A. Latar Belakang
devisa non migas bagi indonesia.Sehingga memiliki prospek yang cerah .Oleh
sebab itu upaya peningkatan produktifitas usaha tani karet terus dilakukan
Pohon karet pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun
pada tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di kebun raya
pembibitan, TBM dan TM adalah Tikus, tikus menjadi hama pada tanaman karet
pada fase perkecambahan dan persemaian, Belalang, belalang menjadi hama bagi
tanaman karet pada fase penyemaian dengan cara memakan daun-daun yang
masih muda, serangga ini tergolong sangat rakus, Uret tanah, uret tanah
merupakan fase larva dari beberapa jenis kumbang, uret tanah menjadi hama yang
sangat merugikan karena memakan bagian tanaman karet yang berada di dalam
karet sangat penting, hal ini berguna untuk menentukan tindakan pengendalian
yang akan dilakukan. Rayap, rayap yang menjadi hama bagi tanaman karet, rayap
tersebut menggorogoti bibit yang baru saja ditanam di lahan, dari ujung stum
kutu tanaman yang menjadi hama bagi tanaman karet adalah saissetia nigra, kutu
tersebut menjadi hama bagi tanaman karet dengan cara menusuk pucuk batang
dan daun muda untuk mengisap cairan yang ada didalamnya (Pracaya, 2010).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
ditimbulkan akibat aktivitas hidup dari organisme ini pada pertanaman. Apabila
dilihat dalam arti luas, Hama adalah semua bentuk gangguan baik kepada
manusia, tanaman, maupun ternak. Namun, dari arti sempit hama adalah semua
hewan yang merusak tanaman yang dapat menimbulkan kerugian. Jadi, apabila
ada seekor hewan pada tanaman namun tidak menimbulkan kerugian maka hewan
Hama yang merusak tanaman dapat dilihat secara jelas dari bekasnya
(gerekan atau gigitan). Secara garis besar hewan yang dapat menjadi hama dapat
dari jenis serangga, moluska, tungau, tikus, burung, atau mamalia besar. Mungkin
di suatu daerah hewan tersebut menjadi hama, namun di daerah lain belum tentu
menjadi hama (Dadang : 2006). Pada intinya hama merupakan gangguan yang
(kutu, tikus, wereng, dll), dan juga dapat berasal dari tumbuhan penganggu
beruas dan bernafas melalui pembuluh nafas, tubuh dan kepalannya berkulit keras
inang sebagai akibat gangguan yang terus menerus oleh agensi patogen atau faktor
gangguan penyebab penyakit dan gejala dapat dilihat dengan mata telanjang.
Berdasarkan sifatnya, ada dua tipe gejala: a). Gejala lokal, yaitu gejala yang
dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas. Biasanya dalam bentuk
bercak atau kanker. Gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman
(pada daun, buah, akar). b). Gejala sistemik, yaitu kondisi serangan penyakit yang
lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh
virus mosaik, belang maupun layu. Gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman
tempat ada tanaman, patogen, serta lingkungan (segitiga penyakit karena tiga
faktor). Agar muncul penyakit pada tanaman, maka ketiga faktor tersebut harus
memenuhi syarat berupa tanaman harus peka, penyebab penyakit harus ganas, dan
penurunan fungsi metabolisme atau bahkan tidak dapat berfungsi sama sekalidan
bernilai ekonomis tinggi. Tanaman tahunan ini dapat disadap getah karetnya
pertama kali pada umur tahun ke-5. Dari getah tanaman karet (lateks) tersebut bisa
diolah menjadi lembaran karet (sheet), bongkahan (kotak), atau karet remah
(crumb rubber) yang merupakan bahan baku industri karet. Kayu tanaman karet,
bila kebun karetnya hendak diremajakan, juga dapat digunakan untuk bahan
al., 2008).
(monoecus). Pada satu tangkai bunga yang berbentuk bunga majemuk terdapat
jenis-jenis lalat.
tanaman yang banyak mengandung getah ( lateks ) dan getah tersebut mengalir
keluar apabila jaringan tanaman terlukai (Santosa, 2007). Biji karet mengandung
protein dan energi metabolis yang tinggi sehingga penggunaan tepung biji karet
dalam ransum bertujuan sebagai sumber energi dan sumber protein yang dapat
adalah tepung biji karet dihasilkan dari biji tanaman karet yang merupakan
ketersediaannya dalam jumlah besar relatif terjamin. Selain itu biji karet selama
ini merupakan biji yang disia-siakan atau belum dimanfaatkan dan tidak dapat
dimakan langsung. Biji yang akan dipakai untuk bibit, terutama untuk penyediaan
Klasifikasi:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Tikus adalah hama yang sangat ganas yang dapat merusak tanaman
Pengendaliannya :
pada tikus, factor fisik tersebut dapat dirubah diatas atau dibawah
tikus.
2. Belalang
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthopoda
Class : Insecta
Ordo : Orthoptera
Subordo : Caelifera
Famili : Acrididae
Genus : Valanga
coklat. Belalang terkait erat secara biologis dengan kecoa dan jangkrik
dan masuk ke dalam kelompok serangga orthoptera, saat ini terdapat
daun tua apabila daun mudah habis, bahkan bisa mematikan tanaman.
Pengendaliannya :
- Secara mekanis
2011).
- Secara kimiawi
seperti fenitrothion.
1. Kutu Putih
sebagai
berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
Famili : Pseudococcidae
Pengendalian :
- Kultus teknis
seluas mungkin.
- Secara fisik/mekanis
Pemasangan perangkat likat berwarna kuning (40 buah per ha). Sisa
2. Rayap
Domain : Eukariota
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Blattodea
Infraordo : Isoptera
karet dengan cara menggerek batang dari ujung daun sampai ke akar
2003).
Pengendaliannya :
- Kultur teknis
- Kimiawi
yang ditanam dalam tanah dan ditempatkan pada tititk-titik jalur lalu
a. Uret Tanah
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Famili : Scarabaeidae
Genus : Lapidiota
Spesies : L. stigma
sangat susah diatasi, kalau tidak waspada dan jeli, seringkali kita
tanaman akan mati dan mudah roboh atau sangat mudah dicabut,
Pengendalian :
- Secara mekanis
tanam.
Gejala Serangan :
menelungkup.
yang radier, mempunyai tepi yang tipis. Warna permukaan atas bakal
buah dapat berubah tergantung dari umur dan kandungan airnya. Pada
Gejala serangan :
- Adanya selaput tipis berwarna putih kelabu dan tidak begitu jelas
menutupi alur sadap, apabila dikerok diatas irisan sadap akan tampak
pulihan.
berikutnya.
- Gejala lanjut lateks yang keluar berwarna coklat dan berbau busuk.
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya, industri karet terbagi atas dua jenis, yaitu karet alam dan
karet sintetis. Beberapa jenis karet alam yang dikenal luas antara lain bahan olah
karet, karet konvensional, lateks pekat, karet bongkah (block rubber), karet
spesifikasi teknis (crumb rubber), karet siap olah (tyre rubber) dan karet reklim
(reclaimed rubber).
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Aidi dan Daslin, 1995. Pengelolaan Bahan Tanam Karet. Pusat Penelitian Karet.
Karet Sei Putih. http:// www.ipard.com/ art_ perkebun/. [06 Januari 2016].
Balit Getas Balai Penelitian Getas. 2010. Evaluasi dan Rekomendasi Sistem
Getas.
Budiman, H. 2012. Budidaya Karet Unggul Prospek Jitu Investasi Masa Depan.
Damanik, S., M. Syakir, M. Tasma, dan Siswanto. 2010. Budidaya dan Pasca