Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

“MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN EKSTREM”

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan

DISUSUN OLEH :

NAMA : SEPTIAN HELMI

NPM : 140410130090

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan hanya kepada Allah SWT, yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini tepat pada waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam selalu
tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya serta
kita semua selaku umatnya.

Tugas mata kuliah yang berjudul “MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN


EKSTREM“ ini dibuat sebagai salah satu syarat ketuntasan tugas Mikrobiologi

Lingkungan tahun ajaran 2014/2015 dan sebagai wadah untuk mengaplikasikan


ilmu yang telah di dapat pada masa kuliah.

Selama proses pengerjaan ini penulis banyak mengalami kendala dan


kesulitan yang disebabkan oleh terbatasnya waktu, akan tetapi dengan segenap
usaha, kemauan, dan kemampuan yang dimiliki akhirnya tugas ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi penulis khususnya dan juga bagi para pembaca
umumnya. Jangan pernah berhenti hingga sampai sini teruslah mencari ilmu,
berusaha, berdoa dan tawakal.

Bandung, 17 Maret 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mikroorganisme dapat merasakan dan beradaptasi dengan perubahan dalam lingkungan


mereka. Ketika nutrisi yang disukai habis, beberapa bakteri dapat menjadi motil untuk
mencari nutrisi, atau mereka dapat menghasilkan enzim untuk mengeksploitasi sumber daya
alternatif. Salah satu contoh dari strategi kelangsungan hidup ekstrim yang digunakan oleh
bakteri Gram-positif tertentu adalah dengan pembentukan endospora. Proses perkembangan
yang kompleks ini sering dimulai sebagai tanggapan terhadap kekurangan gizi. Hal ini
memungkinkan bakteri untuk menghasilkan sel aktif dan sangat tahan untuk melestarikan
materi genetik sel pada saat mengalami tekanan yang ekstrim.
Beberapa jenis bakteri dapat bertahan hidup meskipun kondisi lingkungan kurang
menguntungkan, yaitu dengan membentuk endospora di dalam sel. Endospora merupakan
bentuk bakteri yang tidak aktif (istirahat). Bentuk endospora ada yang bulat dan ada yang
bulat-panjang. Ukuran endospora ada yang lebih kecil atau lebih besar dan diameter selnya.
Endospora bersifat sedikit impermeabel, sehingga lebih tahan terhadap disinfektan,
kekeringan, sinar, suhu panas, dan suhu dingin. Namun, bila kondisi lingkungan membaik,
maka endospora akan berkecambah menjadi sel vegetatif baru. Endospora juga dapat
terbentuk bila terjadi penumpukan zat-zat sisa metabolisme hasil ekskresi bakteri yang
mengganggu di sekitar sel. Bakteri yang dapat membentuk endospora sebagian besar adalah
golongan bakteri Gram positif. Contoh bakteri yang dapat membentuk endospora, antara
lain Bacillus mycoides, Bacillus anthracis, Bacillus cereus, Bacillus thuringiensis(patogen
pada serangga), Clostridium perfringens(menyebabkan keracunan makanan), Clostridium
botulinum, dan Clostridium tetani.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja bakteri yang termasuk mikroba lingkungan ekstrem.


2. Bagaimana interaksi mikroba halofilik ekstrem.
3. Bagaimana interaksi mikroba termofilik.
4. Bagaimana interaksi mikroba basofilik.
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian mikroba lingkungan ekstrem.


2. Untuk mengetahui bakteri yang termasuk mikroba lingkungan ekstrem.
3. Untuk mengetahui interaksi mikroba halofilik ekstrem, termofilik dan basofilik.
4. Sebagai bahan diskusi dalam mata kuliah Biologi.
.

1.4 Metode Penyelesaian Masalah

Metode yang dilakukan adalah dengan mencari literatur dari buku, jurnal dan internet.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibagi menjadi tiga bab dengan lampiran-lampiran yang


diperlukan. Secara garis besar karya tulis ini membahas hal-hal sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan

Membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode


penyelesaian masalah dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Membahas tentang daur biogeokimia secara keseluruhan.

Daftar Pustaka
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Habitat Bakteri


Bakteri merupakan kelompok organisme yang sangat beragam, baik dari
segi metabolisme maupun morfologi tubuh.Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu
hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup.Kondisi
lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya
tahan sel yang unik.Selain bakteri, mikroorganisme yang termasuk dalam
domain archaea juga cenderung memiliki ketahanan sel terhadap lingkungan
ekstrim.Kemampuan mikroorganisme untuk hidup pada kondisi ekstrim dapat membawa nilai
dan aplikasi di berbagai bidang industri, seperti pangan,agrikultur, farmasi dan pengobatan,
serta bioteknologi.
Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalambioteknologi.
Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada
sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC.Organisme yang mampu hidup di lingkungan
dengan suhu tinggi ini termasuk dalam golongantermofilik.Kemampuan bakteri ini untuk
bertahan pada suhu tinggi disebabkan oleh stabilitas enzim, membran sel,
danmakromolekul sel yang telah teradaptasi.Enzim yang dimiliki oleh bakteri kelompok
termofilik memiliki komposisi asam amino yang berbeda dengan bakteri pada umumnya.Di
samping itu, protein yang terdapat sel memiliki ikatan hidrofobikdan ikatan ionik yang sangat
kuat.Komposisi membran selnya didominasi oleh asam lemak jenuh sehingga bersifat lebih
stabil dan fungsional pada suhu tinggi.Hal ini disebabkan oleh kuatnya ikatan hidrofobik pada
rantai asam lemak jenuh bila dibandingan dengan asam lemak tak jenuh.
Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan
dengan suhu yang sangat dingin.Pseudomonas extremaustralis ditemukan
pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC.Bakteri ini bersifat motil dan hidup membentuk
struktur biofilm yang membantunya dalam menghadapi kondisi ekstrim.Contoh bakteri
lainnya yang dapat hidup di suhu rendah adalahCarnobacterium.Kelompok bakteri yang
mampu hidup di lingkungan bertemperatur rendah termasuk dalam
golongan psikrofilik.Kemampuan bakteri ini untuk bertahan pada kondisi temperatur rendah
cukup bertolak belakang dengan kelompok bakteri termofilik.Enzim yang disintesis memiliki
struktur α-heliks yang lebih banyak bila dibandingkan dengan struktur β-sheet. Struktur α-
heliks yang lebih fleksibel menyebabkan enzim tetap dapat bekerja walaupun pada suhu yang
rendah.Di samping itu, enzim bakteri psikrofilik harus lebih bersifat polar dan hanya
mengandung sedikit asam amino yang bersifat hidrofobik. Selain enzim dan protein yang
teradaptasi, membran sitoplasma kelompok bakteri ini juga telah mengalami penyesuaian
dengan mengandung lebih banyak asam amino tidak jenuh.

Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai
lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan
steril).Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat
hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%).Kelompok bakteri yang hidup
optimal pada kisaran kadar garam tersebut termasuk dalam golongan ekstrim halofil.Tedapat
pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil),
kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.

2.2 Mikroba Lingkungan Ekstrem


Bakteri Halofilik Ekstrem contohnya yang tumbuh dalam NaCl jenuh archaebacteria
Gram-- Halobacterium dan Halococcus. Konsentrasi NaCl minimum 2,5 – 3.0 M dan optimal
4 – 5 M NaCl. Kedua bakteri di atas tidak autolisis meskipun pada medium dengan
konsentrasi garam rendah atau dalam akuades. Struktur permukaan sel yang kaku dan tebal
mengandung polisakarida dengan rasio 1/3 sampai ½ daripada struktur polisakarida tersusun
dr asam uronat dari glukosamin dan galaktosamin, dan asam uronat diduga memiliki fungsi
yg sama dengan asam muramat dalam dinding sel eubacteria.
Bakteri termofilik adalah organisme prokariot (bakteri, alga hijau-biru) lebih toleran
terhadap temperatur tinggi dibanding eukariot.
• Termofil: organisme yg tumbuh pd >55o C
• Termofil ekstrim : Tumbuh di atas 75o C
• Termofil moderat : temp 55 - 75o C
Mayoritas mikroba termofil ekstrim: Bakteri (heterotrof, autotrof, asidofil, alkalofil,
aerob, anaerob)
Contoh :
* Thermus (Gram-- non-spore forming)
* Sulfolobus, Methanobacterium (autotrof)
Kebanyakan mikroba termofil moderat : Bacillus (Gram+ spore forming)
Temperatur maksimum utk fungi : < 60o C
Contoh: Chaetomium (60o C)
Untuk menentukan karakteristik umum dan mekanisme termofil sangat sulit . Yang
perlu diperhatikan : Tekanan parsial Oksigen di lingk akuatik dan temperatur tinggi sangat
rendah. Konsentrasi O2 terlarut pd 90o C kurang dr 2% drpd konsentrasi O2 pd 20o C.
Temperatur naik, pH turun dan kelarutan berbagai senyawa naik

Mikroba Basofilik adalah Lingkungan tekanan hidrostatik tinggi umumnya ditemukan


di perairan dalam dan di pengeboran sumur dalam. Di lingkungan akuatik, tekanan meningkat
+1 atm untuk setiap 10 m kedalaman. Pada beberapa sumur minyak bumi, tekanan mencapai
400 atm dan temp 60 – 105o C. Mikroba basofilik : mikroba yg hidup di lingk dgn tekanan
tinggi
* tekanan 400 – 500 atm : barofilik
* tekanan 1 - < 400 atm : eurybaric / baroduric
(barotolerant)
Di lingkungan laut dalam, biomass sangat rendah, keperluan O2 juga rendah (3-4 ml/lt).
Kebanyakan baroduric dicirikan oleh sifat psikrofiliknya. Habitat baroduric tidak hanya
terbatas pd laut dalam. Bakteri baroduric yg tumbuh pd 850 atm diisolasi dari tanah biasa.
Pseudomonas bathycetes mampu mentoleransi tekanan 1.000 atm. Di lingkungan laut
dalam terdapat korelasi antara tekanan dan temperature. Tekanan meningkat, pertumb kisaran
temp cenderung menghentikan keduanya ATAU pengaruh kenaikan temp cenderung
dihilangkan oleh kenaikan tekanan. Jadi Temp dan tekanan tampak masing2 saling
berkompetisi dalam pengaruhnya bagi mikroba. Contoh: Desulfovibrio dpt tumbuh pada 104o
C di bawah 100 atm. Mikroba laut dalam mentoleransi tekanan tinggi pd kisaran temp jauh
lebih rendah dari temp pertumb minimum aslinya. Aktivitas metabolisme dalam kisaran temp
pertumb asli suatu mikroba dihambat pada tekanan tinggi, tetapi jika temp di bwh temp
pertumb minimum, aktivitas ini dibebaskan dari penghambatan.

DAFTAR PUSTAKA
https://ukmifabiopeduli.files.wordpress.com/.../5-mikroba-lingk-ekstrim

eprints.undip.ac.id/6701/1/Abstrak_SitiW.pdf

ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/viewFile/109/90

www.anneahira.com/bakteri-termofilik.htm

Anda mungkin juga menyukai