Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman adalah salah satu jenis makhluk hidup yang memiliki
peran sangat penting bagi kehidupan manusia pada khususnya. Tanaman
sangat berfungsi bagi kelangsungan hidup manusia, sebab hasil dari
tanaman merupakan salah satu bahan makanan dimana makanan
merupakan salah satu sumber energi bagi manusia. Lantas bagaimana jika
ada penyakit pada tanaman ? Tanaman dikatakan sakit bila ada perubahan
seluruh atau sebagian organ tanaman yang menyebabkan terganggunya
kegiatan fisiologis sehari-hari. Secara singkat penyakit tanaman adalah
penyimpangan dari keadaan normal.
Penyebab sakit bermacam-macam antara lain cendawan, bakteri,
virus, kekurangan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara. Berbagai
penyakit yang umumnya timbul misalnya bercak daun, kudis, penyakit
gosong, penyakit layu, penyakit karat dan penyakit embun tepung.
Penyebabnya berbeda-beda, misal penyakit layu dapat disebabkan oleh
bakteri ataupun jamur. Pengetahuan mengenai berbagai jenis
mikroorganisme yang menyebabkan penyakit sangat diperlukan, sehingga
kita bisa merencanakan bagaimana cara penanganan penyakit tersebut.
Penyebab penyakit dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu biotik atau
parasitdan abiotik atau non parasit. Biotik yaitu penyebab penyakit yang
sifatnya menular atau infeksius, misalnya jamur, bakteri, nematoda,
mycoplasma dan tanaman tinggi parasitik. Abiotik yaitu penyebab
penyakit yang sifatnya tidak menular atau non infeksius. Penyakit-
penyakit karena penyebab abiotik sering disebut penyakit
fisiologis/fisiogenis, sedangkan patogennya disebut fisiopath. Fisiopath
tersebut antara lain kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, kondisi

1
tanah yang kurang baik, dan kerusakan karena mekanik dan zat-zat kimia.
Utamanya yang menyerang tanaman adalah pathogen.

B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui gejala penyakit tanaman
2. Mengetahui penyebab penyakit biotik tanaman
3. Mengetahui penyebab penyakit abiotik tanaman

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyebab Penyakit Abiotik


1. Sifat Umum Penyakit
Penyakit abiotik merupakan penyakit yang disebabkan oleh
faktor – faktor abiotik. Faktor-faktor abiotik yang menyebabkan
penyakit tumbuhan adalah faktor-faktor fisik dan faktor-faktor
kimia yang menyusun lingkungan tempat tumbuhnya tanaman
hutan atau tempat penyimpanan dan transportasi produk hutan.
Lingkungan fisik dan kimia ini terdiri dari lingkungan atmosfer
tanaman dan lingkungan ta nah tempat tumbuhnya tanaman. Selain
itu, lingkungan atmosfer tempat penyimpanan (gudang) dan
lingkungan transportasi juga menjadi faktor yang kita
pertimbangkan.
Penyakit abiotik terjadi tanpa keterlibatan organisme
penyebab penyakit (patogen). Penyakit abiotik merupakan penyakit
tanaman yang disebabkan oleh penyebab penyakit non infeksius
atau tidak dapat ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain,
sehingga penyakit abiotik juga disebut penyakit non infeksius.
Namun demikian, penyakit abiotik dapat mempengaruhi seluruh
fase pertumbuhan tanaman hutan, mulai dari semai, pertumbuhan
vegetatif, perkembangan sampaidengan komoditi yang dihasilkan
tanaman (kayu damar,benih, dll) dan tingkat kemudahan terjadinya
penyakit biotik.
Macam dan tingkat keparahan penyakit abiotik yang
diakibatkan sangat beragam tergantung kepada faktor-faktor fisik
dan kimia yang terlibat dan tingkat penyimpangannya dari kisaran
yang dibutuhkan tanaman. Semakin menyimpang faktor abiotik
dari rata-rata kisaran yang dibutuhkan maka tanaman akan semakin

3
parah. Apabila faktor abiotik ini kembali ke kondisi kisaran yang
dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan tumbuh normal.
Gejala yang ditimbulkan dapat mulai dari ringan sampai
berat dan bahkan dapat mati. Beberapa penyakit abiotik berdampak
kepada organ tanaman menjadi bentuk dan ukurannya berbeda.
Keparahan penyakit juga tergantung kepada fase pertumbuhan
tanaman ketika faktor abiotik menyimpang. Gejala penyakit abiotik
terkadang menunjukan kekhususan dan faktor penyebabnya dapat
diduga dengan menggunakan acuan cuaca di sekitar tempat tumbuh
tanaman, kebiasaan tumbuhan, dan kondisi tanah. Penyakit abiotik
dapat disebabkan karena satu atau lebih faktor abiotik yang tidak
mendukung pertumbuhan tanaman secara normal. Oleh karena itu,
pengelolaan faktor-faktor abiotik perlu dilakukan untuk menuju ke
kondisi lingkungan optimum, misalnya melalui pemupukan,
irigasi, penyemprotan bahan kimia tertentu, penanaman pohon
pelindung angin, dan lain-lain.
2. Lingkungan Abiotik
a. Suhu
Setiap jenis tanaman hutan akan tumbuh dan
berkembang pada kisaran persyaratan suhu yang dapat
ditoleransi. Kisaran suhu yang ditoleransi adalah suhu
minimum, optimum, dan maksimum. Tanaman hutan akan
sakit jika terjadi suhu melewati batas suhu minimum dan
maksimum. Ada tiga kelompok tanaman yang mempunyai
kisaran suhu sangat berbeda, yaitu psikrofilik (kryofilik)
pada kisaran suhu rendah, mesofilik pada kisaran suhu
sedang, dan termofilik pada kisaran suhu panas.
Perubahan suhu yang melebihi toleransi akan
mengakibatkan tanaman mengalami penyimpangan
fisiologis. Di Indonesia, seperti yang terjadi di daerah tropis
lainnya, kenaikan suhu lingkungan sangat biasa terjadi,

4
misalnya musim kemarau yang panjang. Pertumbuhan
pohon sangat peka terhadap suhu. Banyak jenis pohon
tumbuh dengan baik pada kisaran suhu yang lebar dan ada
banyak jenis yang lain mempunyai kisaran suhu yang
sempit.
1) Suhu (Temperatur) Tinggi dan Sinar Matahari
Beberapa tanaman tertentu daapat
mengalami kerusakan dengan adanya suhu yang
terlalu tinggi disertai dengan sinar matahari terik.
Daun-daun muda tanaman terutama tanaman
semusim dapat mengalami kelayuan permanen dan
akhirnya mati. Warna daun berubah menjadi coklat
kemerahan. Gejala kerusakan ini disebut sun-scald
(luka bakar). Kerusakan tanaman oleh suhu tinggi
dan sinar matahari yang terik ini dapat meningkat
oleh keadaan kelembaban yang terlalu rendah.
Kerusakan yang disebabkan oleh sinar
matahari langsung pada suatu area biasanya relatif
kecil dan pada tanaman-tanaman pertanian biasanya
kerusakannya juga sulit dibedakan dengan
kerusakan yang disebabkan oleh penyebab penyakit
lain. Kerusakan ini biasanya dijumpai pada
tanaman-tanaman atau bagian tanaman yang banyak
mengandung air. Suhu tinggi biasanya
menonaktifkan ensim-ensim tertentu dan
mempercepat sistem ensim yang lain. Hal ini dapat
mengakibatkan reaksi biokimia tidak normal yang
dapat merusak membran sitoplasma atau
melepaskan bahan-bahan beracun dalam sel.
2) Suhu (Temperatur) Rendah

5
Suhu rendah merupakan pembatas pertumbuhan
pohon pada daerah dataran tinggi dan di luar daerah
tropis. Suhu rendah terutama akan menimbulkan
kerusakan pada buah dan sayuran. Kerusakan yang
terjadi disebabkan karena terbentuknya kristal-
kristal es intraseluler atau interseluler maupun
keduanya. Selain itu suhu yang rendah dapat
menimbulkan lapisan frost pada tanah sehingga
menghalangi akar untuk menyerap air yang
diperlukan untuk mengimbangi transpirasi yang
dilakukan oleh daun.
b. Kelembapan Air
Dalam hubungannya dengan kebutuhan air oleh
pohon, ada tiga kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan
hidrofit, mesofit, dan xerofit. Tumbuhan hidrofit adalah
tumbuhan yang menyesuaikan kehidupannya dengan
lingkungan yang berair. Tumbuhan mesofit adalah
tumbuhan yang hidup pada lingkungan yang tidak terlalu
berair sampai tidak kering. Tumbuhan xerofit merupakan
tumbuhan yang dapat hidup di lingkungan kering atau
gurun.
Tanaman penyusun hutan termasuk tanaman yang
mesofit. Saat kelembaban udara yang sangat tinggi,
penguapan dari tumbuhan menjadi rendah. Rendahnya
penguapan dari tubuh akan mengakibatkan terjadinya
penghambatan penyerapan hara dari tanah, terutama
kalsium. Ketersediaan air yang cukup sangat diperlukan
untuk pertumbuhan pohon penyusun hutan. Di musim
kemarau panjang, kekeringan terjadi jika tanah sedikit
mengandung air dan airnya tidak dapat dimanfaatkan oleh
tumbuhan, sehingga tanaman menjadi sakit bahkan mati.

6
Gejala awal yang timbul akibat kekeringan pada umumnya
berupa kelayuan dan gugur daun. Selain itu, gejala
kekeringan juga dapat ditunjukan oleh matinya pucuk,
perubahan warna daun menjadi coklat pada bagian tepi
daun pada tumbuhan berdaun lebar seperti Tectona grandis
Keadaan air yang berlebihan merupakan hal yang
juga tidak menguntungkan tanaman hutan. Kelebihan air ini
dapat terjadi bukan hanya karena banjir, tetapi lebih
disebabkan oleh drainase yang buruk. Gejala yang timbul
juga berupa tanaman layu tetapi biasanya perubahan warna
daun menjadi pucat atau hijau kekuningan. Kelebihan air
biasanya mengakibatkan berkurangnya oksigen dalam
tanah dan akar kehilangan sifat permeabilitasnya, sehingga
unsur-unsur logam berat maupun senyawa beracun dapat
terserap oleh akar. Kondisi kelebihan air seperti ini juga
akan memacu pertumbuhan mikroorganisme anaerob yang
biasanya membentuk senyawa beracun seperti nitrit
c. Hujan Es dan Angin
Kerusakan tanaman yang disebabkan oleh hujan es
tergantung pada jenis tanaman, tingkat pertumbuhan
tanaman, ukuran hujan es, dan keadaan cuaca yang
mengikuti hujan es tersebut. Kerusakan dapat berupa
lubang-lubang kecil sampai sobekan pada daun, sehingga
terjadi pengguguran daun dan hancurnya tanaman yang
bersangkutan. Angin kencang dan hujan disertai angin
kencang menimbulkan beberapa bentuk kerusakan pada
tanaman. Daun-daun tanaman dapat sobek, tercabik-cabik
dan basah, sehingga akan memudahkan terjadinya serangan
bakteri atau jamur. Angin yang sangat kencang dapat
merobohkan tanaman, sehingga terjadi kerusakan fisik dan
memungkinkan terjadinya pembusukan.

7
d. Keracunan (Kelebihan) Mineral
Tanaman mempunyai tanggapan (respon) yang berlainan
terhadap keasaman tanah. Tanah yang bersifat asam dapat
meracuni beberapa jenis tanaman tertentu. Tanaman-
tanaman yang mengalami keracunan akan menunjukan
gejala yang bervariasi dari perubahan warna (klorosis),
layu, bercak, penebalan daun, kerdil sampai mati.
e. Defisiensi (Kekurangan) Mineral
Defisiensi mineral pada jenis tanaman yang berlainan
kemungkinan akan menunjukan gejala yang sama, akan
tetapi sulit untuk menentukan secara tepat mineral apa yang
mengalami defisiensi. Ada 13 elemen unsur mineral
penting yang diperlukan tanaman, dan kekurangan salah
satu atau lebih unsur-unsur tersebut dapat menimbulkan
penyakit tanaman. Unsur-unsur tersebut yaitu : C, H, O,S,
K, P, N, B, Mn, Mg, Na, Si, Cl.
f. Senyawa Kimia
Ada dua kelompok senyawa kimia yang mengakibatkan
tanaman menjadi sakit, yaitu senyawa kimia alami dan
buatan. Ada jenis tumbuhan tertentu yang menghasilkan
senyawa kimia yang bersifat meracun terhadap tumbuhan
lain, misalnya: juglone (5-hidroksi-1,4-napthoquinone)
yang dihasilkan oleh pohon walnut (black-walnut).
Senyawa tersebut bersifat meracun terhadap tanaman
tomat, kentang, alfalfa, apel, dan beberapa tanaman lainnya.
Kerusakan tanaman yang termasuk kategori akibat senyawa
buatan biasanya disebabkan oleh pestisida dan limbah
industri.
g. Polutan Udara yang Meracun

8
Polutan udara yang menimbulkan kerusakan tanaman
seiring dengan peningkatan jumlah industri dan
pemanfaatan energi di suatu daerah

B. Penyebab Penyakit Biotik


Penyakit biotik merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh suatu
organisme infeksus bukan binatang, sehingga dapat ditularkan dari satu
pohon ke pohon lainnya. Organisme yang dapat menyebabkan suatu
penyakit tanaman hutan disebut patogen. Patogen tanaman hutan meliputi
organisme – organisme sebagai berikut :
1. Jamur
Jamur ada yang menyebut cendawan atau fungi. Jamur
merupakan mikroorganisme yang organel selnya bermembran
(eukariotik), tidak mempunyai klorofil, berkembangbiak secara
seksual dan atau aseksual dengan membentuk spora, tubuh
vegetatifnya (somatik) berupa sel tuggal atau berupa benang-
benang halus (hifa, miselium) yang biasanya bercabang-cabang,
dinding selnya terdiri dari sellulose dan atau khitin bersama-sama
degan molekuk-molekul organik kompleks lainnya. Untuk
keperluan praktis dalam diagnose penyebab penyakit, jamur
dibedakan menjadi empat kelompok kelas, yaitu : phycomycetes,
ascomycetes, basidiomycetes dan deuteromycetes
Hifa pada kelas phycomycetes, tidak bersekat, sedangkan
hifa pada tiga kelas terakhir ascomycetes, basidiomycetes dan
deuteromycetes hifanya bersekat. Kelas Ascomycetes mempunyai
hifa yang bersekat berpori dan kelas basidiomycetes mempunyai
sekat dolipori, sedangkan kelas Deuteromycetes dapat bersekat
berpori maupun dolipori. Pada tiga kelas pertama (: phycomycetes,
ascomycetes, basidiomycetes ) perkembangbiakannya dilakukan
secara seksual dan aseksual, sedangkan kelas deuteromycetes

9
merupakan jamur yang tidak dikenal stadium seksualnya, sehingga
yang diketahui perkembangbiakannya hanya secara aseksual saja.
2. Bakteri
Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel
tunggal. Ada kurang lebih 200 jenis bakteri yang dapat
menyebabkan penyakit tanaman. Jenis – jenis bakteri ini terutama
berbentuk batang dan hanya terdiri dari enam genus (marga), yaitu:
a. Agrobacterium dari famili Rhizobiaceae gram negatif
b. Nebacterium dari famili Corynbacteriaceae gram positif
c. Erwina dari famili Enterobacteriaceae gram negatif
d. Pseudomonas dari famili Pseudomonadaceae gram negatif
e. Streptomyces dari famil gram positif
f. Xanthomonas dari famili Pseudomonadaceae gram negatif
Agrobacterium merupakan baktri berbentuk batang pendek,
motil (dapat bergerak), flagela peritik, menyebabkan hipertropi
yang berupa gall pada akar dan batang. Corynabacterium
merupakan bakteri berbentuk batang ramping, non-motil, ada yang
motil, kebanyakan menyebabkan layu tanaman. Erwinia
merupakan bakteria berbentuk batang, motil, flagela peritrik,
penyebab kematian jaringan yang bersifat kering, juga penyebab
benjolan – benjolan, layu dan busuk basah. Pseudomonas
merupakan genus terbesar sebagai penyebab penyakit tanaman
pertanian, bakteri berbentuk batang, motil dengan flagela polar,
koloni membentuk pigmen berwarna kehijauan yang larut dalam
air. Genus Pseudomonas meliputi hampir separuh jenis bakteri
yang mampu menimbulkan penyakit tanaman. Bakteri patogen ini
menyebabkan gejala yang bervariasi mulai dari bercak daun,
hawar, busuk daun sampai layu. Genus bakteri patogen tanaman
pertanian yang menonjol setelah pseudomonas adalah
xanthomonas, yang mencakup hampir 60 jenis mampu
menimbulkan penyakit pada tanaman. Bakteri berbentuk batang

10
kecil, bergerak dengan satu flagela di ujung, koloni berlendir
berwarna kuning. Gejala- gejala yang disebabkan oleh
xanthomonas juga bervariasi yang meliputi busuk, hawar dan
bercak. Jenis-jenis xanthomonas mempunyai kekhususan terutama
terbentuknya pigmen kuning pada koloninya.
Genus streptomycetes merupakan genus bakteri patogen
tanaman yang hanya mempunyai dua jenis yang mampu
menyebabkan penyakit tanaman. Sifat yang menonjol dari genus
ini adalah adanya hifa halus (<1ms) atau bentuk seperti benang
yang bercabang – cabang dengan konidia pada ujung rantai hifa.
Ukuran bakteri maupun kondinianya tidak berbeda. Pada benang
ini, setiap sel berfungsi sebagai satu individu tersendiri. Selain itu,
sterptomycetes juga bisa membentuk endospora yang tidak di
jumpai pada bakteri patogen lainnya. Genus ini sama dengan
corynebacterium yang kurang berarti pada tanaman hutan maupun
tanaman pertanian kecuali streptomycets scabies penyebab
penyakit kudis pada umbi kentang dan streptomycetes ipomea
penyebab penyakit kutil pada umbi jalar pada tanaman pertanian.
3. Virus
Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang hanya
mengandung satu atau dua bentuk asam nukleat yang dibungkus
oleh senyawa protein kompleks. Asam nukleat dan protein
desintesis oleh sel inang yang sesuai dengan memanfaatkan
mekanisme sintetos dari sel – sel inang untuk menghasilkan
substansi viral (asam nukleat dan protein).
Virus dapat dipisahkan dari sel inang menjadi molekuk-
molekul mikroprotein dan dari keadaan murni ini virus dikatakan
dalam fase pasif. Molekul mikroprotein ini benar-benar merupakan
senyawa kimia, baru setelah kristal mikroprotein ini masuk ke
dalam sel-sel inang yang sesuai, maa kristal mikroprotein akan
kembali ke sifa-sifat menyerupai organisme, dan inilah yang

11
disebut fase aktif. Virus tanaman yang telah di murnikan dan telah
diketahui komponen-komponen kimia penyusunnya mempunyai
ciri-ciri kesamaan kimia yang sama. Virus tersusun atas sebuah
mantel pelindung yang disebut kapsid dan tersusun atas protein.
Bagian inti virus yang disebut nukleokapsid tersusun atas asam
nukleat. Asam nukleat virus tanaman sebagian besar berbentuk
RNA, sedangkan virus hewan dan manusia sebagian besar
berbentuk DNA. Akhir-akhir ini virus telah banyak menimbulkan
kerugian ekonomi terhadap hasil-hasil pertanian. Beberapa jenis
virus mampu menyerang banyak macam tanaman inang tetapi ada
pula yang hanya mempunyai satu tanaman inagn spesifik. Gejala
penyakit yang disebabkan oleh virus sangat bervariasi. Ada virus
yang laten tanpa menimbulkan gejala, ada virus yang dapat
menumbulkan gejala ke seluruh tubuh tanaman, mulai dari tidak
berat sampai sangat berat. Gejala penyakit untuk satu virus
penyebab dapat bervariasi dari tiga sampai enam gejala yang
berbeda. Gejala penyakit yang disebabkan oleh virus lebih tampak
pada bagian tanaman yang baru tumbuh. Virus tumbuhan biasanya
disebarkn oleh serangga vektor golongan aphid, leaf hoppers, trips,
tungau, lalat putih atau karena pembuatan okulasi, penyambungan
atau oleh adanya kontak antara tanaman sakit dengan tanaman
sehat. Contoh virus penyebab penyakit tanaman yaitu: virus
mosaik tembakau (tobacco mosaic virus) ditularkan oleh aphids,
virus mosaik ketikum (cucumber mosaic virus) ditularkan oleh
aphids, virus keriting (curly-top virus) ditularkan oleh leaf hopper,
virus layu berbecak ( spotted wilt virus) disebarkan oleh thrips.
4. Mikroplasma dan MLO (Mycroplasma Like Organism)
Mikroplasma juga merupakan mikroorganisme prokariotik seperti
bakteri yang organel-organelnya tidak bermembran. Informasi
genetiknya berupa rantai DNA yang berbentuk cincin dan terdapat
bebas dalam sitoplasma. Mikoplasma dapat berbentuk ovoid

12
sampai vilame (benang) dan kadang-kadang berbentuk menyerupai
hifa bercabang-cabang dan biasanya dijumpai didalam jaringan
diluar sel-sel inang. Mikroplasma dapat berbentuk ovoid sampai
filamen (benang) dan kadang-kadang berbentuk menyerupai hifa
bercabang-cabang dan biasanya dijumpai didalam jaringan diluar
sel-sel inang. Mikoplasma like organisme (MLO) tanaman
biasanya terdapat dalam cairan floem. Berbeda dengan
mikoplasma, MLO dapat tumbuh pada sitoplasma sel-sel
parenkim floem. MLO sering dijumpai membentuk koloni yang
terdiri dari sel-sel tunggal yang berbentuk sparkel sampai ovoid.
Contoh penyakit tanaman yang disebabkan oleh mikoplasma yaitu:
citrus greening, coconuts lethal yellowing dan sugarcane grassy
shoot.
5. Tumbuhan Tingkat Tinggi Parasitik
Lebih dari 2500 jenis tumbuhan tingkat tinggi dikenal hidup secara
parasitik pada tanaman lain. Tumbuhan parasitik biasanya mampu
menghasilkan biji dan bunga yang mirip dengan biji dan bunga
yang dihasilkan tanaman inangnya. Tumbuhan parasit merupakan
kelompok tumbuha yang tergantung tanaman inangnya.
Tumbuhan parasit merupakan kelompok tumbuhan yang
tergantung kepaa tanaman inangnya untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya.
6. Nematoda
Aktivitas nematoda dalam tubuh tanaman berpengaruh secara
kontinyu terhadap fisiologi inang oleh karena itu, nematoda
merupakan satu- satunya kelompok hewan yang dikategorikan ke
dalam patogen. Nematoda berbentuk cacing tetapi dalam
taksonomi bukan merupakan cacing (vermes).

C. Pengertian Gejala Penyakit dan Macam Gejala Penyakit Tanaman

13
Pada tumbuhan yang sakit, terdapat adanya gejala penyakit selama
penyakit tersebut berkembang. Gejala penyakit adalah perubahan dari
kondisi normal pada tanaman yang disebabkan gangguan patogen dan
gangguan fisiologis, perubahan-perubahan yang muncul pada tumbuhan
yang merupakan perbedaan antara tumbuhan yang sakit dengan tumbuhan
yang sehat.
Istilah gejala mempunyai arti yang luas, yang mengikutsertakan
respons dari tumbuhan terhadap penyebab penyakit atau patogen dan
lingkungan. Respons yang terjadi pada tumbuhan yang sakit bisa diukur,
seperti meningkatnya respirasi dan naik nya temperatur daun. Gejala selalu
mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya penyakit, karena
penyakit adalah suatu proses yang dinamik. Untuk penyakit tertentu,
biasanya terdapat suatu variasi gejala, yang memberikan sindrom atau
gambaran penyakit.
Upaya untuk mengenal gejala penyakit tumbuhan penting
dilakukan, karena dengan mengenal atau mengetahui gejala, maka akan
dapat juga diketahui penyebabnya dan dapat dipilih langkah yang tepat
untuk pengendalian penyakit tumbuhan tersebut. Ilmu yang mempelajari
tentang gejala penyakit disebut Symtomatology.
Berdasarkan bentuk gejala penyakit tumbuhan dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu:
1. Gejala eksternal
Merupakan gejala yang dapat dilihat atau diketahui karena adanya
perubahan warna, bau, rasa, atau rasa rabaan. Misalnya benjolan,
layu, mengeluarkan lendir, busuk lunak (basah), busuk keras,
becak kecil pada daun, kurap/luka, perubahan warna atau bentuk
pada daun, menguning atau kerdil, dan batang kerdil.
2. Gejala internal
Merupakan gejala yang membutuhkan pengamatan yang lebih
saksama dengan menggunakan alat bantu seperti mikroskop,
karena gejala ini tidak bisa diamati dengan penampakan dari luar.

14
Misalnya adanya perubahan sel atau jaringan yang disebabkan oleh
virus (degenerasi jaringan, pembusukan jaringan, kerusakan
jaringan, matinya sel atau jaringan, dan terdapat pada pertumbuhan
pathogen)
Berdasarkan bagian tanaman yang terserang, ada 2 tipe gejala:
1. Gejala lokal
Gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan
terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak  atau kanker. Gejalanya
terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman (pada daun,
buah, akar). Contoh: penyakit bercak pada daun dan penyakit
kanker pada batang
2. Gejala sistemik
Kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas
batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaic,
belang maupun layu Ggejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman
(layu, kerdil)
Berdasarkan tempat munculnya gejala:
1. Gejala Primer
Gejala yang hanya muncul dari bagian tanaman yang terserang
pathogen. Misalnya daun yang diserang pathogen.
2. Gejala Sekunder
Gejala yang juga muncul pada bagian tempat lain bagian yang
tidak teserang pathogen. Gejala ini sebagai akibat dari kerusakan
pada bagian tanaman yang menunjukkan gejala primer.
Contohnya, akar tanaman yang diserang oleh pathogen akan
mengakibatkan penyerapan nutrisi dan air tidak sempurna,
akibatnya seluruh tubuh tanaman menjadi terganggu seperti
munculnya gejala baru.
Berdasarkan perubahan yang terjadi di dalam sel, gejala penyakit
tanaman dapat digolongkan menjadi empat tipe yaitu :
1. Tipe Nekrotis

15
Nekrotis merupakan gejala yang terjadi karena adanya kerusakan
pada sel atau bagian sel bahkan dapat mengalami kematian sel.
Tipe ini meliputi gejala:
a. Nekrose, yaitu matinya jaringan yang disebabkan oleh
penyebab lain dari penyebab yang normal, biasanya pada
kulit kayu dan daun. Bercak nekrose pertama-tama berwara
kuning kemudian berwarna cokelat atau hitam (antraknosa).
Penyebab daun bercak nekrose adalah jamur, bakteri, virus,
penyakit defisiensi atau oleh serangga. Nekrose dibagi
menjadi dua yaitu:
1) Bercak daun adalah bercak nekrose yang memiliki
batas-batas tegas yang disebabkan oleh jamur.
Contohnya, daun padi yang terserang jamur
Pyricularia oryzae.
2) Hawar adalah suatu kematian yang cepat dari
seluruh anggota tumbuhan atau bagian yang luas
dari daun termasuk tulang daun sebagai akibat
langsung dari aktivitas patogen. Contohnya, daun
kentang yang diserang oleh jamur Phyophthora
infestan.
b. Perforasi, yaitu jika jaringan yang mati runtuh dari daun
pada bercak nekrotis. Contohnya, daun karet yang diserang
jamur Helminthosporium heveae.
c. Terbakar, dipergunakan pada daun yang menunjukkan
kematian yang cepat dan meliputi bagian yang luas dan
tidak teratur terutama pada bagian tepi.
d. Busuk merupakan gejala matinya jaringan yang
disebabkan oleh penyebab lain dari penyebab yang normal
dan biasanya terjadi pada jaringan tumbuhan yang tebal
seperti umbi,akar, daun yang tebal, dan buah.

16
e. Menguning, rusaknya kloroplastida yang menyebabkan
menguningnya bagian tumbuhan yang umumnya berwarna
hijau. Contoh : Tanaman tembakau yang mengalami
kekurangan unsur N atau Mg.
f. Layu atau Kekeringan yaitu gejala gugurnya daun- daun
yang diikuti keringnya batang dan tunas, karena adanya
gangguan di dalam di dalam berkas pengangkutan atau
kerusakan akar sehingga proses penguapan menjadi tidak
seimbang dengan pengangkutan air. Contohnya, tanaman
pisang yang diserang jamur Fusarium sp.
g. Kanker merupakan gejala terjadinya kematian jarigan kulit
tumbuhan yang berkayu, misalnya akar, batang, dan
cabang.
h. Damping off yaitu rebahnya tumbuhan yang masih muda
(semai) karena pembusukan pangkal batang yang
berlangsung sangat cepat. Contohnya adalah semai
tembakau yang diserang oleh jamur Phytium sp.
i. Eksudasi, terjadinya pengeluaran cairan dari suatu
tumbuhan karena penyakit.
1) Gummosis : pengeluaran gom dari dalam tumbuhan.
2) Latexosis : pengeluaran latex dari dalam tumbuhan.
3) Resinosis : pengeluaran resin atau damar dari dalam
tumbuhan.
j. Hidrosis, gejala sebelum sel-sel mati yang biasany bagian
tersebut terlebih dahulu tampak kebasah-basahan. Hal ini
karena air sel keluar dari ruang sel masuk ke dalam ruang
antar sel.
2. Tipe Hipoplastis
Hipoplastis merupakan gejala yang disebabkan oleh sel yang
terhambat dalam pertumbuhan. Tipe ini meliputi gejala:

17
a. Klorosis, adalah terjadinya penghambatan pembentukan
klorofil, sehingga bagian yang seharusnya berwarna hijau
menjadi berwarna kuning atau pucat. Contoh : Daun
tembakau yang diserang virus mosiak tembakau (Tobacco
mosaic virus).
b. Kerdil adalah gejala habital ang disebabkan karena
hambatan pertumbuhan sehingga ukurannya menjadi lebih
kecil dari biasanya.
c. Etolasi, tumbuhan menjadi pucat, tumbuhan memanjang
dan mempunyai daun-daun yang ukurannya sempit karena
mengalami kekurangan cahaya.
d. Perubahan simetri, hambatan pertumbuhan pada bagian
tertentu yang tidak disertai dengan hambatan pada bagian di
depannya sehingga terjadi penyimpangan bentuk.
3. Tipe Hiperplastis
Tipe hiperplastis terjadi karena perkembangan sel yang melebihi
biasa. Tipe hiperplastik meliputi gejala-gejala:
a. Keriting
Gejala pembengkakan tunas atau penggulungan daun
sebagai akibat pertumbuhan setempat dari suatu bagian
anggota tubuh. Terkadang daun berombak dan bentuknya
seperti kerupuk sehingga ini disebut gejala kerupuk.
Contohanya pada daun tembakau yang diserang virus Ruga
tabaci dan pada daun kentang yang diserang virus.
b. Kudis (scab)
Kudis merupakan bercak kasar yang tersembul ke atas dan
letaknya terasing sebagai akibat pertumbuhan yang luar
biasa dari sel-sel epidermis dan jaringan dibawahnya dari
daun, buah, batang atau umbi. Contohnya yaitu pada umbi
kentang yang diserang bakteri Streptomyces scabies dan

18
pada batang dan buah jeruk yang diserang jamur
Sphaceloma fawcetti.
c. Intumesensi
Gejala kekurangan zat makanan disebabkan karena
penggembungan setempat dari sel-sel epidermis atau sub
epidermis sebagai akibat dari penumpukan air yang
berlebihan. Contohnya pada daun Cassia tomentosa.
d. Fasiasi
Suatu organ yang seharusnya bulat (silindris) dan lurus
berubah menjadi pipih, lebar dan membelok bahkan ada
yang membentuk spiral. Contohnya pada batang karet yang
masih muda dan ranting apel.
e. Pembentukan alat yang luar biasa
Pada gejala ini dibagi menjadi dua yaitu antolisis dan enasi.
Antolisis merupakan perubahan bunga menjadi daun-daun
yang kecil-kecil, contohnya tanaman jagung yang diserang
jamur Sclerospora maydis. Enasi yaitu pembentukan daun
yang kecil pada sisi bawah tulang daun, contohnya pada
daun tembakau yang diserang virus Ruga tabacci.
f. Perubahan warna
Perubahan warna yang terjadi bukan klorosis pada suatu
organ. Contohnya pada bunga tulip yang diserang virus dan
pada biji kedelai yang diserang jamur Cerospora sp.
g. Sapu
Gejala dimana berkembangnya tunas-tunas ketiak yang
biasanya tidur menjadi seberkas ranting-ranting yang rapat.
Gejala ini biasanya disertai dengan terjadinya hambatan
perkembangan ruas-ruas (internodia) batang dan daun-
daun, sehingga ranting yang raoat itu mempunyai ruas yang
pendek dan daun-daun yang kecil. Contohnya pada
tanaman kacang yang diserang mikoplasma.

19
h. Sesidia
Pembengkakan setempat pada jaringan tubuhan sehingga
terbentuk bintil-bintil, berdasarkan patogennya dapat
dibedakan menjadi dua yaitu fitosesidia dan zoosedia.
Fitosesidia apabila patogennya tergolong dalam dunia
tumbuhan, contohnya daun damar yang diserang jamur
Aecidium sp. Zoosesidia apabila patogennya tergolong pada
dunia hewan, contohnya daun Cinnamon zeyllanicum yang
diserang tungau (Eryophyces doctersi).
4. Tipe Hipertropi
Tipe hipertropi merupakan gejala dimana pertumbuhan melebihi
normal akibat perbesaran sel, dapat terjadi pada daun, akar dan
buah. Gejalanya antara lain Gigantisme, yaitu pertumbuhan ukuran
tanaman yang luar biasa. Hipercroma, yaitu pertumbuhan warna
tanaman yang luar biasa. Metaplasia, yaitu pertumbuhan struktur
tanaman yang luar biasa. Contohnya yaitu penyakit akar bengkak
(Clubroot) akibat serangan Plasmodiophora brassicae.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil makalah ini, dapat disimpulkan bahwa penyebab
penyakit dibagi menjadi dua yaitu, penyebab penyakit abiotik yaitu
penyebab penyakit yang disebabkan oleh suatu organisme infeksus bukan
binatang, serta penyebab penyakit abiotik yaitu penyebab penyakit yang
disebabkan oleh faktor – faktor abiotik seperti suhu, kelembapan air, hujan
es dan angin, keracunan mineral, defisiensi mineral, senyawa kimia dan
polutan udara yang meracun
Gejala penyakit adalah perubahan dari kondisi normal pada
tanaman yang disebabkan gangguan patogen dan gangguan fisiologis,
perubahan-perubahan yang muncul pada tumbuhan yang merupakan
perbedaan antara tumbuhan yang sakit dengan tumbuhan yang sehat. Tipe
gejala penyakit dibagi menjadi empat golongan yaitu, tipe nekrotis, tipe
hipoplastis, tipe hiperplastis dan tipe hipertropi.

B. Saran
Dalam menghadapi penyakit tanaman perlu mengetahui terlebih dahulu
penyebab penyakit, gejala serta tanda penyakit itu, baru dapat mengatasi
penegndalian dari penyakit tersebut agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan.

21

Anda mungkin juga menyukai