Anda di halaman 1dari 9

1 Klasifikasi

Semua protista adalah eukariota. Sebagian besar dari sekitar


60.000 spesies yang diketahui saat ini adalah hidup bersifat uniseluler,
tetapi beberapa spesies hidup berkoloni dan bersifat multiseluler.
Sebagian besar protista memiliki metabolisme bersifat aerobik
yang menggunakan mitokondria untuk respirasi selulernya. Sebagian lagi
protista hidup bersifat anaerobik atau mengandung bakteri mutualistik
yang melakukan respirasi. Protista fotoautrotof dengan kloroplas
beberapa lagi heterotrof dengan menyerap molekul organik atau menelan
makanan yang besar. Sebagian besar bersifat miotil, memiliki flagella
dan silia dalam siklus hidup mereka.
Bervariasi dalam bereproduksi atau siklus hidupnya –
pembelahan mitosis bagi sebagian besar protista, aseksual, yang
lain bereproduksi secara seksual atau menggunakan proses seksual
meiosis dan sinagami (synagamy), yaitu menukarkan gen-gen
diantara 2 individu yang akan meneruskan reproduksi secara aseksual.
Protista dapat ditemukan dihampir semua tempat dimana
terdapat air, umumnya pada tanah yang basah, dedaunan, sampah, habitat
darat lainnya yang cukup lembab. Di lautan, kolam, dan danau,
protista menempati bagian dasar, menempel pada batu atau lainnya, atau
merayap melalui pasir dan endapan lumpur. Ada yang bersimbiosis
yang menempati cairan tubuh, jaringan, atau sel-sel inang – merupakan
ciri penting bagi kehidupan protista. Hubungan ini dapat bersifat
mutualisme hingga parasitisme.

Sistematika Klasifikasi
2 Klasifikasi

Robert Whittaker mulai mempopulerkan system klasifikasi 5 kingdom


pada tahun 1969 dan ia memasukkan eukariota uniseluler ke dalam
kingdom Protista – mencakup filum tumbuh-tumbuhan atau fungi, karena
didasarkan pada perbandingan struktur sel dan detail struktur hidup selama
tahun 1870-an sampai 1980-an. Kecenderungan Kingdom Protista
merupakan rumah taksonomik bagi seluruh eukariota yang tidak sesuai
dengan criteria tumbuhan, hewan, atau fungi.

Arkhaezoa
Beberapa protista yang tidak memiliki mitokondria dimasukkan
kedalam kingdom ini. Salah satu subkelompok arkhaezoa adalah
diplomonad – yang memiliki flagella, dua inti yang terpisah, tidak ada
mitokondria, tidak ada plastid, dan sitoskeleton sederhana dibanding
eukariota lainnya salah satunya, Giardia lamblia, menginfeksi usus
manusia yang menyebabkan kejang abdominal dan diare yang hebat.
Ditularkan melalui air yang telah terkontaminasi oleh feses manusia.
Hubungan evolusioner diplomonad dan dua kelompok arkhaezoa
pasitik lainnya, yaitu trikomonad dan mikrosporidian
sebenarnya masih belum terpecahkan – karena seperti Giardia dan lainnya
yang organisme-organisme tersebut tidak memiliki mitokondria, mungkin
atau tidak mungkin menandakan adanya hubungan filogenetik diantara
organisme-organisme tersebut

Euglenozoa
Umumnya, protista yang memiliki flagella disebut flagellata –
istilah yang tidak pernah digunakan dalam taksonomi formal. Da;am
sistematika molekuler menyatakan 2 kelompok flagellate, yaitu
euglenoid (Euglena dan kerabat dekatnya) dan kinetoplastida
menyusun kingdom monofiletik Euglenozoa.
Euglenoid, ciri yang ditemui : adanya kantung anterior atau ruang,
dimana ada 1 atau 2 munculnya flagella. Paramilum – suatu polimer
3 Klasifikasi

glukosa yang berfungsi sebagai molekul penyimpanan, bersifat autrotof,


kebanyakan bersifat miksotrofik atau heterotrofik, yaitu menyerap molekul
organic dari lingkungan atau menelan mangsa dengan fagositosis.
Kinetoplastida, ciri yang temui : memiliki sebuah mitokondria
besar yang berhubungan dengan suatu organel unik, kinetoplas – yang
menyimpan DNA ekstranukleus, bersimbiosis – beberapa diantaranya
bersifat pathogen. Contoh Trypanosoma penyebab penyakit tidur Afrika.

Alveolata
Menurut sistematika molekuler, Alveolata menyatukan sekelompok
flagellate fotosintetik (dinoflagelata), kelompok parasit
(apikompleksa), dan kelompok eukariota yang bergerak dengan silia
(ciliate). Ciri utama Alveolata : memiliki rongga alveoli yang terbungkus
membrane dibawah permukaannya – belum diketahui fungsinya,
kemungkinan membantu menstabilkan permukaan sel, mengatur
kandungan air dan ion sel.

Dinoflagellata (Yunani dinos: berputar)


Dinoflagelllata termasuk filum Pyrhophyta yang tubuhnya
terbungkus oleh lempeng yang terbuat dari selulose, sebagian besar
uniseluler – banyak diantaranya berbentuk koloni, bersimbiosis
mutualisme dengan Cnidaria dalam membangun terumbu karang – yang
output fotosintetiknya sebagai sumber makanan utama terumbu karang,
yang lain tidak berkloroplas dan sebagai parasit, memiliki 2 flagellata –
denyutannya dalam alur tegak lurus menghasilkan gerakan berputar,
sejumlah dinoflagellata heterotrofik seperti Pfiesteria dapat menjadi
autrofik untuk sementara waktu dengan cara mengektraksi kloroplas dari
protista potosintetik.
Sebagian besar uniselular, hidup berkoloni.
Jika jumlah berlimpah, permukaan air laut menjadi berwarna merah
kecoklatan atau oranye-merah muda akibat dari pegmen yang dominan
(xantofil) dalam kloroplasnya. Ledakan populasi ini sering disebut
4 Klasifikasi

blooming. Jika mati dan membusuk, toksinnya dapat menimbulkan zat


racun bagi ikan, kerang, penyu, avertebrata hingga manusia sehingga
menimbulkan kematian massal. Species yang sangat berbahaya, Pfiesteria
piscicida, toksinnya membuat ikan kaku dan dinoflagellata tersebut akan
memakan cairan tubuh mangsa.

Apikompleksa (dulu disebut sporozoa)


Kelompok bersifat parasit, yang menyebar membentuk infeksi yang
sangat kecil – sporozoid – apeksnya (ujung) mengandung organel
kompleks yang dikhususkan menembus sel inang, memiliki siklus hidup
yang rumit dengan tahapan seksual dan aseksual yang memerlukan
dua atau lebih spesies inang berbeda untuk menyelesaikan siklus itu.

Sabine Kohler dari University of Pensylvania menemukan


Plasmodium dan beberapa apikompleksa lain
mengandung suatu plastida yang mungkin diperoleh nenek
moyang apikompleksa dari ganggang hijau melalui
endosimbiosis. Setelah para peneliti menemukan fungsi
kritis yang dilakukan plastida bagi sel inangnya, terbuka
kemungkinan bagi mereka untuk mengembangkan obat
malaria baru yang membidik fungsi tersebut.

Ciliate (Ciliophora)

Memiliki ciri : hidup sebagai sel soliter dalam air tawar, beberapa
seluruhnya ditutupi seluruhnya leh silia (bulu getar) – sementara lainnya
memiliki silia yang berkelompok membentuk sedikit barisan atau berkas,
beberapa spesies bergerak dengan struktur menyerupai kaki yang dibentuk
dari pengikatan banyak silia (Stentor), adanya dua jenis nucleus –
makronukleus yang besar dan mikronukleus yang kecil.
Contoh dari Ciliata Stentor, Stylonychia – tidak memiliki silia
individual sama sekali, hanya silia mulut yang menyerupai kaki.
5 Klasifikasi

Ciliata berkembangbiak secara aseksual dengan membelah diri dan


seksual dengan konjugasi.
Ciri unik siliata adalah adalah genetikanya – adanya dua jenis
nukleus, satu makronukleus yang besar dan beberapa mikronukleus yang
sangat kecil. Makronukleus memiliki 50/lebih salinan genom. Gen ini tak
tersebar tetapi terbungkus oleh kumpulan unit kecil dalam jumlah yang
besar, masing-masing dengan ratusan salinan dari hanya segelintir gen.
Makronukleus berperan penting dalam reproduksi aseksual.

Ganggang (alge)
Ganggang termasuk tumbuhan yang paling primitif karena
struktur tubuhnya masih sederhana.
Hampir semua alga memiliki klorofil sebagai pigmen
“primer”, namun alga memiliki kekhasan yang tidak dimiliki tumbuhan
dalam pigmen “aksesoris” – pigmen yang dapat menangkap
gelombang cahaya panjang yang tidak dapat ditangkap oleh klorofil,
seperti karoten (kuning-oranye), xantofil (kecoklatan), dan fikobilin1
(variasi merah [fikoeritrin] dan biru [fikosianin])
Bentuk dan ukuran tubuh ganggang sangat beraneka
ragam, ada yang bersel satu berbentuk benang atau pita dan bersel banyak
berbentuk lembaran tipis. Ada pula yang seperti tumbuhan tingkat tinggi
dengan organ tubuh yang menyerupai akar dan daun.
Secara umum ganggang hidup di air, baik di air laut maupun di air
tawar. Ada pula ganggang yang hidup di darat dan biasanya di tempat
yang lembab, seperti di dinding tembok, kulit pohon, atau di atap genteng.
Seperti halnya dengan jamur, tumbuhan ganggang dapat
berkembang biak secara generatif dan vegetatif.
1
Ditemukan pada alga merah, sianobakteri, dan organisme lain yang plastidanya
kemungkinan berasal dari alga merah atau sianobakteri
6 Klasifikasi

Perkembangbiakan secara generatif terjadi melalui isogami


dan oogami.
a) Isogaami adalah perkembangbiakan secara generatif dengan sel
kelamin jantan dan betinanya memiliki bentuk dan ukuran yang
sama sehingga kedua sulit dibedakan
b) Oogami adalah perkembangiakan secara generatif dengan sel
kelamin jantan dan betinanya memiliki bentuk dan ukuran yang
berbeda. Sel kelamin jantan berukuran kecil dan dapat bergerak,
sedangkan sel kein betina berukuran besar dan tidak dapat
bergerak.
Berikut ini kelompok kelas dari ganggang
a. GANGGANG HIJAU (Chlorophyta; [Yunani] chloros : hijau)
Ganggang hijau biasanya hidup di air tawar, air laut, dan
tempat lembab. memiliki klorofil dan zat kuning sehingga
tampak berwarna hijau kekuningan.
Chlamydomonas sp. Organisme tersebut bersel satu dan
sangat umum hidup dalam parit, kolam, dan danau sehingga
air menjadi hijau. Merupakan ganggang yang berkoloni,
sedangkan Ulthorix sp. dan Oedogonium sp. membentuk
filament.
Spirogyra sp. juga jenis ganggang hijau yang berfilamen
sehingga sel –selnya sangat panjang.

b. GANGGANG COKLAT (Phaeophyta; [Yunani] phaios :


kehitaman, coklat)
Hampir semua ganggang coklat (brown algae) hidup di
laut. Tubuhnya terdiri dari banyak sel (multiseluler) dan
berbentuk seperti batang atau lembaran yang panjangnya
mencapai beberapa meter. Warna coklat dihasilkan dari pigmen
asesoris dalam kloroplas. Komposisi pigmen ganggang ini
homolog dengan ganggang pirang dan diatom. Beberapa
7 Klasifikasi

miksotropik – menyerap senyawa organik yang terlarut atau


menjulurkan psedopodianya untuk menelan partikel makanan
dan bakteri. Laminaria sp., Fucus sp., dan Sargassum sp.
Macrocystis pyrifera salah satu jenis ganggang terpanjang
didunia dengan lebar beberapa meter dan panjang lebih dari 30
m.

c. GANGGANG KEEMASAN/pirang (Chrysophyta; [Yunani]


chrysos : keemasan)
Ganggang tersebut dapat hidup di air tawar, air laut, dan
tanah, bahkan kadang-kadang ditemukan pada air minum yang
dimurnikan. Ciri khas : biflagela (flagel ganda), dimana
flegellanya terpaut dekat salah satu ujung sel tersebut.
Dinding sel mengandung zat keresik (silikat) sehingga
disebut juga ganggang kersik (diatom)

d. GANGGANG MERAH (Rhodopyta; [Yunani] rhodos : merah)


Jenis ganggang ini hidup di laut, berlimpah pada perairan
pantai bersuhu hangat di laut tropis. Sebagian besar multiseluler,
Tubuhnya terdiri atas banyak sel dan berbentuk lembaran
atau benang, warna merah dihasilkan dari pigmen asesoris,
fikoeritrin (merah) – keluarga pigmen yang disebut fikobilin.
Pigmen asesoris ini bergantung pada kedalaman air – hampir
hitam di laut yang dalam, merah cerah di kedalaman sedang,
kehijauan di laut dangkal karena pikoeritrin yang menutupi
klorofil.
Banyak diantara tallus alga merah yang berfilamen sering
kali bercabang dan saling terpilin dalam pola renda yang rumit.
Dasar tallus umumnya terdiferensiasi sebagai sebuah holdfast
sederhana. Siklus hidup yang sangat umum adalah
pergiliran generasi. Eucheuma spinosum, Chondrus crispus dan
Gracillaria sp.
8 Klasifikasi

R HIZOPODA

Mempunyai ciri khas dapat membuentuk kaki semu


(pseudopodia). Kaki semu berfungsi untuk menangkap dan alat gerak,
contoh :
 Ameba (Amoeba sp) mempunyai bentuk tubuh yang tidak tetap.
 Foraminifera, Fosilnya berguna sebagai petunjuk penyelidikan tanah
yang mengandung minyak.
 Radiolaria mempunya kerangka luar dari zat kersik. Kerangka yang
kosong akan mengendap di dasar laut dan mempunyai lapisan tanah
radiolaria.

F LAGELLATA

Hidup dengan bebas di dalam air atau dapat juga sebagai parasit
didalam makhluk hidup lain. Contohnya Euglena viridis dan
Trypanosoma.

S POROZOA

Tidak mempunyai alat gerak. Hidup sebagai parasit pada


tumbuhan, hewan, dan manusia, misalnya Plamodium malariae dan
plasmodium vivax.
Dalam daur hidupnya, Plamodium berkembangbiak
dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
9 Klasifikasi

 Secara kawin (generatif / seksual ) yang berlangsung dalam tubuh


nyamuk anopheles
 Secara tak kawin ( vegetatif / aseksual ) yang berlangsung dalaam
tubuh manusia.

C ILIATA

Berkembangbiak secara vegetatif dngan membelah diri dan


dapat pula berkembang biak secara generatif melalui konjugasi. Contohya
paramecium

Anda mungkin juga menyukai