Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya dalam ilmu taksonomi, seluruh makhluk hidup dikelompokkan ke dalam
dua kerajaan (kingdom), yakni kingdom tumbuhan (kingdom plantae) dan kerajaan hewan
(kingdom animalia). Pengelompkan tersebut didasarkan atas persamaan ciri-ciri atau
persamaannya. Tumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu, yakni mempunyai klorofil (zat hijau
daun) dan hewan mempunyai ciri-ciri tersendiri pula, yakni dapat bergerak.

Dalam sebuah penelitian ditemukan adanya beberapa makhluk hidup bersel satu yang
sekaligus mempunyai cirri-ciri tumbuhan dan ciri-ciri hewan (mempunyai klorofil dan dapat
bergerak leluasa). Akhirnya sebagian ahli berpendapat bahwa bahwa makhluk-makhluk
hidup ini sebaiknya dikelompokkan ke dalam kingdom animali8a, filum protozoa. Di dalam
uraian ini, kita mengikuti pendapat yang kedua. Protozoa kita masukkan ke dalam kingdom
animalia, kelompok avertebrata.

B. Tujuan

- Untuk mengetahui pengertian protozoa

- Untuk mengetahui proses reproduksi protozoa

- Untuk mengetahui klasifikasi protozoa

- Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan protozoa

BAB II

PEMBAHASAN
Protozoa berarti hewan-hewan yang pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista
eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan
Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara
algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan
sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk
berfotosintesa.

Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya
cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan
algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa
genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas
antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar,
dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari
jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir
karena tidak dapat membentuk badan buah.

Bentuk dan ukuran protozoa bermacam-macam. Ada yang bentuk dan ukurannya relatif
tetap ada yang waktu aktif bentuknya berubah-ubah. Walaupun ukuran dan bentuknya berbeda-
beda, secara umum protozoa memiliki beberapa persamaan. Protozoa mempunyai nucleus (inti)
yang berisi kromosom dan terletak dalam sitoplasma (protoplasma).

Pada beberapa protozoa di dalam nucleus ini terdapat satu atau beberapa granula yang
disebut nucleolus (karyosome). Jumlah nucleus ini ada yang satu atau lebih dari satu. Bagian
dalam dari cytoplasma disebut endoplasma. Di dalam endoplasma ini terdapat nucleus, vakuola
makanan, mitokondria. Bagian luar cytoplasma yang membungkus endoplasma disebut
ektoplasma. Fungsi ektoplasma ini diduga sebagai alat gerak, untuk bernafas, membuang sisa-
sisa metabolisme dan sebagai alat perlindungan diri.

Pada beberapa jenis protozoa di dalam cytoplasmanya terdapat vakuola berdenyut yang
fungsinya sebagai tekanan osmotik sel. Pada bentuk vegetatifnya terdapat selaput tipis
semipermeabel yang membungkus seluruh sel yang disebut membran plasma. Membran plasma
ini berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat makanan, sebagai alat ekskresi, dan mengatur
konsentrasi (kadar) zat di dalam sitoplasma.

Umumnya tidak memiliki dinding sel yang kuat, tetapi ada juga beberapa jenis yang sudah
mampu menyusun cangkang (kerangka luar) yang terbentuk dari kapur atau kersik. Fosil-
fosilnya ditemukan pada lapisan batuan dari zaman Kambrium, enam ratus juta tahun yang lalu.
Dan banyak dijumpai orang ketika mengebor tanah untuk mencari sumber minyak bumi.

Pada beberapa jenis protozoa, misalnya amoeba, bentuk selnya berubah-ubah karena ada
penonjolan atau pengerutan dari pseudopodia. Ada pula jenis protozoa yang mempunyai bentuk
yang relatif tetap. Beberapa jenis protozoa jika dalam keadaan bahaya, dapat berubah dari bentuk
vegetatifnya ke bentuk kista, dimana ia melindungi dirinya dengan dinding sel yang kuat,
sehingga terhindar dari pengaruh-pengaruh buruk dari luar. Dinding sel ini dibuat oleh
ectoplasma.

Protozoa ada yang dapat bergerak, ada yang tidak. Alat gerak protozoa dapat berupa
pseudopodia (pada subphylum sarcodina) dan flagel (pada subphylum ciliata). Contoh protozoa
yang tidak dapat bergerak, misalnya kelas Sporozoa.

Di dalam suatu komunitas protozoa bertindak sebagai konsumen, karena hidupnya


bergantung pada zat-zat organik seperti bakteri, mikroorganisma yang lain atau sisa-sisanya.
Tetapi pada tempattempat yang basah atau perairan Protozoa merupakan zooplankton.

JENIS
SISTEM PROTOZOA
SISTEM
Otot-rangka Protozoa tidak memiliki kerangka dalam atau luar. Mereka bergerak dengan
berbagai cara. Amoeba memiliki kaki palsu atau pseudopodia yang meluas
ketika bergerak. Paramecium ditutupi dengan rambut yang disebut silia.
Euglena viridis memiliki cambuk seperti ekor yang disebut flagel untuk
bergerak.
Pencernaan Protozoa mengambil makanan melalui air dan menyimpan makanan di
kantung yang disebut vakuola. Mereka memakan ganggang kecil dan bakteri.
Saraf Protozoa memiliki tingkat reaksi yang sangat rendah terhadap dunia di sekitar
itu dan tidak mempunyai sistem saraf. Mereka dapat bereaksi terhadap cahaya
dan perubahan suhu.
Sirkulasi Protozoa memiliki aliran air yang masuk melalui pori-pori. Air berisi makanan
dan kebutuhan oksigen protozoa.
Respirasi Protozoa mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida melalui
membran selnya.
Reproduksi Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual.
Ekskresi Protozoa memiliki kantung disebut vakuola yang berfungsi mengambil dan
membuang air.
Simetri Protozoa biasanya asimetris.
Warna Protozoa umumnya berwarna pucat.

Habitat Protozoa

Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas
dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik,
hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme
sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies
dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Tetapi apabila keadaan
lingkungan kurang menguntungkan, hewan tersebut akan mengatasinya dengan membungkus
diri menjadi sista. Sama halnya dengan bakteri yang membentuk endospora.

Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis
protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.

Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air.
Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam
rumen hewan ruminansia.

Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit
serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi
makanan untuk ikan dan hewan lainnya.
Morfologi Protozoa

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa
untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan
letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk
vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang
tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista
berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.

Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti
pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan
fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti
Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa
protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang
keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini
sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga
koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.

Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan
pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif.
Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke
dalam 4 kelas.

Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang


bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia
dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit
hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.

Mulai tahun 1980, oleh Commitee on Systematics and Evolution of the Society of
Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa menjadi 7 kelas baru, yaitu Sarcomastigophora,
Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada
klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan Mastigophora digabung menjadi satu kelompok
Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi
lima kelas.

Contoh protozoa yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera Monosiga, Bodo,


Leishmania, Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia. Anggota
kelompok Ciliophora antara lain genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan Stentor.

Contoh protozoa kelompok Acetospora adalah genera Paramyxa. Apicomplexa


beranggotakan genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria. Genera Metchnikovella
termasuk kelompok Microspora. Genera Myxidium dan Kudoa adalah contoh anggota kelompok
Myxospora.

Perkembangbiakan Protozoa

Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual protozoa
dapat mengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel (biner), tetapi pada Flagelata pembelahan
terjadi secara longitudinal dan pada Ciliata secara transversal. Beberapa jenis protozoa
membelah diri menjadi banyak sel (schizogony). Pada pembelahan schizogony, inti membelah
beberapa kali kemudian diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan. Perkembangbiakan
secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami.

Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat mempunyai beberapa
cara perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies Plasmodium dapat melakukan schizogony
secara aseksual di dalam sel inang manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi
perkembangbiakan secara seksual. Protozoa umumnya berada dalam bentuk diploid.

Protozoa umumnya mempunyai kemampuan untuk memperbaiki selnya yang rusak atau
terpotong. Beberapa Ciliata dapat memperbaiki selnya yang tinggal 10 % dari volume sel asli
asalkan inti selnya tetap ada.

Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup
pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.
Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme
aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke
oksigen.

Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri)


atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di
lingkungan air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui
membran sel.

Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel
secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh
kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,
kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke
sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat
amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran
sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar
(vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman.

Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan


makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke
dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah
yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip
mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan
dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan,
sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.

Berbagai bentuk dan sifat protozoa

Protozoa merupakan hewan yang paling rendah derajatnya dan semua aktivitas
dilaksanakan oleh protoplasma dalam sel tersebut. Protozoa memiliki tanda-tanda sebagai
berikut:
Hewan yang termasuk dalam filum protozoa umumnya bersel tunggal dengan ukuran yang
bervariasi antara 3-1000 mikron, tetapi umumnya lebih kecil dari 1000 mikron.

Hewan protozoa dapat diketemukan di mana-mana asal cukup basah.

Pada lingkungan yang kurang menguntungkan ada protozoa yang mampu membentuk cysta
(melindungi tubuh dengan lapisan CaCO3) sehingga dapat mepertahankan dirinya untuk dapat
tetap hidup.

Kegiatan hidup dilakukan protoplasma sel tersebut, di dalam sel terdapat nukleus dan beberapa
individu memiliki makronukleus dan mikronukleus, nukleolus, mithokondria dan vakuola.
Vakuola makanan berfungsi mencerna makanan dan vakuola kontraktil (vakuola berdenyut)
berperan memelihara tekanan osmosis dalam sel karena dengan denyutannya dapat
mendistribusikan zat makanan ke seluruh bagian sel.

Reproduksi dapat secara seksual yaitu secara konjugasi dan secara aseksual dengan
pembelahan dan pembentukan tunas.

Dinding sel disebut pelikel dan keadaannya kurang kuat sehingga bentuknya dapat berubah.

Nutrisi dari bahan organik dan dalam ekosistem perairan merupankan penyusun zooplankton
bertindak sebagi konsumen.

Secara evolusi fosil protozoa diketemukan sebagai rangka kersik jadi merupakan hewan yang
lebih tua daripada hewan yang memiliki rangka kapur.

Reproduksi

Protozoa dapat memperbanyak diri (reproduksi) secara seksual dan aseksual. Reproduksi
seksual dapat berupa konyugasi atau bersatunya gamet (fusi gamet). Reproduksi aseksual dapat
berupa biner (binarty fision); 1 menjadi 2; atau pembelahan multiple (multiple fision) 1 (satu)
menjadi beberapa (lebih dari 2) sel protozoa yang baru.

Reproduksi protozoa yang penting dalam kaitannya dengan dunia kedokteran


Reproduksi
Kelompok Reproduksi Aseksual Genus
Seksual
Phylum: Sarcomatigopora
Amoeba
Pembelahan biner Fusi gamet
Entamoeba
Subphylum: Sarcodina
Trysopoma
Subphylum: Mastigophora Pembelahan biner - Giardia
Trichomonas

Phylum: Apicomplexa Scizogony


Plasmodium
(pembelahan Fusi gamet
Toxoplasma
Kelas : Sporozoa multiple)
Phylum: Cilophora
Pembelahan Balantidium
konjugasi
transversal Paramaecium
Subphylum: Ciliata

A. Kelas Rhizopoda atau Sarcodina

Bergerak dengan kaki palsu (pseudopodia). Hidup di air laut, air tawar ataupun di
tempat-tempat yang lembab yang mengandung bahan organik. Tetapi ada pula yang hidup
sebagai parasit pada tubuh hewan atau manusia. Berkembangbiak dengan cara membelah diri.

Genus/Species Rhizopoda
1. Amoeba proteus
- Tubuhnya bersel tunggal, di dalamnya terdapat:
a. Nukleus, berperan dalam pengaturan aktivitas hidup.
b. Vakuola makanan, berperan dalam pencernaan makanan.
c. Vakuola kontraktil, berperan dalam memelihara tekanan osmosis sel.

d. Dinding sel atau plasmolemma dengan sitoplasma yang terdiri dari ektoplasma dan
endoplasma.

- Hidup di tempat yang lembab yang kaya bahan organik, baik di darat, laut dan air tawar,
atau sebagai parasit pada manusia maupun hewan.
- Berkembang biak dengan cara membelah diri.

2. Entamoeba disentri (Entamoeba histolitica)


- Tubuh bersel tunggal, bentuknya tidak tetap
- Hidup dalam jaringan usus (bersifat endoparasit)

- Makanan eritrosit dan mampu membentuk cysta bila keadaan tidak menguntungkan.

Entamoeba histolytica mempunyai siklus hidup secara berurutan dari trophozoite


(bentuk vegetatif), prakisa, kista (dengan satu atau dua inti), metatropozoite. Bentuk
tropozoitenya aktif bergerak, ukurannya 10-60 mikron, sedangkan kistanya tidak bergerak
ukurannya 5-20 mikron.

Bentuk tropozoitenya mudah mati di luar tubuh manusia. Bentuk kistanya mudah
mati dengan pengeringan atau pemanasan 550C, tetapi tahan hidup sampai dua bulan di
dalam air (selokan, kali, sawah) tidak mati pada kadar chlor yang biasa dipakai dalam
pengolahan air minum, tahan terhadap desinfektan. Pada feses yang basah tahan sampai 12
hari.

Entamoeba histolytica menimbulkan penyakit pada manusia, kucing, anjing dan babi.
Penularan kepada manusia terjadi karena makanan atau minuman yang terkontaminasi
kista yang berasal dari feses penderita. Penularan dalam keluarga satu rumah terjadi karena
orang tua yang menyediakan atau memasak makanan mengandung kistanya (penderita /
carier).
Musca domestica (lalat rumah) atau kecoa (Blatta orientalis), blatella germanica,
perplaneta Americana, dapat memindahkan kista dari feces ke makanan.

Di beberapa tempat sering kali feces manusia dipakai sebagai pupuk tanaman atau
sayuran dicuci dengan air pemukaan yang sudah tercemari feces, sehingga meningkatkan
terjadinya penularan.

Wabah dapat terjadi bila air untuk keperluan rumah tangga bagi masyarakat luas,
tercemari feces manusia, terutama di waktu hujan dimana selokan mampat, tersumbat
sampah, air dan kotorannya meluap ke mana-mana.

Gejala penyakit

Berbeda dengan amoeba lainnya, Entamoeba histolytica dapat masuk ke dalam


jaringan. Gejala penyakitnya sangat bervariasi bergantung pada beratnya infeksi dan
tempat dimana infeksinya terjadi. Masa inkubasinya sukar ditentukan dan diperkirakan
antara empat hari sampai satu tahun. namun ada pula orang yang terinfeksi amoeba selama
bertahun-tahun tidak menunjukkan gejala (carier).

Gejala klasik dari disenti amoeba adalah sering buang air besar, fesenya sedikit-
sedikit dengan lender dan darah, uang biasanya disertai rasa sakit perut (kram perut), dan
biasanya tidak demam. Gejalanya bisa akut bisa juga tidak. Bila akut, sering kali disertai
sakit kepala, nausea, demam tidak begitu tinggi, kram perut dan tenesmus.

Disentri akut, yang pengobatanya tidak sempurna, sering berkembang menjadi


disentri kronis yang ditandai dengan berulang kalinya serangan akut berupa demam dan
diarrhea dengan feces dan berdarah. Disentri kronis sering disertai dengan malnutrisi dan
cachexia (kurus kering). Karena sifatnya yang bisa menembus jaringan dan dapat masuk ke
dalam aliran darah, sering kali menimbulkan abscess amoeba di paru-paru, liver, otak atau
kulit.

Bahan pemeriksaan laboratorium


Sampel untuk pemeriksaan laboratorium adalah feces atau material dari abscess.
Sampel ini harus diperiksa dalam waktu 30 menit dari saat pengambilannya. Secara
makroskopis feces harus diperhatikan gambaran keseluruhan, konsistensi dan baunya.

Pencegahan

Pencegahan dilakukan dengan meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene


pribadi. Perbaikan penyediaan air untuk keperluan rumah tangga, perbaikan cara
pembuangan kotoran, dan larangan pemupukan tanaman dengan kotoran manusia.

Pencegahan kontaminasi makanan dan minuman, pemberantasan lalat dan kecoa,


pendidikan kesehatan kepada masyarakat terutama tentang cara pembuangan kotoran yang
baik dan cuci tangan setelah defekasi (buang air besar).

3. Entamoeba coli

- Tubuh bersel tunggal, hidup pada usus besar, kadang-kadang bersifat parasit sehingga
dapat menimbulkan penyakit diarrhea.

4. Arcella
- Tubuh memiliki rnagka luar zat tanduk (kitin)

- Hidup di air tawar.

5. Diflugia
- Tubuh memanjang, hidup di air tawar

- Tubuh memiliki kerangka yang terdiri dari pasir.

6. Foraminifera
- Tubuh memiliki kerangka yang terdiri dari zat kapur dan tanah yang mengandung
endapan tersebut dinamakan tanah Globigerina

- Fosil Foraminifera merupakan petunjuk adanya sumber minyak.


7. Radiolarian (Heliosphaera)

Hidup di laut dengan tubuh yang memiliki zat kersik, tanah yang memiliki endapan rangka
tersebut dinamakan tanah radiolarian yang berguna untuk bahan penggosok.

B. Kelas Flagellata (Mastigophora)

Bentuk tubuh lebih tetap walau tidak memiliki rangka luar tubuh
Tubuh lengkapi dengan alat gerak flagel
Tempat hidup di laut, air tawar, dan hidup parasit pada tubuh manusia atau hewan.

Perkembangbiakan secara vegetatif dengan membelah diri.

Genus/Spesies Flagellata
1. Euglena

- Tubuh berupa sel tunggal, memiliki satu buah flagel dengan ukuran 30-60 mikron dan
dekat dengan dasar bulu cambuk terdapat bintik mata yang berfungsi untuk
membedakan gelap dan terang.

- Tubuh mengandung juga butir pyrenoid yaitu merupakan pusat pembentukan


tepung/almilum.

- Tubuh mengandung krolopas, sehingga hewan ini bersifat hewan bila persediaan bahan
organik mencukup; dan bersifat tumbuhan (mampu berfotosintesis bila bahan organik
berkurang)

- Bersifat fototaksis positif, tetapi bila terkena sinar secara langsung akan menghindarinya.

- Reproduksi dengan cara pembelahan.


2. Trypanosoma
Protozoa yang hidup pada plasma darah hewan dan manusia jadi bersifat parasit
Tubuh memanjang dengan nukleus di tengah berukuran relatif besar

Flagel dihubungkan dengan tubuh oleh jaringan ikat yang disebut membrana undulans

Trypanosoma adalah protozoa berflagel yang bersifat parasit di dalam darah atau
jaringan berbagai jenis vertebrata.

Genus Trypanosoma, bentuknya panjang bergelombang, kedua ujungnya lancip,


letak intinya di tengah, kinetoplastnya di bagian posterior, mempunyai 1 flagel di bagian
anterior dan memiliki membran undulate.

Trypanosoma menulari manusia melalui gigitan lalat penghisap darah atau melalui
feces arthropoda yang mengotori luka gigitan arthropoda.

a. Trypanosoma yang merupakan parasit pada manusia


Trypanosoma gambiense
Terdapat di Afrkika Tengah, hidup pada plasma darah dan menimbulkan penyakit
yang bersifat kronis.

Vektornya (pembawa) yaitu lalat Glossina palpalis dan menyebabkan penyakit


tidur.

Trypanosoae gambiense mempunyai 3 bentuk, yaitu panjang ramping berfagel,


pendek gemuk tidak berflagel dan bentuk peralihan antara keduanya. Panjangnya 14-
33 mikron dan lebar 1,5-3,5 mikron.

Pada manusia menyebabkan penyakit tidur (sleeping sickness). Hidup di dalam


darah, kelenjar lympha, spleen dan liquor cerebrospinalis. Reproduksinya secara
pembelahan biner. Dalam siklus hidupnya melibatkan lalat Glossina sp. (lalat tsetse)
sebagai host dan sebagai vektor yang menularkan penyakitnya kepada manusia. Lalat
Glossina sebagai vektor antara lain Glossina palpalis dan Glossina tachinoides.

Infeksi Trypanosoma gambiense pada ternak, kambing dan babi sering kali
asimptomatis sehingga berbahaya sebagai sumber penularan.

Gejala Penyakit

Masa inkubasi antara 2-23 hari. Tempat gigitan lalat Glossina akan terasa gatal
dan sedikit diikuti demam, sakit kepala, menggigil dan kehilangan nafsu makan.
Akan tetapi bisa juga pada phase ini tidak menunjukkan gejala apa-apa dan penderita
masih bisa bekerja.

Phase di mana Trypanosoma sp. sebagian berada di dalam jaringan lympha.


Pada phase ini timbul demam, pembengkakan spleen, liver dan kelenjar getah bening
terutama daerah belakang leher, kemudian kelenjar getah bening daerah axilla, lipat
paha, sakit kepala, sakit sendi-sendi, lemah dan ruam di kulit. Phase di mana
memasuki susunan syaraf pusat.

Pada phase ini terjadi sakit kepala yang hebat, apatis, malas, spasma otot,
tangan bergetar, koordinasi kerja otot terganggu, sakit dan kaku leher, kelumpuhan
yang semakin berat. Penderita sering mengantuk dan jatuh tidur walau sedang makan
atau duduk. Bila penyakitnya semakin parah, penderita semakin kurusd, terus
tertidur, koma dan meninggal. Kadang penyakitnya tidak memasuki phase kronis,
tetapi kematian dapat terjadi pada phase akut, terutama waktu terjadi wabah.

Dengan diagnosa yang dini dan pengobatan yang cepat prognosanya baik,
tetapi bila Trypanosoma sudah menyerang susunan syaraf pusat, biasanya berakhir
dengan kematian.

Bahan untuk Pemeriksaan Laboratorium


Sample diambil dari darah, kelenjar getah bening, liquor cerebrospinalis atau
sumsum tulang. Dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop untuk menemuksn
Trypanosoma, perbenihan dan percobaan binatang.

Pencegahan Penyakit

Menghindari gigitan Glossina sp., pengobatan penderita untuk menghilangkan


sumber penularan, pemberentasan lalat dengan insecticide dan menghilangkan
binatang reservoir Trypanosoma.

Trypanosoma rhodesiense
Terdapat di Afrika Selatan dan vektornya lalat Glossina morsitans

Menimbulkan penykit yang bersifat accut yaitu penyakit tidur (Sleeping sickness)

Trypanosoma cruzi
Terdapat di Amerika Selatan dan Tengah, menyerang sel darah merah
menimbulkan anemia (penyakit cagas)

Vektornya lalat Triatoma

Tripanosoma cruzi di dalam siklus hidupnya melibatkan manusia sebagai host


dan serangga sebagai host sekaligus vektor penyakitnya. Bereproduksi dengan jalan
pembelahan biner. Ditularkan oleh serangga Panstrongylus megistus, Triatoma
infestans, Rhodnius prolixus, Triatoma sordid, dan Triato a braziliensis. Sebagain
binatang reservoirnya, antara lain anjing, kucing, monyet, dan kelelawar.

Penularan penyakit kepada manusia melalui luka gigitan Triatoma sp. yang
terkontaminasi feces triatoma yang mengandung Trypanosoma cruzi yang biasanya
masuk bersama garukan penderita. Hal ini terjadi karena Triatoma mempunyai
kebiasaan defekasi sewaktu makan.

Gigitan Triatoma biasanya tidak menimbulkan rasa, tempat gigitannya


biasanya pada perbatasan kulit dan selaput lendir, misalnya pada sudut mata dan
sudut mulut karena itu sering disebut kissing bug. Pada manusia menimbulkan
penyakit chages (Trypanosomiasis Amerika selatan). Masa inkubasi 7-14 hari.

Gejala Penyakit

Tempat masuknya Trypanosoma cruzi ke tubuh biasanya pada selaput lendir,


misalnya pada lubang hidung, bibir dan bagian luar canthus mata.

Pada penyakit yang akut gejalanya berupa demam tinggi, anorexia, muntah,
dan diarrhea. Biasanya terjadi conjunctivis, edema kelopak mata dan muka biasanya
hanya sebelah, pembengkakan kelenjar air mata (glandula lacrimalis) dan
pembengkakan kelenjar getah bening bawah rahang (submaxillaris).

Pada penyakit yang berat terjadi pembengkakan kelenjar getah bening seluruh
tubuh, hepatospleenomegali dan reaksi meningo-encephalitis, kematian sering terjadi
karena gagal jantung dan kerusakan susunan syaraf pusat. Stadium akut ini dapat
pula sembuh sendiri dalam beberapa minggu atau bulan.

Komplikasi yang sering terjadi pada penyakit chagas adalah dilatasi organ-
organ yang tubular sehingga terjadin megacolon atau megaesophagus.

Bahan pemeriksaan untuk laboraturium

Sample untuk pemeriksaan laboratorium berupa darah biopsi jaringan.


Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop untuk menemukan Trypanosome cruzi,
perbenihan dan test serologis.

Pencegahan

Pencegahan dengan menghindari gigitan Triatoma, misalnya tidur berkelambu,


karena Triatoma sering mengigit di malam hari. Pemberantasan insect dengan
insecticida. Pengobatan penderita untuk menghilangkan sumber penularan.

b. Trypanosoma yang menyerang hewan


Trypanosoma evansi
Hidup pada hewan sapi, kerbau dan kuda
Vektor penyakit lalat Tabanus

Menyebabkan penyakit surra

Trypanosoma equiperdum
Hidup pada hewan ternak di Amerika, Asia dan Eropa

Menyerah hewan ternak kuda

Menyebabkan penyakit Mal de Caderas

3. Genus Leismania
Genus Leismania umumnya bersifat parasit yang terdiri:
a. Leismania donovani: menyebabkan penyakit Kala azar dan menyerang alat-alat
visceral (alat-alat dalam seperti hati dan ginjal).

Leishmania donovani adalah protozoa yang memiliki 1 flagel, 1 inti dan 1


kinetoplast. Ukurannya antara 2-5 mikron. Mempunyai 2 bentuk, yaitu bentuk
leishmania di mana protozoa membulat tidak berflagel dan bentuk leptomonas yang
berflagel. Bereproduksi dengan pembelahan biner.

Pada manusia menyebabkan penyakit Kala-Azar (Leishmaniasis visceral).


Ditularkan melalui gigitan lalat pengisap darah, yaitu Phlebotomus sp., misalnya
Phlebotomus argentipes, Phlebotomus papatasii, dan Phlebotomus permiciosus. Masa
inkubasinya antara 2-4 bulan. Anjing adalah reservoir protozoa ini.

Gelaja Penyakit

Gejala penyakit bisa muncul secara akut atau lambat. Pada yang akut ditandai
dengan demam tinggi, menggigil dan muntah-muntah. Demamnya biasanya hilang
timbul, selang 2 hari, dan penurunan suhu disertai keringat banyak. Penderita semakin
kurus, spleen dan hepar akan membengkak. Bila tidak diobati, biasanya berakhir dengan
kematian.

Bahan untuk Pemeriksaan Laboratorium

Sample untuk pemeriksaan laboratorium berupa darah atau biopsy jaringan untuk
dilihat dengan mikroskop, perbenihan, percobaan binatang dan test serologis.

Pencegahan

Pencegahan dilakukan dengan:

1) Semua penderita diobati, untuk menghilangkan sumber penularan.


2) Hilangkan sampah yang membusuk tempat berkembang biaknya Phlebotomus sp.
3) Hindari gigitan Phlebotomus sp., misalnya dengan zat pengusir serangga dan tidur
berkelambu.

4) Berantas anjing liar yang mungkin menjadi reservoir Leishmania donovani.

b. Leismania tropika: menyebabkan penyakit Oriental shore dan menyerang kulit.

Sifat Leishmania tropica mirip Leishmania donovani. Bereproduksi dengan


pembelahan biner.

Pada manusia menyebabkan penyakit Leishmaniasis kulit. Penyakit ini ditularkan


oleh Phlebotomus sp. misalnya Phlebotomus papatsii, Phlebotomus sergeti,
Phlebotomus macedonicum, dan Phlebotomus intermedus. Leishmania tropica juga
merupakan parasit pada anjing.

Masa inkubasinya antara beberapa hari sampai beberapa bulan. Leishmania


tropica adalah parasit pada anjing, binatang pengerat dan mamalia lainnya.

Gejala Penyakit
Pada tempat gigitan Phlebotomus terjadi papula, kemudian ulcus yang tertutup
kerak dan keluarnya exudates yang lengket. Bila keraknya diangkat, lukanya akan
mengeluarkan darah dan meninggalkan ulcus yang tidak dalam dengan garis tengah 1-
3 cm. Bila terjadi infeksi sekunder, akan terjadi kerusakan jaringan yang lebih hebat.

Bahan Pemeriksaan Laboratorium

Sample diambil dari lesi kulit dilihat dengan mikroskop untuk menemukan
protozoanya dan dilakukan biakan pada perbenihan.

Pencegahan

Lesi kulit harus ditutup agar tidak dihinggapi lalat untuk mencegah penularan
kepada orang lain dan autoinfeksi (autoinoculation).

Pemberantasan serangga dengan insecticide dan penggunaan pengusir serangga


(insect repellents). Pemberantasan binatang pengerat dan anjing liar yang merupakan
reservoir protozoa ini.

c. Leismania brazilliensis: menyebabkan penyakit Espundia menyerang lapisan mukosa


kulit dan vektornya lalat Phlebotomus.

Leishmania braziliensis mempunyai sifat yang sama dengan Leishmania donovani


dan Leishmania tropica. Bereproduksi dengan pembelahan biner. Menimbulkan
penyakit mucocutaneous leishmaniasis yang ditularkan melalui gigitan Phlebotomus sp.

Gejala Penyakit

Pada tempat gigitan Phlebotomus terjadi papula yang berwarna merah, gatal dan
berkembang menjadi vesicle dan dalam waktu 2-4 minggu akan berkembang menjadi
ulcus, kulit di sekitarnya meradang dan edematous.
Pada beberapa kasus sering terjadi penyebaran ke daerah perbatasan kulit dengan
selaput lendir (mucocutaneus junction) biasanya pada daerah septumnasi, selaput lendir
pipi, nasopharynx di mana terjadi kerusakan jaringan lunak dan tulang rawan.

Ulserasi dan nekrosis yang terjadi pada selaput lendir mulut, langit-langit mulut,
pharynx dan larynx dapat mengakibatkan perubahan bentuk muka. Setelah invasi
protozoa mengenai selaput lendir, sering kali penyakitnya menjadi menahun (kronis)
dan kematian biasanya terjadi karena komplikasi septikemi atau bronchopneumonia.

Bahan Pemeriksaan untuk Leboratorium

Sample diambil dari jaringan ulcus di kulit atau di selaput lendir untuk dilihat
setelah pewarnaan Giemsa dan untuk perbenihan.

Pencegahan

Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan Phlebotomus sp. dengan


menggunakan pengusir insect dan pakaian yang melindungi kulit.

4. Trichomonas vaginalis
Bersifat parasit menyerang vagina dan kelenjar prostata
Tubuh memiliki flagel ada yang membentuk membran undulan dan ada yang tidak.

Tubuh berbentuk lonjong mirip dengan Euglena dan memiliki lubang mulut.

Trichomonas vaginalis adalah protozoa yang terdapat hanya dalam bentuk vegetatif
(tidak bisa berbentuk kista), ukurannya 10-30 mikron, mempunyai membran undulate 4
flagel anterior, tidak mempunyai flagel posterior, dan reproduksinya dengan cara
membelah diri.

Di luar tubuh manusia, protozoa ini cepat mati karena sinar matahari, pengeringan
atau suhu di atas 400C. Di dalam air, mati setelah 35-40 menit. Menular melalui hubungan
kelamin atau secara tidak langsung melalui pakaian dan air (mandi bersama).
Gejala Penyakit

Pada wanita gejalanya berupa leukorrhea (keputihan) disertai rasa panas dan gatal di
daerah vagina. Sering kali kambuh atau menghebat setelah selesai menstruasi.

Bahan untuk Pemeriksaan Laboratorium

Pada wanita Trichomonas vaginalis bisa ditemukan dari secret vagina, apusan vagina
atau sedimentasi urina. Pada pria bisa diperoleh dari sedimentasi urina atau cairan prostate.

Pencegahan

Menghindari penularan dari penderita (menghindari hubungan sex di luar nikah) dan
meningkatkan hygiene pribadi.

5. Volvox globator
Protozoa berkoloni yang masing-masing sel memiliki dua flagel dan sel yang satu
dengan sel yang bergabung dengan laisan yang menyerupai gelatin
Berkembang biak dengan secara seksual yaitu dengan pembentukan sperma dan sel telur
dan secara vegetatif dengan fragmentasi.

Hidup di air tawar.

6. Noctiluca milliaris
- Bentuk tubuh memanjang dengan dua flagel yang tidak sama panjang.

- Hewan tersebut menyebabkan bersinarnya laut pada malam hari.

7. Giardia lamblia (Lamblia intestinalis)

Giardia lamblia bisa berbentuk vegetatif (tropozoit) maupun kista. Reproduksinya


dengan jalan membelah diri, Giardia lamblia mempunyai 8 flagel dengan ukuran panjang
9-12 mikron, lebar 5-15 mikron, dan tebal 2-4 mikron. Menular melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi kistanya.
Penyakit yang Ditularkan

Giardia lamblia tidak menembus dinding usus dan mengambil makanan dari sekresi
mukosa usus sehingga hubungannya dengan host bersifat commensal dan umumnya tidak
menunjukkan gejala penyakit (asymptomatis). Akan tetapi, bila infeksinya cukup berat,
dapat menimbulkan rasa tidak enak di daerah lambung, nausea, flatulence, diarrhea kronis,
tidak ada nafsu makan, dan berat badan menurun.

Bahan untuk Pemeriksaan Laboratorium

Sample berupa feces, diperiksa dengan mikroskop untuk menemukan bentuk


vegetatif maupun kistanya.

Pencegahan

Pencegahan dilakukan dengan meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene pribadi.

C. Kelas Cilliata (Infusoria)

Individu yang termasuk ke dalam kelas Cilliata memiliki bentuk tubuh yang bervariasi
dengan alat gerak yang disebut silia (rambut getar Genus/Species yang termasuk pada Cilliata
yaitu:

1. Paramaecium caudatum dan Paramaecium eurelia

- Bentuk tubuh memanjang seperti sandal dengan ukuran sekitar 120-130 mikron, bentuk
tubuh tetap.
- Hidup dalam air tawar yang banyak mengandung bahan organic atau bakteri.
- Dinding tubuh terlindung oleh silia sebagai alat gerak, dinding tersenut serin disebut
pelikel, memiliki mulut atau sistosom (mulut) tempat makanan keluar masuk yang akan
dicernakan dalam vakuola makanan.
- Terdapat makronukleus dan mikronukleus yang berperan dalam pembelahan sel.

- Reproduksi dengan cara pembelahan dan secara generative dengan konjugasi.


2. Genus Didinium : merupakan predator bagi Paramaecium.

3. Genus Srentor : bentuk tubuh seperti terompet dan tubuh terikat pada suatu tempat tetapi
bila keadaan tidak menguntungkan dapat pindah tempat.

4. Genus Stylonichia : bentuk tubuh menyerupai siput dan memiliki silia seperti duri (cirhi)
dan hidup menempel pada daun yang terendam.

5. Balantidium coli : penghuni usus tebal (colon), pada keadaan tertentu dapat menimbulkan
balantidiosis.

Balantidium coli merupakan protozoa paling besar di antara protozoa yang


merupakan parasit pada manusia dan kadang-kadang dapat dilihat dengan mata secara
langsung. Ukuran panjang 50-200 mikron, dan lebar 40-70 mikron. Bisa berbentuk
trophozoite maupun kista.

Bentuk trophozoit-nya adalah ovoidal dengan cilia pendek-pendek di seluruh


permukaan selnya dan aktif bergerak. Bentuk kistanya adalah oval dengan dinding yang
tebal. Protozoa ini mempunyai 2 inti, yaitu macronucleus dan micronucleus.

Bereproduksi dengan pembelahan biner dan konjugasi. Balantidium coli merupakan


parasit pada manusia, monyet, orang hutan, babi dan tikus.
Penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi kistanya yang berasal
dari feces penderita atau feces binatang yang terinfeksi.

Gejala Penyakit

Balantidiasis kadang-kadang asymptomatis, tetapi umumnya gejalanya menyerupai


dysenteri berupa diarrhea, abdominal kolik, tenesmus, nausea, hilang nafsu makan, lesu
dan berat badan yang menurun.

Bahan untuk Pemeriksaan Laboratorium

Sample berupa feces penderita, dilihat dengan mikroskop untuk menemukan


trophozoite atau kistanya.

Pencegahan

Meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene pribadi khususnya kebersihan


makanan dan minuman.

D. Kelas Sporozoa

Tubuh tidak memiliki alat gerak, bersifat parasit baik pada manusia maupun pada
hewan, tubuh merupakan sel tunggal.

Genus/Species Sporozoa
1. Plasmodium
- Dalam kehidupannya memiliki fase generatif dan fase vegetatif; fase generatif terjadi
dalam tubuh nyamuk dan fase vegetaif terjadi dalam tubuh manusia.

- Perkembangan vegetatif terjadi dalam butir eritrosit sehingga dapat menimbulkan anemia.

Perkembangan Plasmodium dapat dibagi menjadi:


- Schizogony; meliputi Sporozoit Tropozoit Merozoit

- Sporogony; meliputi makrogamet dan mikrogamet zygot ookinet sporozoit


Plasmodium sp. pada manusia menyebabkan penyakit malaria dengan gejala demam,
anemia dan spleomegali (pembengkakan spleen). Dan vektornya nyamuk Anopheles
betina, karena nyamuk Anopheles jantan makanannya cairan tumbuhan.Dikenal empat
jenis plasmodium, yaitu:

- Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertian (malaria tertian benigna).


- Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana.

- Plasmodium facifarum menyebabkan malaria tropika (malaria tertian maligna).

- Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.

Dalam siklus hidupnya, Plasmodium sp., berproduksi secara seksual (sporogoni) dan
aseksual (schizogoni) di dalam host yang berbeda. Host di mana terjadi reproduksi seksual,
disebut host definitif sedangkan reproduksi aseksual terjadi pada host intermediate.

Reproduksi seksual hasilnya disebut sporozoite sedangkan hasil reproduksi aseksual


disebut merozoite. Pada penyakit malaria manusia sebagai host intermediate sedangkan
nyamuk sebagia host definitifnya.

Reproduksi seksual dimulai ketika nyamuk Anopheles mengisap darah penderita


malaria, di mana gametocyte akan terisap ke dalam lambung nyamuk. Di dalam lambung
nyamuk, gametocyte jantan (mikrogamet) akan membuahi gametocyte betina
(makrogamet), sehingga terjadilah zygote. Dalam waktu 24 jam zygote tumbuh menjadi
ookinete. Ookinete akan menembus dinding lambung nyamuk dan tumbuh menjadi oocyst,
kemudian berkumpul di dalam bagian luar dan dinding lambung. Di dalam oocyst ini akan
tumbuh banyak sporozoite. Oocytst yang matang akan pecah dan sporozoitenya akan
menyebar ke seluruh tubuh nyamuk dan sebagian akan berkumpul di dalam kelenjar ludah
nyamuk. Sporozoite ini akan masuk ke aliran darah manusia bila nyamuk tadi mengisap
darah manusia.

Reproduksi aseksual dimulai ketika sporozoite keluar dari aliran darah dan masuk ke
dalam sel parencym hepar untuk memulai schizogoni exoerythrocytic (schizogoni di luar
erythrocyte) yang pada tahap selanjutnya akan diikuti schizogoni erythrocyte (schizogoni
di dalam erytrhocytic).

Masa inkubasi malaria bervariasi bergantung pada daya tahan tubuh dan spesies
plasmodiumya. Masa inkubasi Plasmodium vivax 14 - 17 hari, Plasmodium ovale 11 16
hari, Plasmodium malariae 12 14, dan Plasmodium falcifarum 10 12 hari.

Gejala Penyakit

Gejala utama malaria adalah demam yang periodik disertai menggigil dan diakhiri
dengan berkeringat, anemia, splenomegali dan leukopenia. Munculnya demam yang
periodik ini berkaitan dengan pecahnya sejumlah besar erythrocyte, baik yang parasit
maupun tidak.

Interval (selang) waktu untuk terjadinya demam yang periodik, bergantung pada
lamanya waktu yang diperlukan untuk siklus schizogoni erythrocytic. Misalnya,
Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, siklus schizogoni erythrocytic-nya memerlukan
waktu 48 jam sehingga demamnya akan terjadi selang 2 hari atau setiap hari ketiga
(tertian). Plasmodium malariae memerlukan waktu 72 jam sehingga demamnya muncul
setiap hari keempat (quartana) sedangkan Plasmodium falcifarum antara 36-48 jam
sehingga datangnya demam menjadi tidak teratur.

Infeksi oleh Plasmodium vivax, Plasmodium ovela dan Plasmodium malariae


gejalanya datang mendadak berupa demam tinggi (40 40,60C), menggigil, sakit kepala,
sakit otot, malaise, nausea dan setelah berlangsung beberapa jam demamnya hilang
berkeringat banyak. Pada peyakit yang berat dapat terjadi coma, kejang-kejang dan
kegagalan jantung, tetapi sangat jarang.

Infeksi oleh Plasmodium falcifarum demamnya berlangsung lebih lama dan interval
waktu terjadinya serangan lebih pendek. Plasmodium falcifarum sering menimbulkan
kematian, diantaranya blacwater fever yang ditandai dengan demam yang tinggi,
menggigil, urina berwarna kemerahan atau kecoklatan, dan kadang-kadang terjadi anuria.
Malaria bisa juga menyerang otak (Malaria cerebralis). Pada penderita yang
pengobatannya tidak sempurna penyakitnya sering kambuh lagi (relapse) terutama
Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae.

Relapse ini diduga karena adanya sisa-sisa exoerythrocytic parasit atau parasit di
dalam exythrocyte yang berada di kapiler-kapiler viscera. Faktor yang memudahkan
kambuhnya malaria adalah daya tahan tubuh yang menurun atau sewaktu menderita
penyakit lain, misalnya gastro enteritis, pneumonia, atau setelah bekerja berat.

Bahan Pemeriksaan untuk Laboratorium

Sample untuk pemeriksaan di laboratorium adalah darah yang diambil pada waktu
penderita mengalami demam.

Pencegahan
Pencegahan malaria dilakukan dengan:
1. Menghindari gigitan nyamuk, misalnya tidur memakai kelambu.
2. Mengobati semua penderita untuk menghilangkan sumber penularan.

3. Pemberantasan nyamuk dan larvanya.

Jenis-jenis Malaria
Nama Species Nama penyakit Sporulasi
Plasmodium falsifarum Malaria tropika 1 2 x 24 jam
Plasmodium vivac Malaria tertian 2 x 24 jam
Plasmodium malariae Malaria quartana 3 x 24 jam
2. Toxoplasma gondii

Toxoplasma gondii adalah protozoa berbentuk ovoid atau pyriformis dengan panjang
4-6 mikron dan lebar 2-3 mikron. Salah satu atau kedua ujungnya meruncing atau
membulat, merupakan parasit obligate intraseluler. Dengan pewarnaan Giemsa atau Wright
cytoplasma akan berwarna biru, sedangkan intinya berwarna merah.
Toxoplasma gondii adalah parasit pada manusia, kucing, anjing, ayam, babi, marmot,
kambing, ternak dan merpati. Pada manusia menimbulkan penyakit toxoplasmosis.
Protozoa ini bisa terdapat bebas di dalam cairan tubuh host atau berupa parasit intraseluler
pada leukocyte mononuclear, sel endothelial, sel parenchym atau sel jaringan lainnya.
Reproduksinya dengan jalan menbelah diri di dalam sel host. Bila jumlah sudah 30 atau
maksium 60, sel hostnya akan pecah dan masing-masing akan mencari sel host yang baru
untuk ditumpanginya.

Penularan pada manusia tidak diketahui secara pasti, tetapi diduga melalui makanan
atau minuman yang terkontaminasi oleh kistanya yang berasal dari penderita atau binatang
yang terinfeksi. Sebagian besar infeksi karena Toxoplasma gondii adalah asymptomatis,
sebagian kecil lagi menunjukkan gejala deman yang tidak begitu tinggi, sakit kepala, sakit
otot, pembengkakan kelenjar lympha dan spleen. Pada kasus yang berat dapat
menimbulkan kematian karena endocarditis atau encephalitis. Penyakit ini juga fatal bagi
penderita AIDS.

Toxoplasmosis yang subklinis pada wanita hamil dapat menulari bayi yang sedang
dikandungnya sehingga terjadi cacat bawaan berupa kerusakan otak, buta atau lahir mati.

Bahan untuk Pemeriksaan Laboratorium

Sample dapat diambil dari biopsi kelenjar lympha yang membengkak untuk dilihat
dengan mikroskop atau kultur jaringan dan dari darah untuk test serologis.

Pencegahan

Meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene pribadi (cuci tangan sebelum makan).
Makanan, terutama daging harus di masak sampai matang. Khusus bagi wanita hamil agar
menghindari penularan, terutama dari kucing dan kotorannya.

Proses Perkembangan Protozoa

1. Sporozoit pada kelenjar ludah nyamuk sewaktu nyamuk mengisap darah akan masuk ke tubuh
manusia bersama dengan zat anticoagulant yang dikeluarkan oleh nyamuk.
2. Sporozoit mencari eritrosit dan masuk ke dalamnya yang kemudian memulai untuk
mengadakan perkembangan secara vegetatif, stadia perkembangannya disebut Tropozoit.

3. Tropozoit berkembang menjaid spozoit baru yang kemudian masuk ke dalam eritrozit baru
dan akrogamet serta mikrogamet.

4. Merozoit akan menjadi sporozoit baru yang kemudian masuk ke dalam eritrosit baru. Saat
sporozoit masuk ke eritrosit sampai dengan masuk kembali ke eritrosit baru disebut sporulasi.

5. Mikrogamet dan makrogamet akan masuk ke kelenjar ludah nyamuk terbawa bersama dengan
darah sewaktu nyamuk menghisapnya.

6. Mikrogamet dan makrogamet bertemu dan membentuk zygot dalam kelenjar ludah nyamuk
dan kemudian menuju usus nyamuk.

7. Zygot menembus dinding usus dan berkembang menjadi ookinet.

8. Dalam jaringan usus ookinet berkembang dan membentuk spora.

9. Bentuk spora menghasilkan sporozoit baru yang kemudian akan menuju kelenjar ludah
nyamuk.

Peranan Protozoa dalam Kehidupan Manusia

Pada umumnya bersifat merugikan manusia karena dapat menyebabkan penyakit ataupun
merupakan predator bagi hewan lain.

BAB III

KESIMPULAN

Protozoa berarti hewan-hewan yang pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista
eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan
Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara
algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan
sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk
berfotosintesa.

Bentuk dan ukuran protozoa bermacam-macam. Ada yang bentuk dan ukurannya relatif
tetap ada yang waktu aktif bentuknya berubah-ubah. Walaupun ukuran dan bentuknya berbeda-
beda, secara umum protozoa memiliki beberapa persamaan. Protozoa mempunyai nucleus (inti)
yang berisi kromosom dan terletak dalam sitoplasma (protoplasma).

JENIS
SISTEM PROTOZOA
SISTEM
Otot-rangka Protozoa tidak memiliki kerangka dalam atau luar. Mereka bergerak dengan
berbagai cara. Amoeba memiliki kaki palsu atau pseudopodia yang meluas
ketika bergerak. Paramecium ditutupi dengan rambut yang disebut silia.
Euglena viridis memiliki cambuk seperti ekor yang disebut flagel untuk
bergerak.
Pencernaan Protozoa mengambil makanan melalui air dan menyimpan makanan di
kantung yang disebut vakuola. Mereka memakan ganggang kecil dan bakteri.
Saraf Protozoa memiliki tingkat reaksi yang sangat rendah terhadap dunia di sekitar
itu dan tidak mempunyai sistem saraf. Mereka dapat bereaksi terhadap cahaya
dan perubahan suhu.
Sirkulasi Protozoa memiliki aliran air yang masuk melalui pori-pori. Air berisi makanan
dan kebutuhan oksigen protozoa.
Respirasi Protozoa mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida melalui
membran selnya.
Reproduksi Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual.
Ekskresi Protozoa memiliki kantung disebut vakuola yang berfungsi mengambil dan
membuang air.
Simetri Protozoa biasanya asimetris.
Warna Protozoa umumnya berwarna pucat.

Protozoa dapat memperbanyak diri (reproduksi) secara seksual dan aseksual. Reproduksi
seksual dapat berupa konyugasi atau bersatunya gamet (fusi gamet). Reproduksi aseksual dapat
berupa biner (binarty fision); 1 menjadi 2; atau pembelahan multiple (multiple fision) 1 (satu)
menjadi beberapa (lebih dari 2) sel protozoa yang baru.

Reproduksi
Kelompok Reproduksi Aseksual Genus
Seksual
Phylum: Sarcomatigopora
Amoeba
Pembelahan biner Fusi gamet
Entamoeba
Subphylum: Sarcodina
Trysopoma
Subphylum: Mastigophora Pembelahan biner - Giardia
Trichomonas

Phylum: Apicomplexa Scizogony


Plasmodium
(pembelahan Fusi gamet
Toxoplasma
Kelas : Sporozoa multiple)
Phylum: Cilophora
Pembelahan Balantidium
konjugasi
transversal Paramaecium
Subphylum: Ciliata
Nama Species Nama penyakit Sporulasi
Plasmodium falsifarum Malaria tropika 1 2 x 24 jam
Plasmodium vivac Malaria tertiana 2 x 24 jam
Plasmodium malariae Malaria quartana 3 x 24 jam

Anda mungkin juga menyukai