Anda di halaman 1dari 13

HAMA TANAMAN : TUNGAU, KUTU, DAN SIPUT

SERTA GEJALA SERANGANNYA

Disusun Oleh :

1. HAIDAR ALWI YAHYA. S (188220008)


2. AHLUN NAJA (188220012)
3. DESY WULAN SARY DAMANIK (188220017)
4. MUHAMMAD IHSAN (188220029)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

HAMA TANAMAN : TUNGAU, KUTU, DAN SIPUT


SERTA GEJALA SERANGANNYA

Disusun untuk memenuhi Mata kuliah Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman Yang
dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Ahmad Rafiqi Tantawi, MS dan Ibu Ir. Magdalena
Saragih, MP

Disusun Oleh :

1. HAIDAR ALWI YAHYA. S (188220008)


2. AHLUN NAJA (188220012)
3. DESY WULAN SARY DAMANIK (188220017)
4. MUHAMMAD IHSAN (188220029)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2020
No. Uraian Gambar dan Sumber Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Suriawiria, Unus. (2005).
Peningkatan produksi pertanian seringkali dihadapkan Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar
pada permasalahan gangguan serangan hama tanaman. Sinanti. Jakarta.
Penyebab hama tanaman dapat berupa serangga dan
hewan vertebrata (seperti tikus, burung, babi hutan),
tungau, dan moluska. Kerugian yang ditimbulkannya
beragam, tergantung beberapa factor, seperti factor
makanan, iklim, musuh alami dan manusia sendiri.
Sehubungan Indonesia terletak di daerah tropis, maka
masalah gangguan serangan hama tanaman hampir
selalu ada sepanjang tahun, hal ini disebabkan faktor
lingkungan yang sesuai bagi perkembangan populasi
hama. Selain itu juga karena tanaman inangnya hampir
selalu ada sepanjang waktu. Gangguan serangan hama
pada tanaman sangat merugikan, sehingga upaya
pengendaliannya harus senantiasa diupayakan.

Penyebab hama sebagian besar adalah berasal dari


golongan serangga, namun demikian serangga yang
berperan sebagai hama ternyata hanya 1-2 persen saja,
sedangkan sisanya yang 98-99 persen adalah
merupakan serangga berguna yang dapat berperan
sebagai parasitoid, predator, penyerbuk (pollinator),
pengurai (decomposer), dan serangga industry.
Menurut banyak ahli entomologi, serangga terdiri 30
ordo, namun hanya 13 ordo yang merupakan ordo
penting dalam perlindungan tanaman. Pengenalan
gejala serangan hama sangat penting untuk diketahui
karena untuk menentukan binatang penyebabnya
umumnya lebih mudah diketahui dari gejala
serangannya.

Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui Hama
tanaman
2. Mahasiswa dapat menjelaskan gejala dan
seranangan hama tungau, kutu dan keong.
Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengenal dan mengetahui
Hama tanaman
2. Mahasiswa mampu menjelaskan gejala dan
seranangan hama tungau, kutu dan keong.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Hama merupakan suatu organisme yang mengganggu Harianto, 2009. Pengenalan dan
tanaman,merusak tanaman dan menimbulkan kerugian Pengendalian Hama-Penyakit
secara ekonomi,membuat produksi suatu tanaman Tanaman Kakao. Pusat Penelitian
berkurang dan dapat juga menimbulkan kematian pada Kopi dan Kakao.Jember.
tanaman,serangga hama mempunyai bagian tubuh
yang utama yaitu caput, abdomen ,dan thorax.Serangga Surachman, E. dan W. Agus. 1998.
hama merupakan organisme yang dapat mengganggu Hama Tanaman Pangan,
pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan kerusakan Hortikultura dan Perkebunan.
dan kerugian ekonomi. Hama dari jenis serangga dan Penerbit Kanisius, Jakarta.
penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh setiap
para petani yang selalu mengganggu perkembangan Sulistyo, 2009.Hama Tanaman
tanaman budidaya dan hasil produksi pertanian. Hama Pangan dan Perkebunan. Bumi
dan penyakit tersebut merusak bagian suatu tanaman, Aksara, Jakarta
sehingga tanaman akan layu dan bahkan
mati(Harianto, 2009).

Menurut Pranata (1982), akibat dari serangan hama,


maka akan terjadi susut kuantitatif, susut kualitatif dan
susut daya tumbuh. Susut kuantitatif adalah turunnya
bobot atau volume bahan karena sebagian atau
seluruhnya dimakan oleh hama. Susut kualitatif adalah
turunnya mutu secara langsung akibat dari adanya
serangan hama, misalnya bahan yang tercampur oleh
bangkai, kotoran serangga atau bulu tikus dan
peningkatan jumlah butir gabah yang rusak. Susut daya
tumbuh adalah susut yang terjadi karena bagian
lembaga yang sangat kaya nutrisi dimakan oleh hama
yang menyebabkan biji tidak mampu berkecambah.
Secara ekonomi, kerugian akibat serangan hama adalah
turunnya harga jual komoditas bahan pangan (biji-
bijian). Kerugian akibat serangan hama dari segi
ekologi atau lingkungan adalah adanya ledakan
populasi serangga yang tidak terkontrol
(Surachman,1998).

Hama merupakan semua serangga maupun binatang


yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada
tanaman sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman menjadi terganggu dan
berdampak pada kerugian secara ekonomis.Serangga
terbagi dalam beberapa ordo sesuai dengan ciri khas
masing-masing, diantaranya berdasarkan tipe mulut
yang terbagi atas tipe mulut menggigit, mengunyah,
menjilat, menusuk, mengisap, menggerek
(Sulistyo,2009).

Kerusakan oleh serangga dapat dibagi menjadi dua


bagian yaitu kerusakan langsung dan kerusakan tidak
langsung.Kerusakan langsung terdiri dari konsumsi
bahan yang disimpan oleh serangga, kontaminasi oleh
serangga dewasa, pupa, larva, telur, kulit telur, dan
bagian tubuhnya, serta kerusakan wadah bahan yang
disimpan. Kerusakan tidak langsung antara lain adalah
timbulnya panas akibat metabolisme serta
berkembangnya kapang dan mikroba-mikroba lainnya
(Cotton dan Wilbur, 1974).
BAB III CARA KERJA
Alat dan bahan :
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu :
1. Alat tulis
2. Handprone
Cara kerja :
1. Sediakan kertas kosong beberapa lembar.
2. Unduh beberapagambar hama tanaman tungau,
kutu dan keong sesuai ordo yang telah
ditentukan
3. Amati gambar hama tersebut dan gejalanya
4. Kemudian gambar hama tersebut di kertas
kosong tersebut.
5. Scan/poto gambar tersebut dan lampirkan ke
dalam laporan praktikum.
BAB IV PEMBAHASAN
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan
dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari Fatimah, 2008. Hama Tanaman dan
manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua Teknik Pengendalian. Kanisius,
organisme, dalam praktek istilah ini paling sering Jogjakarta.
dipakai hanya kepada hewan. Hama adalah hewan
Surachman, E. dan W. Agus. 1998.
yang merusak tanaman (akar, batang, daun, bunga Hama Tanaman Pangan,
dan buah) sehingga akibat kerusakan tersebut Hortikultura dan Perkebunan.
menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan Penerbit Kanisius, Jakarta.
baik sehingga hasilnya rendah.
Pengelompokan hama yang sering digunakan
adalah membagi hama menurut kisaran bahaya
yang diakibatkannya yaitu sebagai berikut :
 Hama utama merupakan hama yang pada
kurun waktu lama selalu menyerang pada
suatu daerah dengan intensitas serangan yang
berat sehingga memerlukan usaha
pangendalian yang besar.
 Hama minor merupakan jenis dimana
kerusakan yang diakibatkannya masih dapat
ditoleransi oleh tanaman.
 Hama potensial merupakan sebagian besar
janis serangga herbivora yang saling
berkompetisi dalam memperoleh makanan.
 Hama migran adalah hama yang tidak berasal
dari agro-ekosistem setempat, tetapi datang
dari luar karena sifatnya yang berpindah-
pindah.
Pada saat praktikum kita mempelajari beberapa
jenis hama serta tama,am inangnya yang Gambar. 1 Kutu Daun
diantaranya, yaitu : Tungau, Kutu,dan Keong. Sumber : Dokumentasi Pribadi
1. Kutu Daun
Klasifikasi dari kutu daun
Kingdom: Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hemiptera
Famili : Aphididae
Genus : Myzus, Aphis, Toxoptera
Spesies : Myzus persicae, Aphis gossypii,
Toxoptera, aurantii, Toxoptera citricidus
Bioekologi
Secara umum kutu berukuran antara 1-6
mm, tubuh lunak, berbentuk seperti buah per,
pergerakan rendah dan biasanya hidup secara
berkoloni (bererombol). Perkembangan optimal
terjadi pada saat tanaman bertunas. Satu generasi
berlangsung selama 6-8 hari pada suhu 250C dan
3 minggu pada suhu 150C.Secara visual, bentuk
dan ukuran spesies-spesies kutu daun ini serupa.
Perbedaan antara Kutu Daun Coklat dan
Kutu Daun Hitam, terlihat pada pembuluh sayap
bagian depan. Kutu Daun Hitam berwarna hitam
dan tidak bercabang sedangkan pada Kutu Daun
Coklat bercabang dan tubuh berwarna coklat.
Bentuk kutu kadang-kadang bersayap, kadang-
kadang tidak bersayap, seksual atau aseksual,
menetap atau berpindah-pindah tempat. Pada
daerah tropis yang perbedaan musimnya kurang
tegas, kutu ini tinggal pada inangnya selama
setahun sebagai betina-betina yang vivipar
partenogenesis. Kutu dewasa biasanya
berpindah tempat untuk menghasilkan kutu-
kutu baru yang belum dewasa dan membentuk
koloni baru
Gejala Serangan
Kutu daun ini menyerang tunas dan
daun muda dengan cara menghisap cairan
tanaman sehingga helaian daun menggulung.
Koloni kutu ini berwarna hitam, coklat atau hijau
kekuningan tergantung jenisnya. Kutu
menghasilkan embun madu yang melapisi
permukaan daun sehingga merangsang jamur
tumbuh (embun jelaga). Di samping itu, kutu
juga mengeluarkan toksin melalui air ludahnya
sehingga timbul gejala kerdil, deformasi
dan terbentuk puru pada
helaian daun. Di antara kutu daun yang
menyerang tanaman jeruk, kutu daun coklat dan
hitam merupakan yang terpenting karena
menularkan virus penyebab penyakit Tristeza.
Pengendalian
Monitoring diutamakan pada tunas-tunas
muda. Pengendalian dilakukan apabila populasi
hama ini dinilai bisa menghambat atau merusak
pertumbuhan tunas. Sebagai penular penyakti,
ambang kendali untuk kutu ini berkisar 25-30 ekor
viruliverous. Di alam kutu ini dikendalikan oleh
musuh-musuh alami dari famili Syrpidae,
Coccinellidae, Chrysopidae. Secara kultur teknis,
penggunaan mulsa jerami di bedengan pembibitan
jeruk dapat menghambat perkembangan populasi
kutu.
Untuk pengendalian secara kimiawi dapat
dilakukan dengan menggunakan insektisida
berbahan aktif Dimethoate, Alfametrin,
Abamektin dan Sipermetrin secara penyemprotan
terbatas pada tunas-tunas yang terserang dan
apabila serangan parah dapat dikendalikan dengan
Imidaklopind yang diaplikasikan melalui saputan
batang.
2. Tungau
Ada dua jenis tungau yang umum menyerang
tanaman sayuran dan palawija, yaitu tungau teh
kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan tungau
merah (Tetranychus sp). Tungau merah berwarna
kemerah-merahan), sedangkan tungau teh kuning
berwarna kuning transparan, dengan ukuran tubuh
± 0,25 mm. Gambar. 2 Tungau
Gejala Umum Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tungau menyerang tangkai, daun dan buah.
Tangkai yang terserang akan berwarna seperti
perunggu, pada permukaan atas daun terdapat titik
berwarna kuning atau cokelat. Serangan pada
permukaan bawah daun menyebabkan mesofil
rusak sehingga transpirasi tanaman meningkat.
Akibatnya, banyak daun yang gugur pada musim
kemarau. Serangan pada buah mengakibatkan
bercak-bercak kecil pada permukaan buah,
kesegaran dan ukuran buah berkurang, serta buah
yang gugur meningkat. Gejala khas kerusakan
kulit buah berbeda untuk setiap jenis jeruk dan
tingkat kemasaman buah. Pada grapefruit, lemon
dan jeruk nipis, serangan pada awal
perkembangan buah menyebabkan warna keperak-
perakan pada kulit dan apabila serangan lebih
parah mengakibatkan kulit buah bersisik. Pada
jeruk manis, serangan pada fase perkembangan
buah mengakibatkan timbulnya retakan-retakan
coklat pada permukaan kulit, sedangkan pada fase
pemasakan buah, kerusakan pada kulit ini
menyerupai russeting.
Hama ini menyerang tanaman pada berbagai
musim karena memiliki kemampuan beradaptasi
di berbagai habitat, seperti lumut, tanah, rumput,
bahkan hingga gudang penyimpanan. Tungau
bersifat polyfag. Jenis tanaman yang diserang
antara lain kapas, kacang-kacangan, jeruk,
tanaman hias dan gulma terutama golongan
dikotiledon, tanaman perdu, pohon-pohon besar,
tanaman hias seperti Hibiscus, Buddleya, ubi jalar,
teh.
3. Keong Mas
Keong mas Pomacea canaliculata (Lamarck),
berkembang biak pada kolam, rawa, dan lahan
yang selalu tergenang termasuk sawah, awalnya
mereka sebagai biologi kontrol agen untuk gulma.
Hama keong mas di WKPP Gurah I Kecamatan
Peukan Bada perlu diwaspadai dan diantisipasi
karena berkembang biak dengan cepat dan
menyerang tanaman yang masih muda dan Gambar. 3 Keong Mas
menjadi hama utama pada tanaman padi terutama Sumber : Dokumentasi Pribadi
pada daerah yang mempunyai pola tanam padi
terus menerus. Keberhasilan Pengendalian keong
mas pada tanaman padi dilakukan secara dini,
berkala, masal dan terus menerus.
Gejala Serangan
Keong mas memakan tanaman padi muda serta
dapat menghancurkan tanaman pada saat
pertumbuhan awal. Gejala serangan keong mas
pada tanaman padi
 Bibit hilang
 Daunnya terpotong dan mengapung
 Terpotong batang
 Berkurangnya tanaman yang tegak/bertahan
 Jarang atau tidak meratanya ketahanan
tanaman
Pengendalian keong mas diantaranya ;
1. Pengendalian Secara Mekanis: Pengolahan
tanah dengan cara dibajak, kemudian diikuti
oleh pelumpuran, dapat mengurangi populasi
keong mas.Perbaikan saluran irigasi diikuti
oleh sanitasi gulma. Memasang saringan pada
saluran masuk dan keluar air diperlukan untuk
mencegah keong masuk ke petak sawah.
penyaring seperti layar jaring kawat didirikan
di titik-titik saluran masuknya air untuk
mencegah penyebaran melalui aliran air. Untuk
mempermudah pengambilan keong mas yang
lolos dari jarring kawat, pada petakan sawah
yang memiliki pengairan terkendali dapat
dibuat caren. Keong mas akan menuju caren
dan berkumpul di dalamnya, sehingga mudah
diambil, terutama pada saat tanaman masih
muda atau pada saat aplikasi pestisida.
Pengambilan keong mas dilakukan pada pagi
hari.
2. Tanaman Atraktan : Beberapa jenis tanaman
dapat bersifat atraktan seperti daun pepaya,
kulit nangka, kulit mangga, daun talas, dan
daun singkong. Keong akan berkumpul pada
bahan atraktan yang diletakkan di petak sawah
sehingga mudah dipungut. Peletakan bahan
atraktan pada petak sawah sebaiknya sore hari.
3. Pengendalian Secara Biologi :Penelitian skala
laboratorium di Jepang menunjukkan bahwa
predator keong mas yang potensial adalah
beberapa spesies kepiting, penyu, dan tikus
(Yusa, 2007). Musuh alami keong mas adalah
semut merah Solenopsis geminata dan belalang
Conocephalous longipennis yang memakan
telur keong.
4. Penggembalaan bebek : Bebek juga merupakan
predator keong mas sebagai pakannya,
terutama untuk memenuhi kebutuhan protein
dan kalsium. Menggembalakan 200 ekor
bebek/ha lahan sawah dua hari sebelum tanam
selama 8 jam/hari dapat mengurangi populasi
keong mas.
5. Pengendalian dengan Pestisida nabati :
Beberapa jenis tanaman dapat bertindak
sebagai moluskisida nabati untuk
mengendalikan keong mas. Pinang, tembakau,
dan daun sembung juga efektif mengendalikan
keong (Anonim, 2006b). Biji teh merupakan
bahan yang paling toksik terhadap keong mas.
Limbah teh juga dapat dipakai untuk
mengendalikan keong mas dan siput lokal,
namun dibutuhkan dalam jumlah banyak, yaitu
10 g/l air. Gadung basah juga dapat digunakan
untuk mengendalikan keong mas.Efektivitas
pestisida nabati bergantung pada ukuran keong
mas. Insektisida dan bahan nabati tidak bersifat
ovisidal dan tidak berpengaruh terhadap daya
tetas telur keong mas. Namun aplikasi
insektisida kartap, bahan nabati biji teh, dan
rerak pada telur berumur 4 dan 7 hari
mengurangi daya hidup keong muda (juvenil)
yang menetas dari telur yang diaplikasi
tersebut.
BAB V KESIMPULAN
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari
hasil percobaan yang telah dilakukan, antara lain :
1. Setiap hama mempunyai tanaman inang yang
diserang untuk mempertahankan hidupnya.
2. Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan
secara kultur teknik, kimia dan hayati
3. Pengendalian hayati dilakukan dengan
menggunakan musuh alami seperti parasitoid dan
predator.
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, 2008. Hama Tanaman dan Teknik


Pengendalian. Kanisius, Jogjakarta.
Hansamunahito, 2006, Hama Tanaman Pangan dan
Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta.
Harianto, 2009. Pengenalan dan Pengendalian Hama-
Penyakit Tanaman Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao.Jember.
Nonadita, 2007.Ordo-Ordo Serangga.PT Bima
Aksara, Jakarta.
Pracaya, 2007.Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Pracaya. 1995. Hama dan penyakit tanaman. Panebar
Swadaya. Jakarta. 417 p.
Sulistyo, 2009.Hama Tanaman Pangan dan
Perkebunan. Bumi Aksara, Jakarta
Suriawiria, Unus. (2005). Mikrobiologi Dasar.
Papas Sinar Sinanti. Jakarta.
Surachman, E. dan W. Agus. 1998. Hama Tanaman
Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Penerbit
Kanisius, Jakarta.
Syamsudin. 2007. Intensitas Serangan Hama dan
Populasi Predator Pada Berbagai Waktu. Balai
Penelitian Serealia, Maros.

LAMPIRAN

Gambar Setiap Anggota Kelompok


1. Kutu
2. Keong
3. Tungau

Anda mungkin juga menyukai