archaebacteri adalah sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki kedekatan dengan organisme
eukariotik (memiliki membran inti sel). Istilah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, yaitu
dari kata archaio yang berarti kuno. Archaebacteria merupakan organisme tertua yang hidup di
bumi.
CIRI-CIRI ARCHAEBACTERIA
Archaebacteria dapat hidup di tempat yang ekstrim, seperti pada sumber air panas dengan
temperatur 92ᴼC hingga tempat yang hampir beku di Antartika. Archaebacteria juga dapat
ditemukan pada tempat-tempat dengan kadar asam atau kadar garam yang sangat tinggi.
Archaebacteria sebagai organisme uniseluler memiliki ciri – ciri sebagai berikut, Grameds:
Perpecahan Biner: Dalam pembelahan biner, bakteri membelah langsung dari satu sel
menjadi dua sel, empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya.
Formasi tunas (Cyanophyta atau ganggang biru-hijau): Bakteri membentuk tunas dalam
bentuk ranting dan akhirnya mengendap membentuk bakteri baru. Dapat ditemukan di
keluarga Sreptomycetaceae.
Fragmentasi (Cyanophyta atau ganggang biru-hijau): Fragmentasi adalah pemutusan
bagian tubuh yang dapat membentuk individu baru. Biasa terjadi pada alga dalam bentuk
benang, dan dapat ditemukan di osilator Grameds.
Transfer Bahan Genetik pada bakteri archabacteria, diantaranya melalui:
Sambungan atau Konjugasi: Secara konjugasi adalah cara perkembangbiakan seksual pada
organisme yang belum dikenal pria dan wanita. Bakteri Konjugasi dapat dilakukan ketika
dua sel bakteri dengan paparan yang berbeda berdekatan, membentuk dan menempel
pada tabung terkonjugasi (penghubung pembuluh) sehingga bahan genetik (DNA) dan
sitoplasma dapat berpindah dari satu sel ke sel lainnya. Selanjutnya, dalam sel penerima,
DNA digabungkan (kombinasi genre) antara DNA sel donor dan DNA sel penerima, diikuti
oleh penggabungan sitoplasma (plasmogami). Setelah proses membagi nukleus dalam sel
penerima, proses selanjutnya adalah biner, dan sel membelah lagi menjadi dua.
Transformasi: Transformasi adalah proses mentransfer materi genetik dalam bentuk DNA
atau hanya satu gen ke bakteri lain dengan proses fisiologis yang kompleks. Transformasi
biasanya dilakukan oleh Rhizobium, Bacillus, Stretococcus pneumoniae dan Neisseria
gonorrhoeae.
Transduksi: Transduksi adalah transfer bahan genetik bakteri ke bakteri lain oleh perantara
virus.
KLASIFIKASI ARCHAEOBACTERIA
1. Methanogen
Methanogen adalah bakteri yang menghasilkan metana dari gas hydrogen dan
karbondioksida atau asam asetat, bersifat anerob.
Habitat Methanogen ada dirawa, dan berperan sebagai decomposer
Contoh :
Methanobacterium
Methanopyrus kandleri
Methanobrevibacter smithii
2. Halofil
Halofil adalah bakteri yang hidup didaerah yang berkadar garam tinggi. Cairan
sitoplasma pada bakteri ini sama dengan keadaan lingkungannya.
Habitat optimal adalah pada lingkungan kadar garam 2M atau 10 kali lebih tinggi dari air
laut.
Contoh :
Halobacterium
Haloferax
Halococcus
Haloterrigena
Haloarcula
3. Termosiadofil
Termosiadofil adalah bakteri yang hidup di lingkungan panas atau ekstrim. Habitat
optimal termasiadofil adalah pada lingkungan bersuhu 50-80 C, PH <2.
Contoh :
Sulfolobus
Thermoplasma
Pyrococcus furiosus
Alicylobacillus
Flavobacterium Telur
Acromobacter Telur, Daging
Alicylobacillus Sari buah/Jus buah
Erwinia amylovora buah
Lactobacillus Buah, sayur dan umbi
Clostridium botulinum Makanan kemasan
Pseudemonas cocovenans Makanan berkelapa
Meski demikian ada juga archaebacteria yang merugikan manusia yaitu Archaebacteria yang
dapat merusak makanan yang diawetkan dengan garam dan menyebabkan cepatnya
pembusukan pada ikan laut, selain itu bakteri yang merugikan juga yang dapat menimbulkan
penyakit. Hal tersebut dapat kamu simak pada buku Bakteriologi: Mikroorganisme Penyebab
Infeksi di bawah ini.
Menanggulangi bakteri perusak makanan yang dapat dilakukan antara lain dengan pengawetan
dan pengolahan makanan. Sedangkan untuk menanggulangi bakteri yang menimbulkan
penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan dan kesehatan, serta imunisasi. Berikut
penjelasannya:
Pengawetan dan Pengolahan Makanan: Pengawetan dan pengolahan makanan ialah usaha
membuat kondisi makanan tidak mudah dirusak oleh mikroorganisme, misalnya bakteri.
Makanan yang diawetkan dan diolah menjadikan makanan tersebut bukan merupakan
tempat hidup yang optimum bagi bakteri. Pengawetan makanan antara lain dilakukan
dengan cara pemanisan, pengeringan, pengasapan, pengasaman, pengasinan dan
pendinginan. Contohnya: kerupuk, daging asap, acar, ikan asin, manisan buah dan sale.
Pengolahan makanan yang dilakukan dengan cara pemanasan dapat membunuh sebagian
besar mikroorganisme penyebab penyakit yang terdapat pada makanan dan minuman.
Bentuk pemanasan makanan dan minuman dapat dilakukan dengan cara dimasak seperti
biasa atau dengan cara khusus. misalnya pasteurisasi atau sterilisasi.
Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Diri serta Lingkungan: Penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme timbul karena cara hidup yang kurang menjaga kebersihan. Penyakit juga
lebih mudah menyerang pada orang yang fisiknya lemah, hal tersebut menyebabkan
diperlukannya upaya menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai
macam penyakit. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
antara lain sebagai berikut menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan badan
dengan mandi dan mencuci tangan sebelum makan, melakukan olahraga secara teratur,
makan makanan bergizi, cukup istirahat.
Imunisas: Sebagai upaya untuk memperoleh kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan
oleh mikroorganisme, misalnya bakteri. Imunisasi merangsang kekebalan seseorang
dengan memberikan mikroorganisme patogen yang telah dilemahkan. Imunisasi disebut
juga vaksinasi atau pemberian vaksin. Contoh vaksin untuk pencegah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri sebagai berikut: Vaksin kolera untuk mencegah penyakit kolera.
Vaksin tifus untuk mencegah penyakit tifus. Vaksin BCG untuk mencegah penyakit TBC.
Vaksin DPT untuk mencegah difteri, pertussis atau batuk dan tetanus.