Disusun Oleh :
NIM : 19/442259/KT/08957
A. TUJUAN
1. Alat tulis
2. Pensil Warna
C. CARA KERJA
Cara Kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
Dibuat
Setiap preparat
deskripsi Bagian yang
diamati gejala
tentang rusak dan tipe
dan tanda
organisme kerusakan
kerusakannya,
penyebab dan diilustrasikan
yaitu bagian
bagian yang dalam gambar
yang rusak dan
aktif menjadi secara jelas
tipe kerusakan
penular
Deskripsi :
Preparat yang telah disediakan diamati secara mendetail. Penyakit yang
terdapat pada tumbuhan yang terserang diamati tanda dan gejalanya kemudian
dideskripsikan dan diilustrasikan. Setelah itu dilengkapi data data pendukung
seperti jenis hama, gejala, tanda, dan lain sebagaiannya.
D. PEMBAHASAN
Penyakit tanaman merupakan kerusakan proses fisiologi akibat tekanan atau
gangguan secara terus menerus oleh penyebab utama baik abiotic maupun biotik
dan dapat menyebabkan aktivitas sel atau jaringan menjadi abnormal serta
digambarkan dalam bentuk patologi berupa gejalan dan tanda (Mustafa dkk.,
2019). Adapun kerusakan biotik adalah jenis kerusakan pada tumbuhan yang
disebabkan oleh komponen biologis dalam artian, yaitu mahluk hidup.
Kerusakan biotik ini biasanya menimbulkan infeksi sehingga rawan menularkan
penyakit sehingga mengakibatkan tumbuhan di dekatnya juga ikut terserang
penyakit dan akhirnya menderita kerusakan yang sama. Contoh kelompok biotik
ini disebabkan oleh hama, jamur, bakteri, virus, nematoda, mikoplasma,
spiroplasma, dan riketsia. Hama hutan adalah semua binatang yang merusak
pada pohon maupun tegakan hutan serta hasil hutan (Subyanto, 2000). Definisi
hama juga bisa berupa agen penyebaran penyakit dalam hutan, yang contohnya
adalah serangga (Ramadhan dkk, 2020). Serangga dianggap sebagai hama ketika
keberadaannya merugikan kesejahteraan manusia, estetika suatu produk, atau
mendatangkan penyakit tanaman. Apabila pengertian hama itu hewan yang
merugikan, maka serangga hama didefinisikan sebagai serangga yang
mengganggu dan atau merusak tanaman baik secara ekonomis atuu estetis
(Meilin dan Namsasir, 2016). Melindungi tanaman dari gangguan penyakit
merupakan usaha yang tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan ekosistem hutan.
Perlindungan tanaman harus ditingkatkan dalam sistem produksi.Keberhasilan
pengendalian hama dan penyakit tanaman berperan penting menyangga
stabilitas produksi. Dimana bertujuan agar tanaman yang ditanam tidak
mengalami kerugian baik secara produktivitas maupun ekonomi
(Nuryanto,2018). Pada praktikum ini dilakukan pengamatan pada tanaman yang
terkena penyakit akibat serangan hama, Hama yaitu :
1) Serangga Perusak Pucuk
Disebabkan oleh hama Heteropsila Cubana yang termasuk ke dalam
ordo : Homoptera. Bentuk mulutnya penghisap dengan metamorfosis yang tidak
sempurna.Menyerang ketika sudah dewasa/Imago. Tanda jika suatu tanaman
terserang penyakit ini adalah ditemukannya serangga kutu loncat di tanamannya.
Serangga ini berukuran kecil, sekitar 1-2 mm, bersayap dua pasang, seperti
membrane dan transparan. Sayap depan lebih besar dari sayap belakang, dan
warna kuning atau hijau ( Pracaya, 1999 ). Hama ini menyerang Inang Lamtoro.
Bagian yang diserang meliputi Kuncup, tunas, daun muda, dan tangkai daun.
Hama ini menyerang ketika musim kemarau. Gejala pada tumbuhan berupa
pucuk daun muda menjadi layu yang lama kelamaan menjadi kering. Serangan
parah mengakibatkan bagian tanaman kering secara perlahan kemudian mati
(Wicaksono, 2020). Penyakit ini dapat dilakukan pencegahaan dengan cara
pengaturan jarak tanam, tidak menanam pada curah hujan tinggi, dan
pembersihan gulma. Pada pengendaliannya untuk mekanis nya dapat dilakukan
pemangkasan, untuk pengendalian biologisnya dapat dilakukan dengan cara
mendatangkan predatornya yaitu kepik dan kumbang koksi, dan untuk
pengendalian kimianya dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida.
G
a
m
b
a
r
1
.
E. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum acara II ini yaitu :
1. Kerusakan pada tanaman akibat serangga dapat berupa kerusakan helaian daun,
kerusakan sel kambium dan xylem pada batang, hilangnya cairan pada pohon,
rusaknya pucuk dan cabang, serta rusaknya semai atau tunas baru.
2. Kerusakan akibat serangga pata tanaman hutan ada beberapa macam, yaitu :
a) Kerusakan pucuk oleh serangga hama kutu loncat.
b) Kerusakan batang oleh serangan rayap basah (Captotermes curvignathus).
c) Kerusakan batang oleh serangga penggerek batang (Xystrocera festiva).
d) Kerusakan batang oleh serangga penggerek batang( Xyleutes ceramica )
e) Kerusakan daun oleh serangga ulat kantong (Pteroma plagiophleps).
f) Kerusakan seluruh daun Tectona grandis oleh ulat Hyblaea puera (Teak-leaf
defoliator) dan Kerusakan sebagian daun Tectona grandis oleh ulat
Eutectona machaeralis (skeletonizer).
g) Kerusakan oleh scale insect pada batang muda.
h) Kerusakan semai jati oleh kutu putih (Pseudociccidae).
3. Ciri morfologi dari serangga yang menyerang tanaman hutan yaitu :
a) Coleoptera = memiliki 2 pasang sayap, sayap depan keras dan sayap
belakang selaput, tipe mulut penggigit dan pengunyah
b) Lepidoptera = memiliki 2 pasang sayap dilapisi sisik, tipe mulut pengunyah
ketika larva, dan tipe penghisap saat imago
c) Hemiptera = memiliki sayap selaput dengan tipe mulut perusak dan
penghisap
d) Isoptera = memiliki 2 pasang sayap yang sama bentuknya, tipis dan memiliki
tipe mulut penggigit pengunyah.
4. Kerusakan yang diakibatkan oleh serangga dapat dilihat dari gejala dan tandaa
yang muncul. Gejala yang muncul seperti pada batang umumnya terlihat lubang
dan terlihat urat atau tulang pada daun akibat serangan dari serangga. Sedangkan
tanda akan menunjukkan jenis serangga yang menyerang tanaman.
DAFTAR PUSTAKA