Anda di halaman 1dari 10

ASPEK HIDROLOG DAERAH ALIRAN SUNGAI

IBNU ALFARISI RENGGAALA


M1A119049
KEHUTANAN B

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang
unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta
sumberdaya manusia sebagai pelaku pemanfaat sumberdaya alam tersebut. DAS
di beberapa tempat di Indonesia memikul beban amat berat sehubungan dengan
tingkat kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan pemanfaatan sumberdaya
alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi belakangan ini bahwa kondisi
DAS semakin menurun dengan indikasi meningkatnya kejadian tanah longsor,
erosi dan sedimentasi, banjir, dan kekeringan. Disisi lain tuntutan terhadap
kemampuannya dalam menunjang system kehidupan, baik masyarakat di bagian
hulu maupun hilir demikian besarnya.Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS
dipengaruhi kondisi bagian hulu khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan
daerah resapan air yang di banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan
manusia. Hal ini mencerminkan bahwa kelestarian DAS ditentukan oleh pola
perilaku, keadaan sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat
kaitannya dengan pengaturan kelembagaan (institutional arrangement).
Tidak optimalnya kondisi DAS antara lain disebabkan tidak adanya
adanya keterpaduan antar sektor dan antar wilayah dalam pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan DAS tersebut. Dengan kata lain, masing-masing
berjalan sendiri-sendiri dengan tujuan yang kadangkala bertolak belakang.
Sulitnya koordinasi dan sinkronisasi tersebut lebih terasa dengan adanya otonomi
daerah dalam pemerintahan dan pembangunan dimana daerah berlomba memacu
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan memanfaatkan sumberdaya
alam yang ada.
Permasalahan ego-sektoral dan ego-kedaerahan ini akan menjadi sangat
komplek pada DAS yang lintas kabupaten/kota dan lintas propinsi. Oleh karena
itu, dalam rangka memperbaiki kinerja pembangunan dalam DAS maka perlu
dilakukan pengelolaan DAS secara terpadu. Pengelolaan DAS terpadu dilakukan
secara menyeluruh mulai keterpaduan kebijakan, penentuan sasaran dan tujuan,
rencana kegiatan, implementasi program yang telah direncanakan serta monitoring
dan evaluasi hasil kegiatan secara terpadu. Pengelolaan DAS terpadu selain
mempertimbangkan faktor biofisik dari hulu sampai hilir juga perlu
mempertimbangkan faktor sosial-ekonomi, kelembagaan, dan hukum. Dengan
kata lain, pengelolaan DAS terpadu diharapkan dapat melakukan kajian integratif
dan menyeluruh terhadap permasalahan yang ada, upaya pemanfaatan dan
konservasi sumberdaya alam skala DAS secara efektif dan efisien.
Berdasarkan sudut pandang biofisik, yang dimaksud dengan daerah Aliran
Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan tertentu yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut
secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut
sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas di daratan (UU
air Pasal 1 ayat 11 UU No. 7 Tahun 2004) .
Sementara dari sudut pandang pengelolaan, Daerah Aliran Sungai (DAS)
merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur - unsur utamanya terdiri atas
sumberdaya alam (tanah, air dan vegetasi) serta sumberdaya manusia sebagai
pelaku pemanfaat dan pengelola sumberdaya alam tersebut. DAS dipandang
sebagai basis utama yang tepat dalam membentuk unit pembangunan
berkelanjutan yang berpilarkan ekologi, ekonomi dan sosial dikarenakan beberapa
hal, yaitu : DAS merupakan sistem alami yang jelas batas-batasnya, rentang area
dimulai dari pegunungan sampai dengan pesisir beserta area diantaranya, dapat
memberikan pandangan secara holistik dari berbagai komponen pembentuknya,
memperlihatkan bagaimana ekosistem dataran tinggi, rendah dan pesisir saling
berhubungan dan sederhana dalam memonitoring pengaruh berbagai
aktifitas/kegiatan terhadap lingkungan. Sebagai sebuah unit pembangunan
berkelanjutan sistem DAS mempunyai kerangka kerja yang mendorong kolaborasi
atau kerjasama diantara stakeholder (pemangku kewajiban) untuk mengelola,
mempertahankan dan mendistribusikan manfaat kepada stakeholder generasi
sekarang dan mendatang, diantara dan diluar unit tersebut.
1.1 Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian siklus hidrologi?
2. Jelaskan komponen siklus hidrologi?
3. Jelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi hidrologi das?
1.2 Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian siklus hidrologi
2. Mengetahui komponen siklus hidrologi
3. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi hidrologi das
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara Terpadu merupakan sebuah


pendekatan holistik dalam mengelola sumberdaya alam yang bertujuan untuk
meningkatkan kehidupan masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam secara
berkesinambungan. Di daerah dataran tinggi curah hujan yang jatuh akan mengalir dan
berkumpul pada beberapa parit, anak sungai, dan kemudian menuju ke sebuah sungai.
Keseluruhan daerah yang menyediakan air bagi anak sungai dan sungai-sungai tersebut
merupakan daerah tangkapan air (Catchment area), dikenal sebagai Daerah Aliran Sungai
(DAS).

DAS merupakan unit hydro-geologis yang meliputi daerah dalam sebuah tempat
penyaluran air. Air hujan yang jatuh di daerah ini mengalir melalui suatu pola aliran
permukaan menuju suatu titik yang disebut outlet aliran air.  Untuk tujuan pengelolaan
dan perlindungan, DAS dibagi menjadi tiga bagian, yaitu DAS bagian hulu, DAS bagian
tengah dan DAS bagian hilir. Daerah hulu merupakan daerah yang berada dekat dengan
aliran sungai yang merupakan tempat tertinggi dalam suatu DAS, sedangkan daerah hilir
adalah daerah yang dekat dengan jalan ke luar air bagi setiap DAS dan daerah tengah
adalah daerah yang terletak di antara daerah hulu dan daerah hilir.

DAS memiliki aspek sosial yang kompleks. Sebagian penduduk yang memiliki
tanah di DAS atau yang bergantung pada sumber DAS tidak tinggal di dalam DAS
tersebut. Dengan kata lain ada petani yang tinggal di luar DAS, yang merupakan pemilik
lahan pertanian yang terletak dalam suatu DAS atau penduduk yang memanfaatkan
sumber daya alam ini. Ada petani yang tidak memiliki lahan garapan, dan ada petani yang
memiliki lahan di beberapa DAS.Aspek sosial ini sangat berperan dalam pembentukan
sebuah lembaga yang mengelola program DAS. Oleh karena itu, kompleksitas ini sangat
penting untuk dipahami sebelum sebuah lembaga terbentuk

.1 PengertianSiklus Hidrologi

Siklus Hidrologi adalah proses peredaran ar di bumi secara terus menerus dari
waktu ke waktu,Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfir ke bumi dankembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan
transpirasi. Pemanasan airsamudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalansecara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai
presipitasi dalam bentuk hujan, salju,hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis
atau kabut. Pada perjalanan menuju bumibeberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali
ke atas atau langsung jatuh yang kemudiandiintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai
tanah.

2.1.1 Aspek Hidrologi Das


Hujan

Pengurangan
Hujan lebih lain:E,ET

infiltrasi
Run-off

Sub-surface
Deep-percolation
Run-off

Promp sub surface Delayed sub surface Ground water


Run-off Run-off

Direct
Base
Run-off
Run-off

Total Run-Off Erosi Tanah -Sedimentasi

-Debit sungai

-Kualitas Air

2.2 Komponen Siklus Hidrologi

2.2.1 Komponen Siklus Hidrologi Skala Spot

1. Hujan(precipitation) jatuhnya tetes-tetes uap air yang berasal dari awan .

2. Intersepsi (interception) proses tertahannya air hujan oleh tanaman yang


kemudian sampai ke permukaan tanah melalui aliran batang dan tetesan kanopi
tanaman (stemflow and throughfall)

3. Infiltrasi (infiltration) proses meresapnya air hujan ke dalam tanah.


4. Aliran bawah permukaan aliran air secara horizontal yang terjadi di bawah
permukaan tanah (sub-surface flow).

5. Penyerapan oleh air tanah yang diserap atau digunakan oleh tanaman-tanaman.

6. Aliran limpasan air hujan yang mengalir secara horizontal yang terjadi diatas
permukaan (surface flow) permukaan tanah.Aliran permukaan terjadi jika tanah
sudah tidak mampu menyerap airyang jatuh keatas permukaan tanah.

7. Evaporasi(Evaporation) proses perunahan bentuk air ke dalam uap air dan


membaur di atmosfer yang kemudian membentuk kabut dan awan melalui proses
kondensasi.

8. Transpirasi (Transpiration) proses pelepesan uap air oleh tanaman ke atmosfer


yang kemudian membentuk kabut dan awan melalui proses kondensasi.

9. Perkolasi(percolation) Aliran air dalam tanah secara vertical melalui lapisan-


lapisan tanah yang disebabkan oleh gaya gravitasi dan kapiler.

10. Aliran dasar (baseflow) aliran air secara horizontal yang terjadi dilapisan aquifer
yang mempunyai sifat aliran lambat.

2.2.2 Komponen Siklus Hidrologi Skala Bentang Alam

1. Hujan(Percipitation) jatuhnya tetes-tetes uap air yang berasal dari awan.

2. Intersepsi (interception) proses tertahannya air hujan oleh tanaman yang


kemudian sampai kepermukaan tanah melalui aliran batang dan tetesan kanopi
tanaman (stemflow and troughfall)

3. Infiltrasi (infiltration) proses meresapnya air hujan ke dalam tanah.

4. Aliran bawah permukaan aliran air secara horizontal yang terjadi dibawah
permukaan tanah (sub-surface-flow)

5. Penyerapan oleh air tanah yang diserap atau dignakan oleh tanaman-
tanaman(uptake)

6. Aliran limpasan air hujan yang mengalir secara horizontal diatas permukaan
(surface flow) permukaan tanah.Aliran permukaan terjadi jika tanah sudah tidak
mampu menyerap air yang jatuh ke atas permukaan tanah.

7. Evaporasi(Evaporation) proses perubahan bentuk air ke dalam uap air dan


membaur di atmosfer yang kemudian membentuk kabut dan awan melalui proses
kondensasi

8. Transpirasi (Transpiration) proses pelepasan uap air oleh tanaman ke atmosfer


yang kemudian membentuk kabut dan awan melalui proses kondensasi.
9. Perkolasi(percolation) aliran air dalam tanah secara vertical melaui lapisan-
lapisan yang tnah yang disebabkan oleh gaya gravitasi dan kapiler.

10. Aliran dasar (baseflow) gabungan sungai utama dengan anak-anak sungai yang
membentuk satu kesatuan yang tisak dapat dipisahkan.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hidrologi DAS

2.3.1 Presipitasi/Curah Hujan

 Curah Hujan atau jatuhnya air dari atmosfer kepermukaan bumi dan laut dalam
bentuk yang berbeda-beda seperti curah hujan didaerah tropis dan curah hujan
atau salju didaerah beriklim sedang.

 Peristiwa klimatik yang bersifat alamiah yaitu perubahan bentuk upa air
diatmosfir menjadi curah hujan sebagai akibat dari proses kondensasi.

Unsur-unsur penting curah hujan:

1. Jumlah presipitasi/curah hujan (mm)

2. Lama hujan persatuan waktu (hari,jam,menit,dan detik)

3. Intesitas curah hujan (mm/jam)

4. Ukuran butiran curah hujan

2.3.2 Vegetasi/Penutupan Lahan

 Eksistensi vegetasi sebagai komponen utama penutupan lahan pada areal DAS
merupakan:bagian terpenting dan mampu memberikan jaminan agar optimalisasi
fungis dan peran DAS sebagai penopang seluruh komponen kehidupan yang
terdapat di dalamnya berjalan dengan baik.

 Vegetasi penutup lahan memegang peranan penting dalam proses:Intersepsi


hujan yang jatuh, penyerapan air oleh akar, transpirasi.

 Lahan dengan penutupan yang baik memiliki kemampuan dalam hal:meredam


energy kineris hujan, memperkecil terjadinya erosi percik, memperkecil koefisien
aliran, mempertinggi kemugkinan infiltrasi (penyerapan) air hujan, khususnya
pada lahan dengan solum tebal.

Beberapa penggunaan lahan yang perlu didentifikasi dalam melakukan analisis masalah
hidrologi DAS adalah:

 Penggunaan lahan hutan


 Penggunaan lahan pertanian

 Penggunaan lahan semak belukar

 Penggunaan lahan alang-alang

 Penggunaan lahan permukiman dan infrastruktur jalan.

2.3.3 Tanah

 Tanah merupakan bahan hasil pelapukan batuan.Karakteristik tanah dan sebaran


jenisnya dalam DAS sangat menentukan : Infiltrasi, limpasan permukaan, Alran
bawah permukaan,dan permeabilitas.

 Karakteristik tanah yang pentng untuk diketahui:1.Sifat fisik tanah,2.Sifat kimia


tanah,3.Jenis tanah.

2.3.4 Erosi dan sedimentasi

 Erosi adalah peristiwa pindahnya tanah atau bagian tanah dari satu ketempat yang
lainoleh media alami seperti air dan angina.

 Erosi dapat memprediksi berdasrkan kondisi lapangan,bentuk erosi yaitu;erosi


lembar, erosi alur, erosi parit.

 Sedimentasi merupakan material hasil erosi yang dibawah oleh aliran air sungai
dari daerah hulu dan kemudian mengendap di daerah hilir.

 Sedimen di sungai dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:sedimen melayang


dan sedimen menyerap.

 Debit air merupakan jumlah air yang mengalir di dalam saluran atau sungai per
unit waktu.

2.3.5 Konservasi tanah

Usaha pemanfaatan lahan untuk kegiatan usaha tani dengan tetap memperhatikan tingkat
kemampuan lahan dan dengan menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan iar
sehingga lahan dapat digunakan secara lestari.

Pola usahatani konseravsi suatu usahatani yang menekankan pada upaya pelestarian
pemanfaatan lahan semaksimal mungkin sepanjang tahun untuk meningkatkan produksi
pertanian dengan mempertahankan dan penerapan teknik konservasi tanah dsn air.

Tujuan konservasi tanah dan air adalah untuk mencegah kerusakan tanah oleh erosi
dan aliran permukaan,memperbaiki tanah yang rusak/kritis serta perbaikan lingkungan,
meningkatkan produktivitas tanah agar tercapai produksi yang tinggi secara lestari,
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
2.3.6 Tipe Teknik Konservasi Tanah dan Air dalam Pelestarian dan Sumberdaya Air

Untuk menjaga produktivitas lahan, maka penggunaan lahan, penggunaan lahan


harus sesuai dengan kemampuan lahan dan penggunaan agroteknologi harus disertai
dengan penerapan teknik konservasi tanah dan air yang tepat.

Tipe Teknik konservasi tanah dan iar yang banyak diterapkan diseluruh dunia
termasuk dalam pengelolaan DAS di Indonesia dapat di kelompokan kedalam 4
kelompok utama, yaitu: Agronomi, vegetative, struktur dan manajemen.

Tindakan KTA secara agronomi (water conservation agronomi, WCA):

1. Perbaikan penutupan,contoh:pengaruh waktu tanam, peningkatan populasi


tanaman, tumpang sari atau tanaman campuran, penanaman beruntun, dan mulsa.

2. Pengelolaan tanah secara konservasi: tanpah olah/pengelolaan tanah minimum,


penanaman menurut kontur, penanaman pada punggung guludan.

3. Peningkatan kandungan BO/kesuburan:pupuk hijau, rumput/kacang-kacangan,


kompos/pupuk kandang, rotasi/bera.

Tindakan secara vegetative (Water Conservation Vegetatif , WCV):

1. Pohon dan semak:a. tanaman tahunan:kopi,the,tebu dan pisang.b.disebar pada


tanaman setahun: turi, grevillia.c. Secara baris pada tanaman setahun: pagar
hidup,tanaman dibatas lahan.Rerumputan,strip rumput, vetiver, dsb

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengelolaan DAS terpadu mengandung pengertian bahwa unsur-unsur atau


aspek-aspek yang  menyangkut kinerja DAS dapat dikelola dengan optimal sehingga
terjadi sinergi positif yang  akan meningkatkan kinerja DAS dalam menghasilkan output,
sementara itu karakteristik yang  saling bertentangan yang dapat melemahkan kinerja
DAS dapat ditekan sehingga tidak  merugikan kinerja DAS secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai