Anda di halaman 1dari 9

TUGAS SILVIKULTUR

(RESUME BUKU LINGGUA:KAYU MEWAH DARI INDONESIA TIMUR)

Oleh:

IBNU ALFARISI RENGGAALA


M1A119049
KEHUTANAN B

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
BAB I MENGENAL LINGGUA

2.1 Klasifikasi

Nama latin linggua adalah pterocarpus indicus willd dari family


fabaceae(papilionoideae).pohon ini memiliki banyak nama sinonim seperti Lingoum echinatum
(pers.)Kuntze, Lingoum indicum (willd.) Kuntze,Lingoum rubrum (Rumph.),Lingoum saxitile
(Rumph.),Lingoum wallichii pierre,pterocarpus blancoi Merr.Pterocarpus carolinensis
Kaneh.,Pterocarpus casteelsi var.,ealaensis hauman, Pterocarpus draco sensu
auct.Misapplied,Pterocarpus obtusatus Miq.,Pterocarpus palladius Blanco,Pterocarpus
papuanus F.Muell.,pterocarpus pubencens Merr.,pterocarpus santalinus Blanco,Pterocarpus
vidalianus Rofle,Pterocarpus wallichii Wright & Arn.,Pterocarpus zollingeri Miq.(Lim 2014)

2.2 Botani

Linggua termasuk habitus pohon,besar, pohin meranggas(menggugurkan daun),tinggi


mencapai 30-40 m.Diameter batang hingga 2 m (-3,5 m)biasanya bntuk pohon
jelek,pendek,terpuntir,beralur dalam,dan berbanir.Daun majemuk bersilang dengan anak daun 5-
11 berukuran (-2)4-5(-9) cm x (-4)6-10(15) cm,berbulu,bulat telur memanjang,meruncing.Bunga
malai ,panjang 6-13 cm diujung atau ketiak daun.Bunga berkelamin ganda,kuning cerah dan
harum,kelopak kuning jingga.Bakal buah berambut lebat,bertangkai pendek,bakal biji 2-6.Buah
polong ,bertangkai pendek,hamper bundar,berdiameter 4-7 cm

2.3 Penyebaran Alami

Linggua merupakan jenis asli Asia Tenggara – pasifik,mulai birma selatan menuju Asia
tenggara sampai Filipina dan kepulauan pasifik.jenis sini tersebar diseluruh wilayah Indonesia
yakni jawa,bali,Kalimantan,Sulawesi,Maluku,NTB,NTT dan papua.pohon ini juga mulai
dibudidayakan dan dinaturalisasi di Negara-negara bagian Amerika Utara,Afrika,Asia,dan pulau
pasifik

2.4 Syarat Tumbuh

Linggua sering ditemukan tumbuh pada tanah berdrainase baik,pasir hingga tanah liat
dengan PH agak asam sampai agak basa dari PH 4.0-7.5.Jenis ini dapat ditemukan sampai
ketinggian 600 mdpl,namun masih bertahan hidup sampai 1.300 mdpl.Rata-rata temperature
tahunan 22-23 C dan curah hujan 1.300-1400 mm per tahun

BAB II MANFAAT DAN KEGUNAAN

3.1 Nilai ekonomi

Linggua dapat menghasilkan kayu mewah.kayu kemerahan yang indah,dipasarkan


sebagai amboynas,Blancos Narra,Burma Rosewood,Malay padauk,Narra,Mahoni
Filipina,Prickly Narra dan Tenasserim Mahoni
Kegunaannya sebagai bahan kontruksi berat,perabot rumah tangga,alat music,meja
billiard,kayu berpatungan,veneer indah,bahan bangunan dalam rumah dan kayu mebel.Harga jual
kayu linggua dikabupaten konawe,Sulawesi tenggara mencapai 5 juta rupiah per kubik.Di
NTT,kayu linggua digunakan untuk rumah adat baik sebagai tiang maupun papan dan juga
sebagai sarung parang.

3.2 Manfaat social

Tanaman linggua selain menghasilkan kayu,juga berpotensi sebagai tumbuhan


obat,potensi linggua sebagai obat diantaranya sebagai obat sariawan,diare,bisul,biang
keringat,luka sifilis,jantung berdebar,rematik,keputihan,kerikil dan patek,demam,tumor dan
kanker mulut serta sebagai pencuci rambut

3.3 Jasa lingkungan

Selain menghasilkan kayu dan juga menjadi tanaman obat,Tanaman linggua juga dapat
menghasilkan jasa lingkungan diantaranya Jalur Hijau dan peneduh,Agroforestry dan perbaikan
tanah,pemecah angin (windbreak),pewarna alami,sumber polen,revegetasi

BAB III TEKNIK BUDIDAYA LINGGUA

4.1 Perbenihan

Bunganya biasanya hanya 1-3 bunga dari setiap malai yang menjadi buah.Pohon
berbunga dan berbuah umumnya setiap tahun,tapi pasti ada beberapa pohon dalam populasi yang
tidak berbunga atau berbunga sangat sedikit.perkembangan buah membutuhkan 3-4 bulan

Buah berbentuk seperti polong tidak mereka terbungkus sayap besar (samara).berbentuk
bulat,cokelat muda,diameter 4-6 cm,dengan sayap besar berukuran 1-2,5 cm yang mengelilingi
tempat biji berdiameter 2-3 cm dan tebal 5-8 mm.permukaan tempat biji bervariasi dari yang
halus pada forma indicus sampai yang tertutup oleh bulu lebat pada forma echinatus.

Bijinya memiliki panjang 6-8 mm,berbentuk seperti buncis dengan testa berwarna coklat
kertas.Biji bersifat ortodoks dengan tipe perkecambahan epigeal.jumlah biji per buah berkisar
antara 1-3 butir.biji yang baik memiliki warna cokelat kemerah-merahan

4.2 Penanganan Benih

Pengumpulan benih dapat dikumpulkan dari atas permukaan tanah setelah rontok,atau
dengan menggoyangkan dan memotong dahan yang berbuah.pengumpulan dari pohon yang
tinggi dapat dilakukan dengan pemanjatan

Ekstraksi benih dikerjakan manual dengan gunting khusus,walaupun memakan waktu


lama.Tempat biji di tengah buah dipotong bagian benih yang bukan tempat radikula.Bagian ini
hanya dapat dilihat dari buah utuh.benih yang telah diekstraksi dapat disimpan lebih baik
ditambah CO2,tapi bila terjadi kerusakan pada saat ekstraksi maka akan mengurangi daya hidup
saat disimpan

4.3 Produk Bibit

1.Biji

Linggua dapat dengan mudah diperbanyak dengan biji/benih .benih tidak dorman dan tidak
memerlukan perlakuan awal,tapi kulit buah luar menghalangi perkecambahan

2.stump

stump diperoleh dari persemaian atau permudaan alam.ukuran yang dianjurkan dalam panjang
bagian batang 10 sampai 20 cm, bagian akar 20 sampai 40 cm,Diameter 1 sampai 1,5 cm

3.Stek batang /cabang,

Hasil penelitian munda and setiadi (1997) bahwa ukuran diameter stek cabang terbaik adalah
pada kisaran 2,1-2,5 cm dengan pemberian rootone-F konsentrasi 30%.

4 kultur jaringan

Jaringan yang diambil tunas berusia 0,5-3 tahun dan diletakan pada media pertumbuhan
membentuk kalus dalam kisaran 7-12 hari.sesudah 21-48 hari,terjadi diferensiasi akar.

4.4 Penanaman

1.persiapan lahan

Penyiapan lahan dapat dilakukan secara 1) manual,2)mekanis pada hutan sekunder dan semak
belukar atau alang-alang dengan kemiringan 0 – 15%,3)Kimia pada areal alang-alang atau
lahannya berbatu batu serta 4)kombinasi pada areal yang kondisi lahannyaberagam sehingga
tidak mungkin digunakan satumetode saja

2.penanaman

a.Lokasi

b.Waktu

c.Jarak tanam

d.Lubang tanam

e.Bibit siap tamam

f.Pupuk dasar
4.5 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman muda linggua perlu dilakukan sampai umur 10 tahun.kegiatan penyiangan
perlu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan dilakukan 2-4 tahun
pertaman.Hama dan penyakit yang menimbulkan kerusakan berat belum pernah ditemukan.daun
linggua kadang-kadang diserang jenis ulat

4.6 Pertumbuhan

1.Linggua termasuk tanaman jenis pioneer dan tumbuh baik pada daerah yang terbuka.

2.Pertumbuhan rata rata bervariasi dari 1.5-2 m/tahun selama 3-4 tahun pertama dan lambat
dengan riap 1 m per tahun untuk tahun setelahnnya

3.Hasil pengukuran diameter penulis pada tanaman linggua umur 35 tahun di kendari,Sulawesi
tenggara memiliki rata-rata diameter batang sebesar 53,55 cm (35,98-73,56 cm)

4.7 pemanenan

Deiperkirakan pohon linggua dapat dipanen pada kisaran umur 15-20 tahun.Estimasi produksi
kayu per ha adalah 5-10 m3/ha/tahun dengan rotasi 30-40 tahun pada kondisi lahan yang optimal

BAB IV HUBUNGAN LINGGUA DENGAN FUNGI MIKORIZA

5.1 Fungi Mikoriza

Fungi mikoriza arbuskula merupakan fungi obligat dari filum Glomeromycota yang bersimbiosis
dengan 97% tumbuhan darat.Filum Glmeromycota memiliki 4 bangsa (ordo)
(Glomerales,Diversisporales,Paraglomerales,dan Archaeosporales),11 suku (family),18 marga
dan sekitar 300 jenis yang berhasil dikenali.Simbiosis tersebut umumnya bersifat
mutualistik,meskipun terkadang parasitic tergantung pada jenis tumbuhan dan jenis FMA,FMA
berperan penting dalam pemulihan ekosistem sebagai bioferilizer,bioprotectans dan biodegraders

5.2 Hubungan simbiotik linggua dengan fungi mikoriza

1.penelitian keragaman FMA pada rizosfer linggua

Kolonialisasi FMA pada tanaman Linggua

Perakaran tanaman linggua dikecamatan GU kabupaten buton tengah,Sulawesi tenggara


bersimbiosis dengan FMA dengan kisaran kolonisasi FMA berkisar 74-88%.Bukti adanya
simbiosis ditandai dengan kehadiran struktur FMA diantaranya Hifa internal (Hi),Hifa eksteral
(He),Vesikula (V) dan S=Spora

Jenis FMA
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada rizosfer linggua yang ada dikecamatan
GU (Desa Bantea) kabupaten Buton Tengah,Sulawesi tenggara diperoleh 5 jenis FMA yang
terdiri dari 3 famili dan 3 marga (Glomus-3,Acoulospora-1, dan stucelospora-1).Studi keragaman
FMA dengan linggua diindonesia belum pernah dilaporkan

2.pengujian skala rumah kaca

Kolonisasi FMA,Ketergantungan Mikoriza dan Nodulasi

Linggua termasuk jenis legume yang dilaporkan bersimbiosis dengan FMA .Hal ini dibuktikan
dengan ditemukannya struktur FMA di perakaran tanaman linggua.kolonisasi akar oleh FMA
local <50%.Nilai MIE berkisar 52-69% untuk linggua.Inokulasi FMA local menstimulasi
nodulasi akar linggua.jumlah bintil akar pada tanaman linggua,menjadi peningkatan jumlah bintil
akar pada tanaman bermikoriza sebesar 1627-8687% disbanding control

Pertumbuhan tanaman

Secara umum, kolonisasi oleh 6 perlakuan FMA meningkatkan pertumbuhan tanaman


linggua,kecuali peubah lebar daun.Pada peubah diameter batang,inokulasi FMA Ac HA+GI HA
tidak berbeda nyata dengan control.cetunicatum cendrung meningkatkan tinggi dan diameter
tanaman linggua.Glomus HA meningktkan berat kering tanaman linggua dibanding control dan
tidak berbeda nyata dengan perlakuan mikoriza lainnya kecuali perlakuan Ac HA+GI HA pada
peubah BK akar

Serapan Hara

Secara umum,perlakuan FMA meningkatkan serapan hara tanaman linggua umur 3 bulan.Jenis
Glomus sp.(KDI)meningkatkan serapan N,P,K dan Ca tanaman linggua dan tidak berbeda nyata
dengan semua perlakuan FMA (N),C.Eutanicatum dan campuran (P),campuran
(K),C,eutanicum,Glmus sp.(HA),Acaulospora sp.(HA),Campuran (Ca)

BAB V REVEGETASI LAHAN PASCATAMBANG EMAS

6.1 Pengantar

Kegiatan penambangan dapat menyebabkan deforestasi (hilangnya vegetasi), hilangnya topsil


dan kerusakan sifat tanah lainnya serta menyisahkan limbah yang bersifat toksik.kondisi lahan
tersebut perlu dipulihkan (baca restorasi) melalui beragam pendekatan yang dapat
dilakukan.seprti reklamasi lahan tambang

6.2 pemilihan jenis

Persyaratan jenis untuk reklamasi tambang di antaranya 1) jenis local adaptif,2)relative cepat
sembuh,3)Butuh cahaya dan nutrisi rendah,4)produk serasah yang banyak dan dapat
terdekomposisi,5)jenis catalytic,6)mudah banyak,7)biaya rendah untuk penanaman dan
pemeliharaan dan 8)mudah dikelolah

6.3 Pengujian pada skala rumah kaca

Kolonisasi FMA dan MIE

Akar P.indicus umur 4 bulan setelah penyapihan pada kondisi rumah plastic lebih tinggi
dikolonisasi oleh FMA campuran 1 dan FMA campuran 2,Glomus coronatum,Acaulospora
delicate,disbanding perlakuan lainnya.Kolonisasi akar P.indicus oleh FMA campuran 1 tidak
berbeda nyata dengan C.etunicatum,G coronatum,A.delicata,FMA campuran 2.Akar P.indicus
dikolonisasi oleh FMA local yang terbawa oleh angina tau serangga pada bahan bawaan
inoculums FMA.Nilai MIE P.indicus berkisar antara 50-64%

Pertumbuhan tanaman

Inokulasi FMA meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit,jumlah daun serta bintil akar P.indicus 4
bulan setelah penyapihan.pada peubah tinggi,inokulasi G.claroideum,S.contrictum dan FMA
campuran 2 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya serta tidak berbeda dengan perlakuan
G.coronatum.Pada peubah diameter,perlakuan FMA dan control tidak berbeda nyata.

Berat kering Tanaman

Kolonisasi inokulum FMA meningkatkan berat kering akar,pucuk dan total tanaman P.indicus
umur 4 bulan.inokulum FMA campuran 2 tidak berbeda nyata dengan G.claroideum dan tidak
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya pada peubah berat kering akar tanaman.P indicus.pada
peubah berat kering pucuk,control tidak berbeda nyata dengan perlakuan FMA campuran
1.inokulasi FMA campuran 2 dan G.claroideum signifikan meningkatkan berat kering total
tanaman dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan

Kadar dan serapan Hara bagian akar Tanaman

Tidaak ada pengaruh berbedah antara bibit yang tidak diinokulasi dan diinokulasi FMA terhadap
peubah kadar N,P,K dan Fe .Bibit yng diinokulasi FMA jenis S.constrictum,A.apendicula,FMA
campuran 1 dan FMA campuran 2 memiliki kadar Mn rendah disbanding perlakuan lainnya.pada
peubah kadar Mn,perlakuan jenis G. coronatum berbeda nyata dengan perlakuan
A.delicata,G.claroideum,C.etunicatum dan control

Kadar serapan Hara bagian pucuk Tanaman

Tidak ada pengaruh berbeda antara bibit yang tidak diinokulasi dan diinokulasi FMA terhadap
peubah kadar K dan Mn pada bagian pucuk bibit P.indicus umur 4 bulan.inokulasi FMA
campuran 1 tidak berbeda nyata dengan control,C.etunicatum,S.constrictum,A. delicate,dan
A.apendicula pada peubah kadar N bagian pucuk tanaman.Bibit yang diinokulasi FMA
campuran 1 memiliki serapan P dan Fe yang tinggi pada bagian pucuk dibandingkan perlakuan
lainnya

Transpor Faktor

transpor faktor masing-masing unsure berbeda pada berbagai perlakuan.secara umur TF unsure
N,K dan Mn >1.pada unsure P,TF >1 terdapat pada perlakuan control,A.appendicula,FMA
campuran 1 dan FMA campuran

Peningkatan/pengurangan Hara

Perlakuan FMA secara umum meningkatkan serapan N,P dan K pada bagian akar dan pucuk
serta Mn dan Fe pada bagian pucuk tanaman linggua umur 4 bulan.perlakuan C.constrictum
mengurangi Mn sebesar 12,6% pada bagian akar.pada perlakuan Fe,perlakuan C.constrictum
,A.appendicula,FMA campuran 1 dan FMA campuran 2 mengurangi Fe pada bagian akar
masing-masing sebesar 59,0%,49,3%,55,3%,dan 22,6%

Pengujian skala Lapangan dilahan pascatambang emas

Hasil pengujian

Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap peubah pertumbuhan tanaman linggua
menunjukan bahwa interaksii perlakuan Mikoriza dengan pupuk kompos berpengaruh sangat
nyata terhadap peubah jumlah daun dan berpengaruh nyata terhadap diameter,tinggi dan berat
kering daun tanaman linggua umur 4 bulan lapangan.Secara mandiri,perlakuan mikoriza
berpengaruh sangat nyata terhadap lebar dan panjang daun,kolonisasi FMA serta kadar K dan Fe
serta serapan N,K dan Fe dan berpengaruh nyata terhadap kadar K dan serapan Mn.perlakuan
kompos berpengaruh nyata pada peubah kadar K dan serapan serapan N,K dan Fe tanaman
linggua

Kadar dan serapan Hara

Rerata dan serapan hara tanaman linggua yang masing-masing diberi perlakuan mikoriza dan
pupukkompos menunjukan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara perlakuan mikoriza
maupun takaran kompos pada peubah kadar P dan Mn.Pada kadar N,bibit yang diinokulasi
G.claroideum berbeda nyata dengan FMA C.etunaticum dan S.constrictum dan tidak berbeda
nyata dengan perlakuan lainnya.G.coronatum tidak berbeda nyata G.claroideum pada peubah
kadar K.pada kadar Fe,A.delicata berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.tidak ada perbedaan
antara perlakuan pupuk kompos pada kadar hara N,PK,Mn dan Fe

BAB VI KONSERVASI LINGGUA

7.1 Pemahaman Konservasi


Konservasi berasal dari kata conservation : con (together)dan servare(keep/save)= upaya
memelihara apa yang kita punya dengan bijak sana.Tujuan konservasi adalah mengusahakan
terwujudnya kelestarian sumber daya alam dan hutan (SDAH) serta keseimbangan ekosistemnya
sehingga lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia

7.2 Status Keterancaman Linggua

Linggua termasuk dalam kategori rawan (VU A1d) yang berarti berdasarkan hasil pengamatan
dapat diduga,disimpulkan atau diperkirakan terjadi penurunan rata-rata populasi lebih dari 20%
selama dari 10 tahun terakhir .Bentuk ancaman adalah exploitasi berlebihan,ahli fungsi lahan
termasuk perladangan berpindah dan penebangan illegal serta terbatasnya regenerasi alami
khususnya pada subspecies echinatus

7.3 Strategi Konservasi Linggua

Secara umum, strategi konservasi dapat diarahkan pada dua bentuk yakni konservasi insitu dan
ex situ.konservasi in situ adalah konservasi SD genetic suatu spesies tertentu didaerah sebaran
alami atau daerah aslinya ,sedangkan konservasi ex situ adalah pengelolaan keanekaragaman
hayati diluar habitat alaminya untuk mendukung konservasi ex situ

Anda mungkin juga menyukai