( ACARA 3 )
Disusun oleh:
Npm : E1D020099
Prodi : Agribisnis C
Kelompok : Shift A
2. Nela Zahara,SP.M.Si.
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit tanaman adalah terjadinya perubahan fungsi sel dan jaringan inang sebagai akibat
gangguan yang terus menerus oleh agensi patogen atau faktor lingkungan dan berkembangnya
gejala dan Ketidak mampuan tumbuhan untuk memberi hasil yang cukup kuantitas maupun
kualitasnya (Dahiwale, 2010).
Secara sederhana penyakit tumbuhan dapatlah diberi batasan sebagai kerusakan proses fisiologi
yang disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus dan penyabab utama, melalui terhambatnya
aktifitas seluler dan dieskpresikan dalam bentuk karakter patologi yang khas yang disebut sympton
atau gejala (Sastrahidayat, 2011).
Sebagai akibat dari berkembangnya patogen dalam suatu tanaman maka akan timbul lah suatu
gejala atau tanda. Gejala merupakan perubahan abnormal yang tampak pada tumbuhan akibat
perkembangan patogen. Sedangkan tanda merupakan produk patogen yang terdapat pada tumbuhan
yang sakit (Ginting, 2013).
Berdasarkan faktor penyebab penyakit, penyakit dibagi menjadi 2 yaitu penyakit fisiologis (non
infeksius) dan penyakit infeksius. Penyakit fisiologis disebabkan oleh faktor abiotik seperti keadaan
tanah (kelembaban, struktur, rekasi tanah, kadar oksigen, unsur hara, toksisitas pestisida), keadaan
cuaca(suhu tinggi atau rendah, kekurangan atau kelebihan cahaya, angin, hujan), dan kerusakan
(kultur teknis yang salah). Sedangkan penyakit infeksisus merupakan penyakit yang disebabkan
faktor biotik berupa patogen (jamur, bakteri, mikroplasma, virus, viroid, protozoa, nematoda)
(Ningsih,2010).
Proses terjadinya penyakit adalah kontak agen patogenik dengan inang yang rentan, diikuti oleh
infeksi ke dalam jaringan inang, kemudian perkembangan interaksi antara patogen dan inang yang
rentan dan pada akhirnya akan timbul penyakit (Anggraeni, 2007 cit Irawan et al., 2015).
1. Pensil
2. Kertas A4
3. Penggaris
4. Pensil Warna
5. Handphone
6. Gambar Benalu
7. Gambar Tali Putri
8. Gambar Jamur Deuteromycotina
9. Gambar Jamur Asomycortina
10. Gambar |Jamur Basidiomycotina
11. Gambar Bakteri Erwina Carotovora
CARA KERJA
HASIL
Family : Loranthaceae
Ordo : Rolanthales
Ciri-ciri:
Famili : Convolvulaceae
Ordo : Solanales
Ciri-ciri:
-daun yang mengalami perubahan bentuk
Family : Euroticaea
Ordo :Eurotiale
Ciri-ciri:
-memiliki uniseluler dan multiseluler
Filum : Basidiomycoto
Domain : Eukarya
Kingdom: Fungi
Ciri-ciri:
-mempunyai basidium
Family : Enterobacteriaceae
Ordo : Enterobacteriales
Kingdom : Bakteri
Ciri-ciri:
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan diatas dapat kita lihat benalu hampir memiliki bagian – bagian yang sama
dengan tumbuhan lain yaitu memiliki batang, ranting, daun, bunga, buah dan biji. Parasit ini sering
disebut juga tumbuhan parasit tingkat tinggi karena memiliki bagian – bagian yang lengkap seperti
tumbuhan pada umumnya. Seperti kita lihat pada hasil pengamatan parasit ini menempel dan sangat
bergantung pada tumbuhan inangnya seperti yang di kemukakan oleh Pitojo, 1996 Kelompok ini
sepanjang siklus hidupnya, dimulai dari proses perkecambahan biji hingga mencapai fase
generatifnya, berinteraksi dengan tumbuhan inangnya. Mampu memarasiti berbagai jenis tumbuhan
semak dan umumnya adalah jenis pohon. Jenis tumbuhan inangnya cukup beragam, mulai dari
tanaman -hortikultura.
Benalu adalah tumbuhan yang menumpang pada tanaman lain dan mengisap makanan dari tanaman
yang ditumpanginya, termasuk tumbuhan parasit obligat yang hidup dan tumbuh pada batang
(dahan) pohon tumbuhan lain. Benalu dapat dijumpai dengan mudah pada pohon-pohon besar di
daerah tropis. Biji tumbuhan ini pada buahnya menghasilkan getah seperti lem berbentuk jeli yang
lengket. Benalu menyerap makanan dari pohon inangnya sehingga merugikan inangnya, jika
dibiarkan benalu dapat bertambah banyak dan dapat menyebabkan tumbuhan inangnya kurus dan
pada akhirnya kering dan tumbuhan inangnya mati. Penyebaran tumbuhan ini terjadi dibantu oleh
burung, apabila burung memakan buah dan bijinya lalu mengekskresikan pada dahan pohon,
bijinya yang lengket akan menempel pada dahan pohon selanjutnya akan berkecambah dan benalu
muda mulai tumbuh.
Tali putri merupakan parasit bagi tanaman karena tali menyerap nutrisi pada tumbuhan inangnya
seperti pada hasil pengamatan kita lihat tali menempel dan melilit seluruh bagian tumbuhan
inangnya. Tali putrid sangat bergantung pada inangnya seperti yang dijelaskan oleh Bambang,
2006 Tali Putri adalah tumbuhan parasit, kelangsungan hidup tali putri sangat bergantung pada
tumbuhan lain. Tumbuhan ini tidak berakar dan tidak menghasilkan makanan sendiri melalui proses
fotosintesis seperti halnya tumbuhan hijau daun. Ia hanya melilitkan sulurnya, lalu mengisap
saripati makanan dari tumbuhan inang. Tali putri ini menyerap nutrisi dengan menggunakan
Historium viscum dan merekat pada tumbuhan inangnya.
Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui
tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas
jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur
yang tidak sempurna (jamur imperfeksi). Jamur Deuteromycota yang tergolong pada jamur
imperfeksi banyak yang menimbulkan penyakit, misalnya, jamur Helminthosporium oryzae, dapat
merusak kecambah, terutama menyerang buah dan menimbulkan nodanoda hitam pada daun inang;
Sclerotium rolfsii merupakan penyakit busuk pada berbagai tanaman.
Ascomycota adalah kelompok jamur yang terbesar, ada yang hidup saprofit dan ada juga yang
parasit. Struktur tubuh jamur dari golongan Ascomycota ada yang multiselluler dan ada yang uni
selluler seperti pada ragi.
Basidiomycota adalah Salah satu jenis Fungi (Jamur) yang memiliki bentuk tubuh besar
(Makroskopis), memiliki Spora yang terbentuk dalam Basidium, dan setiap Basidium memiliki 4
macam Basidiospora.
Bakteri erwinia carotovora merupakan salah satu kelompok bakteru yang dapat menyebabkan
kebusukan pada suatu tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/HP/AppData/Local/Temp/193042-ID-none-1.pdf
Ginting, C. 2013. Ilmu Penyakit Tumbuhan : Konsep Aplikasi . Lembaga Penelitian Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Irawan, A., I. Anggraeni dan, M. Christita. 2015. Identifikasi penyebab penyakit bercak daun pada
bibit cempaka (Magnolia elegans (Blume.H.Keng) dan teknik pengendaliannya. Jurnal Wasian
2(2): 87-94
Narayanasamy, P. 2011. Microbial Plant Pathogens-Detection and Disease Diagnosis. Springer,
London.
Ningsih, Desty Rahayu. 2010. Penyakit Tanaman. UI Press. Jakarta