Anda di halaman 1dari 22

Archaebacteria dan Cyanobacteria

Nama Kelompok : Dhana Dhira


Felicia Christian
Kevin
Riyanti Teresa
Suko Martin
William
Prokariota
Prokariota adalah golongan makhluk hidup
yang belum memiliki membran inti. Golongan ini
terbagi menjadi Archaebacteria dan Eubacteria
(monera).
Archaebacteria
Archaebacteria adalah bakteri yang berasal
dari kata Bahasa Yunani "arkaea" yang berarti "tua".
Bakteri ini adalah bakteri tertua dari segala jenis
bakteri. Tempat hidup bakteri ini adalah, bisa hidup
di tempat-tempat dengan keadaan ekstrim.
Archaebakteria juga memiliki struktur yang
sederhana, bentuknya bervareasi, merupakan
organisme uniseluler dengan dinding sel tidak
mengandung peptidoklikan. Sedangkan, ukuran
bakteri ini sendiri sekitar 0,1-15 mikron
Ciri-Ciri Archaebacteria
• Berukuran 0,1-15 mikron.
• Memiliki dinding sel yang tidak mengandung peptidoglikan
• Tidak memiliki dinding dari peptidoklikan (polisakarida dan
protein).
• Sel bersifat uniseluler prokariotik (tidak memiliki inti dan
membran inti sel).
• Asam nukleat berupa RNA.
• Dapat hidup di lingkungan ekstrim: lingkungan dengan
derajat keasaman, suhu, dan kadar garam yang sangat tinggi.
Archaebacteria

Halofil Ekstrem
Metanogen Termoasidofilik
(Halofilik)
1. Metanogen
Yaitu archaebacteria yang hidup di tempat yang
mengandung metan seperti di saluran pencernaan sapi.
Archaebacteria methanogen dicirikan dengan
kemampuannya menghasilkan energi dengan mengubah
H2 menjadi gas metan. Contoh dari bakteri ini adalah
Methanobacterium yang bisa ditemukan di rawa-rawa.
Kelompok ini memiliki ciri khas yaitu membentuk gas
metan sebagai hasil metabolismenya. Archaebacteria ini
bersifat anaerobik. Biasanya hidup di tempat dengan
kadar oksigen rendah. Bakteri
metanogen dapat dijumpai pada
rumen pemamah biak dan rayap
sebagai simbion untuk mencerna
selulosa.
2. Termoasidofilik
Yaitu archaebacteria yang hidup di tempat
bersuhu tinggi dan bersifat asam. Bakteri ini dapat
hidup di tempat bersuhu 250o fahrenheit dan derajat
keasaman yang sangat tinggi (pH<2). Contoh dari
bakteri ini adalah Sulfolobus yang hidup di sumber
air panas.
3. Halofil ekstrem (Halofilik)
Yaitu archaebacteria yang hidup di tempat
berkadar garam tinggi. Bakteri ini menggunakan
garam untuk menghasilkan energi dan dapat
ditemukan di tambak laut maupun di laut yang
berkadar garam tinggi seperti di Laut Mati. Contoh
dari bakteri ini adalah Halobacterium halobium yang
hidup di tambak laut. Bakteri
halofilik mempunyai klorofil
yang disebut Bakteriorodopsin
yang menghasilkan warna ungu.
Cara bereproduksi Archaebacteria
1. Reproduksi Aseksual / Vegetatif dengan pembelahan
biner ( tanpa melalui tahapan seperti mitosis)
2. Reproduksi Seksual / Generatif, pembelahan secara
langsung materigenetik diantara dua sel bakteri melalui
jembatan sitoplasma
a) secara transformasi

b) secara konjugasi

c) secara tranduksi
Peranan Archaebacteria
1. Enzim Archaebacteria dapat digunakan untuk
menambah kemampuan sabun cuci pada suhu dan pH
yang tinggi
2. Enzim Archaebacteria dapat digunakan dalam industri
pangan untuk mengubah pati jagung menjadi dekstrin
3. Beberapa jenis Archaebacteria dapat digunakan untuk
mengatasi pencemaran tumpahan minyak
4. Bakteri metanogen digunakan untuk degradasi limbah
pada unit pengolahan limbah
Cyanobacteria
Cyanobacteria adalah Ganggang hijau biru adalah
organisme prokariotik dan karenanya tidak terikat membran
organel. Lebih erat kaitannya dengan bakteri daripada algae
lain, mereka sering disebut sebagai cyanobacteria. Mereka
terjadi di laut, air tawar dan habitat darat.
Cyanophyta merupakan komponen penting dalam
siklus nitrogen dan produsen. Cyanophyta ini terjadi di
uniseluler, berserabut, dan bentuk-bentuk kolonial, dan
sebagian besar tertutup dalam sarung mucilaginous baik
secara perorangan maupun di koloni. Sebagian besar dari biru-
hijau planktonic terdiri dari anggota Chroococcaceae
keluarga coccoid (misalnya, Anacystis = Microcystis,
Gomphosphaeria = Coelosphaerium, dan Coccochloris) dan
keluarga berserabut Oscillatoriaceae, Nostocaceae, dan
Rivulariaceae (misalnya, Oscillatoria, Lyngbya,
Aphanizomenon [3 -- 6 μm], Anabaena)
Ciri-ciri Cyanobacteria
• Soliter & berkoloni
• Unisel: punya flagellum untuk pergerakan
• Talus
• Eukariot
• Mempunyai kloroplas (adalah organel plastida yang
mengandung zat warna)
• Fotoautotrof
• Habitat : perairan.
• Fungsi ganggang: penyedia oksigen dan makanan
(produsen ) pada ekosistem perairan
• Mempunyai struktur dalam kloroplas yang disebut
Pirenoid – untuk menyimpan cadangan makanan
Ciri-ciri khusus Cyanobacteria
• Warna umum hijau ( kebanyakan hidup di air tawar ),
kecuali Trichodesmium Eritreum (berwarna merah dan
banyak terdapat di laut )
• Kelompok tertentu memfiksasi N2 dari atmosfer
a. kelompok filamen punya hetericyst
b. kelompok filamen tanpa heterocyst
c. kelompok Unicell
• Pada umumnya tidak memiliki alat gerak
• Sebagian besar dinding selnya diselaputi lendir
• Jenis-jenis tertentu sering mengalami blooming
Bentuk kloroplas ganggang
o Bulat : Chloroccocum
o Mangkuk : Chlorella & Chlamydomonas
o Sabuk : Ulothrix
o Cakram : Vaucheria & Chara
o Jala : Oedogonium
o Spiral : Spirogyra
Pigmen utama pada ganggang
• klorofil
• karoten
- santofil (keemasan)
- fukosantin (coklat)
• fikobilin
- fikoeritrin (merah)
- fikosianin (biru)
Reproduksi Ganggang
1. Asexual :
Pembelahan biner pada ganggang unisel
Contoh: Chlorella & Euglena
Fragmentasi pada ganggang berbentuk benang
Contoh: Spirogyra, Laminaria, Sargassum
Pembentukan spora Chlamydomonas & Ulothrix
2. Sexual :
Penyatuan gamet yang berbeda jenis
Oogami
Isogami
Anisogami.
Perkembangbiakan ganggang hijau–biru
Perkembangbiakan dilakukan dengan pembelahan sel, fragmentasi, dan
pembentukan spora
1. Pembelahan sel
Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung
membentuk koloni,misalnya Gloeocapsa.
2. Fragmentasi
Fragmentasi terutama pada ganggang yang berbentuk filament , misalnya :
Oscillatoria. Pada filament yang panjang , bila salah satu selnya mati, maka
sel mati itu membagi filament menjadi dua atau lebih . masing – masing
potongan disebut hormogonium. Bila hormogonium terlepas dari filament
induk maka akan menjadi individu baru, misalnya pada plectonema
boryanum.
3. Spora
Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk spora yang
sebenarnya merupakan sel vegetative, spora ini membesar dan tebal
karena penimbunan zat makanan.
Ganggang hijau biru dapat bergerak dengan gerakan meluncur, tetapi
gerakan ini sangat lambat, kira – kira 250 mikrometer permenit. Ganggang
hijau biru tidak berflagela.
Peranan dalam perairan
o Produsen Primer
o Sumber makanan ikan dan manusia
Beberapa spesies ganggang hijau biru dapat
dimanfaatkan sebagai sumber makanan alternatif,
misalnya Spirulina sp
o Jika terjadi blooming ikan mati, perairan tercemar,
produksi racun.Blooming mycrocystis dipengaruhi oleh
berlebihnya kandungan fosfor yang didukung Pula oleh
suhu yang tinggi
o Beberapa spesies ganggang hijau – biru yang bersimbiosis
dapat menambat (fiksasi) nitrogen bebas , sehingga
menambah kesuburan tanah, misalnya : Anabaena azollae
Manfaat Cyanobacteria
• Cyanobacteria yaitu sebagai pengikat nitrogen bebas
artinya mengikat nitrogen yang utama di alam, nitrogen
sendiri sangat diperlukan oleh tanaman sehingga
cyanobacteria menguntungkan untuk tanaman contohnya
adalah : Nostoc Commune, Anabaena Ccadae dan Anabaena
• Sebagai vegetasi perintis , yaitu dengan cara membentuk
lapisan pada permukaan tanah gundul sehingga mampu
hidup pada lingkungan yang kurang menguntungkan dimana
tumbuhan lain tidak dapat hidup di daerah itu
• Cyanobacteria juga berperan sangat penting untuk
menambah materi-materi organik ke dalam tanah
• Spiriluna mampu menghasilkan senyawa karbohidrat yang
lumayan dan senyawa organik lain sangat tinggi yang
diperlukan oleh manusia sebagai sumber pangan yang
mengandung banyak sekali protein di dalamnya. Oleh karena
itu Spiriluna bisa digunakan untuk dikembangkannya sumber
pangan di masa datang karena Spiriluna ini dalam bentuk pil
Kerugian Cyanobacteria
• Beberapa Spesies dari Cyanobacteria memproduksi racun syaraf
(neurotoksin) seperti ular yang sangat berbahaya bagi hewan dan
manusia biasanya racun ini menyerang hati ( hepatotoksin ) dan sel (
sitotoksin ) mereka membentuk endotoksin sehingga sangat
berbahaya bagi hewan maupun manusia.
• Jika terlalu banyak Cyanobacteria menempel pada tembok
bangunan maka lama-kelamaan temok rumah tersebut akan cepat
mengalami keretakan.
• Cyanoacteria juga bisa merugikan akibat ulah manusia sendiri
yaitu Cyanobacteria sendiri dapat hidup di lingkungan yang
mengandung kadar fosfat dan nitrogen yang tinggi. Kadar tersebut
pada suatu lingkungan perairan sering diakibatkan oleh
pencemaran limbah industri dan pertanian. Kondisi ini dapat
mengakibatkan tumbuhnya Cyanobacteria secara berlimpah.
Limpahan tersebut dapat menutupi permukaan perairan sehingga
matahari dan oksigen yang dibutuhkan organisme lain dalam
perairan berkurang.

Selain itu Cyanobacteria menghasilkan racun yang dapat membunuh


ikan dan organisme laut lainnya.

Anda mungkin juga menyukai