Anda di halaman 1dari 14

PENGAMATAN PENYAKIT TANAMAN KEHUTANAN

LAPORAN

M.K ILMU HAMA DAN PENYAKIT HUTAN

DOSEN PENGAMPU

Prof. Ir. YOSEP SERAN MAU. M.Sc Ph.D

OLEH:

1. MEI WULANDARI (2004070037)


2. DODI B. ANAJUNGA (2004070057)
3. IMELDA M. I TEKU (2004070031)
4. MARIANA F. B LOUK (2004070036)
5. ELISABET E. P LAOM (2004070005)
6. RANDY OTU (2004070009)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan praktikum yang berjudul “Pengamatan Penyakit Tanaman
Kehutanan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas praktikum
pada mata kuliah Ilmu Hama dan Penyakit Hutan. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
mengetahui dan memperlajari faktor biotik dan abiotik pada tanaman kehutanan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Prof. Ir. Yosep Seran Mau.
M.Sc. Ph.D selaku Dosen mata kuliah Ilmu Hama dan Penyakit Hutan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan tugas ini.

Kupang, 25 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1

1.2 Tujuan ........................................................................................................................................ 1

BAB II METODE PRAKTIKUM ................................................................................................. 3

2.1 Tempat dan Waktu ................................................................................................................... 3

2.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................................... 3

2.3 Prosedur Kerja .......................................................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................................... 4

3.1 Pembahasan ............................................................................................................................... 4

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................... 10

4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Gangguan pada tanaman dapat ditimbulkan oleh cuaca yang buruk, defisiensi unsur hara,
gulma, hewan (terutama serangga) dan mikroorganisme. Dalam kelompok mikroorganisme
terdapat antara lain bakteri, cendawan dan nematoda. Masalah gangguan mikroorganisme
terhadap tumbuhan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan cara-cara
pengendaliannya dipelajari dalam Ilmu Penyakit Tumbuhan atau Fitopatologi.
Tumbuhan dikatakan sakit bila fungsi fisiologinya tidak berjalan normal. Fungsi fisiologi
ini meliputi antara lain pembelahan dan diferensiasi serta perkembangan sel, absorbsi air dan
hara dari tanah serta translokasinya, metabolisme, reproduksi dan penyimpanan zat makanan.
Perubahan atau penurunan fungsi fisiologi ini sebenarnya adalah akibat adanya serangan
patogen (penyebab penyakit).
Masalah penyakit tanaman mendapat perhatian besar ketika terjadi serangan cendawan
Phytophthora infestans yang menyebabkan kegagalan panen kentang selama beberapa tahun
pada pertengahan abad 19 di Irlandia. Akibat adanya penyakit yang disebut hawar daun (Leaf
blight) ini adalah terjadinya kelaparan dan kematian yang meluas. Beribu-ribu keluarga
petani Irlandia kemudian beremigrasi ke Amerika Utara.
Penyakit tumbuhan umumnya didefinisikan sebagai suatu rangkaian proses fisiologi yang
merugikan, yang disebabkan oleh rangsangan terus menerus oleh suatu penyebab primer. Hal
ini ditunjukkan oleh aktivitas sel sakit dan dinyatakan dalam keadaan morfologi dan histologi
yang disebut gejala.
Penyakit dapat disebabkan oleh agen abiotik yang non infeksius dan tak dapat ditularkan,
misalnya oleh polutan dan keadaan tanah yang buruk. Penyebab penyakit lainnya adalah
agen biotik yang infeksius dan dapat ditularkan, misalnya bakteri dan cendawan. Secara
umum penyebab penyakit yang menular ini disebut patogen

1
1.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui gejala penyakit pada tanaman perkebunan/tahunan/kehutanan
2. Untuk mengetahui faktor penyebab patogen (jamur, bakteri, virus, nematoda, dll) serta
faktor lingkungan keadaan tanah, cuaca, dll.
3. Untuk mengetahui cara mengatasi/tindakan pengendalian

2
BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Tempat dan waktu

Praktikum ini dilaksanakan di sekitar Gedung Kehutanan Undana dan Di Bandara, pada
tanggal 24 Oktober 2022, pukul 15.30-selesai.

2.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah :

1. Alat
• Buku
• Bolpoin
• Kamera/hp
2. Bahan
• Jenis tumbuhan yang diamati
2.3 Prosedur Kerja
• Siapkan alat dan bahan
• Amati tanaman atau tumbuhan yang terserang penyakit
• Setelah amati langkah yang terakhir adalah foto dan tulis nama penyakit dan nama
tenaman tersebut

3
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan

3.1.1 Penyakit Tumbuhan Disebabkan Oleh Faktor Abiotik ( Penyakit Non-Infeksi )

Faktor abiotik adalah penyakit yang disebabkan oleh Fisiopath yang berarti aemua
gangguan pada tumbuhan disebabkan oleh lingkungan, keadaan hara atau keadaan fisik
yang tidak sesuai.

faktor abiotik meliputi seluruh faktor-faktor non hidup dari suatu kondisi lingkungan
seperti cahaya matahari, suhu, udara, dan tanah, ketinggian. Faktor-faktor abiotik ini
tidak hanya menyediakan energi dan materi penting, tetapi juga memiliki peran penting
dalam menentukan tumbuhan-tumbuhan dan hewan-hewan yang mampu berada di suatu
tempat tertentu sesuai dengan habitatnya. Metode yang digunakan dalam kajian ini
adalah kajian kualitatif.

Tanaman Cendana Tanaman Tayuman

4
Pada tanaman cendana daunnya layu karena faktor lingkungan yaitu sinar mata hari yang
berlebihan sehingga tanaman tersebut menjadi layu. Pada tanaman tayuman juga merupakan
faktor lingkungan, sekarang merupakan musim kemarau atau musim panas, jadi daun tanaman
tayuman mulai menguning dan lama kelamaan akan gugur atau akan mengalami proses
pengguguran daun yang disebut dengan absisi hal ini terjadi karena prubahan keadaan pada
pangkal, tangkai, dan helaian daun.

Cahaya matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga sifat
yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya penyinaran (panjang
hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terhadap pertumbuhan tanaman adalah melalui
pembentukan klorofil, pembukaan stomata, pembentukan antocyanin (pigmen merah) perubahan
suhu daun atau batang, penyerapan hara, permeabilitas dinding sel, transpirasi dan
gerakan protoplasma.

3.1.2 Penyakit Tumbuhan Disebabkan Oleh Faktor Biotik ( Penyakit Infeksi )


Faktor biotik meliputi semua kehidupan makhluk hidup baik individu, populasi dan
komunitas di dalamnya termasuk jumlah inang Pteridophytayang banyak.

Tanaman Gamal Tanaman Jati

Pada gambar pertama dari kiri merupakan tanaman Gamal yang terserang penyakit
kanker batang yang disebabkan oleh jamur Phytophthroa palmivora, gejalanya kulit
batang/cabang berwarna lebih gelap/kehitam-hitaman. Pengendaliannya demgan mengupas kulit

5
batang yang mencapai batas yang sehat (jaringan berwarna putih). Kulit batang yang dikupas
diolesi dengan kunyit atau fungisida tembaga konsentrasi 5%. Jika infeksi sudahi batang,
tanaman tersebut dipotong atau dibongkar.

Pada bagian tersebut membusuk dan basah. Jika lapisan luar kulit dikupas, akan tampak
lapisan di dalamnya berwarna merah anggur. Pada tanaman Jati itu merupakan penyakit bercak
daun yang disebabkan oleh dua jenis cendawan, yaitu Cercospora arachidicola dan
Phaeoisariopsis personata. Bercak yang disebabkan oleh C. arachidicola berwarna coklat muda
hingga coklat tua ditandai dengan warna kuning di sekitar bercak (halo kuning). Bercak mulai
muncul saat tanaman berumur 4−6 minggu, berbentuk lingkaran dengan diameter berukuran
1,5−6 mm, bagian pusat bercak transparan dan bagian tepi berwarna coklat tua. Pada kondisi
lembab, daun yang terinfeksi menjadi berwarna kuning dan busuk, sedangkan pada kondisi
kering daun menjadi kering dan rontok. Pengendaliannya yaitu Sanitasi kebun, mengurangi
kelembaban daun-daun bawah yang terinfeksi secepatnya diambil agar tidak menjadi sumber
penularan, pemanenan tepat waktu, eradikasi tanaman yang sakit, peyemprotan dengan fungisida
berbahan aktif Mancozeb, Captan, Captafol, Metil tiofanat, Benomil , Antracol. Sebaiknya
digunakan secara bergantian untuk menghindari resistensi.

3.1.3 Cara Pengendalian

Berdasarkan pengetahuan yang telah disampaikan diatas antara lain tentang gejala, penyebab
dan mekanisme penyakit, maka dapat dikembangkan metode pengendalian penyakit. Dalam
pengendalian penyakit tumbuhan ada 4 dasar atau prinsip yaitu :
1. Eksklusi patogen
2. Eradikasi (pemusnahan) patogen
3. Proteksi (perlindungan) inang yang rentan
4. Resistensi inang
Untuk menjabarkan prinsip-prinsip diatas terhadap beberapa cara pengendalian, yang
menurut macam agen yang digunakan dapat diklasifikasikan dalam cara-cara : undang-undang
atau peraturan, budidaya, fisik, kimia dan hayati.

Peraturan dibuat untuk memisahkan patogen dari inangnya atau wilayah tertentu. Cara
budidaya umumnya untuk membantu tanaman meniadakan kontak dengan patogen, dan

6
memusnahkan atau mengurangi patogen didalam tanaman, pertamanan, atau suatu wilayah. Cara
hayati dan sebagian cara budidaya bertujuan memperbaiki kondisi tanaman, dan memberi
keadaan yang menguntungkan bagi mikroorganisme yang antagonis terhadap patogen. Cara fisik
dan kimia bertujuan melindungi tanaman terhadap patogen yang mungkin datang dan mengobati
infeksi yang sedang berlangsung. Kecuali untuk pohon atau individu tanaman yang bernilai
tinggi, kerusakan pada beberapa batang tanaman dianggap kurang berarti, maka pengendalian
penyakit lebih ditujukan pada populasi tanaman.

1. Eksklusi Patogen
Tjuan eksklusi adalah mencegah masuknya patogen kedaerah kita yang masih bebas patogen
yang bersangkutan. Selama patogen dan inangnya terpisah maka tidak akan terjadi penyakit.
Prinsip ini berhasil digunakan terhadap patogen yang penyebarannya melalui bahan tanaman,
tetapi sulit untuk patogen yang disebarkan oleh angin. Jadi pengetahuan tentang cara penyebaran
suatu patogen sangat penting dalam eksklusi. Beberapa cara pengendalian yang mengandung
prinsip eksklusi adalah :

a. Karantina dan Pemeriksaan


(1) Embargo total terhadap tanaman tertentu dan produk-produknya; (2) Pemeriksaan dan
sertifikasi bahan tanaman dari negara asal; (3) Pemeriksaan dan perlakuan terhadap bahan
tanaman di pintu masuk negara pengimpor; (4) Perlakuan ini bisa berupa penghancuran segera,
perlakuan dengan pestisida, atau penelitian pertumbuhan pasca masuk; (5) Pemasukan bahan dan
hasil tanaman yang terawasi dan (6) Fesilitas karantina di negara ketiga (di luar negeri asal dan
tujuan).

b. Penghindaran patogen
Usaha menghindari patogen untuk produksi bibit bebas patogen dapat dilakukan misal dengan
menanam di areal yang bebas atau terisolasi dari patogen, daerah yang kondisi lingkungannya
tidak sesuai bagi patogen atau vektornya. Penggunaan bibit bebas patogen dan pemilihan waktu
tanaman dapat memperbesar peluang bagi tanaman untuk terhindar dari serangan patogen. Disini
jelas pentingnya program sertifikasi benih/bibit yang baik.

7
2. Eradikasi
Prinsip ini bertujuan untuk memusnahkan atau mengurangi banyaknya patogen yang berada di
daerah atau bagian tanaman tertentu. Tujuan ini dapat dicapai dengan berbagai cara yang sifatnya
: (a) Kultural, seperti pemusnahan inang, pergiliran tanaman, sanitasi, memperbaiki kondisi
tumbuh tanaman membuat keadaan tidak sesuai bagi perkembangan patogen, mulsa dengan
polietilen, irigasi, dll. (b) Fisik, seperti sterilisasi tanah, penggunaan panas untuk organ tanaman,
pendinginan dan radiasi; (c) kimiawi, seperti fumigasi tanah dan perlakuan benih dengan
pestisida; (d) Hayati, seperti penggunaan tanaman perangkap dan penambahan bahan-bahan yang

3. Proteksi Tanaman Rentan


Proteksi atau perlindungan tanaman yang rentan terhadap penyakit dapat dilakukan dengan
aplikasi fungisida protektif dan dengan cara budidaya. Kebanyakan fungisida protektif adalah
senyawa tembaga, belerang, senyawa organik yang mengandung belerang (karbamat) atau klor
dan keton. Fungisida pertama yang terkenal adalah campuran bordo, yang terdiri dari sulfat
tembaga, kapur tohor, dan air. Kemudian muncul fungisida organik yang protektif, misalnya
kaptan, zineb dan maneb. Efikasi fungisida protektif dipengaruhi oleh kemantapan toksisitas,
kemampuan menembus spora cendawan, daya lekat, kemampuan menyebar dan melapisi pada
permukaan tanaman. Untuk melindungi tanaman yang sedang tumbuh,penyemprotan fungisida
perlu diulang beberapa kali untuk menjamin agar bagian-bagian yang baru tumbuh dapat
terlapisi. Pengaturan jarak tanam yang lebih jauh dan penjarangan tanaman peteduh dapat
mengurangi kelembaban di kebun dan hal ini dapat mencegah perkembangan umumnya
cendawan patogen. Perlakuan yang dapat merangsang pertumbuhan dini dan pematangan
jaringan batang yang dini dapat melindungi tanaman muda dari penyakit rebah kecambah.

4. Resistensi Tanaman
Resistensi tanaman atau ketahanan tanaman dapat dilakukan melalui program pemuliaan dan
seleksi varietas tahan. Ketahanan ini bisa merupakan ketahanan morfologi, fungsional, maupun
protoplasmik. Ketahanan morfologi terdapat karena adanya struktur dalam tanaman yang dapat
mencegah patogen masuk, misal berupa kulit buah dan umbi yang tebal. Ketahanan fungsional
misalnya ditunjukkan oleh varietas gandum yang stomatanya membuka agak lambat di pagi hari
dan cepat menutup di siang hari. Varietas yang demikian tahan terhadap penyakit karat, karena
tabung kecambah patogennya sulit masuk lewat stomata. Tanaman yang mempunyai ketahanan

8
protoplasmik meskipun dapat dimasuki oleh patogen, protoplasmanya akan melawan aktivitas
patogen. Meskipun hakikat biokimiawi ketahanan protoplasmik ini belum diketahui, namun
diketahui bahwa sifat ketahanan ini diwariskan.

Berikut ini adalah contoh umum suatu program pengendalian penyakit sejak dari awal sampai
akhir proses produksi tanaman
 Pilih benih unggul yang bebas hama dan penyakit serta gulma.
 Gunakan kultivar yang tahan terhadap OPT utama.
 Periksa adanya hama dan patogen berbahaya pada tanah, bila perlu lakukan
fumigasi.
 Gunakan jarak antara barisan dan jumlah benih yang tepat.
 Gunakan pestisida bila diperlukan, dengan dosis dan cara yang tepat.
 Panen hasil tanaman dengan efisien dan simpan dengan baik.
 Hancurkan sisa-sisa tanaman.
 Lakukan pergiliran tanaman
 Ikuti perkembangan kemajuan ilmu mutakhir.

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari laporan ini adalah :

1. Faktor abiotic maupun biotik dapat menimbulkan penyakit pada suatu


tumbuhan
2. Pengendalian dan perawatan sutau tumbuhan itu perlu dilakukan

10
DAFTAR PUSTAKA

https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/pengguran-daun-
absisi/#:~:text=Pengguguran%20Daun%20(Absisi),pangkal%20tangkai%20dan%2
0helaian%20daun.

https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/biolova/article/view/293#:~:text=Faktor%20
biotik%20meliputi%20semua%20kehidupan,air%2C%20dan%20tanah%2C%20ke
tinggian.

http://smk.kemdikbud.go.id/uploads/filestorage/0qrUvuLJgjsSNpxfcEs45Sb2Jc0dg
MFnCqyxDmMb.pdf

https://sinta.ditjenbun.pertanian.go.id/penyakit-kanker-batang/

https://sinta.ditjenbun.pertanian.go.id/bercak-daun/

iv

Anda mungkin juga menyukai