Anda di halaman 1dari 5

Amoeba Proteus

Klasifikasi ilmiah
Domain : Eukaryota
Kerajaan : Amoebozoa
Filum : Tubulinea
Ordo : Tubulinida
Famili : Amoebidae
Genus : Amoeba

Amoeba proteus
Ameba atau amuba adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan protista yang bergerak dengan
pseudopodia, atau merujuk pada genus yang meliputi spesies yang bergerak dengan mekanisme tersebut.
Sejarah
Amoeba pertama kali ditemukan olehy August Johann Rösel von Rosenhof pada 1757.[1] Ilmuwan awalnya
menamakan Amoeba sebagai Proteus animalcule sesuai dewa Yunani Proteus yang bisa mengubah bentuknya.
Nama "amibe" diberikan oleh Bory de Saint-Vincent, dari Bahasa Yunani amoibè (αμοιβή), yang berarti
berubah.
Amoeba merupakan salah satu anggota Rhizopoda yang terkenal. Bentuk Amoeba senantiasa berubah-ubah,
hidupnya bebas, terdapat di tanah becek atau di perairan yang banyak mengandung bahan organik tetapi ada
juga amoeba yang hidup sebagai parasit yang sering dikenal dengan sebutan Entamoeba
StrukturAmoeba

Ciri-Ciri Amoeba
 Memiliki Kaki Semu (pseudopodia) sebaga alat gerak.
 Bersel Satu
 Hidup Bebas, di tanah atau tempat berair yang mengandung zat organik
 Berkembang biak dengan membelah diri (pembelahan biner)
Struktur tubuh Amoeba
1 Amoeba memiliki membran sel yang berfungsi
 Sebagai pelindung inti sel
 Pengatur pertukaran zat
 Alat pergerakan
 Untuk menangkap rangsangan dari luar
2 Sitoplasma pada Amoeba :
 Ektoplasma: sitoplasma bagian luar dan bersifat encer
 Endoplasma: sitoplasma bagian dalam dan bersifat kental
3 Amoeba Memiliki Vakuola Makanan berfungsi untuk
Tempat mencerna makanan dan Alat ekresi sisa makanan berbentuk padat
4 Amoeba Memiliki Vakuola Kontraktil berfungsi untuk
Mengatur kadar air dalam sitoplasma (osmosis) dan sebagai alat ekskresi

Cara Amoeba Bergerak, Menangkap dan Mencerna Makanan


 Pada permukaan sel amoeba terbentuk pseudopodia
 Aliran sitoplasma memunculkan gerak amoebid bertujuan untuk mendekati makanan
 Sesampai di dekat makanan, pseudopodia mengelilinginya
 Selanjutnya makananmasuk ke Amoeba melalui permukaan membran plasma
 Makanan yang ada di dalamnya dicerna menggunakan vakuola makanan
Paramecium

Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-
350mm. Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu
sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar
(Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.
Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan
konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan
mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan
masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya.
memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola
berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.

Reproduksi Paramecium

Reproduksi Paramecium yaitu bereproduksi secara aseksual (memberlah diri dengan cara transversal), dan
seksual (dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika
menggunakan mikroskop.

Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk
mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya.
Memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola
berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan.

Aseksual : Paramecium berkembang biak dengan membelah diri yaitu dengan pembelahan biner. Pembelahan
diawali dengan pembelahan mikronukleus, diikuti pembelahan makronukleus. Setelah itu terjadi
penggentingan membran plasma dan akhirnya terbentuklah sel anak. Masing - masing sel anak identik,
mempunyai dua nukleus, sitoplasma dan alat sel lainnya.

Seksual :

oral grove saling melekat

inti makro melebur dan inti mikro mengalami serangkaian pembelahan.

pembelahan inti mikro selesai

inti mikro dari setiap paramecium berpindah ke area diantara kedua paramecium

inti mikro membelah secara mitosis

inti mikro melebur membentuk satu inti mikro disetiap paramecium

melalui serangkaian proses pembelahan, terbentuklah inti makro. Kedua paramecium memisahkan diri.

setiap paramecium membelah dan menghasilkan empat paramecium muda


Euglena Viridis

Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior
(depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior (belakang). Setiap sel Euglena dilengkapi dengan sebuah
bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat
celah sempit yang memanjang ke arah posterior. Pada bagian posterior, celah ini melebar dan membentuk
kantong cadangan atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata
yang sangat peka terhadap rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga
bentuk tubuhnya tetap. Di sebelah dalam selaput pelikel terdapat sitoplasma. Di dalam sitoplasma ini terdapat
berbagai organel seperti plastida, kloroplas, nukleus, vakuola kontraktil, dan vakuola nonkontraktil.

Euglena dapat hidup secara autotrop maupun secara heterotrop. Pada saat sinar matahari
mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, Euglena mengambil zat
organik yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi melalui membran
sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam sitoplasma.

Ciri-Ciri Euglena

Euglena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) berwarna hijau karena mengandung klorofil,

2) sel berbentuk oval memanjang,

3) di salah satu ujungnya terdapat mulut sel,

4) dari mulutnya muncul satu flagela (cambuk) yang berfungsi sebagai alat gerak, dan

5) mempunyai bintik mata yang terletak di dekat mulut sel yang berfungsi untuk membedakan antara gelap
dan terang.
Plasmodium

Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang disebabkan oleh genus ini dikenal sebagai
malaria. Parasit ini sentiasa mempunyai dua inang dalam siklus hidupnya: vektor nyamuk dan inang vertebra.
Sekurang-kurangnya sepuluh spesies menjangkiti manusia. Spesies lain menjangkiti hewan lain, termasuk
burung, reptilia dan hewan pengerat.
Taksonomi dan inang
Genus Plasmodium dinamakan pada tahun 1885 oleh Marchiafava dan Celli dan terdapat lebih dari 175 spesies
yang diketahui berada dalam genus ini. Genus ini pada tahun 2006 perlu dirombak kembali karena terbukti
parasit lain yang tergolong dalam genus Haemocystis dan Hepatocystis kelihatan terkait rapat dengan genus
ini. Kemungkinan spesies lain seperti Haemoproteus meleagridis akan dimasukkan ke dalam genus ini setelah
diperbaharui kembali.
Jenis inang pada urutan mamalia tidak seragam. Sekurang-kurangnya 25 spesies menjangkiti primata; hewan
pengerat di luar kawasan tropis Afrika jarang dijangkiti; beberapa spesies diketahui menjangkiti kelelawar,
landak dan tupai; karnivora, pemakan serangga dan marsupial tidak pernah diketahui bertindak sebagai inang.
Siklus hidup[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 1898 Ronald Ross membuktikan keberadaan Plasmodium pada dinding perut tengah dan kelenjar
liur nyamuk Culex. Atas penemuan ini ia memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1902, meskipun
sebenarnya penghargaan itu perlu diberikan kepada profesor Italia Giovanni Battista Grassi, yang membuktikan
bahwa mamalia manusia hanya bisa disebarkan oleh nyamuk Anopheles.

Siklus hidup Plasmodium. Sporozoit dari liur nyamuk betina yang mengigit disebarkan ke darah atau sistem
limfa penerima[1]. Penting disadari bahwa bagi sebagian spesies vektornya mungkin bukan nyamuk.

Nyamuk dalam genus Culex, Anopheles, Culiceta, Mansonia dan Aedes mungkin bertindak sebagai vektor.
Vektor yang diketahui kini bagi malaria manusia (>100 spesies) semuanya tergolong dalam genus Anopheles.
Malaria burung biasanya dibawa oleh spesies genus Culex. Siklus hidup Plasmodium diketahui oleh Ross yang
menyelidiki spesies dari genus Culex.

Sporozoit berpindah ke hati dan menembus hepatosit. Tahap dorman bagi sporozoit Plasmodium dalam hati
dikenal sebagai hipnozoit. Dari hepatosit, parasit berkembang biak menjadi ribuan merozoit, yang kemudian
menyerang sel darah merah.

Di sini parasit membesar dari bentuk cincin ke bentuk trofozoit dewasa. Pada tahap skizon, parasit membelah
beberapa kali untuk membentuk merozoit baru, yang meninggalkan sel darah merah dan bergerak melalui
saluran darah untuk menembus sel darah merah baru. Kebanyakan merozoit mengulangi siklus ini secara terus-
menerus, tetapi sebagian merozoit berubah menjadi bentuk jantan atau betina (gametosit) (juga dalam darah),
yang kemudiannya diambil oleh nyamuk betina.

Dalam perut tengah nyamuk, gametosit membentuk gamet dan menyuburkan satu sama lain, membentuk
zigot motil yang dikenal sebagai ookinet. Ookinet menembus dan lepas dari perut tengah, kemudian
membenamkan diri pada membran perut luar. Di sini mereka terbelah berkali-kali untuk menghasilkan
sejumlah besar sporozoit halus memanjang. Sporozoit ini berpindah ke kelenjar liur nyamuk, di mana ia dicucuk
masuk ke dalam darah inang kedua yang digigit nyamuk. Sporozoit bergerak ke hati di mana mereka
mengulangi siklus ini.
Dictyostelium Discoideum

Protista menyerupai jamur

Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan cara reproduksinya berbeda.
Reproduksi jamur mirip fungi, tetapi gerakan pada fase vegetatifnya mirip amoeba. Meskipun tidak berklorofil,
struktur membran jamur ini mirip ganggang Protista karena dalam stadium muda atau dewasa mampu
bergerak aktif seperti hewan.

Klasifikasi Protista menyerupai jamur

Adapun klasifikasinya dibagi menjadi 3, yaitu:

Acrasiomycota
Myxomycota
Chytridiomycota
Oomycota
Acrasiomycota, dengan cirri-ciri sebagai berikut :
– Dalam keadaan lingkungan normal , tubuh berupa miksamuba uninukleat (berinti satu), dan dapat
membentuk pseudoplasmodium multinukleat (berinti banyak) dapat membentuk sporangia bertangkai yang
berisi spora,

– Umumnya terrestrial

– Merupakan sel tunggal yang bebas. Sel berkumpul membentuk suatu masa multiseluler tunggal. Masa sel
berbentuk siput, bergerak atau bermigrasi menuju lokasi yang cacah. Ketika berhenti bergerak, siput mengatur
untuk membentuk tangkai (stalk) dengan kotak spora diujung (dipuncak).

– Reproduksi dengan membentuk spora, pada saat kotak spora matang, kotak spora melepaskan spora ke
udara. Spora tersebut terdiri dari sel yang haploid.

Contoh : Dictyostelium sp, Discoideum sp

Anda mungkin juga menyukai