Disusun oleh :
I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah
1. Mengenal berbagai kelompok gulma
2. Mampu membedakan mekanisme kerusakan oleh gulma pada tanaman inang dan
potensi tumbuhan yang berperan sebagai gulma dalam hutan
Liana adalah salah satu jenis tumbuhan yang menjadi penciri khas dari
ekosistem hutan hujan tropis dan keberadaannya menambah keanekaragaman jenis
tumbuhan pada ekosistem hutan tersebut. Menurut Indriyanto (2008), liana
merupakan tumbuhan yang akarnya melekat pada tanah, tetapi batang dan daunnya
menjulang pada tumbuhan lain untuk memperoleh sumber cahaya matahari. Liana
mempunyai peranan positif dan negatif untuk hutan dan lingkungannya. Peranan
positif antara lain mencegah tumbangnya pohon akibat angin karena
pertumbuhannya yang menjalar di antara pohon-pohon penopangnya dalam hutan,
sebagai sumber pakan, dan sebagai alat pendukung bagi hewan yang melintas di
pepohonan (Setia, 2009 dalam Simamora dkk.,2015). Adapun peran negatif dari
liana adalah liana yang membelit seringkali meninggalkan bekas hitam pada
bagiantanaman yang terserang (Simamora dkk, 2015). Mekanisme liana dalam
merusak pohon inangnya dengan cara tumbuh diatas tanah pada awalnya,
selanjutnya akan merambat pada pohon disampingnya. Kemudian terjadi kompetisi
untuk memperoleh unsur hara, air, cahaya matahari, dan nutrient yang dibutuhkan
pohon untuk tumbuh. Liana sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu liana berkayu dan
herba. Agen penyebaran liana adalah aliran air, burung, dan mamalia seperti
kelelawar dan tupai. Untuk mengurangi kerusakan tanaman oleh liana, dapat
dicegah dengan monitoring penyiangan gulma secara berkala dan pengaturan jarak
tanam. Pengendalian liana secara mekanis dapat dengan mencabut liana secara
langsung. Secara biologis dengan memanfaatkan hewan ternak yang dapat
memakan liana tersebut. Serta secara kimiawi bisa menggunakan herbisida
Berdasarakan cara penyerangannya herbisida dapat dibagi menjadi 2,yaitu
herbisida kontak dan herbisida sistemik. Herbisida kontak adalah herbisida yang
langsung mematikan jaringan-jaringan atau bagian gulma yang terkena larutan
herbisida ini, terutama bagian gulma yang berwarna hijau. Sedangkan herbisida
sistemik adalah herbisida yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh
atau bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran atau sebaliknya.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kelompok gulma dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kelompok
liana contohnya pada praktikum ini spesies Epipremnum aureum, kelompok benalu
dengan spesies Dendrophthoe pentandra, kelompok pencekik dengan spesies Ficus
ribes, dan penutup tanah, dengan spesies Imperata cylindrica.
2. Mekanisme keruskan oleh gulma antara lain kematian akibat kompetisi perolehan
cahaya matahari dan nutrisi, kematian akibat naungan dan kegagalan transportasi
nutrisi, terganggunya siklus panen, menurunkan produktivitas, kematian akibat
perebutan unsur hara. Tanaman yang berkompetisi sebagai gulma adalah tanaman
yang menghasilkan zat alelopati, memiliki kemampuan reproduksi tinggi, membelit,
dan bersifat parasit.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Akbar, A. (2016). Pengaruh penutupan mulsa organik terhadap perkembangan gulma
hutan tanaman nyawai (Ficus variegate Bl). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman,
Vol. 13(2), 95-103.
Arsyad, Sitanala. (2006). Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.
Chamidah, D. (2017). Jenis-jenis Benalu dengan Tanaman Inang Pada Ruang Terbuka
Hijau Kota Surabaya. Ibriez: Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains,
2(2), 215-224.
Firmansyah, N., Khusrizal, K., Handayani, R. S., Maisura, M., & Baidhawi, B. (2020).
Dominansi Gulma Invasif Pada Beberapa Tipe Pemanfaatan Lahan Di Kecamatan
Sawang Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Agrium Unimal, 17(2).
Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Buku. Bumi Aksara. Jakarta. 210 p.
Kartika, R., & Simanjuntak, P. (2016). Isolasi dan identifikasi senyawa kimia dari
ekstrak n-heksan batang benalu tanaman jeruk (dendrophtoe pentandra (l.) miq.).
JurnalKimia Mulawarman, 14(1).
Palijama, W., Riry, J., & Wattimena, A. Y. (2018). Komunitas gulma pada pertanaman
pala (Myristica fragrans H) belum menghasilkan dan menghasilkan di Desa
Hutumuri Kota Ambon. Agrologia, 1(2).
Pusat Litbang Hutan Tanaman, Departemen Kehutanan. 2014. Potensi Invasif beberapa
Jenis Acasia dan Eucalyptus di Indonesia. Departemen Kehutanan. Bogor.
Sari, W. P., Ardi, A., & Efendi, S. (2020). Analisis Vegetasi Gulma Pada Beberapa
Kelas Umur Acacia Mangium Willd. Di Hutan Tanaman Industri (HTI). Jurnal
HutanTropis, 8(2), 185-194.
Simamora, T. T. H., & Bintoro, A. 2015. Identifikasi Jenis Liana dan Tumbuhan
Penopangnya di Blok Perlindungan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman.
Jurnal Sylva Lestari, 3(2), 31-42.
Simangunsong, Y. P., Zaman, S., & Guntoro, D. (2018). Manajemen Pengendalian
Gulma Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.): Analisis Faktor-
faktor Penentu Dominansi Gulma di Kebun Dolok Ilir, Sumatera Utara. Buletin
Agrohorti, 6(2), 198-205.
Tjitrosoedirdjo, S., I. H. Utomo, dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulma di
Perkebunan. Gramedia. Jakarta
Uji, T., & Sunaryo, S. (2019). Keragaman dan Penyebaran Benalu pada Tanaman
Koleksi di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat. Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Hayati, 13(3), 132-140.
Winarni, E., Payung, D., & Naemah, D. (2012). Monitoring kesehatan tiga jenis
tanaman pada areal hutan tanaman rakyat. Banjarbaru : Universitas Lambung
Mangkurat.
VII. LAMPIRAN
Gambar yang tertera pada lampiran ini diambil pada:
tempat pengamatan : Fakultas Pertanian UGM, Halaman Parkir Mobil Fakultas Kehutanan