Kesimpulan Kesimpulan
Siklus makan
Pergerakan vakuola makanan yakni searah jarum jam karena salah satu
penyebabnya ialah pergerakan tersebut lebih mendekati lubang anus yang
berfungsi sebagai tempat keluarnyaKesimpulan
Siklus makan paramecium sp dapat kita lihat dimulai dari celah mulut, mulut sel tempat
masuknya makanan sampai ke lubang anus tempat keluarnya zat-zat yang sudah tidak
dibutuhkan lagi oleh hewan tersebut.
Pergerakan vakuola makanan yakni searah jarum jam karena salah satu penyebabnya
ialah pergerakan tersebut lebih mendekati lubang anus yang berfungsi sebagai tempat
keluarnya sisa makanan.
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar
50-350ɰm. Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini
memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk
mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk
mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium
bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual
(dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan
terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara
menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah
bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya.
memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan,
serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan. Kegunaannya
sebagai organisme model telah menyebabkan salah satu peneliti Ciliata untuk
menggambarkannya sebagai "tikus putih" dari filum Ciliophora.[1]
Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar
50-350ɰm. Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini
memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk
mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk
mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium
bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual
(dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan
terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara
menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah
bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya.
memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan,
serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan. Kegunaannya
sebagai organisme model telah menyebabkan salah satu peneliti Ciliata untuk
menggambarkannya sebagai "tikus putih" dari filum Ciliophora
Gerakan
Meskipun tidak semua organisme bersel tunggal perlu selalu bergerak —
beberapa, seperti banyak bakteri, yang stasioner — paramecium menggunakan
gerakan untuk menemukan makanan. Dalam rangka untuk mencapai hal ini,
bagian luar sel dilengkapi dengan silia, yang menyerupai rambut-rambut kecil.
Ketika silia bergetar berirama, mereka mendorong sel melalui cairan. The
University of Massachusetts mencatat bahwa paramecia sangat fleksibel, dan
karena silia dan bentuk persegi panjang, mereka cukup lincah.
Mengkonsumsi Nutrisi
Advertisement
Sebagai akibat dari mobilitas mereka, paramecia dapat mencari makanan. Mereka
mengkonsumsi ganggang yang lebih kecil dan tanaman, yang mereka telan
dengan menyapu makanan ke dalam struktur seperti mulut yang disebut rongga
bukal. Sama seperti silia mengelilingi bagian luar paramecium, mereka juga jalur
dalam rongga bukal, di mana mereka bertindak seolah sapu kecil, membantu
untuk menarik cairan yang mengandung partikel makanan. The University of
Massachusetts menjelaskan bahwa makanan kemudian melewati struktur yang
disebut cytopharynx, yang mirip dengan tenggorokan manusia. Sementara
paramecia tidak memiliki perut, yang mereka lakukan menyelipkan makanan ke
dalam struktur kecil yang disebut vakuola, yang mengandung enzim pencernaan.
Di sini, pencernaan berlangsung.
Reproduksi
Organisme hidup, menurut definisi, harus mereproduksi. Sementara banyak
organisme mencapai hal ini melalui kombinasi bahan genetik dari dua organisme
yang berbeda, menghasilkan keturunan yang merupakan campuran dari orang tua,
paramecia tidak harus terlibat dalam reproduksi seksual. Sebaliknya, paramecium
tunggal dapat menjadi dua, menyalin informasi genetik dan menyediakan satu set
gen masing-masing dua sel anak. Semua struktur dalam paramecium yang
menyalin sendiri, sehingga ketika organisme terpecah, setiap anak adalah
reproduksi sempurna induk, meskipun dalam miniatur. Dalam buku mereka
“Biologi,” Drs Neil Campbell dan Jane Reese menjelaskan bahwa paramecia juga
dapat bereproduksi secara seksual, melalui proses yang disebut konjugasi, di mana
informasi genetik ditransfer antara dua organisme, sehingga gen rekombinasi,
yang kemudian disalin dan diteruskan ke anak sel.
III. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ALGAE DAN PROTOZOA DARI ALAM
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari mikroorganisme selalu berkaitan
dengan kehidupan di lingkungan sekitar kita, beberapa diantaranya ada
yang menguntungkan maupun merugikan, bahkan ada yang menurut
pendapat kita menjijikkan tetapi justru bermanfaat bagi keberlangsungan
ekosistem yang ada di bumi. Namun ada juga mikroorganisme yang
tampilannya menarik ternyata berbahaya bagi ekosistem di bumi.
Beberapa jenisnya yang bermanfaat bagi ekosistem yaitu protozoa dan
algae.
Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama dan zoo
yang berarti hewan sehingga disebut sebagai hewan pertama. Protozoa
hidup di air atau di tempat lembab. Protozoa umumnya hidup bebas dan
terdapat di lautan, lingkungan air tawar atau daratan . Beberapa
spesiesnya bersifat parasit terhadap inang. Protozoa memiliki vakuola
kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan
kelebihan air dari sel atau untuk mengatur tekanan osmosis. Protozoa
dikelompokkan menjadi 4 golongan berdasarkan alat geraknya yaitu
- Mastigospora : Dengan flagella contohnya Leishmania, Trypanosoma
, Trichomonas
- Sarcadia (Rhizopoda) : dengan pseudopodia (kaki semu) contohnya
Amoeba, Entamoeba
- Ciliophora : dengan silia contohnya Paramecium , Tetrahymena
- Sporozoa : Tidak ada alat gerak, contohnya Plasmodium,
Pneumocystis.
Alga adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki
organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap
tidak memiliki organ seperti yang dimiliki oleh tumbuhan seperti akar,
batang dan daun (tumbuhan berthalus). Alga bersifat autotrof, memiliki
ukuran bervariasi dan berstruktur mono/poli selular. Reproduksi aseksual
alga melalui fragmentasi, pembelahan biner, dan pembentukan spora,
Sedangkan untuk seksual melalui konjugasi, isogami, anisogami, dan
oogami. Alga memiliki peranan penting yaitu sebagai fitoplankton,
sedangkan untuk stabilisasi dan perbaikan sifat fisik tanah yakni alga
tanah, serta sebagai sumber vitamin yakni ganggang hijau yang
mengandung vitamin B1, C dan K dalam jumlah yang cukup besar.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum mikrobiologi pertanian acara isolasi dan
identifikasi alga dan protozoa yaitu sebagai berikut:
a. Mengetahui cara mengisolasi alga dan protozoa dari alam
b. Mengetahui cara mengidentifikasi secara visual alga dan protozoa dari
alam
c. Memahami perbedaan antara algae dan protozoa
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Mikrobiologi ini dilaksanakan pada tanggal
6 November 2012 pukul 15.00-17.00 WIB bertempat di Laboratorium
Biologi Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret Surakarta
B. Tinjauan Pustaka
Secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa berasal dari bahasa
Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa
adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista
eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas
perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah
mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa.
Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan
sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan
kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu
hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan
memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan alga
genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam
kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana
sulitnya membedakan dengan tegas antara alga dan protozoa (Atmadja 2007).
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah.
Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar,
atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang.
Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti
algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies
dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua
protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa
jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang
lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau,
sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat
parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan
ruminansia (Patterson 1996).
Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukan
tubuh Protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable,
yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-
ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar (cangkok) dari zat kersik
dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek,
Protozoa membentuk kista dan menjadi aktif lagi (Pelczar 1986).
Alga adalah biota laut yang umumnya tumbuh melekat pada substrat
tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati tetapi hanya
menyerupai batang yang disebut thallus. Alga tumbuh dengan mendekatkan
dirinya pada karang lumpur, pasir, batu, dan tumbuhan lain secara spesifik
(Anggadireja 2006).
Alga adalah sekelompok organism autotrof yang tidak memiliki organ
dengan perbedaan fungsi yang nyata . Alga bahkan dapat dianggap tidak
memiliki organ seperti yang dimiliki oleh tumbuhan seperti akar, batang dan
daun . Karena itu Alga pernah digolongkan sebagai tumbuhan berthalus.
Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi
dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-
pisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan
demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri (Rosyidi 1998).
Alga bersifat autotrof, memiliki ukuran bervariasi dan berstruktur
mono/poli selular. Reproduksi aseksual alga melalui fragmentasi,pembelahan
biner, dan pembentukan spora, Sedangkan untuk seksual melalui konjugasi
dan pembelahan ovum dan spermatium menjadi zigot. Sel alga memiliki
dinding sel (kecuali Euglenophyta) , nucleus, mitokondria, RE, Ribosom ,
Badan Golgi dan kloroplast . Terdapat juga banyak jenis alga yang memiliki
flagella (Thompson 1983)
Alga kelompok merah memiliki pigmen fikoeritrin dan fikosianin yang
struktur dasarnya pirol dan berprotein. Fikoeritrin adalah pigmen yang
berwarna merah cerah dan memancarkan warna oranye, sedangkan fikosianin
berwarna biru dan memancarkan warna merah tua. Alga merah mempunyai
sifat adaptik kromatik, yaitu mempunyai penyesuaian antara proporsi pigmen
dengan berbagai kualitas pencahayaan sehingga pada kenyataan di alam, alga
merah menunjukkan variasi warna lain seperti pirang, violet, merah tua,
merah muda, cokelat, kuning dan hijau (Aslan 2000)
C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja
1. Alat
a. Mikroskop
b. Petridish
2. Bahan
a. Air kolam berwarna hijau
3. Cara Kerja
a. Mengambil sampel air yang berwarna hijau menggunakan pipet dan
diletakkan pada petridish
b. Mengamati petridish di bawah mikroskop
c. Melakukan identifikasi morfologi mikrobiota yang ada di air
- Ukuran panjang
sel 5-10 µm
- Berbentuk
2 silinder
- Terdapat
bulatan-bulatan
Nodularia Perbesaran 10 x 0,25 di dalamnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mollusca merupakan hewan yang bertubuh lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan pada
Filum Mollusca ini berbentuk bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat
menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium karbonat dimana cangkok tersebut berfungsi
sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah,
dll. Namun ada pula Mollusca yang tidak memiliki cangkok, seperti cumi-cumi, sotong, dan
gurita. Filum Mollusca memiliki struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan
fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya. (Tripo, 2012).
Mollusca berasal dari bahasa Romawi yaitu molis yang berarti lunak. Moluska merupakan
binatang yang berdaging dan tidak bertulang, ada yang dilindungi oleh cangkang dan ada
pula yang tidak dilindungi cangkang. Bentuk cangkang dari filum mollusca bermacam-
macam, ada yang bercangkang tunggal (Gastropoda), bercangkang berganda (Bivalvia),
berlapis-lapis seperti susunan genting (Polyplacophora) dan yang juga ada yang bercangkang
di dalam tubuh, misalnya Loligo sp. Selanjutnya, Oemarjati dan Wardhana (1990)
mengatakan bahwa Moluska adalah hewan simetri bilateral, bertubuh lunak dan tidak
bersegmen. Kebanyakan dari anggotanya mempunyai cangkang yang terbuat dari zat kapur
dengan bentuk beranekaragam (Aidia, 2011).
Mollusca adalah hewan yang mempunyai tubuh lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan
ini tripoblastik, bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan
cangkok berupa kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar)
yang terbuat dari zat kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot (Oda, 2011).
Menurut Herman (2010) Filum Moluska terdiri dari kurang lebih 100,000 spesies dengan
variasi bentuk tubuh dan cara hidup yang berbeda-beda. Seluruh moluska memiliki sebagai
berikut :
1. Massa visceral berisi organ-organ dalam, termasuk saluran pencernaan, sepasang ginjal
dan organ reproduksi.
2. Mantel pembungkus namun tidak menutupi seluruh massa visceral serta mengeluarkan
cangkang juga mendukung pembentukan imsamg atau paru-paru.
3. Daerah kepala/kaki berisi organ pengindera dan struktur otot yang digunakan untuk
pergerakan.
4. Radula adalah organ yang memunculkan banyak baris gigi dan digunakan untuk
mengunyah makanan.
5. Sistem saraf terdiri dari beberapa ganglia yang dihubungkan dengan serabut saraf.
1.2 Rumusan Maasalah
• Apa saja Macam-macam Sistem Peredaran Darah?
• Bagaimana sistem sirkulasi pada Mollusca?
• Bagaimana Sistem sirkulasi pada hewan dalam kelas Gastropoda?
• Bagaimana Sistem sirkulasi pada hewan dalam kelas Cephalopoda?
• Bagaimana Sistem sirkulasi pada hewan dalam kelas Bivalvia?
• Bagaimana Sistem sirkulasi pada hewan dalam kelas Polyplacophora?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya paper ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Laut
Tropis(Zoologi) dan juga untuk mengetahui macam-macam hewan yang termasuk filum
mollusca dan juga mengetahui sistem sirkulasi atau sistem peredaran darah pada hewan yang
termasuk dalam filum mollusca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Macam-macam Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba maupun hydra
belum mempunyai sistem sirkulasi berupa jantung dengan salurannya yang merupakan jalan
untuk peredaran makanan. Makanan umumnya beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran
protoplasma.
2. Sistem peredaran darah terbuka : jika dalam peredaran-nya darah tidak selalu berada di
dalam pembuluh. Misal : Arthropoda
3. Sistem peredaran darah tertutup : jika dalam peredaran-nya darah selalu berada di dalam
pembuluh. Misal : Annelida, Mollusca, Vertebrata.
2.2 Sistem Sirkulasi Pada Mollusca
Mollusca Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini terdiri dari
atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh vena dan arteri, misal pada
keong (Pila globosa) (Karina, 2010).
Kebanyakan dari filum moluska memiliki sistem peredaran darah terbuka, yaitu sebuah
jantung memompakan hemolimf melalui saluran menuju hemocoel. Darah berdifusi kembali
menuju jantung dan dipompa lagi ke tubuh. Beberapa mollusca bergerak dengan lamban dan
tidak memiliki kepala, sementara yang lainnya adalah pemangsa yang aktif yang memiliki
kepala dan panca indera (Herman, 2010).
Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu : 1). Kaki merupakan penjulur bagian
ventral tubuhnya yang berotot. Fungsi dari kaki ini adalah untuk bergerak merayap atau
menggali. Pada beberapa mollusca kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang
berfungsi untuk menangkap mangsa. Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak.
Massa viseral merupakan kumpulan sebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan,
ekskresi, dan reproduksi. Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan. Cairan
tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus.Selain itu, mantel dapat
mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang (Guru, 2008).
2.3 Sistem Sirkulasi Pada Kelas Gastropoda
Siput (Lymnea) dan bekicot (Achatina) adalah jenis hewan kelas Gastropoda. Jenis hewan ini
juga ada yang hidup di laut, air tawar dan banyak pula yang hidup di darat. Gastropoda
merupakan kelas Molluska yang terbesar dan populer. Ada sekitar 50.000 jenis/spesies
Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Karena banyaknya
jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan (Bungha, 2012).
Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkok (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin
(spiral). Bentuk tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk
tubuhnya simetri bilateral. Namun ada pula Gastropoda yang tidak memiliki cangkok,
sehingga sering disebut siput telanjang (vaginula). Hewan ini terdapat di laut dan ada pula
yang hidup di darat (Bungha, 2012).
Gaster artinya perut, dan podos artinya kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh
lunak, berjalan dengan perut yang dalam hal ini disebut kaki. Gerakan Gastropoda
disebabkan oleh kontraksikontraksi otot seperti gelombang, dimulai dari belakang menjalar
ke depan. Pada waktu bergerak, kaki bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan
lendir yang berfungsi untuk mempermudah berjalan, sehingga jalannya meninggalkan bekas.
Hewan ini dapat bergerak secara mengagumkan, yaitu memanjat ke pohon tinggi atau
memanjat ke bagian pisau cukur tanpa teriris (Bungha, 2012).
Kelas yang termasuk dalam filum Gastropoda adalah keong, siput darat, siput laut, dll.
Kebanyakan hewan yang termasuk filum gastropoda habitatnya berada di laut, meskipun
beberapa diantaranya ada di air tawar dan daratan. Kebanyakan hewan pada filum ini adalah
hewan herbivora yang menggunakan radula mereka untuk mengikis makanan dari
permukaan, dan karnivora yaitu menggunakan radulanya untuk melubangi cangkang bivalvia
guna memperoleh makanan. Filum gastropoda memiliki kepala yang berkembang baik
dengan mata dan tentakel yang menonjol dari cangkang bergelung yang melindungi masa
visceral. Namun tidak semua gastropoda memiliki cangkang, contohnya siput telanjang
(nudibranchia), keong dan siput darat (Herman, 2010).
Menurut Sembiring (2012) dalam Sutikno (1995), pada Gastropoda yang hidup di air tempat
pulmonate itu ditempati oleh insang, paru-paru merupakan anyaman pembuluh darah pada
dinding luar. Udara masuk dan keluar melalui porus respiratorius. Darah yang berasal dari
tubuh mengalami aerasi di dalam paru-paru dan kemudian dipompakan oleh jantung melalui
arteri ke arah kepala, kaki dan viscera (alat-alat dalam).
Salah satu hewan yang termasuk dalam kelas Gastropoda adalah siput. Alat sirkulasi darah
pada siput terdiri dari jantung dan pembuluh darah yang masih sederhana. Jantung siput
terdiri atas atrium dan ventrikel, terletak di dalam rongga perikardial. Jalan sirkulasi darah
pada siput diawali dengan darah dipompa dari jantung mengalir melalui sinus menuju
jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, darah kembali lagi ke jantung (Saputra, 2012).
Di kepala siput terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada
tentakel panjang, terdapat mata. Mata ini hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan
terang. Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau. Sistem
peredaran darah pada siput adalah sistem peredaran darah terbuka. Jantungnya terdiri dari
serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh (Oda, 2011)
Habitat dari Chitons adalah di seluruh dunia, dalam air dingin dan di daerah tropis.
Kebanyakan dari mereka mendiami zona intertidal atau subtidal dan tidak melampaui zona yg
berhubung dengan cahaya. Sistem peredaran darah pada Chiton adalah sistem peredaran
darah terbuka, yaitu terdiri dari jantung, aorta, dan sebuah sinus. Darah mendapat oksigen
dari insang (Salam, 2011).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diperoleh dari pembuatan paper ini adalah
• Mollusca merupakan hewan bertubuh lunak dan tidak memiliki ruas yang mempunyai
bentuk tubuh bilateral simetris.
• Kelas dari filum Mollusca bermacam-macam diantaranya Kelas Gastropoda, Bivalvia,
Cephalopoda, dll.
• Bentuk tubuh dan adaptasi hewan dari masing-masing filum berbeda-beda begitu pula
sistem sirkulasinya.
• Peredaran darah pada kelas Cephalopoda adalah peredaran darah terbuka yaitu Darah dapat
mengangkut zat-zat makanan dan diedarkan ke seluruh tubuh mollusca, zat sisa metabolisme
dan zat asam dikeluarkan lewat alat ekskresi yaitu nefridia.
• Peredaran darah pada kelas Gastropoda yaitu Darah yang berasal dari tubuh mengalami
aerasi di dalam paru-paru dan kemudian dipompakan oleh jantung melalui arteri ke arah
kepala, kaki dan viscera (alat-alat dalam).
• Peredaran darah pada kelas Bivalvia yaitu sistem peredaran darah terbuka, sistem sarafnya
terdiri dari tiga pasang ganglia. Terdapat dua ginjal di bawah jantung yang bertugas
membuang sisa ammonia
• Sistem peredaran darah pada Chiton adalah sistem peredaran darah terbuka, yaitu terdiri
dari jantung, aorta, dan sebuah sinus. Darah mendapat oksigen dari insang.
3.2 Saran
Saran untuk Seluruh Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Brawijaya yaitu perlu adanya pemahaman serta pemngetahuan tentang kelas-kelas yang
termasuk dalam filum Mollusca dan juga contoh-contoh dari masing-masing kelas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Aidia, 2011.Definisi
Mollusca.http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/07/pengertiandefinisi-
moluska.html.Diakses pada tanggall 4 juni 2012 pukul 10.45 WIB.
Angel, Putri.2012.Peredaran Darah Pada Bivalvia.
http://www.scribd.com/doc/51451297/kisi-kisi-bio.Diakses pada tanggal 4 juni 2012 pukul
16.39 WIB.
Bungha, 2012.Biologi Laut jilid 8.http://fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/E-
book/Biologi%20Laut%20Jilid%202/bab_8.pdf.Diakses pada tanggal 7 Juni 2012 pukul
20.19 WIB.
Guru,2008.Phylum Mollusca.http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/12/phylum-
mollusca/Diakses tanggal 5 Juni 2012 pukul 13.19 WIB.
Herman, 2010.Filum Mollusca.http://hermanypk.blogspot.com/2010/04/filum-
moluska.html.Diakses pada tanggal 4 juni 2012 pukul 11.04 WIB.
Karina, 2010. Sistem Sirkulasi pada Hewan.http://tia-karina.blogspot.com/2010/05/sistem-
sirkulasi-pada-hewan.html.Diakses pada tanggal 4 juni 2012 pukul 16.06 WIB.
Oda,2011.Makalah Gastropoda dan pelecypoda
.http://odarockisthebest.blogspot.com/2011/03/makalah-gastropoda-pelecypoda-
dan.html.Diakses tanggal 5 Juni 2012 pukul 12.54 WIB.
Orti,2008.Mollusca.http://ortipulang.blogspot.com/2008/09/molusca.html.Diakses pada
tanggal 4 Juni 2012 pukul 11.07 WIB.
Salam,2011.Makalah
Biologi.http://manfaat221.blogspot.com/2011_03_01_archive.html.Diakses pada tanggal 5
Juni 2012 pukul 12.29
Saputra, wahyu.2012.Sistem Peredaran Darah Pada
Hewan.http://www.scribd.com/doc/51983938/15/A-Sistem-Peredaran-Darah-pada-
Hewan.Diakses pada tanggal 4 juni 2012 pukul 16.15 WIB.
Sembiring, 2012.Zoology Gastropoda.http:/zoologi/gastropoda.html.Diakses pada tanggal 4
Juni 2012 pukul 11.06 WIB.
Tripo, 2012.Pengertian Mollusca.http://mollusca-din.tripod.com/pengertian.htm./ Diakses
pada tanggal 4 Juni 2012 pukul 11.02 WIB.
Category Uncategorized |