Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RISTIANDANI RIANA P

NIM : B1J013173
KELAS : C
MATA KULIAH : EKOLOGI

1. Fase apa yang paling sensitif terhadap perubahan temperatur dan kelembaban
udara..? Fase pertumbuhan. Pada lumut fase ini bisa dianggap dngan fase
gametofit yang menjadi fase hidup dominan lumut yang secara genetik bersifat
haploid. Pada mikroorganisme, FASE LAG/ADAPTASI. Jika mikroba dipindahkan
ke dalam suatu medium, mula-mula akan mengalami fase adaptasi untuk
menyesuaikan dengan kondisi lingkungandi sekitarnya.
Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor,diantarany
1. Medium dan lingkungan pertumbuhanJika medium dan lingkungan pertumbuhan
sama seperti medium dan lingkungansebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu
adaptasi. Tetapi jika nutrient
yangtersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda dengan sebelumnya,diperlu
kan waktu penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim.
2. Jumlah inokulumJumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat
fase adaptasi.Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab,
misalnya:
(1)kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium yang kandungannur
iennya terbatas, (2) mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium
barudengan komposisi sama seperti sebelumnya
2. Pastikan kisaran toleransi secara fisiologis bagi organisme tersebut !
Lumut, merupakan organisme tumbuhan tingkat rendah dengan karakteristika
morfologi dan fisiologi yang sederhana. Lumut tidak dilengkapi dengan struktur
pembuluh dan tidak memiliki fungsi akar, batang, atau daun yang jelas seperti
tumbuhan berpembuluh. Lumut sangat teradaptasi dengan kondisi yang miskin
nutrien sehingga sangat cocok sebagai komponen vegetasi tahap awal pada suksesi
suatu ekosistem. Karena fisiologi dan morfologinya yang sederhana, lumut sangat
spesifik terhadap kondisi mikroklimat, termasuk substrat tempat ia tumbuh. Faktor
lingkungan terutama suhu dan kelembaban sangat berpengaruh terhadap
kelimpahan lumut di suatu wilayah karena lumut tidak memiliki struktur kutikula
sehingga lumut tidak memiliki mekanisme mempertahankan air dan temperatur
dalam jaringannya. Kondisi ini menyebabkan lumut merupakan indikator perubahan
iklim yang baik. Lumut juga memiliki kemampuan akumulasi dan tingkat toleransi
polutan yang beragam. Kondisi ini menyebabkan lumut merupakan indikator polusi
udara yang baik. Secara umum lumut memiliki dua cara hidup yaitu epifit pada
batang tumbuhan dan menempel pada substrat selain tumbuhan misalnya batu dan
tanah.
Padamikroorganisme, Setiap mikroorganisme mempunyai respons yang berbeda
terhadap faktor lingkungan (suhu, pH, O, salinitas, dsb.) Suhu,tinggi rendahnya suhu
mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.Bakteri dapat tumbuh dalam rentang
suhu minus 50C sampai 800C, tetapi bagaimanapun jugasetiap species mempunyai
rentang suhu yang pendek yangditentukan oleh sensitifitas sistem enzimnya
terhadap panas. Bakteri dapatdikelompokkan berdasarkan pada kisaran suhu
pertumbuhannya, yaitu 1.Psikrofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 00C
sampai 200C. Suhu optimumnya sekitar 150C. Karakteristik istimewa dari semua
bakteri psikrofiladalah akan tumbuh pada suhu 0 50C.
2.Mesofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 200C sampai
450C.karakteristik istimewa dari semua bakteri mesofil adalah kemampuannya untuk
tumbuh pada suhu tubuh (370C) dan tidak dapat tumbuh pada suhu di atas
450C.Bakteri mesofil dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:a. Yang
mempunyai suhu pertumbuhan optimum 20 300C, termasuk tumbuhan saprofit. b.
Yang mempunyai suhu pertumbuhan optimum 35 -400C, termasuk organisme yang
tumbuh baik pada tubuh inang berdarah panas.
3.Termofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada suhu 350C atau lebih.
Bakteritermofil dapat dibedakan menjadi dua kelompok :a. Fakultatif termofil adalah
organisme yang dapat tumbuh pada suhu 370C,dengan suhu pertumbuhan optimum
45 600C. b. Obligat termofil adalah organisme yang dapat tumbuh pada suhu di
atas suhu500C, dengan suhu pertumbuhan optimum di atas 600C.
3. Tentukan kisaran iklim mikro (temperatur dan kelembaban udara) bagi
organisme secara geografis.
Faktor lingkungan terutama suhu dan kelembaban sangat berpengaruh terhadap
kelimpahan lumut di suatu wilayah karena lumut tidak memiliki struktur kutikula
sehingga lumut tidak memiliki mekanisme mempertahankan air dan temperatur
dalam jaringannya. Kondisi ini menyebabkan lumut merupakan indikator perubahan
iklim yang baik. Lumut juga memiliki kemampuan akumulasi dan tingkat toleransi
polutan yang beragam. Kondisi ini menyebabkan lumut merupakan indikator polusi
udara yang baik. Secara umum lumut memiliki dua cara hidup yaitu epifit pada
batang tumbuhan dan menempel pada substrat selain tumbuhan misalnya batu dan
tanah. Karakteristik morfologi lumut yang tidak memiliki kutikula mengakibatkan
sensitivitas lumut terhadap perubahan mikroklimat tinggi, terutama suhu dan
kelembaban udara. Lumut membutuhkan adaptasi morfologis untuk
mengkompensasi fluktuasi harian suhu dan kelembaban udara untuk
mempertahankan air dalam tubuhnya, misalnya dengan water sac, water storage
cell, dense rhizoid, dan folded leaves. Pada umumnya lumut merupakan
organisme poikilohidrik yang metabolismenya bergantung pada ketersediaan air di
sekitarnya. Lumut akan tumbuh cepat pada keadaan kelembaban yang tinggi dan
akan menurunkan laju pertumbuhannya (dorman) pada kondisi kelembaban yang
rendah. Keanekaragaman fungsional dalam menanggapi kondisi mikroklimat yang
berubah menjadikan penyebaran lumut sangat luas. Lumut dapat ditemukan dalam
semua kondisi iklim di semua ekosistem terestrial dan beberapa ekosistem akuatik.
Perubahan iklim secara global terutama yang berpengaruh terhadap temperatur
rata-rata dan kelembaban suatu wilayah akan direspon oleh lumut. Suhu yang
meningkat akan meningkatkan evapotranspirasi lumut dan berpengaruh terhadap
kelembaban udara di sekitarnya. Semakin tinggi suhu berubah, kadar air di sekitar
lumut akan berkurang dan mempengaruhi kelimpahan lumut tersebut. Toleransi
beberapa jenis lumut terhadap perubahan iklim tersebut akan berpengaruh terhadap
komposisi suatu komunitas lumut. Jenis-jenis yang tidak toleran terhadap perubahan
tersebut akan digantikan oleh komponen dari jenis lain yang memiliki toleransi yang
lebih tinggi. Kajian korelatif perubahan iklim menggunakan lumut ini salah satunya
diperkenalkan oleh Dennis Gignac pada 2001. Artikelnya di jurnal The
Bryologistmerupakan New Fronties in Bryology and Lichenology.

Pada mikroorganisme,
Derajat keasaman (pH), pengaruh pH terhadap pertumbuhan tidak kalah
pentingnya dari pengaruh temperatur. Ada pH minimum, pH optimum, dan pH
maksimum. Rentang pH bagi pertumbuhan bakteri antara 4 9 dengan pH optimum
6,5 7,5. Jamur lebih menyukai pH asam, rentang pH pertumbuhan jamur dari 1 9
dan pH optimumnya 4 6. Selama pertumbuhan pH dapat berubah, naik atau turun,
bergantung kepada komposisi medium yang diuraikan. Bila ingin pH konstan selama
pertumbuhan harus diberikan larutan penyangga atau buffer yang sesuai dengan
media dan jenis mikroorganisme.
Kebutuhan oksigen, oksigen tidak mutlak diperlukan mikroorganisme karena
ada juga kelompok yang tidak memerlukan oksigen bahkan oksigen merupakan
racun bagi pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai