Monera berasal dari kata “moneres” dari bahasa Yunani yang berarti tunggal.
Bakteri berasal dari kata “bakterion” yang bermakna batang yang sangat kecil.
A. Archaebacteria
1. Ciri-Ciri Archaebacteria
Istilah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, yaitu archaio yang berarti kuno. Para ahli beranggapan bahwa Archaebacteria
merupakan sel-sel paling awal yang ada di bumi. Archaebacteria hidup di lingkungan yang ekstrem, mirip dengan perkiraan
lingkungan kehidupan awal di bumi, misalnya sumber air panas atau telaga garam. Archaebacteria memiliki beberapa ciri, yaitu
sebagai berikut :
a. Dinding selnya tidak mengandung senyawa kimia peptidoglikan, tetapi tersusun dari senyawa glikoprotein, polisakarida, dan
protein.
b. Lemak penyusun membran selnya terdiri atas unit isopren dan ikatan eter.
c. RNA ribosomnya berupa metionin.
d. Inti selnya tidak memiliki membran sel atau disebut prokariotik.
e. Memiliki beberapa jenis RNA polimerase.
f. Pertumbuhannya tidak terhambat oleh antibiotik streptomisin dan kloramfenikol.
g. Lingkungan hidupnya adalah tempat-tempat ekstrem seperti lingkungan berkadar garam tinggi, suhu tinggi, atau wilayah tanpa
oksigen, namun penuh dengan metana.
h. Melakukan reproduksi dengan cara pembelahan biner, pembelahan berganda, pembentukan tunas, dan fragmentasi.
2. Kelompok Archaebacteria
Berdasarkan metabolisme dan ekologinya, Archaebacteria digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu metanogen, halofilik (halofili
ekstrem), dan termoasidofilik (termofili ekstrem).
a. Metanogen
Metanogen adalah jenis Archaebacteria yang dapat membentuk gas metana (CH4) dengan cara mereduksi CO2 menggunakan H2.
Kelompok metanogen merupakan anaerob kemosintetik, yaitu kelompok mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen bebas
dan dapat menyusun makanannya sendiri dengan sumber energi kimia. Kelompok metanogen hidup di lumpur rawa dan tempat-
tempat yang kandungan oksigennya rendah. Kelompok metanogen memperoleh makanan dengan cara membusukkan sisa-sisa
tumbuhan yang mati, lalu menghasilkan metana. Contohnya Methanococcus, Methanobacterium, dan Methanomonas. Ada juga
anggota metanogen yang dapat bersimbiosis dengan rumen herbivor atau saluran pencernaan rayap untuk membantu proses
fermentasi selulosa. Contohnya,Ruminococcus albus. Kelompok metanogen dapat hidup baik pada suhu lingkungan yang tinggi,
karena struktur DNA, protein, dan membran selnya sudah beradaptasi. Kelompok ini dapat hidup dengan baik pada suhu 98oC dan
akan mati pada suhu di bawah 84oC.
b. Halofilik (halofili ekstrem)
Halofilik berasal dari kata halo yang berarti garam dan philos yang berarti suka. Halofilik bersifat heterotrof dan hidup di
lingkungan berkadar garam tinggi seperti di danau air asin dan Laut Mati. Halofilik melakukan respirasi secara aerob untuk
menghasilkan energi. Akan tetapi, ada juga yang dapat berfotosintesis dengan bantuan pigmen bakteriorhodopsin, seperti
Halobacterium.
c. Termoasidofilik (termofili ekstrem)
Termofili ekstrem disebut juga termoasidofilik karena dapat hidup di habitat bersuhu tinggi dan bersifat asam. Umumnya, kelompok
termoasidofilik dapat hidup pada suhu optimum 60oC – 80oC, dengan pH 2 – 4. Kelompok termoasidofilik memiliki DNA dengan
komposisi pasangan basa nitrogen sitosin–guanin yang banyak sehingga tahan panas. Contoh kelompok termoasidofilik adalah
Sulfolobus. Kelompok ini dapat hidup di mata air panas bersulfur Yellowstone National Park, Amerika Serikat. Bakteri Sulfolobus
memperoleh energi dengan cara mengoksidasi sulfur.
3. Manfaat Archaebacteria
Manfaat Archaebacteria bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut :
a. Menghasilkan enzim yang dapat dicampurkan pada detergen untuk meningkatkan kemampuan detergen pada suhu dan pH yang
tinggi.
b. Dapat digunakan untuk mengatasi pencemaran, misalnya menguraikan tumpahan minyak di laut.
c. Dapat digunakan untuk menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif.
d. Menghasilkan enzim yang dapat mengubah pati jagung menjadi dekstrin dalam industri makanan.
B. Eubacteria (Bakteri)
Eubacteria disebut juga dengan bakteri atau bacteria. Eubacteria berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu yang berarti sejati atau
sebenarnya. Adapun bakteri berasal dari kata bakterion yang artinya batang kecil.
1. Ciri-Ciri Bakteri
a. Merupakan organisme mikroskopik dengan diameter 0,5 – 1 mikron dan panjangnya 1 – 20 mikron
b. Uniseluler dan hidup umumnya berkoloni
c. Memiliki dinding sel yang tersusun dari mukopolisakarida dan peptidoglikan.
d. Pada bakteri-bakteri tertentu, terutama bakteri yang bersifat patogen, bagian terluar dari tubuhnya dilindungi oleh kapsul.
Kapsul ini terbentuk dari lendir yang disekresikan sendiri oleh bakteri.
e. Memiliki inti sel tanpa membran inti atau bersifat prokariotik.
f. Di dalam sitoplasma tidak terdapat organel seperti mitokondria, retikulum endoplasma, badan Golgi, atau vakuola. Akan
tetapi, memiliki ribosom sebagai tempat sintesis protein.
g. Memiliki DNA berbentuk sirkuler yang disebut plasmid.
h. Pada kondisi yang tidak menguntungkan, bakteri dapat membentuk endospora yang berfungsi melindungi bakteri dari panas
dan gangguan alam.
i. Ada yang memiliki flagela sebagai alat gerak dan ada juga yang tidak memiliki flagela.
j. Umumnya berkembang biak secara vegetatif.
k. Umumnya tidak berklorofil
l. Sifat hidup ada yang bersifat autotrof dan heterotrof.
2. Pengelompokan Bakteri
Bakteri dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa faktor, antara lain :
a. Berdasarkan perbandingan signature sequence (urutan basa khas).
Berdasarkan perbandingan signature sequence (urutan basa khas) pada RNA ribosom, bakteri dibagi menjadi 5 kelompok
utama, yaitu Proteobacteria, bakteri Gram positif, Spirochaeta, Cyanobacteria, dan Chlamydia.
b. Berdasarkan karakterisitik dinding sel
Berdasarkan karakteristik dinding selnya, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1) Bakteri Gram positif
Bakteri Gram positif adalah bakteri yang dinding selnya mengandung lapisan peptidoglikan yang tebal sehingga
menyerap warna violet dengan pewarnaan Gram. Contohnya Actinomyces, Lactobacillus, Propionibacterium,
Clostridium, Eubacterium, dan Staphylococcus
2) Bakteri Gram negatif
Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis sehingga
menyerap warna merah dengan pewarnaan Gram. Contohnya Rhizobium leguminosarum, Salmonella typhi, Helicobacter
pylori, Neisseria gonorrhoeae, dan Haemophilus influenzae. Lapisan peptidoglikan yang tipis tersebut terletak di ruang
periplasmik antara membran plasma dan membran luar. Bakteri Gram negatif yang bersifat patogen lebih berbahaya
dibandingkan dengan bakteri Gram positif. Hal ini disebabkan bakteri Gram negatif memiliki membran luar pada dinding
selnya yang tersusun dari lipopolisakarida. Membran tersebut dapat melindungi bakteri dari sistem pertahanan inang dan
dapat menghalangi masuknya obat-obatan antibiotik. Selain itu, membran luar dapat bersifat toksik bagi sel inang
c. Berdasarkan bentuk sel
Sel bakteri memiliki beberapa macam bentuk, seperti bulat (kokus), batang (basil),bulat-batang (kokobasil), dan spiral
(spirilum).
d. Berdasarkan ada tidaknya flagela
Berikut ini gambar beberapa bakteri berdasarkan alat geraknya.
4. Reproduksi Bakteri
Bakteri dapat melakukan reproduksi dengan dua cara, yaitu reproduksi aseksual dan reproduksi seksual.
a. Reproduksi aseksual
Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan biner, yaitu pembelahan dari satu sel menjadi dua sel.
Pembelahan biner merupakan pembelahan amitosis, karena terjadi secara langsung dan tidak melalui tahapan-tahapan
pembelahan sel. Berikut ini adalah gambar pembelahan biner pada bakteri.
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual dilakukan dengan cara rekombinasi gen melalui konjugasi, transduksi, dan transformasi.
1) Konjugasi adalah reproduksi seksual dengan cara memindahkan materi genetik secara langsung dari sel bakteri yang
satu ke sel bakteri lainnya melalui jembatan konjugasi.
2) Transduksi adalah rekombinasi gen antara dua sel bakteri yang diperantarai oleh virus fag (bakteriofag). Bakteriofage
temperat (virus yang dapat bereplikasi secara litik dan lisogenik) merupakan virus yang paling cocok untuk melakukan
proses transduksi.
3) Transformasi adalah rekombinasi gen dengan cara pemindahan secara langsung sedikit materi genetik dari suatu bakteri
ke bakteri lainnya tanpa melalui jembatan konjugasi. Bakteri-bakteri yang dapat melakukan transformasi secara
langsung adalah bakteri-bakteri yang dapat memproduksi enzim khusus. Contohnya Rhizobium, Neisseria, Bacillus, dan
Pneumococcus.
5. Peranan Bakteri
1. Peranan Bakteri Yang Menguntungkan
a. Di bidang Pertanian
Menjaga keseimbangan dan kelestarian ekosistem, serta berperan dalam bidang pertanian Bakteri-bakteri yang berperan
menjaga keseimbangan dan kelestarian ekosistem, serta berperan dalam bidang pertanian adalah sebagai berikut :
1) Mengikat nitrogen bebas dan menyuburkan tanah, misalnya Rhizobium leguminosarum yang bersimbiosis dengan akar
kacang-kacangan.
2) Berperan dalam proses nitrifikasi dan menyuburkan tanah, misalnya Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter.
3) Menguraikan sisa-sisa bangkai dan tumbuhan yang mati. Peran ini dilakukan oleh bakteri-bakteri saprofit yang hidup di
tanah, air tawar, maupun air laut.
4) Mengolah limbah organik, misalnya Clostridium butyricum.
5) Memperbaiki kualitas tanah yang tercemar oleh logam berat, misalnya Pseudomonas aeruginosa.
b. Mencerna makanan
Bakteri-bakteri yang berperan dalam proses pencernaan makanan adalah sebagai berikut.
1) Saprofit di usus besar vertebrata, misalnya Aerobacter aerogenes.
2) Menghasilkan vitamin K dan membusukkan makanan di usus besar, misalnya Escherichia coli.
g. Menghasilkan biogas
Bakteri yang dapat menghasilkan biogas dari sampah dan kotoran ternak adalah Methanobacterium
Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada ternak adalah sebagai berikut.
1) Bacillus anthracis, penyebab penyakit antraks yang dapat menular ke manusia.
2) Coxiella burnetii, penyebab demam pada ternak yang dapat menular ke manusia.
1. Ciri-Ciri Cyanobacteria
Cyanobacteria atau disebut juga alga hijau-biru termasuk dalam kelompok Eubacteria (bakteri). Ciri-ciri organisme yang
tergolong Cyanobacteria adalah sebagai berikut :
a. Bersifat prokariotik, yaitu inti sel tidak memiliki membran inti.
b. Memiliki dinding sel dari bahan selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Bagian terluar dari dinding sel diselubungi oleh lapisan
lendir untuk mencegah sel dari kekeringan.
c. Umumnya uniseluler, tetapi ada beberapa jenis yang multiseluler.
d. Memiliki pigmen fotosintetik berupa klorofil a, karotenoid, fikosianin, dan kadang-kadang fikoeritrin. Adanya fikosianin
menyebabkan Cyanobacteria memiliki warna khas, yaitu hijau-biru. Akan tetapi, ada juga Cyanobacteria yang berwarna
hitam, kuning, cokelat, merah, hijau rumput, atau warna campuran.
e. Dapat bergerak dengan gerakan meluncur (lokomosi) untuk yang uniseluler atau gerakan maju-mundur (osilasi) untuk yang
berbentuk filamen.
f. Tidak memiliki flagela.
g. Sebagian besar anggota Cyanobacteria dapat mengikat nitrogen bebas dari atmosfer. Proses pengikatan nitrogen terjadi di
dalam heterokista, yaitu sel berdinding tebal dengan isi yang jernih dan mengandung enzim nitrogenase.
h. Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan endospora.
i. Dapat menjadi vegetasi perintis, yaitu organisme yang mampu membuka lahan baru untuk tempat hidup organisme lain.
Cyanobacteria memiliki bentuk yang beragam, baik yang uniseluler maupun multiseluler. Cyanobacteria ada yang berbentuk bulat
dan ada juga yang berbentuk filamen. Cyanobacteria yang berbentuk bulat ada yang soliter (sendiri), misalnya Chroococcus
dan Anacystis, ada juga yang berupa koloni, misalnya Merismopedia, Gloeocapsa, dan Microcystis. Sementara itu, contoh
Cyanobacteria yang berbentuk filamen atau benang adalah Oscillatoria, Rivularia, dan Anabaena. Ukuran tubuh Cyanobacteria
bervariasi dan cukup besar sehingga dapat diamati dengan mikroskop cahaya biasa. Cyanobacteria memiliki diameter 0,5 − 1 μm
dengan panjang mencapai 60 μm. Oscillatoria princeps merupakan Cyanobacteria bentuk benang yang memiliki ukuran tubuh
terbesar. Berikut ini adalah gambar beberapa anggota Cyanobacteria
Cyanobacteria yang berbentuk filamen atau benang disebut juga trikoma. Trikoma terdiri atas sel-sel khusus yang tersusun seperti
rantai. Sel-sel khusus tersebut memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut :
a. Heterokista adalah sel berdinding tebal dengan isi yang jernih dan mengandung enzim nitrogenase. Heterokista berfungsi
mengikat nitrogen bebas dari atmosfer.
b. Baeosit adalah sel-sel vegetatif berukuran kecil yang merupakan hasil pembelahan sel. Baeosit berfungsi melakukan proses
fotosintesis.
c. Akinet adalah sel-sel berukuran besar yang lebih besar daripada heterokista. Akinet berdinding tebal dan mengandung endospora.
Akinet berfungsi menyimpan cadangan makanan dan mempertahankan diri saat kondisi lingkungan buruk.
Berikut ini adalah gambar beberapa sel khusus pada Cyanobacteria yang berbentuk filamen.
3. Habitat Cyanobacteria
Cyanobacteria dapat hidup di habitat yang beragam, seperti air laut, sungai, danau, rawa, sawah, selokan, tanah, tembok batu, gurun,
atau menempel pada tumbuh-tumbuhan. Beberapa anggota Cyanobacteria seperti Synechococcus lividus dapat hidup di lingkungan
ekstrem dengan suhu tinggi (± 72oC) dan bersifat asam (pH 4). Jika habitatnya memiliki nutrisi yang cukup, Cyanobacteria dapat
tumbuh subur hingga jumlahnya melimpah. Keadaan ini disebut blooming. Blooming terjadi di perairan yang mengandung nitrogen
atau fosfat dengan kadar yang tinggi. Akibat dari blooming adalah kematian ikan dan tumbuhan yang hidup di dalam air, karena
kekurangan oksigen dan sinar matahari. Selain itu, Cyanobacteria seperti Microcystis dan Nodularia dapat menghasilkan racun yang
dapat membahayakan organisme lainnya. Cyanobacteria yang jumlahnya melimpah juga dapat memberikan warna tertentu pada
habitatnya. Sebagai contoh, Oscillatoria rubescens yang menyebabkan warna merah di Laut Merah Timur Tengah.
4. Reproduksi Cyanobacteria
Cyanobacteria melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan endospora.
a. Pembelahan biner
Pembelahan biner dapat terjadi pada Cyanobacteria yang uniseluler maupun multiseluler. Pada Cyanobacteria uniseluler, hasil
pembelahan dapat memisahkan diri atau tetap bergabung membentuk koloni, misalnya Gloeocapsa.
b. Fragmentasi
Fragmentasi terjadi pada Cyanobacteria yang berbentuk filamen. Fragmentasi dilakukan dengan memutus sebagian filamennya,
yaitu pada sel-sel yang mati. Filamen pendek hasil pemutusan yang dapat tumbuh disebut hormogonium. Hormogonium yang
terlepas dari induknya akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru. Contoh Cyanobacteria yang melakukan fragmentasi adalah
Oscillatoria sp.
c. Pembentukan endospora
Endospora dibentuk di dalam akinet, yaitu sel berukuran besar dan berdinding tebal yang berisi cadangan makanan. Endospora
berfungsi menghadapi kondisi lingkungan yang buruk seperti kekeringan. Jika lingkungan sudah membaik, endospora akan tumbuh
menjadi Cyanobacteria baru. Contohnya Nostoc sp.