Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN MATERI III


“GEJALA DAN TANDA SERANGAN BAKTERI PATOGEN
PADA TANAMAN”

DISUSUN OLEH:

Dinda Nadia Anasta

NPM : 21025010126

AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAY
A 2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha pertanian sejak terimplementasikannya revolusi industri selalu tidak
terlepas dari gangguan organisme yang sangat tidak diharapkan. Penggunaan bahan-
bahan kimia dalam tiap praktek budidaya tanaman telah mengganggu dan mengubah
keseimbangan ekosistem yang pada akhirnya membuat ketahanan agrosistem dalam
mendukung produksi tanaman menjadi goyah.
Tanaman yang terserang penyakit dapat dikenali dengan melihat gejalanya.
Memperhatikan gejala yang terjadi pada tanaman secara teliti, tanda-tanda umum
dan spesifik dari gejala, dapat memberitahu mengenai penyakit apa yang menyerang
pada tanaman. Gejala yang terjadi dapat dijumpai pada bagian daun, akar, batang
ataupun buah tanaman. Dengan penyakit pada tanaman maka akan dapat diupayakan
pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat kerusakan pada
tanaman sehingga dapat meningkatkan produksi. Tanaman akan mengalami
perubahan yang sangat jelas ketika hal ini terjadi, seperti pada warna daun yang
menguning, daun yang layu, pertumbuhan yang tidak maksimal, kerdil, kualitas pada
buah yang menurun, atau akar mudah rebah yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Hal yang pasti terjadi jika penyakit serius ini tidak segera di tangani akan berdampak
buruk bahkan tanaman akan mati dengan serempak dan tidak wajar.
Penyakit bakteri pada tanaman masih merupakan ancaman utama pertanian di
Indonesia. Akibat serangan bakteri pada tanaman menimbulkan dampak kerugian
yang nilainya bisa mencapai triliunan rupiah bagi para petani. Penyakit bakteri yang
menyerang tanaman sayuran dan pangan salah satunya dapat dipicu cuaca ekstrem.
Akibat penyakit tersebut tidak hanya menurunkan hasil panen tetapi membuat gagal
panen.
Bakteri (filum Schizomycophyta) merupakan tumbuhan bersel satu dan
berdinding sel terdiri dari gugusan nitrogen; banyak di antaranya berselimut gelatin,
dinding sel tipis sehingga makanannya dapat menembusnya. Banyak bakteri yang
mampu bergerak dengan menggunakan semacam rambut atau cambuk (cilia atau
flagella). Letak dan jumlah flagel berbeda untuk jenis yang berbeda; bila terdapat
satu flagel pada satu ujung dinamakan monotrichous, bila terdapat beberapa flagel
dalam satu ujung dinamakan lipotrichous, dan apabila seluruh tubuhnya terdapat
flagel disebut peritrichous.
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan dalam mengenali jenis penyakit tumbuhan dari
gejala dan tanda yang nampak pada tumbuhan yang terserang bakteri.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Serangan Penyakit oleh Bakteri


Bakteri patogen tanaman umumnya berbentuk batang, dengan panjang sekitar 3
μm dan lebar 1 μm. Bila satu sel bakteri ditumbuhkan pada medium yang sesuai
maka ia akan membelah diri dan membentuk satu koloni. Ukuran, warna dan bentuk
koloni bakteri dapat beragam tergantung antara lain pada spesies dan mediumnya.
Bakteri patogen tanaman dapat masuk kedalam jaringan tanaman hanya melalui luka
atau lubang alami seperti stomata, lentisel dan hidatoda (Tjahjono, 2020).
Bakteri juga bersifat antigen, sehingga akan menimbulkan antibody dalam darah
hewan berdarah panas seperti kelinci dan kuda. Antibody ini bereaksi spesifik
terhadap antigennya, dan fenomena ini dapat digunakan sebagai dasar deteksi dan
identifikasi bakteri dengan uji serologi (Tjahjono, 2020).
2.2 Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit pad
tanamam padi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae
(Xoo). Patogen ini dapat mengenfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan
tanaman dari mulai pesemaian sampai menjelang panen. Penyebab penyakit
(patogen) menginfeksi tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun atau lobang
alami berupa stomata dan merusak klorofil daun. Hal tersebut menyebabkan
menurunnya kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis yang apabila terjadi
pada tanaman muda mengakibatkan mati dan pada tanaman fase generative
mengakibatkan pengisian gabah menjadi kurang sempurna.

2.3 Penyakit Bacterial Wilt/Suddent Wilt pada Tanaman Ubi Kayu

R. solanacearum merupakan bakteri gram negatif, bentuk batang, dengan ukuran


panjang 0.5–1,5 µm, flagella tunggal pada salah satu ujung. Reaksi positif dengan
pengecatan poly B hydroxybutyrate dengan Sudan B atau Nile biru membedakan R.
solanacearum dengan spesies dari Erwinia. Di Indonesia, berdasarkan hasil reaksi fisiologis
dan biokimia bakteri, telah diidentifikasi lima ras bakteri dan lebih dari empat biovar. Tetapi
sebagian besar isolat bakteri R. solanacearum termasuk dalam ras-1, biovar-3 (Machmud
1992)
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum “Gejala Dan Tanda Serangan Bakteri Patogen Pada
Tanaman” dilaksanakan pada hari Senin, 28 Maret 2022 pada pukul 15.00 –
16.40 WIB di Gubeng, Surabaya, Jawa Timur dengan kondisi wilayah
persawahan.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Lembar catatan dan alat tulis
2. Kamera (HP/ponsel)
3. Kaca pembesar / Loupe
3.2.2 Bahan
1. Tanaman Padi
2. Tanaman Ubi Kayu
3.3 Prosedur Pelaksanaan Praktikum
1. Mencari tanaman yang terserang bakteri yang terdapat disekitar
lingkungan.
2. Mengindentifikasi jenis patogen / OPT tersebut.
3. Membuat gambar/foto tanaman sakit (gejala dan tanda-tanda) tersebut dan
tanaman pada saat ditemukan dengan cara melihat adanya sap bakteri pada
bagian tanaman yang menunjukkan gejala yang direndam dalam air.
4. Mengamati dan menggambar (atau mengambil fotonya) jenis-jenis gejala
serangan bakteri dengan gambar berwarna dari observasi langsung di
lapangan tanda-tanda adanya Gom dan lendir.
5. Pengamatan mikroskopis dilakukan dengan membuat suspense bakteri dari
tanaman bergejala diaduk sampai rata pada tabung menggunakan vortek
selama 1 menit, kemudian mengambil dengan pipet lalu diteteskan pada
gelas obyek dan ditutup dengan coverglass.
6. Hasil pengamatan mencakup keterangan singkat yang dilampirkan
bersama gambar atau foto yang dibuat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Nama Komoditas Gejala Tanda Keterangan
Penyakit penyakit penyebab
penyakit
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Hawar Padi Daun padi Disebabkan Menginfeksi
Daun berubah oleh bakteri tanaman
Bakteri menjadi kuning Xanthomon padi pada
pucat, layu, dan as oryzae bagian daun
kemudian mati pv. Oryzae melalui luka
daun atau
lubang
alami
berupa
stomata dan
merusak
klorofil
daun
2. Layu Ubi kayu Daun menjadi Disebabkan Penyebaran
Bakteri / layu dan terjadi oleh bakteri bakteri R.
Layu perubahan Ralstonia solanacearu
Mendadak warna jaringan solanacearu m dibantu
(Bacterial pembuluh pada m oleh air
Wilt / batang dan akar pengairan
Suddent (yang
Wilt) mengalir),
ceceran
tanah
terinfeksi,
dan bibit
tanaman
terinfeksi

4.2 Pembahasan
Bakteri (filum Schizomycophyta) merupakan tumbuhan bersel satu dan
berdinding sel terdiri dari gugusan nitrogen, banyak di antaranya berselimut
gelatin, dinding sel tipis sehingga makanannya dapat menembusnya. Banyak
bakteri yang mampu bergerak dengan menggunakan semacam rambut atau
cambuk (cilia atau flagella). Letak dan jumlah flagel berbeda untuk jenis yang
berbeda, bila terdapat satu flagel pada satu ujung dinamakan monotrichous,
bila terdapat beberapa flagel dalam satu ujung dinamakan lipotrichous, dan
apabila seluruh tubuhnya terdapat flagel disebut peritrichous. Menurut
(Sutarman, 2017) berdasarkan bentuknya, sel-sel bakteri dibedakan atas
bentuk kokus (cocccus), bentuk batang (bacillus), bentuk spiral (sirillum), dan
bentuk koma (comma).
Perkembangbiakan bakteri umumnya terjadi secara seksual, yaitu dengan
pembelahan sel (binary fission). Bentuk bakteri penyebab penyakit tanaman
umumnya berupa batang (bacilliform). Di lapang, penyebaran bakteri banyak
dibantu oleh aliran air, percikan air hujan, bahan tanaman yang terinfeksi, dan
kontaminasi alat-alat pertanian (Kementerian Pertanian, 2017). Pada
praktikum gejala dan tanda serangan bakteri patogen pada tanaman,
menunjukkan hasil bahwa terdapat panyakit Hawar Daun Bakteri pada
komoditas padi dan Layu Bakteri/Layu Mendadak pada ubi kayu seperti yang
ditunjukkan dalam tabel hasil pengamatan.
Penurunan produksi padi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi pembangunan, global
warming, serta serangan hama dan penyakit (Laraswati, 2021). Serangan hama
dan penyakit menjadi salah satu penyebab utama penurunan produksi padi
akibat adanya berbagai spesies organisme pengganggu tanaman (OPT) di alam
yang menyerang tanaman padi. Penyakit Hawar Daun Bakteri merupakan
salah satu penyakit utama pada tanaman padi yang selama ini membatasi
produksi padi sawah (Mahfud et al., 2012). Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri gram negatif Xanthomonas oryzae pv. Oryzae.
Penyakit Hawar Daun Bakteri dapat menyerang tanaman padi baik di
dataran tinggi maupun dataran rendah, namun padi di dataran rendah lebih
rentan. Bakteri ini menyerang tanaman padi pada stadia vegetatif dan
generatif, dimana kerugian tanaman padi dapat mencapai 35% dan bila
serangan mulai awal akan menyebabkan gagal panen. Bila serangan terjadi
pada saat padi berbunga, maka gabah akan tidak terisi penuh atau hampa
pengisian bulir tidak maksimal karena daun yang mengering, sehingga
kehilangan hasil dapat mencapai 50 – 70%. Penyakit ini sering muncul pada
saat musim hujan. Antara 2006-2011 intensitas serangannya meningkat secara
nyata, sehingga produksi tanaman padi menurun (Sodiq dan Mudjoko,2019).
Gejala serangan Xoo menyebabkan daun padi berubah menjadi kuning
pucat, layu, dan kemudian mati. Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo)
menyerang padi pada semua fase pertumbuhan mulai dari fase persemaian
sampai menjelang panen, menginfeksi tanaman padi pada bagian daun melalui
luka daun atau lubang alami berupa stomata dan merusak klorofil daun.
Kondisi ini menyebabkan kemampuan tanaman dalam fotosintesis menurun.
Apabila penularan penyakit terjadi pada fase generatif maka proses pengisian
gabah kurang sempurna (Puspitasari, 2014). Untuk mengatasi masalah
penyakit Hawar Daun Bakteri dilakukan upaya pengendalian yang tepat,
seperti penggunaan bakterisida kimiawi, agens hayati, kitosan dan penggunaan
varietas tahan (Nisha et al., 2012).
Sedangkan penyakit Layu Bakteri/Layu Mendadak (Bacterial
Wilt/Suddent Wilt) pada komoditas ubi kayu disebabkan oleh bakteri Ralstonia
solanacearum. Gejala infeksi serangan layu bakteri adalah daun menjadi layu
dan kering namun untuk sementara masih melekat pada batang, terjadi
perubahan warna jaringan pembuluh batang dan akar serta busuk basah pada
umbi, seringkali pembusukan tidak terjadi pada semua umbi dan tanaman
masih bertahan hidup (Dinas Pertanian, 2021). Penularan penyakit ini melalui
penggunaan bahan tanam yang terinfeksi bakteri. Sejauh ini informasi
mengenai data kerugian ubi kayu akibat infeksi bakteri ini belum
terdokumentasi dengan baik.
Di lapang, penyebaran R. solanacearum sangat dibantu oleh air
pengairan (yang mengalir), ceceran tanah terinfeksi, dan bibit tanaman
terinfeksi. Beberapa faktor yang mendukung perkembangan penyakit ini
adalah terdapatnya sisa-sisa tanaman sakit di dalam tanah, terdapat luka pada
akar akibat alat-alat pertanian yang digunakan ataupun oleh serangga, suhu
dan kelembaban tanah yang cukup tinggi, pH tanah agak masam dan adanya
infestasi jamur antagonis (Kementerian Pertanian, 2017). Komponen
pengendalian penyakit ini antara lain dengan menanam bibit yang sehat,
eradikasi tanaman sakit, sanitasi lingkungan termasuk gulma yang menjadi
tanaman inang bakteri layu, rotasi tanam dengan tanaman yang bukan inang
alternatif bakteri layu.
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum gejala dan tanda serangan bakteri patogen
pada tanaman dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Penyakit Hawar Daun Bakteri pada padi disebabkan oleh bakteri gram
negatif Xanthomonas oryzae pv. Oryzae. Pengendalian untuk mengatasi
penyakit ini dengan cara penggunaan bakterisida kimiawi, agens hayati,
kitosan dan penggunaan varietas tahan.
2. Penyakit Layu Bakteri/Layu Mendadak (Bacterial Wilt/Suddent Wilt) pada
komoditas ubi kayu disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum.
Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan cara menanam bibit yang
sehat, eradikasi tanaman sakit, sanitasi lingkungan, rotasi tanam dengan
tanaman yang bukan inang alternatif bakteri layu.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertanian. 2021. Mengenal Penyakit Pada Tanaman Ubi kayu.
Kementrian Pertanian. 2017. Penyakit Pra-Panen Tanaman Ubi
Kayu.
Laraswati, R., Ramdan., Kulsum. 2021. Identifikasi Penyebab Penyakit Hawar
Daun Bakteri Pada Kombinasi Pola Tanam System of Rice Intensification
(SRI) dan Jajar Legowo. Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Gunadarma. Agropross, National Conference Proceedings of Agriculture.
Mahfud, M. C., Sarwono, dan G. Kustiono. 2012. Dominasi Hama dan Penyakit
Utama Pada Usaha Tani Padi di Jawa Timur. Laporan penelitian, BPTP
Jawa Timur. Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika.
Nisha, S., Revathi, K., Chandrasekaran, R., Kirubakaran, SA., SathishNarayanan,
S., Stout, MJ., dan Senthil Nathan S. 2012. Pengaruh Senyawa Tanaman
Pada Aktivitas Yang Diinduksi Enzim Terkait Pertahanan Dan Protein
Terkait Patogenesis Pada Tanaman Padi Yang Rentan Penyakit Hawar
Bakteri . Physiol. Mol. Tanaman Pathol. 80: 1–9.
Puspitasari, Monita. 2014. Diskripsi Sifat Khas Bakteri Xanthomonas oryzae pv.
oryzae. Program Pasca Sarjana, Program Studi Hama dan Penyakit
Tumbuhan Universitas Andalas, Padang.
Sodiq, M. dan Mudjoko, T. (2019). Pengendalian Terpadu Hama dan Penyakit
Tanaman Padi. Plantaxia, Graha Ilmu. 120hlm.
Sutarman. 2017. Dasar-dasar Penyakit Tanaman. Umsida Press.

Anda mungkin juga menyukai