Pr oe
r Prycula ak ber yculari Divisi: Amostigom
ria oryzae betuk j a oryz ycota
ajar ge ae pad Kelas: Deuteromy
njang a peng cetes
pada d amata Ordo: Moniliale
aun pa n mikr r
di oskopi Genus: Pyriculari
s pada a
daun t Spesies: Pryculari
anama a oryzae
n padi

Ditem
ukan s Klasifikasi Jamur
Pokahbu Batang pora ja Kingdom: Fung
ng diseba tanam mur F i
3 bkan oleh Tebu an teb usariu Kelas: Sordonomy
jamur Fu u berw m sp p cetes
sarium sp arna hi ada pe Ordo: Hypocreal
tam ngama es
tan mi Genus: Fusariu
krosko m
pis pa Spesies: Fusariu
da bat m sp
ang ta
naman
tebu

4.2 Pembahasan

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis gejala pada tanaman yang


terserang jamur berbeda-beda begitu juga dengan spora jamur yang ditemukan
berbeda-beda. Pada tanaman tebu yang terserang penyakit luka api disebabkan oleh
jamur Ustilago scitaminea. Penyakit pada tanaman tebu ini dapat dilihat dari gejala-
gejala pada titik tumbuh tanaman tebu yang berwarna hitam seperti terbakar dan daun
tanaman tebu menjadi layu. Selain itu ditemukan juga spora jamur Ustilago
scitaminea pada pengamatan mikroskopis yang diambil dari titik tumbuh tanaman
tebu tersebut. Menurut Nzioki et al (2010) mengatakan bahwa berbagai perubahan
morfologi pada tanaman tebu yang terserang luka api, secara umum tebu yang
terserang luka api secara signifikan terlihat diameter batang mengecil, daun kecil dan
sempit,pertumbuhan anakan cepat dan banyak (tebu tampak seperti rumput). Batang
tebu yang terserang luka api membentuk tunas samping dan cambuk hitam kadang
terbentuk pada tunas samping.

Bagian tanaman padi yang terserang jamur ada pada daunnya. Jamur yang
menyerang daun tanaman padi ini adalah jamur Pyricularia oryzae yang
menyebabkan penyakit blast. Gejala yang nampak pada daun padi yang terserang
jamur ini yaitu terdapat bercak-bercak berwarna coklat kemerahan dengan bentuk
jajar genjang pada permukaan daun padi dan ditandai dengan adanya spora jamur
Pyricularia oryzae pada pengamatan mikroskopis pada daun tanaman padi. Menurut
Dewi dkk (2013) mengatakan bahwa pada tanaman stadium vegetative biasanya
menginfeksi bagian daun dan disebut blast daun (leaf blast). Pada stadium generatif,
selain menginfeksi daun juga menginfeksi leher malai dan disebut blast leher (neck
blast). Gejala penyakit blast dapat timbul pada daun, batang, malai, dan gabah, tetapi
umumnya adalah pada daun dan leher malai. Gejala pada daun berupa bercal-bercak
berbentuk seperti ketupat dengan ujung runcing.

Bagian tanaman tebu yang terserang jamur yaitu pada batang tebu. Jamur
yang menyerang batang tebu ini adalah jamur Fusarium sp yang menyebabkan
penyakit pokahbung. Penyakit pokahbung pada tebu ini menimbulkan gejala seperti
batang tanaman tebumenjadi berwarna hitam yang dapat mengakibatkan tanaman
tebu menjadi mati. Selain itu ditadandai juga dengan adanya spora jamur Fusarium sp
pada saat pengamatan mikroskopis pada batang tanaman tebu. Pratiwi dkk (2013)
berpendapat bahwa pokahbung merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai
pada tanaman tebu. Penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium Moiniliformae
memiliki 3 stadia. Stadium satu ditandai dengan gejala yang hanya terdapat pada
daun yakni berupa munculnya klortis pada helaian daun yang baru saja terbuka yang
akan timbul titik-titik atau garis-garis merah. Stadium dua terdiri dari gejala yang
terdapatnya garis-garis merah kecoklatan yang dapat meluas menjadi rongga-rongga
yang dalam. Stadium tiga memiliki gejala spesifik berupa membengkoknya batang
tanaman tebu akibat lanjutan dari stadium dua.
BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan praktikum ini, yaitu:

1. Jamur adalah salah satu organisme penyebab penyakit yang menyerang hampir
semua bagian tanaman.
2. Tanaman tebu pertama terserang penyakit luka api yang disebabkan jamur
Ustilago scitaminea, tanaman tebu kedua terserang penyakit pokahbung yang
disebabkan jamur Fusarium sp, dan tanaman padi terserang penyakit blast yang
disebabkan jamur Pyricularia oryzae.
3. Jamur yang menyerang tanaman tebu dan padi menimbulkan gejala-gejala pada
bagian tanaman yang terserang jamur.
4. Tanaman yang terserang penyakit akibat jamur ditandai dengan adanya spora
jamur yang menyerang tanaman tersebut.
GEJALA DAN TANDA SERANGAN BAKTERI PADA TANAMAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman dibudidayakan untuk diambil hasil produksinya. Tanaman yang
dibudidayakan harus dirawat dan dijaga agar produksinya dapat maksimal. Salah
satu organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dapat menurunkan hasil
produksi yaitu bakteri patogen. Bakteri patogen merupakan bakteri yang dapat
menyebabkan kerugian baik untuk tanaman manusia ataupun hewan. Gejala
serangan bakteri pada tanaman hampir sama dengan jamur perbedaannya pada
serangan bakteri gejala berair. Tanda serangan bakteri adalah keluarnya spesimen
bakteri seperti asap ketika bagian yang terserang dimasukkan ke dalam air.

Bakteri adalah mikroorganisme yang bersel satu (uniseluler) yang tidak


mempunyai klorofil dan berkembanh biak dengan cara pembelahan, hidup secara
saprofit atau parasitic atau parasit dan memperoleh makanan dari bahan organic
yang masih hidup. Penyebab penyakit dibagi menjadi 2 kelompok yaitu biotik
atau parasit dan abiotik atau non parasit. Biotik yaitu penyebab penyakit yang
sifatnya menular misalnya jamur, bakteri, nematoda. Abiotik yaitu penyebab
penyebab penyakit yang sifatnya tidak menular.

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui jenis penyakit tanaman dari gejala dan tanda yang nam
pak pada tumbuhan yang terserang bakteri patogen.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Secara sederhana penyakit tumbuhan merupakan batasan sebagai kerusakan


proses fisiologis yang disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus dari
penyebab utama, melalui terhambatnya aktivitas seluler, dan diekspresikan dalam
bentuk karakter patologi yang khas yang disebut gejala (Sastrahidayat, 2011).
Berdasarkan gejalanya dibagi menjadi dua tipe yaitu gejala sistematik dan
gejala lokal adalah yang hanya meliputi daerah tertentu saja, misalnya gejala
nekrosis, kanker, busuk, dll. Gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang
jelas dan terbatas. Biasanya dalam bentuk kanker, gejalanya terbatas pada
bagian-bagian tertentu dari tanaman. Gejala sistematik adalah gejala yang merata
dan terdapat pada semua daun suatu tanaman. Kondisi serangan penyakit yang
lebih luas, biasanya tidak jelas batas-batasnya. Contohnya adalah serangan oleh
virus mosaic, belang maupun layu (Tirta, 2015).
Genus bakteri yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan ada delapan,
akan tetapi hanya lima genus yang dianggap paling penting yaitu : psudomonas
(sekarang ralstonia), xanthomonas, erwinia, corynebacterium, dan
agrobacterium. Kelima genus bakteri tersebut berbentuk batang dengan ukuran
nano meter dan sulit membedakan antara yang satu dengan yang lainnya
berdasarkan morfologinya. Karena itu perlu dilakukan pengamatan terhadap
aktivitas bakteri tersebut (Chatri Moralita, 2016).
Bakteri busuk lunak bisa menghasilkan cairan lengket atau seperti lendir
sebagai bentuk tanda dan gejala. Bakteri busuk lunak juga menghasilkan enzim
yang berfungsi untuk memecah selulosa yang terdapat pada dinding sel primer
adan sekunder tumbuhan dan enzim yang berfungsi untuk merusak protein pada
dinding sel sehingga bakteri dapat masuk kedalam sel tanaman inang (Ismail et
al, 2012)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Maret 2020 pukul


13.00 - 14.40 di laboratorium kesehatan tanaman, Fakultas Pertanian,
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur.
3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

1. Cawan Petri

2. Pinset

3. Pisau

4. Kamera/handphone

5. Alat tulis

3.2.2. Bahan

1. Tanaman yang terserang bakteri

2. Lembar pengamatan

3. Air

3.3. Langkah kerja

1. Mencari tanaman yang terserang bakteri

2. Mengidentifikasi jenis bakteri patogen tersebut

3. Memotret gejala yang tampak pada tanaman yang diamati

4. Mencari biomassa bakteri bakteri dengan memasukkan bagian tanaman


yang terserang

5. Memotret biomassa bakteri yang tampak

6. Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

No Penyakit Komodit Gejala Tanda Keterangan Gambar


as
Bagian Terdap Klasifikasi Bakteri
wortel at Kingdom: Bakt
mengala aliran eria
mi luka massa Phylum: Protobact
Busuk bagian bakteri eria
lunak luka atau Kelas: Gammaprot
1 disebabk Wortel menimb lendir obacteria
an oleh ulkan Ordo: Enterobacter
Erwinia bau ialles
carotovo tidak Family:
ra enak, Enterobacteriaceae
lunak, Genus: Erwinia
dan Spesies:
berair Erwinia
carotovora
Layu Batang Terdap Klasifikasi Bakteri
bakteri layu dan at Kingdom: Bakt
disebabk daun aliran eria
an oleh menguni massa Phylum: Protobact
Ralstonia ng bakteri eria
solanace Kelas: Gammaprot
2 arum Kacang obacteria
panjang Ordo:
Bukholderiales
Family:
Bukholdericeae Ge
nus: Ralstonia
Spesies:
Ralstonia
solanacearum
4.2 Pembahasan

Praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Maret 2020 pukul 13.00 - 14.40 di
laboratorium kesehatan tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan
Nasional "Veteran" Jawa Timur. Pengamatan gejala secara kualitatif serta Pada
pengamatan atau pencarian anda dengan memasukkan bagian yang terinfeksi ke
dalam air setelah sebelumnya diiris terlebih dahulu.

Tanaman yang diamati yaitu wortel dan kacang panjang keduanya masing-
masing terserang erwinia carotovora dan ralstonia solanacearum penyakit yang
terdapat pada wortel biasa dinamakan busuk layu sedangkan pada kacang panjang
adalah penyakit layu bakteri kedua bakteri tersebut dapat menyebabkan kematian
pada tanaman.

Menurut Astuti (2012), klasifikasi bakteri Erwinia carotovora adalah sebagai


berikut :

Kingdom : Bacteria

Filum : Protobacteria

Kelas : Gammaprotobacteria

Ordo : Enterobactericiales

Famili : Enterobactericeae

Genus : Erwinia

Spesies : Erwinia carotovora

Erwinia carotovora koloni berwarna putih susu, berlendir mengkilat bulat


bertepi rata dan tampak cembung setelah diinkubasi selama 24 jam (Sallytha et al.
2014). Cara pengendalian tanaman agar tidak terserang bakteri Erwinia carotovora
agar terhindar dari penyakit busuk layu adalah dengan tidak menggunakan umbi yang
sakit menjadi bibit, melakukan rotasi pada kebun yang timbul penyakit dan buang
umbi sisa panen, segera cabut rumpun yang sakit dikubur sedalam mungkin di dalam
tanah atau dibakar (Sastrahidayat, 2011).

Gejala penyakit busuk lunak pada wortel berupa luka yang menimbulkan bau
tidak sedap dan berair serta bagian luka berwarna lebih gelap daripada jaringan yang
sehat bagian luka juga yang menjadi lunak. Sedangkan gejala penyakit layu bakteri
pada kacang panjang yaitu tanaman sedikit layu dan daun menguning.

Tanda pada kedua tanaman yang terserang bakteri yaitu dengan memotong
bagian umbi tanaman pada wortel dan akar tanaman pada kacang panjang lalu
memasukkannya ke dalam air saat di dalam air akan keluar seperti asap pada bagian
yang terdapat bakteri asam atau aliran itulah merupakan & aliran itu ialah bakteri itu
sendiri.

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan praktikum ini, yaitu:

1. Busuk lunak disebabkan oleh erwinia carotovora pada wortel gejalanya itu luka
berair lunak dan menimbulkan bau tidak enak beserta tandanya yaitu terdapat
aliran massa bakteri
2. Layu bakteri pada kacang panjang disebabkan oleh ralstonia solanacearum gejala
serangannya berupa batang layu dan daun menguning sedangkan tandanya
berupa aliran massa bakteri
MENGENALI NEMATODA DAN GEJALA SERANGAN PADA TANAMAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit dapat dikenali dengan mata telanjang dari gejalanya. Gejala
adalah gambaran reaksi interaksi inang dan parasit. Gejala dapat berupa
perubahan warna, perubahan bentuk, kelayuan, atau matinya jaringan
tumbuhan.
Nematoda berukuran sangat kecil, berbentuk silindris, tidak bewarna
(transparan), bilateral simetris, tidak beruas, mempunyai rongga tubuh semu (
Pseudocoelomates ), bagian kepala agak tumpul, sedangkan bagian ekornya
agak runcing. Selama hidup, nematoda dapat mengalami pergantian kulit
sebanyak 4 kali
Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh nematoda parasit bermacam –
macam tergantung pada jenis nematoda yang menyerangnya. Kebanyakan
nematoda parasit menyerang tanaman melalui akar dari dalam tanah, namun
serangan yang berasal dari akar tersebut secara tidak langsung juga dapat
menyebabkan kerusakan pada tanaman diatas tanah. Oleh karena itu,
praktikum kali in membahas tentang nematoda dan gejala kerusakan nya

1.2 Tujuan
1. Mampu mengenali jenis penyakit tumbuhan dari gejala dan tanda yang
nampak pada tanaman yang terserang nematoda
2. Mampu menjelaskan penyakit tanaman akibat nematoda

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang berarti benang, berbentuk


memanjang seperti tabung, kadang-kadang sebagai kumparan yang dapat bergerak
seperti ular. Nematoda termasuk dalam kerajaan hewan, dan spesiesnya bersifat
parasit pada tumbuhan, berukuran sangat kecil yaitu antara 300-1000 mikron,
panjangnya sampai 4 mm dan lebar 15-35 mikron. Ukuran yang sangat kecil ini
menyebabkan hewan ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Nematoda adalah
cacing halus yang hidup sebagai saprofit di dalam air dan tanah, atau sebagai parasit
pada tanaman dan hewan. Ciri khas nematoda parasit adalah adanya stilet pada mulut
sedangkan nematoda non parasit tidak mempunyai stilet (Mustika, 2010).
Pada nematoda betina memiliki ciri-ciri tubuh yang panjang dan pada bagian
perut melengkung dan berbentuk spiral dan secara keseluruhan berbentuk silinder.
Memiliki labial papila yang tidak jelas dan mulutnya berbentuk bulat (Shahabi et all,
2017). Berbeda dengan ciri-ciri pada nematoda jantan memiliki ukuran kecil, tubuh
lebih silinder dan panjang, memiliki ekor yang tipis. Pada nematoda jantan ukurannya
panjangnya sekitar 3,76mm. Memiliki mulut yang berbentuk seperti corong (Bursey,
2014). Ketika dewasa bentuknya memanjang seperti cacing. Pejantan memiliki
ukuran yang lebih kecil dari pada betina, ciri umum nematoda adalah seperti hal
tersebut. Sang betina memiliki ukuran yang besar hingga dapat terlihat kasat mata dan
berbentuk bulat seperti buah peer. Nematoda ini sering ditemukan pada akar tanaman
dan bersifat endoparasit menetap dan memiliki stomato stilet yang menyebabkan
pembengkakan pada akar tanaman (Kurniawati dkk., 2017)
Nematoda merupakan jenis cacing berbentuk silindris, tidak bersegmen,
memiliki rongga tubuh tripoblastik dan hidupnya bebas. Jenis orgamisme yang
memiliki sistem pencernaan sempurna dan terdapat cairan tubuh yang berfungsi
sebagai sistem peredaran darah. Nematoda parasit tanaman merupakan organisme
yang habitat aslinya adalah tanah, dan sebagian besar menyerang tanaman bagian
bawah tanah (Purnomo, 2010). Nematoda merupakan hewan yang terdapat pada
semua jenis tanah, seperti tanah berpasir yang bercampur dengan lempung, membuat
nematoda dapat bergerak bebas, hal ini dikarenakan tanah yang ringan serta memiliki
pori dan rongga tanah yang besar serta  udara yang cukup didalam tanah (Munif dkk.,
2012)
Nematoda parasit tumbuhan sebagian besar menyerang jaringan tanaman yang
ada di bagian bawah, khusunya pada akar. Nematoda parasit tumbuhan makan dengan
cara menghisap jaringan tanaman dengan menggunakan stiletnya. Gejala yang
ditimbulkan nematoda parasit tumbuhan seperti adanya bintil, layu, bahkan ada yang
sampai menyebabkan kematian tanaman. Gejala akan semakin terlihat apabila jumlah
nematoda yang makan pada jaringan tersebut meningkat (Fitriyanti, 2014).

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum gejala dan tanda serangan nematoda pada tanaman dilakukan pada
Selasa, 10 Maret 2020 pukul 13.00-14.40 WIB bertempat di Laboratorium
Kesehatan Tanaman Fakultas Pertanian UPN Veteran Jawa Timur.

3.2 Alat dan Bahan


1. Spesimen
2. Mikroskop
3. Cawan petri
4. Pisau
5. Aquades
6. Kamera
7. Lembar catatan dan alat tulis

3.3 Prosedur Kerja


1. Mencari tanaman yang terserang nematoda di lingkungan sekitar.
2. Mengidentifikasi jenis patogen/OPT tersebut.
3. Mengamati dan menggambarkan jenis-jenis gejala serangan nematoda pada
akar, batang, dan daun dari observasi langsung di lapangan tanda-tanda
adanya nematoda menggunakan mikroskop.
4. Menekan atau memotong kecil bagian akar, batang, maupun daun yang
menunjukkan gejala serangan nematoda dan meletakkan pada cawan petri
yang diberi aquades untuk pengamatan mikroskop.
5. Melakukan identifikasi penyakit tanaman yang disebabkan oleh nematoda.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan

No Penyakit Komoditas Gejala Tanda Keterangan


1 Puru akar di Tanaman me Ditemukan Kingdom : Animalia
sebabkan ol Seledri njadi layu, pa nematoda d Filum : Nemathelmintes
eh nematode da akar terda alam puru a Kelas : Nematoda
Meloidogy s pat benjolan kar pada pe Subkelas : Secernetae
pp (puru),daun ngamatan m Ordo : Thyleheira
menguning ,k ikroskopis Famili : Heterodiredae
erdil Genus : Meloidogyne
Spesies : Meloidogy spp

Tabel 4.2 Gambar Pengamatan

No Gambar
1 Puru Akar ( Meloidogy spp )

Gambar 4.1.1 Gambar 4.1.2


Penampakan Nematoda ( Meloidogy spp ) Penampakan Tanaman Selada

4.2 Pembahasan :

Praktikum gejala dan tanda serangan nematoda pada tanaman yang dilaksanak
an pada tanggal 10 Maret 2020 jam 13.00 – 14.40 di Laboratorium Kesehatan Tanam
an I Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa Timur.Pengamatan ini meng
gunakan tanaman seledri yang terserang oleh nematoda.
Nematoda yang menyerang tanaman seledri salah satunya ialah Meloidogy (R
osya dan Winarto 2013).Tanaman seledri yang terserang nematoda memiliki gejala ta
naman menjadi kerdil,layu,terdapat puru akar dan daun hijau kekuning-kuningan hal i
ni bisa sangat merugikan bagi petani apabilah seluruh tanaman terserang oleh nemato
da(Igensius,2019).
Tanda yang dapat ditemukan pada pengamatan gejala dan tanda serangan nem
atoda yaitu ditemukanya nematoda yang terdapat dalam puru akar pada pengamatan
mikroskopis.Ciri-ciri yang dimiliki oleh nematoda adalah berukuran sangat kecil anta
ra 300-1000 mikron,panjangnya sampai 4 mm dan lebar 15-35 mikron.Nematoda mer
upakan jenis cacing berbentuk silindris,tidak bersegmen,memiliki rongga tubuh tripo
blastik dan hidupnya bebas.Ciri khas dari nematoda parasit yaitu memiliki stilet yang
berfungsi untuk menusuk dan menghisap sari makanan dari tanaman(Mustika,2010)

BAB V

KESIMPULAN

Praktikum pengamatan gejala dan tanda serangan nematoda pada tanaman


menghasilkan kesimpulan :

1. Tanaman yang terserang nematoda memiliki gejala tanaman akan


kerdil,layu,terdapat puru akar dan daun hijau kekuning-kuningan.
2. Tanda serangan nematoda pada tanaman adalah ditemukanya nematoda dalam
puru akar pada pengamatan mikroskopis.
DAFTAR PUSTAKA

Ahsol, H, Wiwin, S, dan Liferdi L. 2016. Kutu Kebul Bemisia Tabaci Gennadius
(Hemiptera : Aleyrodidae) Penyebar Penyakit Virus Mosaik Kuning pada
Tanaman Terung. Balai Penlitian Tanaman Sayuran. Jawa Barat.

Amatullah. 2011. Penyakit Tanaman Tumbuhan. Jakarta : Gramedia.

Ardina, Mahyar, dan Putri Murdianti. 2016. Penyakit-Penyakit pada Tanaman Cabai.
Universitas Sumatera Utara : Medan.

Astuti, Dian Tri. 2012. Identifikasi Patogen Erwinia carotovora. Makassar.


Universitas Hasanuddin Press.
Bursey, C. R., S. R. Goldberg and F. Kraus. 2014. New Species Of Orientatractis
(Nematoda: Atractidae), New Species Of Rondonia (Nematoda: Atractidae)
And Other Helminths In Austrochaperina Basipalmata (Anura:
Microhylidae) From Papua New Guinea. Versita, 59(1): 115-121.
Chatri, Moralita. 2016. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Jakarta. Kencana

Dewi, dkk. 2013. Hubungan karakteristik Jaringan Daun Dengan Tingkat Serangan
Penyakit Blas Daun (Pyricularia oryzae Cav.) Pada Beberapa Genotipe Padi
(Oryza sativa L.). HPT, 1(2) : 11.

Fahmi. 2012. Dasar-Dasar Pengenalan Penyakit Tanaman. Bandung : Erlangga.

Fitriyanti by, D. 2014. Suatu Tinjauan Tentang Respon Ketahanan Tanaman


Terhadap Adanya Infeksi dari Nematoda Parasit Tanaman. Agroscientise,
21(1) : 48-56
Ginting, C. 2013. Ilmu Penyakit Tumbuhan : Konsep Aplikasi. Lembaga Penelitian
Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Igensius B,Suyadi.2019.Identifikasi Spesies Nematoda Meloidogy sp Pada Tanaman


Tomat(Solanum lycopersicum L) dan Seledri (Apium graveolens L) di
Samarinda.Universitas Mulawarman:Samarinda

Kurniawati. F, Supramana, dan A. M. Adnan. 2017. Spesies Meloidogyne Penyebab


Puru Akar pada Seledri di Pacet, Cianjur, Jawa Barat: Fitopatologi
Indonesia. 13(1): 26 – 30
Munif, A., Kristiana. 2012. Hubungan Bakteri Endofit dan Nematoda Parasit
Penyebab Penyakit Kuning pada Tanaman Lada di Provinsi Bangka
Belitung. Buletin RISTRI, 3(1):71-78.
Mustika I. 2010. Konsepsi dan Strategi Pengendalian Nematoda Parasit Tanaman di
Indonesia. Pengembangan Inovasi Pertanian. 3(2) : 81-101.
Ningsih, Desty Rahayu. 2010. Penyakit Tanaman. UI Press. Jakarta.

Nzioki, H.S.,J.E. Jamoza,C.O.Olweny, and J.K.Rono. 2010. Characterization of


Physiologic Races of Sugarcane Smut (Ustilago scitaminea) in Kenya.
African Journal of Microbiology Research. 4(16) : 1694 – 1697.
Pratiwi, dkk. 2013. Uji Pengenalan Penyakit Pokahbung (Fusarium moniliformae)
Pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) Menggunakan Trichoderma
sp. Indigenus Secara In Vitro Dan In Vivo. HPT, 1(3) : 1 – 11.

Raupach, G.S. and Kloepper,J.W. 2011. Mixtures of Plant Growth-Promoting


Rhizobacteria Enhance Biological Control of Multiple Cucucmber
Pathogens. Phytophatology, 88(11) : 161.

Rosya A,Winarto.2013.Keragaman Komunitas Fitonematoda pada Sayuran Lahan


Monokultur dan Polikultur di Sumatra Barat.J Fitopatol Indonesia.9(3):71-7
6.

Sallytha, dkk. 2014. Penghambat Actinomycetes terhadap Erwinia carotovora


Secara In Vitro, Berkala Ilmiah Pertanian Volume I, Nomor 4 Mei 2014.
Hlm 70-72.

Sastrahidayat, Ika Rochdjatun. 2011. Fitopatologi. UB Press. Malang

Shahabi, S., A. Kheiri., F. Rakhshandehroo and S. Jamali. 2017. Three New Species
of Free Living Nematodes for Nematode Fauna of Iran. Entomology and
Zoology Studies, 5(1): 248-254.
Sumartini. 2010. Ilmu Penykit Tanaman. Jakarta : Gramedia.

Tirta. 2015. Hama Penyakit Tanaman. Yogyakarta : konisius.

Ueno,T. 2016. Oviposition and Development in Gregoplimpa Kuwanae Viereck


(Hymenoptera: Ichneumonidae), Gregarious Ectoparasitoid Wasp Attacking
The Rice Skipper Parnara guttata. Insects, 2(4): 2.

Wilkinson,L. 2012. The Development Of The Virus Concept As Reflected In Corpora


On Individual Pathogens - Lesson Of The Plant Viruses – Tobacco Mozaic
Virus. Medical History, 20: 111 – 134.

Anda mungkin juga menyukai