Anda di halaman 1dari 4

Klasifikasi Bakteri berdasarkan Bentuk

Bakteri dibagi menjadi 4 kelompok menurut bentuknya, yaitu Coccus, Bacilli, dan Spiral.

Coccus

Coccus adalah bakteri yang mempunyai bentuk bulat atau bujur telur. Coccus berasal dari
bahasa Yunani kokkos yang berarti beri. Organisme coccus bisa hidup dengan sendiri,
tetapi bisa juga hidup dalam formasi dengan bakteri coccus lainnya. 2 coccus yang
bergabung disebut diplococci, sedangkan 4 coccus yang membentuk kotak
disebut tetrad. Bakteri genus Sarcina tersusun 8 bakteri dan membentuk kubus. Susunan
yang umum dari bakteri coccus ini yaitu rantai bakteri (streptococci). Ukuran rata-rata dari
bakteri coccus ini sekitar 0,5 sampai 1 mikro meter.

Baccilli

Baccilli atau Baccillus adalah golongan bakteri yang berbentuk batang, tetapi ada juga
genus bakteri yang bernama Bacillus. Perbedaannya terletak pada penulisan, jika Baccillus
(penulisan tidak miring) merujuk pada bentuk bakteri, sedangkan Baccillus (penulisan
miring) menunjukkan genus bakteri. Kebanyakan bakteri adalah berbentuk batang tunggal,
ada juga Diplobacilli yang muncul secara berpasangan setelah pembelahan, dan
Streptobacilli muncul secara berantai. Ada juga bakteri bacilli yang pendek dan gemuk
seperti coccus (coocobacilli). (Baca: Pengertian Organisme Prokariotik)

Spiral

Spirochetes atau spirila (spirilum untuk sel tunggal) adalah bakteri yang berbentuk
melengkung. Banyak bakteri spirilia yang kaku dan mempunyai kemampuan untuk bergerak.
Ada 3 golongan bakteri spiral, yaitu vibrio spirilla dan spirochetes. Bakteri vibrio berbentuk
seperti karakter koma dengan hanya satu lengkungan, contohnya adalah vibrio cholerae.
Spirilla mempunyai struktur spiral yang kaku, contohnya yaitu Campylobacter
jejuni. Kemudian bakteri Spirochetes, bakteri ini mempunyai bentuk spiral dan tubuh yang
fleksibel, contoh bakteri ini yaitu Leptospira sp.

Klasifikasi Bakteri berdasarkan Pewarnaan Gram


Bakteri dibagi menjadi 3 kelompok menurut pemberian zat kimia pewarnaan, yaitu Bakteri
Gram Positif, dan Bakteri Gram Negatif. Ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram,
menemukan metode untuk membedakan 2 jenis bakteri berdasarkan perbedaan struktur
pada dinding selnya. (Baca: Ciri-Ciri Archaebacteria dan Eubacteria)

Bakteri Gram Positif

Bakteri yang mempertahankan pewarna kristal violet disebut Gram-positif. Bakteri Gram-
positif memiliki lapisan peptidoglycan yang tebal (lapisan ganda), kebanyaka bakteri Gram-
positif mempunyai asam teitoik, tidak mempunyai ruang periplasmik, dan tidak mempunyai
membran luar. Bakteri Gram-positif ini lebih resisten terhadap kekeringan, tetapi tidak terlalu
resisten terhadap antibiotik. Dinding selnya satu lapisan, kandungan lipid di dinding sel
rendah, tetapi kandungan Murein lebih tinggi yaitu sekitar 70 80%. (Baca: Jenis-Jenis
Enzim)
Bakteri Gram Negatif

Bakteri yang tidak mempertahankan pewarna violet dan berwarna merah atau merah muda,
golongan bakteri ini disebut Gram-negatif. Bakteri Gram-negatif lebih tahan terhadap
antibodi karena memiliki dinding sel yang sulit ditembus. Gram-negatif memiliki lapisan
peptidoglikan yang tipis (satu lapisan), tidak memiliki asam teitoik, memiliki ruang
periplasmik, dan memiliki membran luar. Komposisi dinding selnya yaitu 20 30% lipid, dan
10 20% Murein.

Klasifikasi Bakteri berdasarkan Suhu


Bakteri dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan adaptasi terhadap suhu lingkungannya,
yaitu Thermophile, Mesophile, dan Psychrophile.

Thermophile

Thermophile adalah jenis bakteri yang tahan hidup dalam lingkungan dengan suhu tinggi,
yaitu sekitar 41 122 derajat Celcius. Bakteri Thermophile ini biasanya ditemukan di
wilayah yang hangat di bumi, seperti hot springs, lautan dalam hidrotermal, dan juga
kompos. Bakteri thermophile ini juga dibagi lagi menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Obligate thermophile: disebut juga ekstrem thermophile, bakteri jenis ini membutuhkan suhu
tinggi untuk perkembangannya.
2. Thermophile Fakultatif: Bakteri kelompok ini bisa tahan suhu tinggi, tetapi juga bisa tahan di
suhu yang lebih rendah, di bawah 80 derajat Celcius.
3. Hyperthermophile: Bakteri ini adalah bakteri thermophile versi ekstrem, karena suhu optimal
untuk perkembangannya adalah di atas 80 derajat Celcius.

Mesophile

Mesophile adalah jenis bakteri yang pertumbuhan optimalnya berada pada suhu yang
sedang, tidak terlalu panas atau terlalu dingin, yaitu sekitar 20 sampai 45 derajat Celcius.
Habitat untuk bakteri mesophile ini biasanya ada di keju dan yogurt, dan karena suhu tubuh
manusia yaitu sekitar 37 derajat Celcius, maka sebagian besar patogen yang menyerang
manusia adalah mesophile. (Baca: Reproduksi Bakteri)

Contoh dari bakteri mesophile ini adalah Listeria monocytogenes, Staphylococcus


aureus, dan Escherichia coli.

1. Listeria monocytogenes: bakteri ini termasuk dalam kelompok Gram-positif, berbentuk


badang, fakultatif anaerob, suhu optimalnya 20 25 derajat Celcius. Bakteri ini bertanggung
jawab terhadap listeriosis yang berasal dari makanan yang terkontaminasi.
2. Staphylococcus aureus: pertama kali diidentifikasi pada tahun 1880, bakteri ini
menyebabkan berbagai infeksi yang berasal dari cedera. Contoh inefksi dari S. aureus yaitu
pnumonia, meningitis, dan osteomyelitis.
3. Escherichia coli: Bakteri ini Gram-negatif, berbentuk batang dan anaerob fakultatif.. E.
coli sering ditemukan di usus organisme hidup. E. coli mempunyai banyak kemampuan
seperti menjadi inang untuk rekombinan DNA dan menjadi patogen. (Baca: Fungsi DNA dan
RNA)

Psychrophile

Psychrophile adalah jenis bakteri yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan
reproduksi pada suhu dingin, yaitu dari 20 sampai 10 derajat Celcius. Contoh dari bakteri ini
adalah Arthrobacter sp., Psychrobacter sp. Pseudomonas, Hyphomonas dan lain-lain.
Psychrophile dicirikan dengan membran sel lipid yang secara kimia resistan terhadap suhu
dingin yang ekstrem, dan sering membuat protein antibeku untuk menjaga cairan
internalnya dan melindungi DNA mereka, bahkan dalam suhu di bawah titik beku.
(Baca: Perbedaan DNA dan RNA)

Klasifikasi Bakteri berdasarkan Kebutuhan


Oksigen
Bakteri dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan kebutuhan oksigennya, yaitu Aerobik,
Anaerobik, Anaerobik Fakultatif, Micro-aero philic. Jumlah oksigen yang dibutuhkan
berbeda untuk pertumbuhan dan aktivitas metabolik.(Metabolisme Asam Amino)

Aerobik

Bakteri aerobik adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk proses metabolisme atau
respirasi selulernya. Bakteri ini menggunakan oksigen untuk melakukan metabolisme
senyawa seperti karbohidrat atau lemak untuk menghasilkan energi. Keuntungan dari
respirasi aerobik ini adalah bakteri bisa menghasilkan lebih banyak energi ATP dari pada
respirasi anaerobik atau fermentasi, tetapi sisi negatifnya adalah, bakteri aerobik rawan
terkena stres oksidatif.

Contoh dari bakteri aerobik ini adalah Mycobacterium tuberculosis dan Nocardia asteroides.

Anaerobik obligat

Bakteri anaerobik obligat adalah bakteri yang tidak membutuhkan kehadiran oksigen untuk
pertumbuhannya, bahkan mungkin bakteri anaerobik akan mati jika ada oksigen. Bakteri
anaerobik ada yang uniseluler dan ada yang multiseluler. Bakteri ini akan mati jika terekspos
pada lingkungan dengan konsentrasi oksigen atmosfer 0,95%. Masing-masing spesies
mempunyai toleransi oksigen yang berbeda, ada bakteri yang mampu bertahan hidup pada
oksigen 8%, ada juga yang bakteri yang mati jika oksigen lebih dari 0,5%.

Contoh dari bakteri anaerobik obligat ini adalah Actinomyces, Bacteroides, Clostridium,
Peptostreptococcus, Fusobacterium, Prevotella, Porphyromonas dan lain-lain.

Anaerobik Aerotoleran

Bakteri anaerboik aerotoleran adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk proses
metabolismenya, tetapi bakteri ini bisa melindungi dirinya sendiri dari kehadiran oksigen.
Bakteri anaerobik aerotoleran menggunakan respirasi anaerob dan fermentasi untuk
memproduksi energi ATP. Bakteri ini mempunyai enzim superoxide dismutase dan
peroksidase tetapi tidak memiliki enzim catalase. (Baca: Peran Bakteri dalam Kehidupan
Manusia yang Menguntungkan dan Merugikan)
Sponsors Link

Anaerobik Fakultatif

Bakteri anaerobik fakultatif adalah bakteri yang membuat energi ATP melalui respirasi
aerobik jika ada oksigen di lingkungannya, tetapi bisa berganti respirasi anaerobik atau
fermentasi jika tidak ada oksigen. Contoh dari bakteri anaerobik fakultatif
adalah Staphylococcus spp., Streptococcus spp., Escherichia coli, Listeria spp, dan
Shewanella oneidensis.

Micro-aero philic

Bakteri micro-aerophilic adalah bakteri yang membutuhkan kehadiran oksigen untuk


bertahan hidup, tetapi konsentrasi oksigen nya harus lebih rendah (2 10% oksigen) dari
oksigen atmosfer (20% oksigen). Micro-aerophilic membutuhkan oksigen karena bakteri ini
tidak bisa memfermentasi atau respirasi anaerobik. Tetapi, bakteri ini juga akan teracuni
oleh konsentrasi oksigen ang tinggi. Microaerophilic ini juga capnophilic, yaitu membutuhkan
konsentrasi karbon dioksida, yaitu sekitar 10% untuk Campylpbacter sp. (Baca: Peran
Clostridium Botulinum dalam Kehidupan Sehari-hari)

Bakteri adalah organisme prokariotik yang jumlahnya sangat banyak, dan untuk
memudahkan dalam kepentingan ilmiah, maka bakteri-bakteri ini diklasifikasikan menurut
morfologinya, kebutuhan oksigen, pewarnaan Gram dan toleransi terhadap suhu
lingkungannya. Dengan begitu, kita bisa dengan mudah mengidentif

Anda mungkin juga menyukai