Anda di halaman 1dari 22

METODE PENELITIAN

SOSIAL EKONOMI
PERTANIAN
Pertemuan : 10
Pokok Bahasan : Design Penelitian
Dosen Pengampu: Fastabiqul Khairad, S.P., M.Si
Rancangan penelitian
“… the design is the logical sequence that connect the empirical data to a
study’s innitial research questions and, ultimately, to its conclusions”
(Yin 1984: 28).

RP = rencana aksi untuk menjawab pertanyaan penelitian; rencana aksi


dari pertanyaan penelitian hingga ke kesimpulan penelitian
Komponen rancangan penelitian:

• Pertanyaan penelitian

• Unit analisis

• Apa dan bagaimana data akan dikumpulkan, dianalisis,


dan dinterpretasikan

2
Rancangan penelitian
Pertanyaan design:

mengingat pertanyaan penelitian, bagaimana penelitian seharusnya dilakukan agar hasil penelitian
absah (valid) ?

Validitas suatu riset menyangkut sejauh mana kesimpulan suatu riset

memberikan gambaran atau penjelasan yang sebenarnya mengenai sesuatu

(topik penelitian) (Jupp 2006)

Penelitian yang absah mengatasi berbagai masalah


yang mengancam keabsahannya

Disain penelitian yang tepat


mengatasi sebagian masalah keabsahan penelitian

3
Dua kategori
1. Non-experimental design disain
a. Studi kasus
b. Sensus
c. Survei
d. Cross sectional research
e. Longitudinal research: analisis data sekunder –time series
2. Experimental design
a. Pre-experimental design
b. True-experimental design
c. Quasi-experimental design
Rancangan Penelitian Eksperimental
Goal (sasaran) riset eksperimental: melihat pengaruh suatu keadaan
atau perlakuan (variabel independen) terhadap suatu
variabel dependen
 menguji hipetesis sebab-akibat.

Pengaruh pembangunan jalan terhadap perkembangan ekonomi suatu


wilayah
Pengaruh program kredit mikro terhadap produktivitas usaha tani
Pengaruh suatu pendekatan penyuluhan terhadap adopsi teknologi
petani

Bisa untuk riset sosial ekonomi

5
Penelitian eksperimental
1. Penentuan satu atau lebih perlakuan (treatment) yang
pengaruhnya ingin diukur atau diperbandingkan
2. Penentuan satu atau lebih kelompok subyek penelitian
yang akan diberi perlakuan
3. Pengukuran ciri subyek penelitian untuk sebelum dan
sesudah perlakuan

Kelompok perlakuan
eksperimen Pretest Post test

Kelompok
Pretest Tanpa perlakuan Post test
kontrol

6
Penelitian eksperimental
a. Pre-experimental designs (PED)
b. True experimental designs (TED)
c. Quasi-experimental designs (QED)

7
True experimental design (TED)

TED  rancangan penelitian eksperimental yang


sesungguhnya
• Peneliti mengendalikan eksperimen sepenuhnya
• Subyek eksperimen, subyek yang dikenai perlakuan,
dipilih secara acak (tidak ada bias favoritisme misalnya
untuk melihat kecerdasan siswa sebuah SMA, test IQ
hanya diberikan kepada siswa yang sudah dikenal
pintar saja).
• Mempunyai control group sebagai pembanding

8
Pre-experimental design (PED)

PED ditandai oleh:

- Tidak ada pemilihan subyek secara random


- Tidak ada control group

9
Quasi-experimental design (QED)

QED ditandai oleh:

- Sama dengan PED tapi ada upaya untuk membuat kelemahan-


kelemahan PED diatasi  ada control group atau data time series
agar kelihatan trend.
- Peneliti tidak bisa mengendalikan kapan dan kepada siapa perlakuan
diberikan tapi ada kesempatan untuk memperoleh data dari subyek
yang sudah memperoleh perlakuan (Campbell dan Stanley 1966)
- Dipakai kalau TED tidak mungkin.
- Terutama untuk riset evaluasi

QED adalah substitusi terbaik untuk PED kalau TED tidak bisa

10
Notasi rancangan penelitian
1. X = perlakuan
2. O = observasi/pengukuran/test
3. R = random

Ctt: random

11
Rancangan penelitian pre-experimental
PED
1. One-shot case study
X–O
Misalnya: setelah kampanye tertentu, survei dilakukan untuk melihat apakah terjadi perubahan sikap
warga masyarakat

2. One-group pretest-posttest design


O1 – X – O2
Misalnya: sebelum kampanye, survei dilakukan mengenai sikap masyarakat. Survei lagi setelah
kampanye

3. Static-group comparison
X – O1
O2
Misalnya: di dua desa, satu desa mendapat kampanye yang lain tidak. Setelah kampanye, survey
dilakukan di dua desa untuk melihat apakah ada perbedaan sikap warga desa.

12
Rancangan penelitian true-experimental
TED
1. Pretest-posttest control group design
R O1 X O2
R O3 O4

2. Solomon four group design (2 exp + 2 control)


R O1 X O2
R O3 O4
R X O5
R O6
untuk mengatasi pengaruh pretest

3. Posttest only control group design (with – without)


R X O1
R O2
Perbedaan utama dari PED 3 adalah pada pemilihan subyek penelitian secara random
Misalnya: subyek penelitian dipilih secara random untuk diberikan penyuluhan dengan cara berbeda.
Pengetahuan mereka diuji setelah penyuluhan selesai

13
Rancangan penelitian quasi-experimental
QED
1. Time series experiment
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
misalnya: suatu perusahaan ingin melihat bagaimana pengaruh iklan (perlakuan = X)
terhadap penjualan (O1-O8 adalah data seri waktu observasi jumlah penjualan)

2. Non-equivalent control group design


O X O
O O
Misalnya kalau ingin membandingkan kelompok (yang akan jadi) penerima perlakuan
dengan kelompok sejenis yang tidak menerima perlakuan.
Misalnya membandingkan taraf hidup warga penerima kredit di suatu desa dengan warga
dengan latar belakang yang sama di desa lain yang tidak menerima kredit. Sebelum perlakuan
kredit, dilakukan survei. Setahun setelah kredit dilakukan lagi survei. Lalu bandingkan hasilnya.

14
Rancangan penelitian quasi-experimental

3. Separate sample pretest-postest design


R O(X)
R X O

Sample untuk after berbeda dari sampel untuk before. Namun


demikian mereka berasal dari populasi yang sama.
X adalah perlakuan yang ingin dilihat dampaknya terhadap
sampel
(X) adalah perlakuan yang tidak ada hubungannya dengan X tapi
data untuk before sesuai dengan kebutuhan data untuk after.

15
Perimbangan kekuatan disain
1. PED  paling lemah, hanya desain 3 agak lumayan
2. TED  paling kuat dalam hal internal dan external
validity.
3. QED  cukup kuat dalam internal validity, cenderung
lemah dalam external validity

16
Disain studi kasus
Single case Multiple
design case
design
Holistic (1 Design Design
unit of type 1 type 2
analysis)
Embedded Design Design
(multiple type 3 type 4
units of
analysis)

17
Design type 1
Single holistic case study dilakukan kalau:
• Kasus yang menentukan (critical case) untuk
meneguhkan, menantang, memperluas teori
• Kasus yang unik  bagaimana reaksi warga yang
selamat dari gempa yang memusnahkan desa
mereka?
• Kasus yang menyingkapkan  bagaimana kehidupan
atau perilaku kelompok preman pasar?

18
Design type 2
Single embedded case study dilakukan kalau:
1. Perlu membuat unit of analysis lebih dari satu untuk
memahami suatu kasus
2. Misalnya lembaga koperasi diteliti dengan unit analisis:
a. Koperasi secara utuh
b. Bagian-bagian dalam organisasi koperasi
c. Individu pengurus
d. Individu anggota
 Bisa berupa survey dalam case study

19
Design type 3
Multiple case studies BUKAN untuk keterwakilan dan
generalisasi
Kasus bukanlah sample
Setiap kasus merupakan bagian dari strategi untuk
menjawab suatu pertanyaan penelitian
Setiap kasus merupakan replikasi kasus lainnya

Misalnya: untuk membuktikan bahwa tiga pasien (kasus)


yang kebetulan muncul memang merupakan kasus flu
burung misalnya.
Read: Yin’s Box 10 p 50
20
Design type 4
Multiple case studies dengan berbagai unit of analysis

21
Literatur
Campbell, D.T., dan Stanley, J.C. 1963, Experimental and
Quasi Experimental Designs for Research. Rand
McNally College Publishing Co. Chicago.
Parel, et al. 1978. Social Survey Research Design. PSSC
Social Research Series. Manila.
Yin, R. K., 1984. Case study Research: Design and
Methods. Sage Publication. London.

22

Anda mungkin juga menyukai