PENYIANGAN GULMA
Oleh :
KELAS : KEHUTANAN B
KELOMPOK : V (LIMA)
JURUSAN KEHUTANAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
lahan budidaya pertanian dan dapat berkompetisi dengan tanaman budidaya sehingga
berpotensi untuk menurunkan hasil tanaman budidaya tersebut. Tanaman budidaya yang
tumbuh secara liar di lahan produksi yang diperuntukkan untuk jenis tanaman lainnya
juga digolongkan sebagai gulma. Kompetisi antara gulma dan tanaman dapat berupa
kompetisi antara tajuk dalam memanfaatkan cahaya matahari dan/atau kompetisi antara
sistem perakarannya dalam memanfaatkan air dan unsur hara Penduduk Dieng yang
mengendalikan gulma dengan cara pengolahan tanah yang tepat. Waktu penyiangan yang
tepat dan efesien, serta pengolahan tanah yang benar dapat menghambat pertumbuhan
gulma sehingga tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan unsur hara, air dan cahaya
awal pertumbuhan tanaman belum terjadi persaingan antara tanaman dengan gulma,
tetapi pengendalian gulma pada periode 15 ini paling efesien dan efektif karena
memberikan kesempatan bagi tanaman untuk tumbuh dan menguasai ruang tumbuh.
Perlakuan bebas gulma dan bergulma 20 hari merupakan waktu penyiangan yang efektif
dalam menekan pertumbuhan gulma pada masa kritis sehingga tidak terjadi persaingan
besar dan perkembangan jagung tidak terganggu. Penyiangan yang tepat dilakukan
setelah tanam menyebabkan kehadiran gulma pada periode kritis tidak menimbulkan
1.2.Tujuan
jenis gulma serta dapat mengklasifikasikan gulma serta mengetahui bagimana cara
TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian ini dengan cara merusak gulma dan melepaskannya dari tanah tempat
tanaman budidaya tumbuh. Penyiangan yang tepat dilakukan sebelum tajuk gulma
pada waktu tanaman kacang panjang berumur kira-kira 15 hari setelah tanam. Pada
umur tersebut biasanya sudah ada gulma yang dapat merugikan tanaman kacang
trifoliat pada awal pertumbuhan tanaman karena keadaan lingkungan tempat tumbuhnya
dan sarana tumbuh seperti unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh masih terpenuhi
dalam jumlah yang cukup, dan tingkat kepadatan populasi gulma yang masih sedikit,
serta perkembangan gulma juga masih dalam fase lambat, sehingga keberadaan gulma
belum secara nyata menghambat pertambahan jumlah daun. Sesuai dengan pendapat
Tjitrosoedirjo persaingan antara tanaman dan gulma terjadi apabila faktor kebutuhan
hidup seperti hara, air, cahaya dan ruang tempat tumbuh berada dalam keadaan terbatas
dan persaingan tidak terjadi apabila faktor tumbuh berada dalam keadaan cukup.
( Hendriva ,2014)
pengendalian gulma secara praktisdilakukan dengan mengunakan
dan efisien dan terutama murah jika diterapkan pada suatu area yang tidak begitu luas
gulma menyerap hara dan air lebih cepat dibanding tanaman pokok.
Penurunan hasil akibat gulma pada tanaman kedelai dapat mencapai 18% -76%
(Manurung dan Syam’un, 2003) gulma merupakan tanaman penganggu yang mana juga
memerlukan air, cahaya, ruang tumbuh, unsur hara, dan komponen lainnya. Gulma
produksi tanaman hingga 40%, juga menurunkan kualitas benih karena tercampur
melakukan eksperimen ataupun penelitian secara langsung selain itu, laporan ini
berikut:
4.1.Hasil
(Lampiran1:Gambar 1.1)
yang bersifat toksin dan memiliki potensi olelopati karena dapat menghambat
tanaman budidaya, terutama terhadap bawang merah ‘Topo’. Fase pertumbuhan tanaman
bawang merah merupakan fase yang menentukan kapan gulma harus dikendalikan
fisik. Pengendalian ini dengan cara merusak gulma dan melepaskannya dari tanah tempat
tanaman budidaya tumbuh. Penyiangan yang tepat dilakukan sebelum tajuk gulma
tanaman berumur kira-kira 15 hari setelah tanam. Pada umur tersebut biasanya sudah ada
gulma yang dapat merugikan tanaman penyiangan menyebabkan hasil panen yang
maksimal karena gulma merupakan penyebab utama kehilangan hasil tanaman budidaya
lewat persaingan untuk cahaya, air, nutrisi, ruang dan lainya.Dengan adanya
pengendalian yang terus menerus dapat merusak tanaman karena sentuhan mekanik dan
dengan sendirinya akan dapat mengurangi hasil dan demikian seterusnya. Kehilangan
hasil tersebut dapat pula didekati dengan membandingkan hasil dari lahan bergulma dan
Gulma berkompetisi dengan tanaman dalam pengambilan unsur hara, air, ruang
karena adanya gulma secara otomatis menurunkan hasil dari produski pertanian.
persaingan antara gulma dengan tanaman budidaya dalam mengambil unsur-unsur hara
dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesi,
,2009). gulma merupakan tanaman penganggu yang mana juga memerlukan air, cahaya,
ruang tumbuh, unsur hara, dan komponen lainnya. Gulma mampu berkompetisi dengan
tanaman pokok, sehingga gulma mampu menurunkan produksi tanaman hingga 40%,
juga menurunkan kualitas benih karena tercampur dengan benih gulma (Cahyanti et al.,
2005).
LAMPIRAN
5.1 Kesimpulan
1. Gulma dapat didefinisikan sebagai tumbuhan yang tidak diinginkan manusia dan
teknis), biaya yang diperlukan (faktor ekonomis), dan kemungkinan dampak negatif
yang ditimbulkan.
3. Hubungan gulma dengan tanaman lain dapat berupa kompetisi yang dapat diartikan
sebagai persaingan dua organisme atau lebih dalam meraih makanan dan tempat
hidup yang sama, seperti unsur hara, air, cahaya, bahan ruang tumbuh, dan CO2.
4. Cara perkembangan gulma ada cara yaitu dengan cara perbanyakan generatif dan
vegetatif.
4.2 Saran
metode-metode yang ada sesuai dengan keadaan atau sifat dari gulma itu.
DAFTAR PUSTAKA
Manurung, J.P. dan E. Syam’un. 2003. Hubungan komponen hasil dengan hasil kedelai
(Glycine max (L.) Merr.) yang ditanam pada lahan diolah berbeda sistem dan
berasosiasi dengan gulma. J. Agrivigor3 (2): 179-188.
Setyawati, H. G. (2017). Pengaruh sistem olah tanah dan gulma terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman jagung hibrida. Prodi Agroteknologi Universitas PGRI
Yogyakarta.
Sukman, Y dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Persada. Jakarta.