Oleh:
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
BAB I MENGENAL LINGGUA
2.1 Klasifikasi
2.2 Botani
Linggua merupakan jenis asli Asia Tenggara – pasifik,mulai birma selatan menuju Asia
tenggara sampai Filipina dan kepulauan pasifik.jenis sini tersebar diseluruh wilayah Indonesia
yakni jawa,bali,Kalimantan,Sulawesi,Maluku,NTB,NTT dan papua.pohon ini juga mulai
dibudidayakan dan dinaturalisasi di Negara-negara bagian Amerika Utara,Afrika,Asia,dan pulau
pasifik
Linggua sering ditemukan tumbuh pada tanah berdrainase baik,pasir hingga tanah liat
dengan PH agak asam sampai agak basa dari PH 4.0-7.5.Jenis ini dapat ditemukan sampai
ketinggian 600 mdpl,namun masih bertahan hidup sampai 1.300 mdpl.Rata-rata temperature
tahunan 22-23 C dan curah hujan 1.300-1400 mm per tahun
Selain menghasilkan kayu dan juga menjadi tanaman obat,Tanaman linggua juga dapat
menghasilkan jasa lingkungan diantaranya Jalur Hijau dan peneduh,Agroforestry dan perbaikan
tanah,pemecah angin (windbreak),pewarna alami,sumber polen,revegetasi
4.1 Perbenihan
Bunganya biasanya hanya 1-3 bunga dari setiap malai yang menjadi buah.Pohon
berbunga dan berbuah umumnya setiap tahun,tapi pasti ada beberapa pohon dalam populasi yang
tidak berbunga atau berbunga sangat sedikit.perkembangan buah membutuhkan 3-4 bulan
Buah berbentuk seperti polong tidak mereka terbungkus sayap besar (samara).berbentuk
bulat,cokelat muda,diameter 4-6 cm,dengan sayap besar berukuran 1-2,5 cm yang mengelilingi
tempat biji berdiameter 2-3 cm dan tebal 5-8 mm.permukaan tempat biji bervariasi dari yang
halus pada forma indicus sampai yang tertutup oleh bulu lebat pada forma echinatus.
Bijinya memiliki panjang 6-8 mm,berbentuk seperti buncis dengan testa berwarna coklat
kertas.Biji bersifat ortodoks dengan tipe perkecambahan epigeal.jumlah biji per buah berkisar
antara 1-3 butir.biji yang baik memiliki warna cokelat kemerah-merahan
Pengumpulan benih dapat dikumpulkan dari atas permukaan tanah setelah rontok,atau
dengan menggoyangkan dan memotong dahan yang berbuah.pengumpulan dari pohon yang
tinggi dapat dilakukan dengan pemanjatan
1.Biji
Linggua dapat dengan mudah diperbanyak dengan biji/benih .benih tidak dorman dan tidak
memerlukan perlakuan awal,tapi kulit buah luar menghalangi perkecambahan
2.stump
stump diperoleh dari persemaian atau permudaan alam.ukuran yang dianjurkan dalam panjang
bagian batang 10 sampai 20 cm, bagian akar 20 sampai 40 cm,Diameter 1 sampai 1,5 cm
Hasil penelitian munda and setiadi (1997) bahwa ukuran diameter stek cabang terbaik adalah
pada kisaran 2,1-2,5 cm dengan pemberian rootone-F konsentrasi 30%.
4 kultur jaringan
Jaringan yang diambil tunas berusia 0,5-3 tahun dan diletakan pada media pertumbuhan
membentuk kalus dalam kisaran 7-12 hari.sesudah 21-48 hari,terjadi diferensiasi akar.
4.4 Penanaman
1.persiapan lahan
Penyiapan lahan dapat dilakukan secara 1) manual,2)mekanis pada hutan sekunder dan semak
belukar atau alang-alang dengan kemiringan 0 – 15%,3)Kimia pada areal alang-alang atau
lahannya berbatu batu serta 4)kombinasi pada areal yang kondisi lahannyaberagam sehingga
tidak mungkin digunakan satumetode saja
2.penanaman
a.Lokasi
b.Waktu
c.Jarak tanam
d.Lubang tanam
f.Pupuk dasar
4.5 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman muda linggua perlu dilakukan sampai umur 10 tahun.kegiatan penyiangan
perlu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan dilakukan 2-4 tahun
pertaman.Hama dan penyakit yang menimbulkan kerusakan berat belum pernah ditemukan.daun
linggua kadang-kadang diserang jenis ulat
4.6 Pertumbuhan
1.Linggua termasuk tanaman jenis pioneer dan tumbuh baik pada daerah yang terbuka.
2.Pertumbuhan rata rata bervariasi dari 1.5-2 m/tahun selama 3-4 tahun pertama dan lambat
dengan riap 1 m per tahun untuk tahun setelahnnya
3.Hasil pengukuran diameter penulis pada tanaman linggua umur 35 tahun di kendari,Sulawesi
tenggara memiliki rata-rata diameter batang sebesar 53,55 cm (35,98-73,56 cm)
4.7 pemanenan
Deiperkirakan pohon linggua dapat dipanen pada kisaran umur 15-20 tahun.Estimasi produksi
kayu per ha adalah 5-10 m3/ha/tahun dengan rotasi 30-40 tahun pada kondisi lahan yang optimal
Fungi mikoriza arbuskula merupakan fungi obligat dari filum Glomeromycota yang bersimbiosis
dengan 97% tumbuhan darat.Filum Glmeromycota memiliki 4 bangsa (ordo)
(Glomerales,Diversisporales,Paraglomerales,dan Archaeosporales),11 suku (family),18 marga
dan sekitar 300 jenis yang berhasil dikenali.Simbiosis tersebut umumnya bersifat
mutualistik,meskipun terkadang parasitic tergantung pada jenis tumbuhan dan jenis FMA,FMA
berperan penting dalam pemulihan ekosistem sebagai bioferilizer,bioprotectans dan biodegraders
Jenis FMA
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada rizosfer linggua yang ada dikecamatan
GU (Desa Bantea) kabupaten Buton Tengah,Sulawesi tenggara diperoleh 5 jenis FMA yang
terdiri dari 3 famili dan 3 marga (Glomus-3,Acoulospora-1, dan stucelospora-1).Studi keragaman
FMA dengan linggua diindonesia belum pernah dilaporkan
Linggua termasuk jenis legume yang dilaporkan bersimbiosis dengan FMA .Hal ini dibuktikan
dengan ditemukannya struktur FMA di perakaran tanaman linggua.kolonisasi akar oleh FMA
local <50%.Nilai MIE berkisar 52-69% untuk linggua.Inokulasi FMA local menstimulasi
nodulasi akar linggua.jumlah bintil akar pada tanaman linggua,menjadi peningkatan jumlah bintil
akar pada tanaman bermikoriza sebesar 1627-8687% disbanding control
Pertumbuhan tanaman
Serapan Hara
Secara umum,perlakuan FMA meningkatkan serapan hara tanaman linggua umur 3 bulan.Jenis
Glomus sp.(KDI)meningkatkan serapan N,P,K dan Ca tanaman linggua dan tidak berbeda nyata
dengan semua perlakuan FMA (N),C.Eutanicatum dan campuran (P),campuran
(K),C,eutanicum,Glmus sp.(HA),Acaulospora sp.(HA),Campuran (Ca)
6.1 Pengantar
Persyaratan jenis untuk reklamasi tambang di antaranya 1) jenis local adaptif,2)relative cepat
sembuh,3)Butuh cahaya dan nutrisi rendah,4)produk serasah yang banyak dan dapat
terdekomposisi,5)jenis catalytic,6)mudah banyak,7)biaya rendah untuk penanaman dan
pemeliharaan dan 8)mudah dikelolah
Akar P.indicus umur 4 bulan setelah penyapihan pada kondisi rumah plastic lebih tinggi
dikolonisasi oleh FMA campuran 1 dan FMA campuran 2,Glomus coronatum,Acaulospora
delicate,disbanding perlakuan lainnya.Kolonisasi akar P.indicus oleh FMA campuran 1 tidak
berbeda nyata dengan C.etunicatum,G coronatum,A.delicata,FMA campuran 2.Akar P.indicus
dikolonisasi oleh FMA local yang terbawa oleh angina tau serangga pada bahan bawaan
inoculums FMA.Nilai MIE P.indicus berkisar antara 50-64%
Pertumbuhan tanaman
Inokulasi FMA meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit,jumlah daun serta bintil akar P.indicus 4
bulan setelah penyapihan.pada peubah tinggi,inokulasi G.claroideum,S.contrictum dan FMA
campuran 2 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya serta tidak berbeda dengan perlakuan
G.coronatum.Pada peubah diameter,perlakuan FMA dan control tidak berbeda nyata.
Kolonisasi inokulum FMA meningkatkan berat kering akar,pucuk dan total tanaman P.indicus
umur 4 bulan.inokulum FMA campuran 2 tidak berbeda nyata dengan G.claroideum dan tidak
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya pada peubah berat kering akar tanaman.P indicus.pada
peubah berat kering pucuk,control tidak berbeda nyata dengan perlakuan FMA campuran
1.inokulasi FMA campuran 2 dan G.claroideum signifikan meningkatkan berat kering total
tanaman dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan
Tidaak ada pengaruh berbedah antara bibit yang tidak diinokulasi dan diinokulasi FMA terhadap
peubah kadar N,P,K dan Fe .Bibit yng diinokulasi FMA jenis S.constrictum,A.apendicula,FMA
campuran 1 dan FMA campuran 2 memiliki kadar Mn rendah disbanding perlakuan lainnya.pada
peubah kadar Mn,perlakuan jenis G. coronatum berbeda nyata dengan perlakuan
A.delicata,G.claroideum,C.etunicatum dan control
Tidak ada pengaruh berbeda antara bibit yang tidak diinokulasi dan diinokulasi FMA terhadap
peubah kadar K dan Mn pada bagian pucuk bibit P.indicus umur 4 bulan.inokulasi FMA
campuran 1 tidak berbeda nyata dengan control,C.etunicatum,S.constrictum,A. delicate,dan
A.apendicula pada peubah kadar N bagian pucuk tanaman.Bibit yang diinokulasi FMA
campuran 1 memiliki serapan P dan Fe yang tinggi pada bagian pucuk dibandingkan perlakuan
lainnya
Transpor Faktor
transpor faktor masing-masing unsure berbeda pada berbagai perlakuan.secara umur TF unsure
N,K dan Mn >1.pada unsure P,TF >1 terdapat pada perlakuan control,A.appendicula,FMA
campuran 1 dan FMA campuran
Peningkatan/pengurangan Hara
Perlakuan FMA secara umum meningkatkan serapan N,P dan K pada bagian akar dan pucuk
serta Mn dan Fe pada bagian pucuk tanaman linggua umur 4 bulan.perlakuan C.constrictum
mengurangi Mn sebesar 12,6% pada bagian akar.pada perlakuan Fe,perlakuan C.constrictum
,A.appendicula,FMA campuran 1 dan FMA campuran 2 mengurangi Fe pada bagian akar
masing-masing sebesar 59,0%,49,3%,55,3%,dan 22,6%
Hasil pengujian
Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap peubah pertumbuhan tanaman linggua
menunjukan bahwa interaksii perlakuan Mikoriza dengan pupuk kompos berpengaruh sangat
nyata terhadap peubah jumlah daun dan berpengaruh nyata terhadap diameter,tinggi dan berat
kering daun tanaman linggua umur 4 bulan lapangan.Secara mandiri,perlakuan mikoriza
berpengaruh sangat nyata terhadap lebar dan panjang daun,kolonisasi FMA serta kadar K dan Fe
serta serapan N,K dan Fe dan berpengaruh nyata terhadap kadar K dan serapan Mn.perlakuan
kompos berpengaruh nyata pada peubah kadar K dan serapan serapan N,K dan Fe tanaman
linggua
Rerata dan serapan hara tanaman linggua yang masing-masing diberi perlakuan mikoriza dan
pupukkompos menunjukan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh antara perlakuan mikoriza
maupun takaran kompos pada peubah kadar P dan Mn.Pada kadar N,bibit yang diinokulasi
G.claroideum berbeda nyata dengan FMA C.etunaticum dan S.constrictum dan tidak berbeda
nyata dengan perlakuan lainnya.G.coronatum tidak berbeda nyata G.claroideum pada peubah
kadar K.pada kadar Fe,A.delicata berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.tidak ada perbedaan
antara perlakuan pupuk kompos pada kadar hara N,PK,Mn dan Fe
Linggua termasuk dalam kategori rawan (VU A1d) yang berarti berdasarkan hasil pengamatan
dapat diduga,disimpulkan atau diperkirakan terjadi penurunan rata-rata populasi lebih dari 20%
selama dari 10 tahun terakhir .Bentuk ancaman adalah exploitasi berlebihan,ahli fungsi lahan
termasuk perladangan berpindah dan penebangan illegal serta terbatasnya regenerasi alami
khususnya pada subspecies echinatus
Secara umum, strategi konservasi dapat diarahkan pada dua bentuk yakni konservasi insitu dan
ex situ.konservasi in situ adalah konservasi SD genetic suatu spesies tertentu didaerah sebaran
alami atau daerah aslinya ,sedangkan konservasi ex situ adalah pengelolaan keanekaragaman
hayati diluar habitat alaminya untuk mendukung konservasi ex situ