Allah Ta'ala menjelaskan dalam Al-Qur'an, bahwa Dia telah menjadikan bulan
Muharram sebagai salah satu dari empat bulan yang disucikan.
LENGKAPILAH PUASA ‘ASYURA DENGAN PUASA TASU’A
Rasulullah SAW menganjurkan kepada yang melaksanakan puasa ‘Asyura, untuk
melengkapi dengan puasa Tasu’a sehari sebelumnya. Puasa pada tanggal 9
Muharram ini disyariatkan untuk menyelisihi syariat puasa Yahudi dan Nasrani.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata, “Ketika Rasulullah SAW
berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa
pada hari itu, mereka berkomentar, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari
‘Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.’
Rasulullah SAW pun menjawab, ‘Kalau begitu, pada tahun depan insya Allah
kita berpuasa pada hari kesembilan’. Dan belum tiba tahun yang akan datang,
namun Nabi SAW sudah wafat” (HR. Muslim no. 1916).
Imam Asy-Syafi’i dan para sahabatnya, Ahmad, Ishaq dan selainnya berkata:
“Disunnahkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh secara keseluruhan,
karena Nabi SAW telah berpuasa pada hari kesepuluh dan berniat puasa pada hari
kesembilan.”